PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-
satu kesatuan dalam lingkungannya, etika kerja terkait antara perusahaan dengan
nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong
yang tidak etis. Banyak pemimpin organisasi dan perusahaan yang beranggapan
PPAK-UMI
1
Sears, Roebuck & Company pada tahun 1992, pada saat itu perusahaan
tersebut dibanjiri oleh komplain atas bisnis layanan otomotif. Pelanggan dan
menyesatkan pelanggan dengan menjual suku cadang yang belum perlu diganti.
Hal ini terjadi bukan karena penurunan moral pada pegawai perusahaan. Peristiwa
ini juga terjadi bukan disengaja oleh manajemen. Namun terdapat beberapa faktor
insentif yang baru, sementara mereka pada dasarnya tidak memiliki peluang untuk
yang meragukan dan hasil pekerjaan yang buruk, pegawai akan bertindak sesuai
dengan tekanan yang dihadapi. Karena hal itu yang menjadi prioritas mereka.
pekerjaan sehari-hari merupakan suatu yang tidak mudah. Iklim etika dalam suatu
percaya.
PPAK-UMI
2
B. Rumusan Masalah
organizational integrity)?
corporate structure)?
PPAK-UMI
3
BAB II
PEMBAHASAN
Etika dipengaruhi oleh manajemen. Sangat jarang kecacatan karakter satu orang
bisa mewakili kelakuan buruk perusahaan. Lebih jauh lagi, praktik bisnis yang tidak etis
melibatkan kerja sama dari orang lain dan mencerminkan nilai, sikap dan keyakinan
budaya organisasi tersebut. Manajer yang gagal menyediakan kepemimpinan dan sistem
yang memfasilitasi tingkah laku etis berbagai Tanggung jawab dengan mereka yang
pada tanggung jawab manajerial untuk tingkah laku etis. Saat terintegrasi ke dalam
operasi keseharian dari suatu organisasi, strategi tersebut dapat membantu mencegah
kemerosotan etka saat bersentuhan dengan impuls manusia untuk kelakuan moral.
organisasi membentuk perilaku individu yakni apa yang terjadi pada Sears, Roebuck &
Company tahun 1992, Sears, Roebuck & Company kebanjiran complain terkait jasa
layanan otomotifnya. Konsumen dan pengacara di lebih dari 40 negara bagian menuduh
perusahaan menjual kepada mereka spare part yang tidak dibutuhkan. Sejalan dengan
menurunnya pendapatan dan pangsa pasar, dan bertambahnya kompetisi pasar untuk jasa
tujuan dan insentif baru untuk para karyawan. Perusahaan menambah kuota kerja
minimum dan mengadakan insentif produktvitas untuk para mekanik. Para penasihat jasa
otomotif diberikan insentif penjualan untuk beberapa produk spesifik. Menurut para
PPAK-UMI
4
penasihat, kegagalan untuk memenuhi kuota penjualan dapat berdampak pada transfer
atau pengurangan jam kerja. Tekanan ini membuat para karyawan pada akhirnya tidak
bisa membedakan garis batas antara layanan yang memang dibutuhkan dengan yang
tidak.
berdampak pada konsekuensi biaya yang signifikan dan kehilangan nama baik serta
kepercayaan pelanggan pada perusahaan mereka. Risiko ini membuat banyak perusahaan
yang mampu mendeteksi dan mencegah pelanggaran hukum. Hal ini sesuai dengan
pemantauan standar dan prosedur serta dengan memberikan hukuman bagi para
dihukum.
PPAK-UMI
5
f) Secara konsisten menegakkan standar melalui tindakan-tindakan disiplin.
di masa depan.
3) Program ini cenderung untuk tidak mendorong terciptanya imajinasi moral atau
komitmen.
yang baik.
berdasarkan sekumpulan prinsip. Dari prinsip integritas, tugas dari manajemen etika
adalah:
Bentuk dari program integritas menyerupai dengan program compliance, seperti kode
etik, pelatihan, mekanisme pelaporan, investigasi atas potensi pelanggaran, dan audit
serta pengawasan untuk menjamin standar dan aturan perusahaan dijalankan dan dipatuhi.
Jika dirancang secara tepat dapat menciptakan dasar untuk mencari kemanfaatan dari
PPAK-UMI
6
kepatuhan terhadap hukum. Pendekatan berintegritas lebih luas, lebih dalam, dan lebih
sulit dari program compliance. Lebih luas karena pendekatan ini berupaya untuk
ethos dan sistem operasi dari organisasi dan anggota-anggotanya, nilai-nilai yang mereka
pedomani, cara berpikir dan berperilaku. Lebih sulit karena membutuhkan upaya secara
aktif untuk mendefinisikan tanggung jawab dan aspirasi yang menjadi bagian dari
PPAK-UMI
7
Tabel 2. Perbedaan Implementasi Program Compliance dan Integritas
Implementasi Program Compliance Program Integritas
a) Nilai dan komitmen yang masuk akal dan secara jelas dikomunikasikan
Nilai dan komitmen ini mencerminkan kewajiban organisasi. Pegawai dari berbagai
bebas untuk mendiskusikannya, dan memahami pentingknya dalam praktisi. Hal ini
bukan berarti semuanya sudah jelas sehingga tidak ambiguitas dan konflik. Namun
PPAK-UMI
8
selalu ada keinginan untuk mencari solusi yang sesuai dengan kerangka nilai
tersebut.
Mereka tidak sekedar juru bicara. Mereka bersedia untuk memeriksa keputusannya
program. Pada saat yang sama pemimpin harus mengambil tanggung jawab untuk
membuat keputusan yang sulit ketika terjadi konflik antara kewajiban etika.
pengembangan SDM.
kompetensi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang berbasis etika setiap
hari.
PPAK-UMI
9
Berpikir dan memiliki kesadaran etika harus menjadi bagian dari perlengkapan
mental seorang manajer. Pendidikan etika biasanya merupakan bagian dari proses.
Konsep organisasi berintegritas dapat membantu akuntan professional dalam dua hal
berikut:
penilaian terhadap integritas organisasi dari kliennya dalam menilai risiko yang
dihadapi.
organisasi tempat bekerja. Akuntan professional harus memilih tempat bekerja yang
PPAK-UMI
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
bertanggung jawab untuk membutuhkan upaya yang berkelanjutan dan investasi yang
cukup besar dalam waktu dan sumberdaya. Suatu buku kode etika yang mewah, pejabat
yang berpangkat tinggi di bidang etika, program pelatihan, dan audit etika tahunan, serta
jebakan-jebakan program etika lainnya tidak perlu ditambahkan dalam organisasi yang
bertanggung jawab dan taat hukum yang nilai-nilai dimiliki tercermin dalam tindakan
yang dilakukan. Program etika formal akan membantu sebagai katalis dan sistem
ke dalam system.
PPAK-UMI
11
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Modul Chartered Accountant (Etika Profesi dan Tata
PPAK-UMI
12