Etika (ethics) secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau
moral. Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur.
Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting, sehingga banyak nilai etika umum
yang dimasukkan ke dalam undang-undang. Contoh serangkaian prinsip yang telah
ditentukan dapat dilihat dalam prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Josephson Institute of
Ethics, sebuah organisasi nirlaba bagi pengembangan kualitas etika masyarakat. Berikut ini
adalah enam nilai etis mengenai perilaku etis menurut Josephson Institute:
Kepentingan Keuangan
Interpretasi Peraturan 101 melarang anggota yang terlibat untuk memiliki saham atau
investasi langsung lainnya dalam klien audit karena hal itu berpotensi merusak independensi
audit aktual (independensi dalam fakta), dan pasti akan mempengaruhi persepsi pemakai atas
independensi auditor (independensi dalam penampilan). Ada tiga perbedaan penting dalam
peraturan itu manakala berkaitan dengan independensi dan kepemilikan saham.
Peraturan 101 berlaku untuk anggota yang terlibat yang dapat mempengaruhi
penugasan atestasi. Anggota yang tercakup meliputi yang berikut ini :
a. Orang-orang dalam tim penugasan atestasi
b. Orang-orang yang dapat mempengaruhi penugasan atestasi, seperti ornag yang mengawasi
atau mengevaluasi partner penugasan
c. Partner atau manajer yang memberikan jasa non atestasi kepada klien
d. Partner di kantor partner yang bertanggung jawab atas penugasan atestasi
e. Kantor akuntan dan program tunjangan karyawannya
f. Entitas yang dapat dikendalikan oleh setiap anggota yang terlibat tersebut di atas atau oleh
dua orang atau lebih anggota yang terlibat atau entitas yang beroperasi bersama.
Kepentingan Keuangan Langsung Vs. Tidak Langsung. Kepemilikan lembar
saham atau ekuitas lainnya oleh para anggota atau keluarga dekatnya dikenal dengan
kepentingan keuangan langsung. Sedangkan kepentingan keuangan tidak langsung muncul
katika terdapat hubungan kepemilikan yang dekat, tetapi bukan hubungan langsung, antara
auditor dengan kliennya.
Material atau Tidak Material. Materialitas mempengaruhi apakah kepemilikan
saham merupakan suatu pelanggaran atas Peraturan 101 hanya untuk kepentingan tidak
langsung. Materialitas harus dilihat dalam hubungannya dengan kesejahteraan dan
pendapatan seorang anggota.
Masalah Kepentingan Keuangan yang Berkaitan
Beberapa interpretasi atas Peraturan 101 berkaitan dengan aspek-aspek khusus dari
hubungan keuangan antara karyawan KAP dan kliennya.
Mantan Praktisi. Pelanggaran oleh kantor akuntan terjadi jika mantan partner tetap
menjadi asosiasi kantor itu atau ambil bagian dalam berbagai aktivitas yang menyebabkan
pihak lain percaya bahwa ia masih aktif dalam kantor akuntan tersebut.
Prosedur Pemberian Pinjaman yang Normal. Umumnya tidak diperkenankan
adanya perjanjian kredit antara KAP atau para karyawannya dengan klien audit karena hal itu
merupakan hubungan keuangan. Namun, terdapat pengecualian atas peraturan tersebut
termasuk kredit mobil, kredit yang sepenuhnya dijamin dengan simpanan tunai pada lembaga
keuangan tersebut, serta saldo kartu kredit yang nilai totalnya tidak melebihi $10.000.
Interpretasi 101-8 membahas situasi dimana klien merupakan investor atau investor
untuk non klien, di mana akuntan publik memiliki kepentingan kepemilikan.
1. Klien sebagai investor. Jika investasi klien dalam non klien berjumlah material, maka
investasi langsung atau tidak langsung yang material oleh akuntan publik dalam investee non
klien akan mengganggu independensi. Jika investasi klien tidak material, independensi hanya
akan terganggu bila investasi akuntan publik itu material.
2. Klien sebagai investee. Jika investasi dalam klien berjumlah material bagi investor non klien,
maka investasi langsung atau tidak langsung yang material oleh akuntan publik pada non
klien akan mengganggu independensi. Jika investasi non klien dalam klien tidak material,
independensi tidak akan terganggu kecuali jika investasi akuntan publik dalam non klien
memungkinkan akuntan publik itu mempengaruhi non klien.
Jika seorang akuntan publik adalah anggota dari dewan direksi atau pejabat
perusahaan klien, maka kemampuannya untuk melakukan evaluasi yang independen atas
kewajaran penyajian laporan keuangan akan terpengaruh.
1. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan.
2. Akuntan publik tidak boleh berperan sebagai karyawan atau manajemen yang
mengoperasikan perusahaan.
3. Akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan yang disusun dari
pembukuan dan catatan yang telah disiapkan sepenuhnya atau sebagian oleh akuntan publik,
harus sesuai dengan GAAS.
Peraturan independensi AICPA mensyaratkan para anggotanya untuk mematuhi
peraturan independensi yang lebih restriktif dari lembaga pengatur lain, seperti SEC.
Akibatnya, KAP tidak diperkenankan untuk menyediakan jasa pembukuan kepada klien audit
perusahaan publik menurut peraturan SEC maupun AICPA tentang independensi.
KAP menawarkan banyak jasa lainnya untuk membantu klien yang secara potensial
dapat mengganggu independensi. Aktivitas semacam itu dapat diizinkan sepanjang
anggotanya tidak menjalankan fungsi manajemen atau membuat keputusan manajemen.
KAP harus menilai kesediaan dan kemampuan klien untuk melaksanakan semua
fungsi manajemen yang berkaitan dengan penugasan serta harus mendokumentasikan
pemahaman tersebut dengan klien. Pemahaman itu harus meliputi uraian tentang jasa, tujuan
penugasan, setiap pembatasan pada penugasan, para anggota yang bertanggung jawab, dan
perjanjian dengan klien untuk menerima tanggung jawabnya.