0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dilema etika yang dihadapi oleh akuntan profesional dalam menjalankan tugasnya, terutama ketika ada benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik. Dilema etika ini dapat muncul karena tekanan dari berbagai pihak seperti klien, atasan, atau lingkungan kerja. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa pendekatan untuk menghindari dilemma etika, seperti mempertimb
Dokumen tersebut membahas tentang dilema etika yang dihadapi oleh akuntan profesional dalam menjalankan tugasnya, terutama ketika ada benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik. Dilema etika ini dapat muncul karena tekanan dari berbagai pihak seperti klien, atasan, atau lingkungan kerja. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa pendekatan untuk menghindari dilemma etika, seperti mempertimb
Dokumen tersebut membahas tentang dilema etika yang dihadapi oleh akuntan profesional dalam menjalankan tugasnya, terutama ketika ada benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik. Dilema etika ini dapat muncul karena tekanan dari berbagai pihak seperti klien, atasan, atau lingkungan kerja. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa pendekatan untuk menghindari dilemma etika, seperti mempertimb
Dosen Pengajar : Dr. Hj. Relasari, S.E., M.Si., Ak., CA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2022 Profesi akuntan merupakan suatu profesi yang unik, dimana profesi ini memiliki peran dan tanggungjawab yang vital, beberapa diantaranya adalah berperan dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dalam tugas tersebut, akuntan dihadapi oleh berbagai macam dilema. Pada kondisi tersebut, auditor memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam menjalankan tugas keseharian dan ketelitian, sehingga disaat itulah dibutuhkan faktor personal, lingkungan dan guidance tertentu sehingga tercipta kenyamanan kondisi psikologis auditor dalam mengambil keputusan sesuai prosedur dan etika tertentu. Etika yang dimaksud disini adalah nilai-nilai kejujuran, keadilan, kewajiban, moralitas, mematuhi janji dan integritas. Dilema etis terjadi ketika adanya benturan kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain. Dilema etis sering dihadapi oleh berbagai profesi termasuk akuntan. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengakibatkan kredibilitas seorang akuntan hilang. Kurangnya kesadaran para akuntan publik atau dalam hal ini auditor untuk memaknai kembali etika profesi dan menjadi garda terdepan untuk melindungi kepentingan publik menyebabkan munculnya banyak kasus kejahatan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar belakangan ini. Dimulai dari kasus Enron pada tahun 2002 di mana akuntan perusahaan dibantu dengan akuntan publik memanipulasi laporan keuangannya sehingga investor-investor yang berinvestasi di perusahaan tersebut tertipu dan mengalami kerugian. Dampak dari hal ini sungguh luar biasa antara lain memicu jatuhnya pasar keuangan global, menurunnya kepercayaan terhadap profesi akuntan publik dan kredibilitas pasar modal, hingga terbitnya undang-undang SOX untuk melindungi investor pasar modal. Efek dari hal tersebut tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja, tetapi ekonomi dunia juga mengalami guncangan akibat efek domino keuangan AS karena ekonomi global yang terkoneksi satu sama lain. Dalam menghadapi kondisi dilema etis, individu akan mempertimbangkan banyak hal untuk mencoba mengambil sebuah keputusan yang etis. Hal ini juga tergantung pada karakteristik individu tersebut, apakah termasuk dalam kategori egoism,utilitarian atau deontology. Tekanan sosial mampu mendorong seorang auditor melakukan tindakan etis atau tidak meskipun para pelaku profesi memiliki tanggungjawab dan etika terhadap profesinya masing-masing. Dalam hal ini tekanan sosial tersebut mampu mempengaruhi auditor untuk menandatangani laporan keuangan yang mengalami salah saji yang material. Hal semacam ini akan menimbulkan dilema etika yang menyangkut integritas, independensi dan imbalansi ekonomis disisi lainnya. Dilema etika ini akan mempengaruhi keputusan pengambilan auditor menjadi etis atau tidak. Auditor internal sering menghadapi konflik audit yang mengarah pada situasi yang dilematis dalam tugasnya. Seperti halnya lain kepatuhan terhadap pimpinan tempat ia bekerja dan auditor internal juga menghadapi tuntutan publik agar mampu memberikan laporan yang akuntabel, jujur dan sesuai dengan etika profesi. Di saat itulah timbul konflik audit yang berkembang menjadi dilema etis, yang mana auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi diimbangi dengan tekanan disisi lainnya. Konflik audit yang menjadi dilemma etis adalah ketika auditor internal dihadapkan pada pilihan-pilihan etis dan tidak etis yang tentunya akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh auditor. Untuk menghindari dilemma etika ini ada beberapa pendekatan yang digunakan sebagai pegangan untuk memecahkan dilemma yang meliputi (1) dapatkan fakta-fakta yang relevan (2) Identifikasikan isu-isu etika dari fakta-falta yang ada (3) Tentukan siapasiapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilemma (4) Identifikasikan alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan dilema (5) Identifikasikan konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternative (6) Putuskan tindakan yang tepat. Pada pendekatan terakhir ini, yang merupakan pengambilan keputusan adalah tahapan proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebelum keputusan tersebut ditetapkan diperlukan pertimbangan yang menyeluruh tentang kemungkinan konsekuensi yang bisa timbul sebab mungkin saja keputusan yang diambil hanya memuaskan satu atau beberapa kelompok saja. Komitmen profesi yang tinggi mendorong auditor ke perilaku yang sesuai dengan kepentingan publik dan menjauh dari perilaku yang membahayakan profesi. Komitmen profesi yang tinggi akan mengarahkan perilaku selaras dengan kepentingan publik dan tidak merusak profesionalisme, begitupula sebaliknya, komitmen professional rendah akan menimbulkan perilaku disfungsional (mengutamakan kepentingan klien). Menghasilkan keputusan etis dan bertanggungjawab adalah satu indikasi profesionalitasnya seseorang dalam bekerja. Rentannya auditor terhadap tekanan yang ada dapat mempengaruhi pertimbangan professional atas dilema etika, misalnya tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat dalam kantor akuntan publik akan menimbulkan situasi konflik etik. Auditor berada pada situasi konflik etikal karena kolega harus mengevaluasi konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang yang potensial atas tindakan mereka. Selain itu sering terjadi menunjukkan bahwa auditor pemula yang menerima perintah untuk melakukan perilaku yang menyimpang dari manajer audit maupun partner audit memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pelanggaran norma atau standar professional, bila dibandingkan auditor pemula yang mengambil judgment tanpa adanya tekanan dari atasan. Pengaruh tekanan atasan pada konsekuensi tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme dan hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial. Hal tersebut mempertimbangkan tekanan atasan untuk melakukan perilaku yang menyimpang karena adanya kemungkinan perubahan dalam perspektif etis sejalan dengan perubahan ranking peran dalam organisasi. Ada kecenderungan perubahan fokus dari yang sempit (praktis dan kualitas audit) menjadi lebih luas dan menekankan pada profitabilitas organisasi, hal semacam ini akan berpengaruh pada kemampuan auditor dalam menjaga reputasi organisasi dalam hal independensi dan obyektivitas. Auditor merasakan adanya tekanan dalam menjalankan aktivitas profesional mereka yang bukan berasal dari klien audit dan ini yang paling sering dirasakan. Dilema etis tersebut dapat terjadi karena kantor akuntan publik juga harus mempertimbangkan hasil audit mereka terhadap kelangsungan hidup perusahaan klien dan seringkali situasi dilema etis terjadi karena banyak pihak yang mempunyai kepentingan yang secara langsung terpengaruh oleh keputusan yang diambil oleh auditor. Akuntan professional dalam menjalankan tugasnya memiliki pedoman pedoman yang mengikat seperti kode etik akuntan Indonesia. Sehingga dalam melaksanakan aktivitasnya, akuntan memiliki arah yang jelas dan dapat memberikan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan pihak-pihak lain yang menggunakan keputusan auditor. Akuntan harus mampu menghasilkan keputusan yang etis, dibutuhkan beberapa variabel terkait yang dapat mempengaruhi pemikiran dan idealism akuntan dalam bertindak beberapa diantaranya adalah moral yang menggiring pemikiran auditor dalam bertindak etis, karena mampu membedakan mana yang etis dan tidak etis, selanjutnya komitmen professional yang mengarahkan auditor agar memiliki kemampuan yang cukup, kompeten, memadai dan independen, orientasi etika yang lebih mengutamakan faktor etis dan kejujuran fair serta adil, adanya tekanan sosial dari pihak luar (dari lingkungan kerja, supervisor dan klien) dan juga faktor-faktor pribadi lainnya.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional