Oleh:
Setiap perusahaan selalu menginginkan hasil yang maksimum. Untuk mencapai tujuan
perusahaan tersebut perlu adanya dukungan dari setiap unsur perusahaan. Perusahaan akan
memberikan suatu penghargaan bagi karyawan yang berprestasi baik dan hal ini akan
membuat karyawan bekerja sebaik mungkin agar menerima penghargaan dan imbalan yang
lebih besar disamping tunjangan-tunjangan lain yang telah disediakan oleh perusahaan.
Bentuk pembayaran dan penghargaan atas kerja karyawan yang tepat akan menghasilkan
pencapaian produktivitas yang lebih tinggi, hal itu mencakup sistem pemberian insentif yang
tepat serta usaha – usaha lain untuk menambah semangat dan kepuasan kerja bagi karyawan.
Hal inilah sebabnya, mengapa Allen (M. Manullang, 1984 : 138) berkesimpulan sebagai
berikut :" ..... bahwa efektiiftas seorang manajer untuk sebagian besar tergantung pada
kecakapannya untuk membantu kebutuhan anggota-anggota kelompok yang dipimpinnya.
Sejauh orang-orang yang diawasinya merasa bahwa ia membantu mereka untuk mencapai hal
ini, mereka akan menurutinya dengan itikad baik dan dengan gembira". Inilah daya
perangsang atau insentif bagi karyawan untuk mau bekerja dengan segala daya upayanya
dalam suatu perusahaan. Jadi hal yang mendorong manusia mau bekerja dengan sebaik-
baiknya dalam hubungan suatu organisasi tergantung dari seberapa tinggi taraf perealisasian
tujuan perseorangan dalam organisasi yang bersangkutan.
1. Pengertian
Penghasilan tidak tetap adalah kompensasi yang dihubungkan pada kinerja individu,
tim, dan organisasional. Secara tradisional juga dikenal sebagai insentif. Ada beberapa
pengertian insentif yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
a) Harsono ( 1983 :128) bahwa insentif adalah setiap sistem kompensasi dimana jumlah
yang diberikan tergantung dari hasil yang dicapai yang berarti menawarkan suatu
insentif kepada pekerja untuk mencapai hasil yang lebih baik.
b) Heidjrachman dan Husnan ( 1992 :161) mengatakan bahwa pengupahan insentif
dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang berbeda. Jadi dua orang
karyawan yang mempunyai jabatan yang sama bisa menerima upah yang berbeda
dikarenakan prestasi kerja yang berbeda.
c) Sarwoto, 1983 :144) insentif sebagai sarana motivasi dapat diberikan batasan
perangsang ataupun yang diberikan dengan sengaja kepada pekerja agar dalam diri
mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berpretasi bagi organisasi
d) Keith Davis & Williem Werther (1996) manyatakan bahwa sistem insentif itu
menghubungkan kompensasi dan prestasi karyawan dengan membayar paling sesuai
dengan hasil kerja mereka dan bukan karena kesenioritas atau lamanya mereka
bekerja.
Jadi pada dasarnya insentif merupakan suatu bentuk kompensasi yang diberikan
kepada karyawan yang jumlahnya tergantung dari hasil yang dicapai baik berupa finansial
maupun non finasial. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat
dan lebih baik sehingga prestasi dapat meningkat yang pada akhirnya tujuan perusahaan
dapat tercapai. Dasar filosofis dari penghasilan tidak tetap terletak pada beberapa asumsi
dasar :
Tujuan utama dari pemberian insentif kepada karyawan pada dasarnya adalah untuk
memotivasi mereka agar bekerja lebih baik dan dapat menunjukkan prestasi yang baik.
Cara seperti ini adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan hasil produksi
perusahaan. Menurut pendapat Heidjrachman dan Husnan (1992 : 151) mengatakan bahwa
pelaksanaan sistem upah insentif ini dimaksudkan perusahaan terutama untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan mempertahankan karyawan yang
berprestasi untuk tetap berada dalam perusahaan. Warker juga mengemukakan tujuan dari
rencana insentif perusahaan adalah untuk mendorong karyawan agar meningkatkan
prestasinya atau menghasilkan output pada tingkat yang melebihi standar.
Tujuan Pemberian insentif menurut Hani Handoko adalah adalah untuk meningkatkan
motivasi karyawan dalam berupaya mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
menawarkan perangsang finansial dan melebihi upah dan gaji dasar. (Hani
Handoko,1996). Werther dan Davis (1996) menjelaskan bahwa tujuan pemberian
insentifadalah untuk memenuhi kepentingan dari berbagai pihak yaitu :
Terdapat beberapa pendapat mengenai jenis insentif. Salah satunya adalah tiga jenis
insentif menurut Garry Dessler (1995) yaitu terdiri dari:
a) Financial lncentive
Setiap orang cenderung pada finansial insentif, karena uang merupakan alat utama yang
dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bentuk dari
pemberian insentif ini adalah:
Bonus. Dalam pemberian bonus sebagai insentif ini setiap orang akan
memperolehnya berdasarkan hasil yang dicapai perusahaan tanpa
memperhitungkan upah aktual seseorang.
Komisi, yaitu sejenis bonus yang dibayarkan pihak yang menghasilkan penjualan
yang melebihi standar. Kondisi irii biasanya diberikan kepada pegawai bagian
penjualan/marketing/salesman.
Profit Sharing, merupakan salah satu jenis insentif yang tertua. Dalam hal
pembayarannya terdiri dari bermacam-macam bentuk, tetapi biasanya mencakup
berupa sebagian dari laba yang disertakan ke dalam suatu dana dan dimasukkan ke
dalam daftar pendapatan setiap peserta.
Pembayaran yang ditangguhkan. Merupakan program balas jasa yang mencakup
pembayaran di kemudian hari.
b) Non Finacial Incentive.
Suatu insentif bagi pegawai yang bukan berbentuk keuangan, dalam hal ini merupakan
kebutuhan pegawai yang bukan berwujud uang, misalnya:
Terjaminnya tempat kerja.
Terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.
Adanya penghargaan berapa pujian atau pengakuan atas hasil kerja yang baik.
c) Social Incentive.
Sosial insentif ini tidak jauh berbeda dengan non financial incentive, tetapi sosial
insentif lebih cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan-rekan sekerjanya.
Rencana pemberian insentif dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Insentif individual, diberikan untuk memberikan penghargaan pada usaha dan kinerja
individual. Cara yang digunakan untuk memberikan insentif individual meliputi
sistem tarif satuan, komisi penjualan, dan bonus.
b) Insentif kelompok, yaitu perencanaan pembagian perolehan, di mana tim karyawan
yang memenuhi tujuan tertentu berbagi perolehan yang diukur terhadap target kinerja.
c) Insentif organisasional, diberikan berdasarkan karyawan pada hasil kinerja dari
seluruh organisasi. Bentuk insentif organisasi yang umum adalah perencanaan
pembagian keuntungan dan perencanaan saham.
4. Insentif Individu
Insentif individu mencoba untuk menggabungkan usaha seorang karyawan dengan gaji.
Beberapa bentuk insentif yang umum digunakan antara lain :
a) Sistem tarif satuan.
Sistem tarif satuan lurus adalah sistem penggajian di mana gaji ditentukan dengan
mengalikan jumlah unit yang diproduksi dengan tarif satuan untuk satu unitnya.
Sedangkan sistem tarif satuan diferensial merupakan sistem di mana karyawan
dibayar upah tarif satuan untuk unit-unit yang diproduksi sampai hasil standar dan
upah tarif satuan yang lebih tinggi untuk unit-unit yang diproduksi di atas standar.
b) Bonus, yaitu bayaran satu kali yang tidak menjadi bagian dari gaji pokok karyawan.
Bisa diartikan juga sebagai uang yang diberikan sebagai balas jasa atas hasil kerja
yang telah dilaksanakan. Diberikan secara selektif dan khusus kepada pegawai yang
berhak menerima. Diberikan secara sekali terima tanpa suatu ikatan dimasa yang akan
datang. Dalam perusahaan yang menggunakan sistem insentif ini lazimnya beberapa
persen dari laba yang melebihi jumlah tertentu yang dimasukkan ke dalam sebuah
dana bonus kemudian jumlah tersebut dibagi-bagi antara pihak yang akan diberikan
bonus.
c) Komisi, merupakan jenis bonus yang dibayarkan kepada pihak yang menghasilkan
penjualan yang baik. Umumnya dibayarkan sebagai bagian daripada penjualan dan
diterimakan pada pekerja bagian penjualan. Komisi merupakan kompensasi yang
dihitung sebagai suatu presentase dari penjualan dalam unit atau satuan mata uang.
d) Program insentif khusus
Menyediakan penghargaan kepada individu,dimulai dari kontes satu kali untuk
memenuhi target kinerja sampai penghargaan untuk kinerja seiring waktu.
Penghargaan bisa berupa uang tunai, voucher, dan perjalanan.
5. Insentif kelompok
Penggunaan kerja sama tim dalam organisasi mempunyai implikasi untuk memberikn
kompensasi pada tim dan anggotanya.
a) Mendistribusikan insentif tim, dua pendekatan utama untuk mendistribusikan
penghargaan kepada tim adalah sebagai berikut;
Penghargaan berukuran sama untuk setiap anggota tim. Dalam pendekatan ini
semua anggota menerima kompensasi yang sama, tanpa memandang tingkat
pekerjaan, imbalan kerja sekarang, atau senioritas.
Penghargaan berukuran beda untuk setiap anggota tim. Dengan pendekatan ini
pemberi kerja membedakan penghargaan individual berdasarkan kontribusi
terhadap hasil tim, imbalan kerja sekarang, lama bekerja, dan tingkat
keterampilan.
c) Jenis insentif kelompok. Terdapat dua jenis insentif kelompok yang paling sering
digunakan yaitu :
Hasil tim kerja. Program insentif berbasis tim dapat memberikan semua anggota
secara merata berdasarkan hasil kelompok, penghematan biaya, ayau peningkatan
kualitas.
Profit sharing (gain sharing). Pembagian kepada para karyawan atas perolehan
yang lebih besar dari perkiraan dalam keuntungan dan atau produktivitas.
Pembagian dapat didistribusikan dengan beberapa cara:
- Jumlah merata untuk semua karyawan
- Persentase yang sama dari gaji pokok untuk semua karyawan
- Pesentase dari perolehan berdasarkan kategori karyawan
- Persentase berdasar pada kinerja individual terhadap ukuran
Pembagian improvisasi (improshare), menentukan standar tarif satuan kelompok
dan membayar bonus secara mingguan ketika standar tersebut dilampaui.
Perencanaan Scanlon, menggunakan komisi karyawan dan memberikan
penghematan kepada para karyawan.
6. Insentif Organisasional
Sistem insentif organisasional memberikan kompensasi kepada semua karyawan dalam
organisasi berdasarkan seberapa baik organisasi memiliki kinerja sebagai kesatuan dalam
setahun. Konsep dasarnya iala bahwa hasil keseluruhan tergantung pada kooperasi
organisasional atau seluruh perusahaan. Sistem insentif ini umumnya meliputi :
a) Pembagian keuntungan. Tujuan utama dari perencanaan pembagian keuntungan ini
antara lain :
Meningkatkan produktivitas
Merekrut atau mempertahankan karyawan
Meningktkan kualitas produk/jasa
Meningkatkan semangat kerja karyawan
b) Opsi saham karyawan, memberikan hak kepada karyawan untuk membeli sejumlah
tertentu saham perusahaan pada harga tertentu untuk periode waktu yang terbatas. Hal
ini bertujuan agar memberi karyawan “rasa memiliki”. Kelompok yang sering kali
menerima opsi saham adalah para eksekutif. Komponen-komponen kompensasi
eksekutif adalah sebagi berikut :
Hak istimewa
Tunjangan tambahan
Insentif jangka panjang
Bonus tahunan
Gaji eksekutif
7. Perhitungan Insentif Untuk Karyawan Operasional
a) Insentif berdasarkan unit yang dihasilkan dapat dihitung dengan beberapa pendekatan
sebagai berikut :
Straight Piecework Plan (upah per potong proporsional)
Sistem ini paling banyak digunakan. Dalam hal ini pekerjaan dibayar berdasarkan
seluruh produk yang dihasilkan dikalikan tarif upah per potong. Tarif yang
berbeda untuk karyawan yang bekerja di atas dan di bawah output rata– rata. Bagi
karyawan yang berhasil mencapai atau melebihi output rata – rata maka akan
menerima upah per potong yang lebih besar daripada yang bekerja mendapat
output dibawah rata – rata. Contohnya :
Diasumsikan bahwa kuota standar pekerja adalah 200 unit per hari dan tarif
standar adalah Rp 80.000,-. Sehingga upah per unit adalah Rp 400,-. Jika
karyawan menghasilkan 250 unit per hari maka penghasilan yang diterima sebesar
Rp 100.000,- sehingga besarnya insentif adalah Rp 20.000,-
Emerson Plan, untuk menerapkan sistem insentif ini maka diperlukan suatu tabel
indeks efisiensi. Jadi insentif akan bertambah dengan naiknya efisiensi kerja
karyawan sesuai dengan naiknya efisiensi kerja sesuai dengan prosentase (tabel
indeks efisiensi ) yang telah ditetapkan. Bonus yang akan diberikan terbagi dalam
banyak kelompok efisiensi, mulai effsiensi dari 67% s/d 100% atau lebih, dan dengan
nilai bonus mulai dari 0,25% s/d 20%.
Karena penerapan pola Emerson ini agak sulit, maka tidak jarang dalam
pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan setempat dengan penyederhanaan-
penyederhanaan sebagai berikut:
- Bilamana pekerja mencapai efisiensi dibawah 67%, maka tidak akan memberi
bonus, tetapi akan diberikan jaminan upah perhari.
- Efisiensi s/d 100% atau lebih, akan menerima bonus 20% dari upahnya.
Upah untuk pekerja yang mempunyai prestasi dibawah 83% dari standar yang
ditetapkan : E = Np x Rp
Upah untuk pekerja yang mempunyai prestasi antara 83% - 100% dari standar
Upah untuk pekerja yang mempunyai prestasi 100% atau lebih dari standar yang
ditetapkan : E = Np x Rp 120%
Dimana :
U = Upah yang diterima
Np = Jumlah produk yang dihasilkan
Rp = Tarif untuk produksi standar
8. Perhitungan Insentif Untuk Tenaga Administratif dan Manajerial
Berkaitan dengan perencanaan sistem insentif untuk tenaga penjualan dan manajerial
diawali dari bentuk-bentuk perilaku yang sesuai dalam pencapaian tujuan organisasi.
a) Insentif Jangka Pendek
Insentif jangka pendek dapat berupa bonus tahunan. Dasar penetapan insentif ini
hanya bergantung pada kebijakan perusahaan dengan pertimbangan akan hasil
kerja sesuai standar, lamanya bekerja, dan tingkat absensi yang rendah.
b) Insentif Jangka Panjang
Perusahaan menggunakan insentif jangka panjang untuk memotivasi para
eksekutifnya. Beberapa jenis insentif jangka panjang antara lain :
Opsi saham. Karywan diberikan hak untuk membeli saham perusahaan di
masa yang akan datang dengan harga saat ini.
Rencana opsi saham berbeda. Memberikan saham yang berbeda kepada
karyawan dan manajer, bagan saham untuk manajer lebih besar dibandingkan
bagian saham karyawan.
Berbagai opsi saham lainnya. Terdapat beberapa jenis opsi saham lainnya, hak
apresisasi saham di mana perusahaan memberikan pilihan insentif kepada
manajer dalam bentuk tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Rencana saham
terbatas memberikan saham kepada manajer tanpa membebankan biaya
apapun terhadapnya.