Anda di halaman 1dari 5

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

DILEMA ETIS AKUNTAN PROFESIONAL

Disusun oleh:
Elsah
01044822225003

Dosen Pengajar :
Dr. Hj. Relasari, S.E., M.Si., Ak., CA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
Profesi akuntan merupakan suatu profesi yang unik, dimana profesi ini
memiliki peran dan tanggungjawab yang vital, beberapa diantaranya adalah
berperan dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan sehingga mampu
menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dalam
tugas tersebut, akuntan dihadapi oleh berbagai macam dilema. Pada kondisi
tersebut, auditor memerlukan konsentrasi yang tinggi dalam menjalankan tugas
keseharian dan ketelitian, sehingga disaat itulah dibutuhkan faktor personal,
lingkungan dan guidance tertentu sehingga tercipta kenyamanan kondisi
psikologis auditor dalam mengambil keputusan sesuai prosedur dan etika tertentu.
Etika yang dimaksud disini adalah nilai-nilai kejujuran, keadilan, kewajiban,
moralitas, mematuhi janji dan integritas.
Dilema etis terjadi ketika adanya benturan kepentingan antara kepentingan
pribadi dengan kepentingan orang lain. Dilema etis sering dihadapi oleh berbagai
profesi termasuk akuntan. Kesalahan dalam pengambilan keputusan
mengakibatkan kredibilitas seorang akuntan hilang. Kurangnya kesadaran para
akuntan publik atau dalam hal ini auditor untuk memaknai kembali etika profesi
dan menjadi garda terdepan untuk melindungi kepentingan publik menyebabkan
munculnya banyak kasus kejahatan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
besar belakangan ini. Dimulai dari kasus Enron pada tahun 2002 di mana akuntan
perusahaan dibantu dengan akuntan publik memanipulasi laporan keuangannya
sehingga investor-investor yang berinvestasi di perusahaan tersebut tertipu dan
mengalami kerugian.
Dampak dari hal ini sungguh luar biasa antara lain memicu jatuhnya pasar
keuangan global, menurunnya kepercayaan terhadap profesi akuntan publik dan
kredibilitas pasar modal, hingga terbitnya undang-undang SOX untuk melindungi
investor pasar modal. Efek dari hal tersebut tidak hanya terjadi di Amerika Serikat
saja, tetapi ekonomi dunia juga mengalami guncangan akibat efek domino
keuangan AS karena ekonomi global yang terkoneksi satu sama lain. Dalam
menghadapi kondisi dilema etis, individu akan mempertimbangkan banyak hal
untuk mencoba mengambil sebuah keputusan yang etis. Hal ini juga tergantung
pada karakteristik individu tersebut, apakah termasuk dalam kategori
egoism,utilitarian atau deontology.
Tekanan sosial mampu mendorong seorang auditor melakukan tindakan
etis atau tidak meskipun para pelaku profesi memiliki tanggungjawab dan etika
terhadap profesinya masing-masing. Dalam hal ini tekanan sosial tersebut mampu
mempengaruhi auditor untuk menandatangani laporan keuangan yang mengalami
salah saji yang material. Hal semacam ini akan menimbulkan dilema etika yang
menyangkut integritas, independensi dan imbalansi ekonomis disisi lainnya.
Dilema etika ini akan mempengaruhi keputusan pengambilan auditor menjadi etis
atau tidak.
Auditor internal sering menghadapi konflik audit yang mengarah pada
situasi yang dilematis dalam tugasnya. Seperti halnya lain kepatuhan terhadap
pimpinan tempat ia bekerja dan auditor internal juga menghadapi tuntutan publik
agar mampu memberikan laporan yang akuntabel, jujur dan sesuai dengan etika
profesi. Di saat itulah timbul konflik audit yang berkembang menjadi dilema etis,
yang mana auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan
independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi
diimbangi dengan tekanan disisi lainnya. Konflik audit yang menjadi dilemma etis
adalah ketika auditor internal dihadapkan pada pilihan-pilihan etis dan tidak etis
yang tentunya akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
auditor.
Untuk menghindari dilemma etika ini ada beberapa pendekatan yang
digunakan sebagai pegangan untuk memecahkan dilemma yang meliputi (1)
dapatkan fakta-fakta yang relevan (2) Identifikasikan isu-isu etika dari fakta-falta
yang ada (3) Tentukan siapasiapa dan bagaimana orang atau kelompok yang
dipengaruhi oleh dilemma (4) Identifikasikan alternatif yang tersedia bagi orang
yang memecahkan dilema (5) Identifikasikan konsekuensi yang mungkin timbul
dari setiap alternative (6) Putuskan tindakan yang tepat. Pada pendekatan terakhir
ini, yang merupakan pengambilan keputusan adalah tahapan proses memilih suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa sebelum keputusan tersebut
ditetapkan diperlukan pertimbangan yang menyeluruh tentang kemungkinan
konsekuensi yang bisa timbul sebab mungkin saja keputusan yang diambil hanya
memuaskan satu atau beberapa kelompok saja.
Komitmen profesi yang tinggi mendorong auditor ke perilaku yang sesuai
dengan kepentingan publik dan menjauh dari perilaku yang membahayakan
profesi. Komitmen profesi yang tinggi akan mengarahkan perilaku selaras dengan
kepentingan publik dan tidak merusak profesionalisme, begitupula sebaliknya,
komitmen professional rendah akan menimbulkan perilaku disfungsional
(mengutamakan kepentingan klien). Menghasilkan keputusan etis dan
bertanggungjawab adalah satu indikasi profesionalitasnya seseorang dalam
bekerja.
Rentannya auditor terhadap tekanan yang ada dapat mempengaruhi
pertimbangan professional atas dilema etika, misalnya tekanan pengaruh sosial
yang tidak tepat dalam kantor akuntan publik akan menimbulkan situasi konflik
etik. Auditor berada pada situasi konflik etikal karena kolega harus mengevaluasi
konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang yang potensial atas tindakan
mereka. Selain itu sering terjadi menunjukkan bahwa auditor pemula yang
menerima perintah untuk melakukan perilaku yang menyimpang dari manajer
audit maupun partner audit memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan
pelanggaran norma atau standar professional, bila dibandingkan auditor pemula
yang mengambil judgment tanpa adanya tekanan dari atasan.
Pengaruh tekanan atasan pada konsekuensi tuntutan hukum, hilangnya
profesionalisme dan hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial. Hal
tersebut mempertimbangkan tekanan atasan untuk melakukan perilaku yang
menyimpang karena adanya kemungkinan perubahan dalam perspektif etis sejalan
dengan perubahan ranking peran dalam organisasi. Ada kecenderungan perubahan
fokus dari yang sempit (praktis dan kualitas audit) menjadi lebih luas dan
menekankan pada profitabilitas organisasi, hal semacam ini akan berpengaruh
pada kemampuan auditor dalam menjaga reputasi organisasi dalam hal
independensi dan obyektivitas.
Auditor merasakan adanya tekanan dalam menjalankan aktivitas
profesional mereka yang bukan berasal dari klien audit dan ini yang paling sering
dirasakan. Dilema etis tersebut dapat terjadi karena kantor akuntan publik juga
harus mempertimbangkan hasil audit mereka terhadap kelangsungan hidup
perusahaan klien dan seringkali situasi dilema etis terjadi karena banyak pihak
yang mempunyai kepentingan yang secara langsung terpengaruh oleh keputusan
yang diambil oleh auditor. Akuntan professional dalam menjalankan tugasnya
memiliki pedoman pedoman yang mengikat seperti kode etik akuntan Indonesia.
Sehingga dalam melaksanakan aktivitasnya, akuntan memiliki arah yang jelas dan
dapat memberikan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat dan pihak-pihak lain yang menggunakan keputusan auditor.
Akuntan harus mampu menghasilkan keputusan yang etis, dibutuhkan
beberapa variabel terkait yang dapat mempengaruhi pemikiran dan idealism
akuntan dalam bertindak beberapa diantaranya adalah moral yang menggiring
pemikiran auditor dalam bertindak etis, karena mampu membedakan mana yang
etis dan tidak etis, selanjutnya komitmen professional yang mengarahkan auditor
agar memiliki kemampuan yang cukup, kompeten, memadai dan independen,
orientasi etika yang lebih mengutamakan faktor etis dan kejujuran fair serta adil,
adanya tekanan sosial dari pihak luar (dari lingkungan kerja, supervisor dan klien)
dan juga faktor-faktor pribadi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai