Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia usaha yang kompleks membuat kemajuan dibidang ekonomi diiringi
dengan munculnya kecurangan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Hal tersebut menuntut
para auditor khususnya harus dapat memahami kecurangan tersebut. Kecurangan tersebut
merupakan perbuatan melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu
oleh orang- orang baik didalam maupun diluar organisasi dengan menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan keuntungan dan secara langsung maupun tidak langsung merugikan pihak
lain. Seorang auditor dalam menilai suatu kecurangan tergantung pada pengetahuan dan
pengalaman. Pengalaman memiliki faktor penting dalam penilaian kecurangan, dalam hal ini
adalah kualitas auditnya.

Kualitas audit yang baik tidak menjamin dapat melindungi auditor dari kewajiban hukum yang
merupakan konsekuensi dari kegagalan audit. Pengalaman dalam hal ini ialah auditor yang sudah
lama mengusut kasus kecurangan dan tahu akan tindakan- tindakan yang akan
dilakukan. Kualitas audit menjadi isu penting bagi profesi akuntan. Agar dapat memenuhi
kualitas audit yang baik, maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus
berpedoman pada kode etik akuntan, standar profesi, dan standar akuntansi keuangan yang
berlaku.

Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri memberikan
dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Seperti halnya kasus
Enron dan Kantor Akuntan Publik Andersen yang kami kutip dari sebuah blog yang diposkan
oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:07. Kasus Enron di Amerika yang dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan Amerika telah menimbulkan gejolak baru bagi profesi akuntan baik
diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Dampak dari kasus ini adaiah runtuhnya big firm akuntan
dunia Arthur Andersen, setelah dinyatakan bersalah oleh pengadilan negara bagian Houston
Texas karena keterlibatannya dalam kasus Enron dengan melakukan mark up keuangan (Auditor,
2002).

Hasil pekerjaan auditor dipengarugi Akuntabilitas auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit.
Akuntabilitas merupakan hal penting yang harus dimiliki auditor. Setiap auditor harus
mempertahankan integritas dan obyekivitas dalam melaksanakan tugasnya dengan jujur, tegas,
sehingga dapat bertindak independen tanpa tekanan atau permintaan pihak tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah membedakan perilaku etis dengan tidak etis dalam konteks pribadi dan
prefesional ?
2. Bagaimanakah menyelesaikan dilema etika dengan menggunakan kerangka kerja etis ?
3. Bagaimanakah pentingnya perilaku etis bagi profesi akuntansi ?
4. Apakah tujuan dan isi kode perilaku professional AICPA ?
5. Bagaimanakah Sarbanes-Oxley Act dan persyaratan independensi lainnya dari PCAOB
dan SEC serta factor-faktor tambahan mempengaruhi independensi auditor ?
6. Bagaimanakah penerapan peraturan dan interpretasi atas independasi dari AICPA serta
menjelaskan arti pentingnya ?
7. Apa pelanggaran etika profesi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat membedakan perilaku etis dengan tidak etis dalam konteks pribadi dan
prefesional
2. Dapat menyelesaikan dilemma etika dengan menggunakan kerangka kerja etis
3. Menjelaskan pentingnya perilaku etis bagi profesi akuntansi
4. Menguraikan tujuan dan isi kode perilaku professional AICPA
5. Memahami Sarbanes-Oxley Act dan persyaratan independensi lainnya dari PCAOB dan
SEC serta factor-faktor tambahan mempengaruhi independensi auditor
6. Menerapkan penerapan peraturan dan interpretasi atas independasi dari AICPA serta
menjelaskan arti pentingnya
7. Memahami pelanggaran lain etika profesi

1.4 Manfaat Penulisan


Kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat yang dapat
diimplementasikan yang diantaranya :
1. Manfaat Akademisi
Sebagai referensi dan bahan informasi tambahan atau masukan sekaligus
sebagai media pembelajaran bagi pembaca khususnya mahasiswa Universitas
Dharma Andalas Jurusan Akuntansi.

2. Manfaat Praktis
Bagi pihak internal (profesi akuntan publik) bisa dijadikan salah satu sumber
bacaan yang dapat dipertimbangkan untuk megetahui perkembangan yang
terjadi saat ini di dunia profesi akuntan publik, dan bagi pihak eksternal (umum)
sebagai gambaran untuk bisa mengenali karakteristik dan cara beretika yang
seharusnya dimiliki oleh seorang auditor.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku Etis Dengan Tidak Etis Dalam Konteks Pribadi Dan Profesional

Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral. Etika
secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan tentang
batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal untuk
dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu.
Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar berfungsi secara teratur. Kita dapat
berugumentasi bahwa etika perekat yang dapat mengikat anggota masyarakat. Bayangkan,
misalnya apa akan terjadi jika tidak memilki kepercayaan akan kejujuran dari orang-orang yang
berinteraksi dengan kita.
LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
1. Menentukan fakta-fakta
2. Mengidentifikasi para pemegang kepentingan dan mempertimbangkan situasi-situasi dari sudut
pandang mereka
3. Mempertimbangkan alternatif-alternatif yang tersedia juga disebut dengan “imajinasi moral”
4. Mempertimbangkan bagaimana sebuah keputusan dapat memengaruhi para pemegang
kepentingan, membandingkan dan mempertimbangkan alternatif-alternatif berdasarkan:
 Konsekuensi-konsekuensi
 Kewajiban-kewajiban, hak-hak, prinsip-prinsip
 Dampak bagi integritas dan karakter pribadi
5. Membuat sebuah keputusan
6. Memantau hasil
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab secara etis
adalah menentukan fakta-fakta dalam situasi tersebut, membedakan fakta-fakta dari opini belaka,
adalah hal yang sangat penting. Perbedaan persepsi dalam bagaimana seseorang mengalami dan
memahami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan etis. Sebuah penilaian etis yang dibuat
berdasarkan penentuan yang cermat atas fakta-fakta yang ada merupakan sebuah penilaian etis
yang lebih masuk akal daripada penilaian yang dibuat tanpa fakta. Seseorang yang bertindak
sesuai dengan pertimbangan yang cermat akan fakta telah bertindak dalam cara yang lebih
bertanggung jawab secara etis daripada orang yang bertindak tanpa pertimbangan yang
mendalam.
Langkah kedua dalam pengambilan keputusan yang etis yang bertanggung jawab
mensyaratkan kemampuan untuk mengenali sebuah keputusan atau permasalahn sebagai sebuah
keputusan etis atau permasalahan etis.
Langkah ketiga melibatkan satu dari elemen vitalnya. Kita diminta untuk
mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua pihak yang dipengaruhi oleh sebuah keputusan,
orang-orang ini biasa disebut dengan para pemangku kepentingan (stakeholder).
Langkah selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan adalah membandingkan dan
mempertimbangkan alternatif-alternatif, membuat suatu spreadsheet mental yang mengevaluasi
setiap dampak tiap alternatif yang telah dipikirkan terhadap masing-masing pemegang
kepentingan yang telah identifikasi. Salah satu cara yang paling mudah adalah menempatkan diri
terhadap posisi orang lain. Sebuah elemen penting dalam evaluasi ini adalah pertimbangan cara
untuk mengurangi, meminimalisasi atau mengganti kensekuensi kerugian yang mungkin terjadi
atau meningkatkan dan memajukan konsekuensi-konsekuensi yang mendatangkan manfaat.
Selain itu juga perlu mempertimbangkan kewajiban, hak-hak dan prinsip-prinsip, serta dampak
bagi integritas dan karakter pribadi.
Langkah kelima adalah pengambilan keputusan yang diakhiri dengan evaluasi yang
merupakan langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan sebagai sarana untuk menilai
apakah keputusan kita sudah berdampaka baik atau malah tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
Perilaku tidak etis adalah tindakan yang berbeda dengan apa yang mereka anggap tepat
dilakukan dalam situasi tertentu. Ada 2 alasan mengapa orang bertindak etis : standar etika
seseorang berbeda dengan standar yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan, atau orang itu
memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri.

2.2 Dilema Etika

Dilema etika adalah Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat
keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya.Terdapat dua faktor utama
yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis, yakni:
1. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Misalnya,
seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara (bandara). Dia mengambil
isinya dan membuang dompet tersebut di tempat terbuka. Pada kesempatan berikutnya,
pada saat bertemu dengan keluarga dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan
bangga bercerita bahwa dia telah menemukan dompet dan mengambil isinya.
2. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri sendiri.
Misalnya, seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandara.
Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat tersembunyi dan
merahasiakan kejadian tersebut.
Pemecahan Dilema Etika
Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk memecahkan
dilema etika:
1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Identifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada
3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema etika
4. Identifikasi alternatif-alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan dilema etika
5. Identifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif
6. Tetapkan tindakan yang tepat.

2.3 Kebutuhan Khusus Akan Perilaku Etis Dalam Profesi

Perlunya Etika Profesional bagi Organisasi Profesi :


 Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan
dari masyarakat yang dilayaninya.
 Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi
jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan
pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.

2.4 Tujuan Dan Isi Kode Etik Profesi AICPA


a. Kode Etik Profesi AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)
Standar umum perilaku yang ideal dan menjadi khusus tentang perilaku yang harus
dilakukan terdiri dari empat bagian yaitu :
 Prinsip etika profesi
 Peraturan etika
 Interpretasi atas peraturan etika
 Kaidah etika

b. Kode Etik Akuntan Indonesia


Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA
yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang diikuti
dengan tanya jawab dalam kaitannya dengan interpretasi aturan etika.Prinsip etika
akuntan atau kode etik akuntan meliputi delapan butir. Delapan butir tersebut
terdeskripsikan sebagai berikut :
1) Tanggung jawab profesi
Bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.
2) Kepentingan publik
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut
dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin.
4) Obyektifitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI
harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
5) Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-
hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat
dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi,
dan teknik yang paling mutakhir.
6) Kerahasiaan
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7) Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya.
8) Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi
standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektifitas.
Prinsip- Prinsip Etika
 Responsibilities
Exercise sensitive and professional moral judgment.
 The public interest
Serve the public interest ,honor the public trust,and demonstrate commitment to
the profession.
 Integrity
Perform professional responsibilities with the highest sense of integrity.
 Objectivity and independence
Be independent in fact and apprearance in providing auditing and other attestation
services.
 Due care
Observe technical and ethical standards,improve competence,and perform to the
best your ability.
 Scope and nature of services
Follow code of professional conduct in determining scope and nature of services.

2.5 Independensi,Integritas,Dan Objektivitas


- Independensi
Dalam menjalankan tugasnya,anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap
mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur
dalam standar professional akuntan public yang di tetapkan oleh IAI. Sikap
mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact)
maupun dalam penampilan (in appearance).
- Integritas dan objectivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan
objectivitas,harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak
boleh membiarkan factor salah saji material (material misstament) yang di
ketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada
pihak lain.
2.6 Peraturan Perilaku Dan Intepretasi Independensi
1) Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini :
 Kompetensi professional
Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa professional yang secara
layak (reasonable) di harapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi
professional.
 Kecermatan dan keseksamaan professional
Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa professional dengan kecermatan
dan keseksamaan professional.
 Perencanaan dan supervise
Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap
pelaksanaan pemberian jasa professional.
 Data relevan yang memadai
Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi
untuk menjadi dasar layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan dengan
pelaksanaan jasa professional.
Kepatuhan Terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing,atesti,review
,kompilasi,konsultasi manajemen,perpajakan,atau jasa professional lainnya wajib
mematuhi standar yang di keluarkan oleh badan pengatur standar yang di tetapkan oleh
IAI.

2) Tanggung Jawab kepada klien:


Informasi Klien yang rahasia; tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia tanpa persetujuan dari klien.
Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
a. Ketentuan peraturan yang berlaku (aturan etika, kaputuhan standar dan
PABU)
Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi
peraturan perundangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan
pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan
peraturan yang berlaku.
b. Review mutu
Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka penegakan disiplin anggota.
4) Tanggung Jawab Pada Rekan Seprofesi
 Wajib memelihara citra profesi ( tidak merusak reputasi rekan seprofesi)
 Komunikasi antar Akuntan Publik
 Wajib berkomunikasi secara tertulis kepada AP terdahulu jika akan
melakukan perikatan (engagement)
 Wajib menanggapi secara tertulis.
 Perikatan Atestasi
Reaudit tidak diperkenankan, kecuali untuk memenuhi peraturan perundangan
5) Tanggung Jawab dan Praktik Lain
 Perbuatan dan Perkataan yang mendiskreditkan
Perbuatan dan Perkataan yang mencemarkan profesi
 Iklan, promosi dan Pemasaran Lainnya
Diperbolehkan sepanjang tidak merendahkan citra profesi
 Komisi dan Fee Referal (Rujuk)
Komisi; Diperbolehkan, sepanjang tidak merendahkan citra professional Fee
referal; Hanya sesama profesi
 Bentuk Organisasi dan KAP
Sesuai aturan, tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi

2.7 Pelanggaran Etika Profesi


 Pelanggaran Publikasi (penawaran jasa tanpa permintaan, iklan surat
kabar,pengedaran bulletin kantor akuntan)
 Pelanggaran obyektifitas opini (mengecilkan penghasilan, memperbesar biaya
suatu laporan keuangan)
 Pelanggaran independensi seorang internal auditor holding, mempunyai KAP
yang memeriksa perusahaan anak holding tersebut.
 Pelanggaran hubungan administratif dengan teman seprofesi, Kasus menerima
klien yang ditolak KAP lain berlatar belakang perang tarif
 Perubahan opini akuntan tanpa pendukung kuat; WTP tanpa kertas kerja
memadai
2.8 Contoh Pelanggaran Etika Profesi Akuntan Publik

Berikut kami mengambil contoh pelanggaran kode etik profesi akuntan publik yang
cukup menyedot perhatian masyarakat dunia yang melibatkan salah satu perusahaan
jasa konsultan tebesar di Amerika Serikat yang masuk dalam kategori KAP Big
Five pada tahun 2002.

Kasus KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan kebangkrutannya
ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang
perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba yang
ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum kebangkrutan Enron terungkap,
KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai klien perusahaan, dengan
memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan
Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode pelaporan
keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar
$ 393 juta, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $
644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang didirikan oleh Enron.

Kesimpulan Contoh Kasus Diatas


Bila dilihat dari contoh kasus yang terjadi pada KAP Andersen dan Enron adalah
sebuah pelanggaran etika profesi akuntansi dan prinsip etika profesi, yang sudah
menyalahi aturan dan norma-norma profesi akuntan publik.
1. Berupa pelanggaran tanggung jawab profesi yang salah satunya adalah memelihara
kepercayaan masyarakat terhadap jasa profesional seorang akuntan publik.
2. Pelanggaran prinsip kedua yaitu kepentingan publik, pada kasus KAP Andersen dan
Enron tersebut kurang dipegang teguhnya kepercayaan yang diberikan masyarakat,
dan tanggung jawab yang semata-mata hanya untuk kepentingan kliennya dan tidak
menitikberatkan pada kepentingan public. Jadi seharusnya KAP Andersen dalam
melakukan tugasnya sebagai akuntan harus melakukan tindakan berdasarkan etika
profesi akuntansi dan prinsip etika profesi.
3. Secara global terdapat dua alasan utama kenapa orang bertidak tidak beretika.
a. Standar seseorang berdeda dari masyarakat secara keseluruhan
b. Seseorang memutuskan untuk bertindak semaunya.
Dalam berbagai situasi kedua alasan tersebut bisa terjadi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari laporan makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa apapun
profesi yang dijalani tidak lepas dari adanya aturan dan etika yang berlaku baik di
profesi yang bersangkutan maupun secara garis besar (umum). Menyangkut dengan
etika profesi yang kami diskusikan diatas, bahwasannya seorang akuntan publik harus
benar-benar memahami standar akuntan publik dan mematuhi kode etik yang sudah
diatur bedasarkan keputusan yang di ambil bersama oleh Institut Akunta Publik
Indonesia (IAPI). Karena seperti yang kita ketahui setiap pelanggaran kode etik yang
dilakukan khususnya untuk profesi akuntan publik terdapat sanksi-sanksi yang dapat
menjeratnya baik secara perdana maupun perdata sesuai dengan peraturan hukum
yang ada di Indonesia.

3.2 Saran
Dikutip dari kesimpulan diatas, maka saran kami adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pekerja profesional yang berprofesi sebagai akuntan publik baik yang sudah
berpengalaman atau lebih khususnya lagi bagi baru akan menggeluti bidang tersebut
hendaknya untuk menpersiapkan dan mempelajari segala sesuatunya yang
berhubungan dengan aturan-aturan dan etika profesi akuntan publik dengan seksama.
2. Terlepas dari judul diatas, kita sebagai mahluk individu dan sosial tentunya kita harus
selau menjaga sikap, etika dan mematuhi norma-norma yang ada didalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://joshpriyatna.blogspot.com/2017/01/contoh-makalah-etika-profesi-
akuntan_22.html
2. https://www.academia.edu/24460462/MAKALAH_PEMERIKSAAN_AKU
NTANSI_I_KODE_ETIK_PROFESI_AKUNTAN_PUBLIK
3.

Anda mungkin juga menyukai