Anda di halaman 1dari 30

Developing an

Effective
Ethics Program
Presented by :
I Gusti Ayu Desni Saraswati S. (485117)
Dini Kartika Ansyari (485643)
Latar Belakang
Tingginya perilaku tidak etis yang dilakukan walaupun standar perilaku etis di perusahaan
terbilang baik. Penyebab perilaku tidak etis:

1 2 3 4
Kesempatan untuk melanggar Mempercayai bahwa Ketakutan kehilangan Kurangnya sumber daya untuk
aturan dengan mengambil milik prosedur dan kebijakan pekerjaan apabila tidak melakukan pekerjaan apabila
perusahaan untuk kepentingan yang diterapkan mudah berhasil memenuhi target tidak dibarengi dengan
pribadi untuk dilanggar yang ditetapkan. penyelewengan.

5 6 7 8
Kurangnya pemahaman Mempercayai bahwa kode Kepercayaan bahwa akan Tekanan dalam upaya
terhadap standar yang etik tidak ditangani secara mendapatkan penghargaan
berlaku di perusahaan mencapai target
serius. atas hasil kinerja tanpa
tempat bekerja. meninjau proses.
Latar Belakang

Pelatihan yang difokuskan pada pengembangan perilaku etis


diharapkan menjadi salah satu upaya meminimalkan perilaku tidak etis
yang mungkin terjadi. Hal ini karena perusahaan tidak hanya
diharapkan sebagai pembentuk profit namun juga sebagai agen sosial
pembentuk perilaku etis di masyarakat. Bab ini akan membahas lebih
lanjut tentang implementasi program etis perusahaan yang bersifat
terpusat, sehingga terbentuk perilaku yang kohesif, kebijakan internal
yang bersifat konsisten sehingga merepresentasikan perusahaan
sebagai agen moral.
The Need for Organizational Ethics Program

Membantu meningkatkan Memberikan kemampuan bagi


kepekaan karyawan terhadap
1 peraturan dan hukum yang
berlaku serta masalah etis di
2 perusahaan untuk memahami
faktor yang memengaruhi
pengambilan keputusan etis.
lingkungan pekerjaan.

Tekanan untuk memperoleh Pengambilan keputusan etis


kesuksesan sehingga organisasi dapat dilakukan
dilakukannya kesempatan untuk dengan memberhentikan
4 melakukan tindakan non-etis,
sehingga perusahaan diharapkan
3 seseorang yang memiliki
perilaku tidak etis sehingga
untuk mendesain ulang citra dan perusahaan dapat meningkatkan
budayanya standar etisnya.
The Need for Organizational Ethics Program
Improvisasi perilaku etis juga mencakup
pemberlakuan standar, standar seragam, kebijakan,
sehingga memudahkan karyawan untuk Implementasi perilaku etis berkaitan erat dengan
mengetahui etika apa yang berkembang dalam intervensi dewan direksi dan top management
organisasi. Program etis yang baik terdiri dari kode lainnya. Apabila kepemimpinan dalam perusahaan
etik yang tertulis dan terlampir di perusahaan, gagal untuk memberikan visi dan elemen
pengawasan terhadap program, pendelegasian pendukung untuk menjalankan etika, maka
wewenang secara cermat, pelatihan pengembangan program etis tidak efektif.
etika, audit terkait implementasi, pemantauan,
penegakan, dan revisi peraturan pendukung kode
etika yang utama.
Caux Round Table untuk Bisnis dan Sistem Keuangan
Global
● Mengharuskan dewan direksi untuk mempertimbangkan kepentingan diluar pemegang saham yang
mempengaruhi kesuksesan perusahaan dengan meningkatkan nilai pemegang saham.
● Mengharuskan perusahaan mengimplementasikan standar minimum tata kelola dan dewan direksi
dengan kapabilitas yang mumpuni.
● Mengatur regulasi tentang struktur remunerasi bagi para eksekutif untuk memastikan bahwa
manajemen risiko dilakukan secara konsisten yang berhubungan dengan keuntungan jangka
panjang.
● Menerapkan reformasi peraturan keuangan dan perbankan yang lebih kuat dan terkoordinasi
secara global untuk risiko sistemik atau manipulasi pasar.
● Mengatur instrumen setiap pasar keuangan dan kegiatan investasi yang berpengaruh signifikan
terhadap stabilitas sistem keuangan.
● Reformasi dan mencukupkan sumber daya pada International Monetary Fund (IMF) dan institusi
pendanaan multilateral lain untuk memastikan adanya pendekatan untuk perekonomian dan global
social justice.
An Effective Ethics Program
An Ethics Program Can Help Avoid Legal Problems

Program etis yang baik akan mengurangi permasalahan hukum yang mungkin
terjadi. Survey yang dilakukan KPMG Forensic Integrity menemukan bahwa setengah
dari responden menyatakan bahwa perusahaan tidak memberikan tindakan bagi
pegawai yang tidak berperilaku etis, dan 59 diantaranya akan melakukan apapun untuk
mencapai kinerja yang diharapkan.

Program etika dapat membantu perusahaan menghindari tanggung jawab perdata,


tetapi perusahaan tetap menanggung beban untuk membuktikan bahwa ia memiliki
program yang efektif. Hal ini terjadi bahwa peraturan etis yang dibuat dalam upaya
pencegahan akan lebih baik dibandingkan dengan yang dibuat karena telah terjadi
pelanggaran.
An Effective Ethics Program
An Ethics Program Can Help Avoid Legal Problems

Sistem untuk memantau,


Penyusunan standar dan
mengaudit, dan melaporkan
prosedur seperti kode etik
pelanggaran

Perusahaan harus konsisten dalam menerapkan


Penanggung jawab program standard, kode etik, dan sanksi bagi pelanggar
etis yang disusun aturan.

Menghentikan pemberian Peningkatan secara terus menerus


wewenang bagi pelaku non-etis terhadap program etis dan kepatuhan.

Standard dan prosedur harus


dikomunikasikan secara efektif
melalui pelatihan perilaku etis
An Effective Ethics Program
Orientasi Berbasis Kepatuhan Vs. Orientasi Berbasis Nilai

Apapun motivasi perusahaan, program etika akan disusun sebagai alat


pengendalian organisasi untuk memprediksi perilaku karyawan. Terdapat dua sistem
yang dapat dibentuk yaitu orientasi kepatuhan dan orientasi nilai. Orientasi kepatuhan
menciptakan kepatuhan bagi karyawan untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan
perusahaan. Disisi lain, orientasi nilai mengacu kepada kecenderungan perusahaan
agar para karyawan mengamalkan nilai-nilai yang dianut seperti akuntabilitas dan
komitmen.

Orientasi berbasis nilai meningkatkan awareness bagi karyawan terhadap etika


perusahaan, integritas, keinginan untuk menyampaikan kabar buruk kepada supervisor,
dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Sama seperti orientasi berbasis nilai,
orientasi berbasis kepatuhan juga meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
karena ketaatan atas aturan yang dimiliki. Namun apabila dilakukan untuk jangka
panjang, orientasi berbasis nilai lebih baik untuk diimplementasikan.
Codes of Conduct
Codes of conduct mengacu kepada peraturan formal yang Diluar tingkatan yang komprehensif, kode etik harus
menjelaskan harapan perusahaan bagi karyawannya. Codes merefleksikan implementasi top management terhadap
of conduct terdiri dari kode etik, code of conduct, serta nilai, peraturan, dan kebijakan yang memengaruhi budaya
statement of values. Kode etik menjelaskan secara spesifik etis yang berlaku. Penyusunan kode etik harus melibatkan
dan komprehensif tentang metode untuk melaporkan presiden, dewan direksi, dan CEO. Divisi hukum juga
pelanggaran, tindakan disipliner untuk pelanggaran, dan terlibat untuk memastikan bahwa kode etik sesuai dengan
struktur dalam proses implementasinya. Code of conduct area risiko yang menyebabkan seringnya pelanggaran.
menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan sebaliknya. Terdapat enam indikator yang biasanya tertera dalam kode
Alasan kegagalan kode etik adalah kurangnya publikasi etik perusahaan yaitu kepercayaan, sikap saling
pada karyawan, kesulitan aksesibilitas, penjelasan poin-poin menghormati, tanggung jawab, keadilan, kepedulian, dan
tidak mudah dimengerti, kurangnya arah yang dituju kemasyarakatan; yang hanya menjadi efektif apabila
sehingga tidak akurat. Statement of values memberikan dibarengi dengan distribusi, pelatihan, dan dukungan dari
informasi tentang etika yang diterima masyarakat umum top management
dan stakeholder
Ethics Officers
Program etika organisasi juga harus diawasi oleh orang-orang berpangkat tinggi yang dikenal
menghormati standar hukum dan etika. Orang-orang ini disebut sebagai ethics officers.

ethics officers bertanggung jawab atas :

1 2 3 4
menetapkan dan menjaga
menilai kebutuhan dan risiko mengembangkan dan
mengadakan program layanan rahasia untuk
yang harus ditangani oleh mendistribusikan kode
pelatihan untuk karyawan menjawab pertanyaan
program etika di seluruh etik atau etika karyawan tentang masalah
organisasi
etika

5 6 7 8
memastikan bahwa memantau dan mengaudit mengambil tindakan atas meninjau dan
perusahaan mematuhi perilaku etis kemungkinan pelanggaran memperbarui kode etik
peraturan pemerintah kode perusahaan
Ethics Training and Communication

Langkah utama dalam mengembangkan The National Business Ethics Survey


program etika yang efektif adalah menemukan bahwa perusahaan dengan
menerapkan program pelatihan dan budaya etika yang kuat dan program
sistem komunikasi untuk mendidik etika formal, lebih kecil
karyawan tentang standar etika kemungkinannya untuk melakukan
perusahaan. pelanggaran.
karyawan beranggapan bahwa Jika dirancang secara memadai dan bijaksana,
pelatihan etika sangat bermanfaat. pelatihan etika dapat membuat karyawan sadar akan
Pelatihan mendidik karyawan tentang masalah etika dan meningkatkan kepercayaan diri
kebijakan dan harapan perusahaan, karyawan bahwa mereka dapat membuat keputusan
Undang-Undang dan peraturan yang yang benar ketika menghadapi dilema etika
relevan, dan standar sosial umum. nantinya.
Program pelatihan dapat membuat
karyawan sadar akan sumber daya
yang tersedia, sistem pendukung, dan Jika pelatihan etika ingin efektif, itu harus
personel yang ditunjuk dapat dimulai dengan landasan, kode etik, prosedur
untuk menyampaikan masalah etika,
membantu mereka dengan nasihat
keterlibatan lini dan staf, dan prioritas eksekutif
etika dan hukum. pada etika yang dikomunikasikan kepada
karyawan.
Tujuan Utama Program Pelatihan Etika Yang Berhasil

Memberikan pengalaman bertanggung jawab atas Menyelaraskan prilaku


menangani masalah etika perilaku individu dengan reputasi organisasi

1 2 3 4 5 6 7

kesalahan tidak pernah Menyediakan jawaban Menyediakan hierarki


Identifikasi area resiko didukung organisasi atas masalah etika kepemimpinan
System to Monitor and Enforce Ethical Standards
Upaya yang dilakukan untuk menegakan standar etika:

Menggunakan Penegakan Program Etika


memberikan
Perangkat Lunak yang Konsisten & Disiplin
Kuesioner
(Software)

Mengamati Karyawan Sistem Internal Melakukan Tndakan


Perusahaan Korektif
Continuous Improvement of the Ethics
Program Dalam implementasi peningkatan
berkelanjutan dari program etika
membutuhkan perancangan kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi
dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia.
Kemampuan perusahaan untuk
merencanakan dan menerapkan standar
bisnis yang etis bergantung pada
bagaimana struktur sumber daya dan
aktivitasnya untuk mencapai tujuan etis-
nya

baik keputusan etika tersentralisasi atau


terdesentralisasi, yang terpenting
organisasi dapat mencapai kinerja etis
Common Mistake in Designing and Implementing
an Ethics Program
Materi Program Tidak
Kegagalan Memahami & Sesuai Kriteria
Menghargai Tujuan Karyawan / Kebutuhan
Perusahaan
Menerapkan Program
Tidak Menetapkan Tujuan
‘America’ atau
Realistis & Terukur
International

Kegagalan Manajemen Program Etika Hanya


Senior Sekedar Materi
RESOLVING ETHICAL BUSINESS
CHALLENGES
Jim diangkat menjadi manajer di salah satu pabrik Cinco
yang terkecil dan tertua yang terletak di bagian utara New
York, Pabrik ini mempekerjakan antara 100 dan 175 pekerja,
Kebijakan Cinco adalah memberikan kebebasan kepada setiap
manajer dalam berurusan dengan karyawan, masyarakat, dan
pabrik itu sendiri. Ukuran kinerja utamanya adalah intinya.
Seperti semua pabrik pengolahan pulp, Cinco terletak di dekat
sungai. Karena usia pabrik, sebagian besar peralatannya sudah
usang. dibutuhkan lebih banyak waktu dan uang untuk
memproduksi kertas di pabrik ini daripada di pabrik Cinco
yang baru. Cinco memiliki kebijakan lama untuk mendobrak
manajer baru di pabrik ini untuk melihat apakah mereka dapat
mengelola tenagakerja dan pabrik secara efisien dan efektif.
RESOLVING ETHICAL BUSINESS
CHALLENGES
Tradisinya adalah jika seorang manajer bekerja dengan baik pada pabrik New York
bagian utara, maka nantinya akan dipindahkan ke pabrik yang lebih besar dan lebih
modern. Sekretaris Jim, Ramona, memastikan bahwa laporan disiapkan dengan benar,
tagihan dibayar, dan Jim belajar bagaimana melakukan tugasnya. Ramona bersama Tiga
mandor lainnya yang berusia akhir 40-an menjaga semuanya berjalan lancar.
Suatu pagi ketika Jim datang ke kantor, Ramona menyampaikan kepada Jim untuk
menelpon Ralph. Ketika Jim menelepon, Ralph mengatakan kepadanya bahwa
pembuangan limbah pabrik ke sungai melebihi pedoman Badan Perlindungan Lingkungan
(EPA), Setelah memeriksa data dan membandingkannya dengan standar EPA, dia tidak
menemukan pelanggaran apapun. Malam itu Jim memutuskan untuk melakukan inspeksi di
pabrik dan menguji air limbahnya. Jim menemukan bahwa terdapat tempat penampungan
sementara yang setiap 2 kali seminggu akan dilepaskan ke sungai.
RESOLVING ETHICAL BUSINESS
CHALLENGES
Sore itu Ralph Hoad mampir. Ralph berkata, bahwa pendahulu Jim telah merawatnya
hingga saat ini. Jim kemudian bertanya kepada Ramona tentang apa yang dikatakan Ralph.
Dia menunjukkan kepadanya biaya lain-lain sebesar $100 per bulan di buku besar sejak
aturan EPA terbaru keluar. Ramona memberikan alternatif pilihan bagi Jim, terus
membayar Ralph, yang jumlahnya tidak banyak, atau dia bisa menolak, yang berarti
membayar denda EPA dan potensi terjadi penutupan pabrik. Seperti yang dikatakan
Ramona, Markas Besar hanya peduli pada intinya. Kecuali jika Jim ingin tinggal di sini
seumur hidup nya, maka alternatif pertama adalah yang terbaik untuk kariernya. Manajer
terakhir yang melawan sistem kehilangan pekerjaannya. Aturan dalam industri ini adalah
jika Anda tidak dapat mengelola pabrik Cinco di bagian utara New York, Anda tidak dapat
mengelolanya. Begitulah adanya.
1) Identify the ethical and legal issues of which Jim needs to
be aware.
Masalah Etika:
1. Menolak untuk pembaruan mesin sesuai dengan
standar perlindungan lingkungan.
2. Membuang limbah ke sungai.

Masalah Hukum:
1. Mengabaikan hukum standar perlindungan
lingkungan.
2. Menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk
menghindari pelanggaran EPA.
2) Discuss the advantages and disadvantages of each decision
that Jim could make

Menurut kelompok kami terdapat 2 pilihan yang dapat dipilih oleh Jim:

1. Membayar penalti ke EPA dan potensi penutupan pabrik:


 Kekurangan:
- Manajer serta para pekerja pabrik akan kehilangan pekerjaannya.
- Penutupan pabrik akan berdampak buruk pada Cinco secara keseluruhan.
 Kelebihan:
- Manajer dapat mempertahankan etika yang benar.
- Keputusan ini akan melindungi sungai dari pencemaran lingkungan.
2) Discuss the advantages and disadvantages of each decision
that Jim could make
2. Membayar $100 kepada Ralph:
 Kekurangan:
- Keputusan ini akan mendorong sistem yang tidak etis dan juga suap.
- Perusahaan bisa mendapat tindakan hukum dari pemerintah jika ketahuan.
Tidak hanya mendapat sanksi atas pencemaran lingkungan tapi juga karena
kasus suap, sehingga dampak bagi Cinco akan lebih besar.
 Kelebihan:
- Jim dapat meninggalkan pabrik dengan segera. Terutama istri Jim sangat
tidak suka tinggal di ujung kota New York tersebut.
- Keputusan ini tidak hanya melindungi pekerjaan Jim sebagai manajer, tetapi
juga seluruh pekerjaan para karyawan pada pabrik itu.
3) Identify the pressures that have brought about the ethical
and legal issues

Manajer tingkat atas memiliki wewenang untuk mengimplementasikan etika yang ada di
perusahaan. Namun, Jim yang memiliki lebih sedikit pengalaman dibandingkan dengan
mandor merasa ia harus banyak belajar dari mandor sehingga tetep mengimplementasikan
pelanggaran etika yang salah yaitu membuang limbah produksi ke sungai.

Tekanan lain yang menjadi motif perilaku tidak etis adalah keharusan pabrik membayar
denda dengan jumlah besar akibat kerusakan lingkungan yang dilakukannya, sehingga
dengan membayar $100 ke Ralph akan lebih menguntungkan dari perspektif perusahaan
pada jangka pendek.
4) What is Jim's power structure and leadership position at
the plant?

Jim merupakan seorang manajer pabrik yang mana


bertanggung jawab untuk mencapai target produksi pulp di
pabrik serta memelihara semua karyawan pabrik. Cinco
juga memberikan kebebasan pada manajer pabrik untuk
memelihara pabrik dan karyawannya.
Kasus Manajemen Laba
PT Garuda Indonesia Tbk
PowerPoint
Garuda Indonesia Presentation
dikenakan sanksi oleh lembaga keuangan pemerintah dan non
pemerintah. Pasalnya, dalam laporan keuangan Garuda ditemukan kejanggalan.

Semua berawal dari hasil laporan keuangan Garuda Indonesia untuk tahun buku
2018. Dalam laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia Group membukukan
laba bersih sebesar USD809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar (asumsi kurs
Rp14.000 per dolar AS). Angka ini melonjak tajam dibanding 2017 yang menderita
rugi USD216,5 juta. Namun laporan keuangan tersebut menimbulkan polemik,
lantaran dua komisaris Garuda Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria
(saat ini sudah tidak menjabat), menganggap laporan keuangan 2018 Garuda
Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Pasalnya, Garuda Indonesia memasukan keuntungan dari PT Mahata Aero
Teknologi yang memiliki utang kepada maskapai berpelat merah tersebut. PT
Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait pemasangan wifi yang belum
dibayarkan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil jajaran direksi Garuda Indonesia terkait
kisruh laporan keuangan tersebut. Pertemuan juga dilakukan bersama auditor yang
memeriksa keuangan GIAA, yakni KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang &
Rekan (Member of BDO Internasional).
Kasus Manajemen Laba
PT Garuda Indonesia Tbk
PowerPoint
OJK meminta kepadaPresentation
BEI untuk melakukan verifikasi terhadap kebenaran atau
perbedaan pendapat mengenai pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan
Garuda 2018. Selain OJK, masalah terkait laporan keuangan maskapai Garuda ini
juga mengundang tanggapan dari Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya
Sumadi.

Garuda Indonesia akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi setelah laporan


keuangannya ditolak oleh dua Komisarisnya. Maskapai berlogo burung Garuda ini
mengaku tidak akan melakukan audit ulang terkait laporan keuangan 2018 yang
dinilai tidak sesuai karena memasukan keuntunga dari PT Mahata Aero Teknologi.

Kisruh laporan keuangan Garuda Indonesia ini juga menyeret nama Mahata Aero
Teknologi. Pasalnya, Mahata sebuah perusahaan yang baru didirikan pada tanggal
3 November 2017 dengan modal tidak lebih dari Rp10 miliar dinilai berani
menandatangani kerja sama dengan Garuda Indonesia.

Dengan menandatangani kerja sama dengan Garuda, Mahata mencatatkan utang


sebesar USD239 juta kepada Garuda, dan oleh Garuda dicatatkan dalam Laporan
Keuangan 2018 pada kolom pendapatan.
Kasus Manajemen Laba
PT Garuda Indonesia Tbk
PowerPoint
Sebulan kemudian, Presentation
Garuda Indonesia dipanggil oleh Komisi VI Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Jajaran Direksi ini dimintai keterangan oleh
komisi VI DPR mengenai kisruh laporan keuangan tersebut. Dalam penjelasannya,
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan,
latar belakang mengenai laporan keuangan yang menjadi sangat menarik adalah
soal kerjasama dengan PT Mahata Aero Teknologi, terkait penyediaan layanan WiFi
on-board yang dapat dinikmati secara gratis. Kerja sama yang diteken pada 31
Oktober 2018 ini mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang sebesar
USD239.940.000 dari Mahata. Dari jumlah itu, USD28 juta di antaranya merupakan
bagi hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata.

Kemenkeu telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap KAP Tanubrata Sutanto


Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO Internasional) terkait laporan keuangan
tahun 2018 milik Garuda. KAP ini merupakan auditor untuk laporan keuangan
emiten berkode saham GIIA yang menuai polemik. Sekertaris Jenderal Kemenkeu
Hadiyanto menyatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan pihak KAP
disimpulkan adanya dugaan audit yang tidak sesuai dengan standar akuntansi.
Kementerian Keuangan juga masih menunggu koordinasi dengan OJK terkait
penetapan sanksi yang bakal dijatuhkan pada KAP Tanubrata Sutanto Fahmi
Bambang & Rekan (Member of BDO Internasional), yang menjadi auditor pada
laporan keuangan Garuda Indonesia tahun 2018
Kasus Manajemen Laba
PT Garuda Indonesia Tbk
PowerPoint Presentation
Setelah perjalanan panjang, akhirnya Garuda Indonesia dikenakan sanksi dari
berbagai pihak. Selain Garuda, sanksi juga diterima oleh auditor laporan keuangan
Garuda Indonesia, yakni Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan, auditor
laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan Entitas Anak
Tahun Buku 2018. Untuk Auditor, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sanski
pembekuan izin selama 12 bulan. Selain itu, OJK juga akan mengenakan sanksi
kepada jajaran Direksi dan Komisaris dari Garuda Indonesia. Mereka diharuskan
patungan untuk membayar denda Rp100 juta. Selain itu ada dua poin sanksi lagi
yang diberikan OJK. Yakni, Garuda Indonesia harus membayar Rp100 Juta. Selain
itu, masing-masing Direksi juga diharuskan membayar Rp100 juta. Selain sanksi
dari Kementerian Keuangan dan juga Otoritas Jasa Keuangan, Garuda Indonesia
juga kembali diberikan sanksi oleh Bursa Efek Indonesia. Adapun sanksi tersebut
salah satunya memberikan sanksi sebesar Rp250 juta kepada maskapai tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai