Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Ridho

Tugas : minggu – 1 (hal19-Modul)

Pertanyaan
1. Apa tujuan perusahaan?
2. Jelaskan tiga langkah dalam menentukan nilai perusahaan?
3. Bagaimana bisnis mencipatakan nilai?
4. Sebutkan pengertian manajemen laba?
5. Jelaskan Manajemen Unit Bisnis Strategik?
6. Jelaskan dengan contoh tiga tingkatan strategi dalam perusahaan?
7. Jelaskan target dan motivasi dalam meningkatkan nilai perusahaan?
8. Apa yang dimaksud dengan Value Chain, Value Added dan Value Coalitions?
9. Jelaskan kerangka kerja strategik bisnis menurut M.Porter?
10. Apa beda antara comparative advantage dengan competitive advantage?

Jawaban
1. Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui
peningkatan kemakmuran (kekayaan) pemilik modal atau para pemegang saham.
Tujuan perusahaan adalah:
1. memaksimalkan kekayaan pemilik modal
2. keuntungan bagi pemilik saham: dividend + capital gain
3. pemegang saham memperoleh nilai residu (sisa) dari perusahaannya setelah hak-
hak karyawan, manajer, pemasok, dan kreditur dibayar.

2. Terdapat tiga langkah dalam menciptakan nilai untuk pemegang saham, yaitu:
1. Menciptakan komitmen dalam misi perusahaan untuk meningkatkan kekayaan
pemilik modal.
2. Menetapkan metode untuk mengukur apakah nilai perusahaan telah diciptakan pada
setiap tingkatan dalam organisasi.
3. Meyakinkan bahwa setiap aspek manajemen telah sesuai dengan tujuan dan nilai
pemegang saham, seselarasan dan keterpaduan (sinkronisasi dan integrasi) dari
Manajemen Sumber Daya Manusia sampai Penelitan dan Pengembangan (R&D), dari
penetapan target sampai dengan alokasi sumber daya.

3. Nilai diciptakan apabila investasi menghasilkan imbal hasil aktual (actual return)
melebihi imbal hasil yang dipersyaratkan (required rate of return) atas investasi
tersebut. Nilai perusahaan/ pemilik modal dapat dperoleh bilamana suatu investasi
perusahaan dapat menghasilkan tingkat imbal hasil aktual (actual return) lebih besar
daripada tingkat pengembalian yang dipersyaratkan (required rate of return) atas
investasi tersebut. Nilai pemegang saham dipengaruhi oleh empat faktor sebagai
berikut: 1). Nilai Investasi; 2) Tingkat pengembalian yang dipersyaratkan; 3) Periode
waktu investasi; dan 4) Tingkat pengembalian aktual (actual return).

4. Scott (2000:296) mengatakan pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer


dengan tujuan spesifik tertentu disebut manajemen laba.
Manajemen laba (earning management) adalah suatu perekayasaan laba yang
dilakukan oleh manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan
laba (earning) atau prestasi suatu perusahaan sehingga tidak mengherankan bila
manajer sering berusaha menonjolkan prestasinya melalui tingkat keuntungan atau
laba yang dicapai. Perusahaan akan melakukan manajemen laba dengan pola
menaikkan laba (income increasing) pada saat laba perusahaan turun. Berbeda dengan
pada saat perusahaan akan melaporkan pajak, perusahaan akan melakukan manajemen
laba dengan pola menurunkan laba (income decreasing) agar pajak yang dibayarkan
tidak terlalu besar.

5. InvestorWord.com (2015) mendefinisikan Manajemen Unit Bisnis Strategik is A


separately managed division or unit of an enterprise with strategic objectives that is
both distinct from the parent unit and integral to the overall performance of the
enterprise. An SBU is typically created to target a specific market or business
concern which requires a production or management specialty not contained within
the parent organization. Strategik bisnis unit (SBU) adalah unit bisnis dalam entitas
korporasi yang berbeda dengan SBU lainnya karena sbu itu melayani pasar yang jelas
dan manajemen dapat melaksanakan perencanaan strategik terkait dengan produk dan
pasar. SBU berarti memilih produk atau pasar yang akan dilayani dan bagaimana
menjamin posisi bersaing yang baik di pasar itu. Perusahaan yang menghasilkan
berbagai jenis produk akan bersaing di berbagai tingkatan bisnis atau pasar. Dengan
demikian, strategi bisnisnya dapat ditekankan pada Strategic Business Units (SBU),
Strategic Business Groups, Strategic Business Segments, Natural Business Unit atau
Product Market Units (PMU).

6. Ada tiga tingkatan strategi perusahaan:


1) Strategi tingkat korporasi, Strategi tingkat korporasi berorientasi strategis jangka
panjang. Strategi ini ditujukan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan perusahaan.
Strategi korporasi akan mempengaruhi keseluruhan organisasi, dan juga menjadi
acuan bagi strategi bisnis dan strategi fungsional. Contoh strategi korporasi adalah
ekspansi, diversifikasi, integrasi, konglomerasi, konsolidasi, joint venture, divestasi
dan likuidasi.
2) Strategi tingkat bisnis, Strategi bisnis menjawab bagaimana kita bersaing,
keputusan diambil yang menyangkut periklanan, penelitian dan pengembangan,
peralatan dan fasilitas pendukung, penambahan atau pengurangan jenis produk, dan
lainnya. Strategi bisnis bisaanya fokus pada: bagaimana kita bersaing, fokus,
differensiasi, dan cost leadership dan
3) Strategi tingkat fungsional, Strategi fungsional: strategi keuangan, penelitian dan
pengembangan, produksi, mutu barang dan lainnya. Strategi fungsional
mempengaruhi operasional departemen, unit kerja dalam suatu perusahaan. Strategi
ini melibatkan semua fungsi yang ada dalam suatu organisasi perusahaan, produksi,
pemasaran, keangan, SDM, R&D, dan lainnya dalam mencapai tujuan perusahaan.

7. Target penciptaan nilai dan motivasi dalam suatu perusahaan akan berbeda mengikuti
tingkatan dalam organisasi atau hirarki organisasi. Target dan motivasi pada level
direksi, level manajer, level supervisor, dan karyawan akan berbeda. Target direksi
ditujukan kepada kinerja perusahaan secara keseluruhan dari perspektif pemegang
saham seperti total shareholder return, wealth added index, market value added, dan
market to book value. Selanjutnya target direksi itu diturunkan ke level yang lebih
rendah, penetapan target dan; Reward dan punishment harus dikaitkan dengan
motivasi dan prestasi bawahan dalam mencapai target tsb. Konsep strategi
berkembang mulai dari sekedar alat untuk mencapai tujuan (Chandler) kemudian
berkembang menjadi alat menciptakan keunggulan bersaing (Porter, Learned,
Christensen), dan selanjutnya menjadi tindakan dinamis untuk memberi respons
terhadap kekuatan-kekuatan internal dan eksternal (Mintzberg, Steiner), sampai
menjadi alat untuk memberikan kekuatan motivasi kepada stakeholder agar
perusahaan tersebut dapat memberikan kontribusi secara optimal.

8. Shank dan Govindarajan, 1992; Porter 2001, mendefinisikan Value Chain Analyisis,
merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk suatu produk. Rantai
nilai ini berasal dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan, mulai dari bahan baku samapi
ketangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual. Selanjutnya Porter (1985)
menjelaskan, Analisis value-chain merupakan alat analisis stratejik yang digunakan
untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk
mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya,
dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan
pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri.
Value added analysis merupakan analisis nilai tambah yang dimulai dari saat
pembelian bahan baku sampai dengan produk jadi. Konsep value added menekankan
pada penambahan nilai produk selama proses didalam perusahaan. Semua biaya yang
non-value added akan dihilangkan dan perusahaan fokus pada hal-hal yang
mempunyai nilai pada produk. Konsep value added merupakan bagian dari konsep
value chain.
Weiler et all, (2003) value coalitions analysis merupakan pengembangan dari model
Value Chain Analysis Porter, dimana value coalitions diharapkan dapat dijadikan alat
yang lebih baik (fleksibel) dalam menghadapi kegiatan bisnis yang kompetitif. Model
Value Coalitions merekomendasikan bahwa nilai yang tercipta adalah sering
diperoleh dari adanya hubungan secara simultan dari beberapa unit pendukung dalam
menghasilkan produk. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa pendekatan yang
didesain untuk sebuah perusahaan diidentifikasi melalui nilai ekonomi dari konsumen.

9. Merujuk pada kerangka kerja Michael E Porter tentang strategi generik disebutkannya
ada tiga strategi yang dapat dikembangkan oleh perusahaan yaitu: kepemimpinan
biaya menyeluruh (overall cost leadership), diferensiasi dan fokus. Setiap strategi
generik tersebut memiliki potensi yang memungkinkan perusahaan melebihi
pesaingnya dalam satu industri yang sama. Strategi generik yang pertama yaitu
overall cost leadereship (selanjutnya disebut cost leadership) berbasis pada penciptaan
posisi berbiaya rendah dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan strategi ini
perusahaan mesti mengelola seluruh komponen yang ada di dalam value chain
perusahaan agar terjadi efisiensi sehingga menghasilkan biaya rendah. Sedangkan
diferensiasi mendorong perusahaan atau unit bisnis menciptakan/menghasilkan
produk atau jasa yang unik dan bernilai, yang memungkinkan perusahaan dapat
menjual pada harga premium. Strategi generik ketiga yaitu strategi fokus mesti
memperhatikan secara langsung/fokus pada product line yang sempit, segmen
pembeli atau target pasar geografik tertentu. Perusahaan yang menekankan pada
strategi fokus mesti menjaga keunggulan melebihi pendekatan diferensiasi maupun
cost leadership. Jika strategi cost leadership dan difrensiasi diaplikasikan pada
industri secara luas, maka strategi fokus dibangun dengan pasar sasaran yang relatif
sempit.

10. Menurut Michael E. Porter pada 1985, competitive advantage adalah inti dari kinerja
sebuah perusahaan di tengah kompetisi bisnis adalah keunggulan kompetitifnya. 
Keunggulan kompetitif juga mengacu pada kemampuan perusahaan untuk melakukan
atau memiliki sesuatu yang sebelumnya dikehendaki oleh kompetitor. Untuk itu,
perusahaan harus menerapkan strategi tertentu demi meningkatkan kinerja setiap saat,
sedangkan
Menurut David Ricardo dalam bukunya Principles of Political Economy and Taxation
(1817) comparative advantage aadalah basis produksi dan perdagangan seharusnya
bukan pada keunggulan absolut melainkan pada keunggulan komparatif. Dengan kata
lain, biaya peluang adalah pertimbangan untuk keputusan produksi, bukan biaya per
unit absolut.

Anda mungkin juga menyukai