DAN PEMASARAN
KONSEP & DEFINISI PENGEMBANGAN PRODUK
BARU
PENDAHULUAN
Usaha di bidang pangan dapat mengalami berbagai macam
kondisi seperti:
Meningkatnya jumlah kompetitor
Selera konsumen yang berubah-ubah
Teknologi Informasi yang berkembang pesat, dll
PENDAHULUAN
Demographics
Geography
Economic factors
Social values
TARGET MARKETS AND SOCIAL VALUES
Purpose:
Identify consumer needs.
Understand consumer perception.
Test new product ideas.
Investment:
Firms invest funds in research and development
(R&D).
Manufacturing firms tend to invest more money than
service firms.
KONSEP & DEFINISI PENGEMBANGAN
PRODUK BARU
Pentingnya Pengembangan Produk
Baru :
Mengikuti perubahan permintaan pasar
Akuisisi Pengembangan
Perusahaan dapat produk baru
membeli perusahaan Perusahaan dapat
lain mengembangkan
Mendapatkan paten produk baru di lab.
dari perusahaan lain Sendiri.
Membeli lisensi atau
Membuat kontrak
waralaba (franchise)
dari perusahaan lain dengan peneliti lain
atau perusahaan
pengembangan
produk baru
RAGAM PENGEMBANGAN PRODUK
TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN
PRODUK
DELAPAN TAHAP PROSES PENGEMBANGAN
Gagasan Produk
Pengembangan produk dimulai dengan suatu pencarian
gagasan bagi produk baru. Sumber gagasan dapat
diperoleh dari: konsumen, sales, R&D, Teknisi.
Penyaringan
Usaha untuk menghilangkan gagasan yang tidak
berhubungan dengan kemampuan, keahlian, atau tujuan
perusahaan.
Pengujian Konsep
Perusahaan menggunakan riset pasar untuk mendapatkan
input dari konsumen. Dengan cara ini, perusahaan dapat
menetapkan manfaat yang harus diberikan produk
tersebut maupun tingkat harga yang sesuai.
Pengembangan strategi pemasaran
Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan perilaku
pasar sasaran, posisi produk yang direncanakan, serta
penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dalam
lima tahun pertama.
DELAPAN TAHAP PROSES
PENGEMBANGAN
Bagian kedua strategi menggambarkan harga,
strategi distribusi, dan anggaran pemasaran yang
direncanakan untuk produk-produk tersebut dalam
tahun pertama.
Bagian ketiga dari rencana strategi pemasaran
menjelaskan penjualan jangka panjang dan sasaran
laba serta strategi pemasaran selanjutnya.
Analisis Bisnis
Perusahaan kemudian melakukan perbandingan antara
biaya dan manfaat dengan tujuan : untuk melihat
apakah produk memenuhi tujuan profitabilitas
minimum.
DELAPAN TAHAP PROSES PENGEMBANGAN
Pengembangan prototipe
Pembuatan versi awal, dengan tujuan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah produksi yang terjadi.
Purwarupa dapat menjadi sangat mahal, seringkali
memerlukan pembuatan dengan tangan, peralatan dan
pengembangan komponen.
Pengujian produk dan uji pemasaran.
Perusahaan menjalankan produksi terbatas dan menguji
produk tersebut untuk melihat apakah produknya
memenuhi persyaratan kinerja. Apabila ya maka produk
dijual pada daerah terbatas untuk mengetahui tanggapan
konsumen.
Komersialisasi
Jika hasil uji positif, perusahaan akan memulai produksi
dan pemasaran berskala penuh. Komersialisasi bertahap,
dengan menyebarkan produk tersebut ke daerah yang
semakin luas, mencegah ketegangan yang semestinya
tidak perlu terjadi pada kemampuan produksi awal.
CLASSIFICATIONS OF PRODUCTS
Convenience products
Shopping products
Specialty products
CONVENIENCE
PRODUCTS
Widely available.
Purchased frequently.
Easily accessible.
SHOPPING PRODUCTS
Consumers shop around and compare
prices and quality.
Not purchased frequently.
SPECIALTY PRODUCTS
Science in food
product
development
Art in food product
development
Business in food
product
development
WHAT PROCESS OCCURS WHEN A NEW
PRODUCT IS DEVELOPED?
29
PRODUCT DEVELOPMENT PROCESS
In general, there are three phases of product
development
Phase I: Product Definition
Phase II: Product Implementation
Phase III: Product Introduction
Consumer
Phase II: Testing
Product
Prototype
Implementation
Modifications
Scale-up and
Trial Production
Phase III:
Product Finish:
Introduction PRODUCT LAUNCH
© 2007 Institute of Food
31
PRODUCT DEVELOPMENT PROCESS
All organization functions are Organizational Involvement in the
involved throughout the Product Development Process
project, but the level of activity (Rudolph 1995)
varies for each function
Sloan AE. 2007. Top 10 Food Trends. Food Technology. 61(4): 23-35.
ACTIVITY
Create a poster with the following information:
Product name
Product picture
Target market
Ingredients
Shelf-life
Pilot-plant formulation
WHAT IS FOOD MARKETING?
Food marketing is providing the food items and
associated services that people need and want.
FOOD MARKETING IS GUIDED BY THESE
PRINCIPLES:
Promotion
Price
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM NPD FOR FOOD
TAHAPAN PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Promotional failure
Positioning failure
Timing Failure
Technical Failure
Financial Failure
ORGANISASI DARI PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Manager produk
Manager produk baru
1. PANEL LEADER
Tugas dari panel leader adalah:
Menyiapkan worksheet dan scoresheet
Penyajian:
Booth Panelis Kode sampel urutan penyajian
I # 1, 25 771 653 935 257 1
II # 2, 26 282 111 168 572 2
III # 3, 27 319 596 775 431 3
I # 4, 28 958 747 834 399 4
II # 5, 29 399 618 965 546 5
III # 6, 30 421 988 244 787 6
I #7 231 847 353 112 7
II #8 874 316 965 183 8
... # ... ...
... # 24 527 412 757 413 24
2. PANELIS
Jenis panelis :
Terlatih Needed for most analytical
tests
Tidak / Semi terlatih Normal for
consumer tests, can be used with
some analytical tests
EVALUASI SENSORIS
Uji Deskriptif
Uji Afektif
EVALUASI SENSORIS
1. Uji Diskriminatif
Uji deskriminatif dilakukan untuk menguji secara
statistika ada tidaknya perbedaan dari produk-
produk yang diuji, yang mengukur kemampuan
panelis untuk mendeteksi suatu sifat sensori.
Uji ini dapat berfungsi misalnya untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan rasa suatu
produk jika bahan bakunya diganti dengan jenis
yang lain.[
Contohnya adalah: Uji segitiga, uji duo-trio, dan
uji pasangan.
EVALUASI SENSORIS
2. Uji deskriptif
Uji deskripsi didesain untuk mengidentifikasi
dan mengukur sifat-sifat sensori.
Dalam kelompok pengujian ini dimasukkan
rating atribut mutu dimana suatu atribut
mutu dikategorikan dengan suatu kategori
skala (suatu uraian yang menggambarkan
intensitas dari suatu atribut mutu) atau dapat
juga besarnya suatu atribut mutu
diperkirakan berdasarkan salah satu sampel,
dengan menggunakan metode skala rasio
EVALUASI SENSORIS
2. Uji deskriptif (Lanjutan)
Uji deskriptif merupakan uji yang membutuhkan
keahlian khusus dalam penilaiannya karena
dalam uji ini panelis harus dapat menjelaskan
perbedaan antara produk-produk yang diuji.
Untuk melakukan uji ini, dibutuhkan penguji
yang terlatih.
Uji deskriptif terdiri atas Uji Pemberian skor dan
uji pemberian skala.
Kedua uji ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu
produk.
EVALUASI SENSORIS
3. Uji Afektif
Uji afektif merupakan uji yang dilakukan untuk
mengetahui produk-produk mana yang disukai
penguji dan produk-produk mana yang tidak
disukai.
Salah satu contoh uji afektif adalah Uji hedonik.
Perkenalan (Introduction)
Tahap ini dimulai pada saat produk mencapai pasar.
Pada tahap ini perusahaan mencoba membuat
konsumen pontensial sadar akan keberadaan produk
melalui promosi dan manfaatnya dan memerlukan
biaya yang besar sehingga labanya belum terlihat atau
bahkan negative..
Pertumbuhan (growth)
Pada tahap ini penjualan mulai meningkat secara tepat
dan mulai menghasilkan laba. Pada tahap ini mulai
masuk dengan cepat perusahaan lain untuk
memperkenalkan produk mereka.
TAHAPAN DAUR HIDUP PRODUK
Dewasa (Maturity)
Pertumbuhan penjualan mulai melambat. Walaupun
produknya menghasilkan laba tertinggi di awal tahap ini,
peningkatan persaingan mengarah pada penurunan harga
dan memperkecil laba. Pada tahap ini juga penjualan
mulai jatuh.
Penurunan (Decline)
Pada tahap ini penjualan dan laba mulai jatuh.mulai
masuk produk baru yang mengambil alaih penjualan.
Perusahaan mulai mengurangi bahkan meniadakan
promosi tetapi membiarkan produk tetap beredar untuk
menambah laba.
BENTUK-BENTUK LAIN DARI SIKLUS HIDUP PRODUK
Gambar 13-2 (a) menunjukkan pola “pertumbuhan-
kemerosotan-kemapanan” (growth-slump-maturity),
biasanya menjadi ciri perangkat dapur kecil. Sebagai
contoh, penjualan pisau listrik berkembang cepat saat
pertama kali diperkenalkan dan kemudian turun dan
menetap pada suatu tingkat.
Pola “siklus-siklus berulang” (cycle-recycle) dalam gambar
13-2 (b), sering melukiskan penjualan obat baru.
Perusahaan farmasi mempromosikan obat barunya dengan
agresif, dan ini menghasilkan siklus pertama. Kemudian
penjualan mulai turun, dan perusahaan memberi dorongan
promosi lain untuk obat itu, yang menghasilkan siklus
kedua biasanya dengan besaran dan durasi yang lebih
kecil.
Masih pola umum yang lain yaitu PLC”berlekuk”
(Scalloped) dalam gambar 13-2 (c). Di sini penjualan
melewati serangkaian siklus hidup berdasarkan penemuan
karakteristik produk baru, kegunaan, atau pemakai.
KARAKTERISTIK SIKLUS HIDUP PRODUK
(PRODUCT LIFE CYCLE, PLC)
Penjualan
Penjual
an
Waktu Waktu Waktu
(a).Pola”pertumbuha
n-kemerosotan- (b). (c). Pola
Pola”siklus- “berlekuk”
kemapanan
siklus
berulang”
Gambar 13-2
Pola Siklus Hidup produk
Umum
Gaya Mode Iseng-iseng
Penjuala
Penjualan
Penjuala
n
n
Waktu Waktu Waktu
Gambar 13-3
Siklus hidup Style, Fashion
dan fads
GAYA, MODE, ISENG-ISENG
Iseng-iseng adalah mode yang segera diterima
masyarakat, diikuti dengan penuh semangat,
mencapai puncak dalam waktu singkat, dan
mundur dengan sangat cepat. Siklus
penerimaannya pendek, dan cenderung hanya
menarik pengikut yang terbatas. Contoh siklus
iseng-iseng adalah “mencat rambut (streak)”
GAYA, MODE, ISENG-ISENG
Gaya adalah cara ekspresi yang bersifat dasar dan khusus,
yang muncul dalam lapangan usaha manusia. Sebagai
contoh gaya muncul dalam pakaian. (formal, santai,
fungky). Sekali ditemukan gaya, ia dapat bertahan untuk
beberapa generasi, timbul tenggelam dalam mode.
Mode adalah gaya yang diterima saat ini atau populer
dalam bidang tertentu. Sebagai contoh, jeans adalah mode
dalam pakaian masa kini. Mode melewati empat tahap.
Pada tahap keunikan (distinctiveness stage), beberapa
konsumen berminat pada hal baru yang memisahkan
mereka dari konsumen lainnya.
Pada tahap penyamaan (emulation stage), konsumen
lain menaruh perhatian dengan keinginan untuk
menyamai pimpinan fashion.
Di tahap mode masal (mass-fashion stage), mode ini
telah menjadi sangat populer, dan produsen
menyesuaikannya dengan produksi masal.
Akhirnya pada tahap kemunduran (decline stage),
konsumen mulai beralih ke mode lain yang segera
menarik perhatian mereka.
STRATEGI PEMASARAN DALAM TAHAP
PERKENALAN.
Promosi
Tinggi Rendah
Strategi
Tinggi Strategi
Peluncuran
Peluncuran
Cepat
Harga Lambat
Strategi Strategi
Rendah Penetrasi Penetrasi
Cepat Lambat
STRATEGI PEMASARAN DALAM TAHAP
PERKENALAN.
Strategi peluncuran cepat (rapid-skimming
strategy) terdiri dari peluncuran produk baru pada
harga tinggi dengan tingkat promosi tinggi.
Perusahaan membebankan harga tinggi untuk
memperoleh sebanyak mungkin laba bruto per-
unit. Perusahaan mengeluarkan sebanyak
mungkin biaya promosi untuk menyakinkan pasar
akan manfaat produk walaupun dengan harga
tinggi. Gencarnya promosi untuk mempercepat
penetrasi pasar.
Strategi peluncuran lambat (Slow-skamming
strategy) berupa peluncuran produk baru dengan
harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi
membantu memperoleh laba bruto per unit
sebanyak mungkin dan tingkat promosi yang
rendah menekan biaya pemasaran. Kombinasi ini
diharapkan untuk menyaring banyak laba dari
pasar.
.
STRATEGI PEMASARAN DALAM TAHAP
PERKENALAN.
Strategi penetrasi cepat (rapid-penetration
strategy) berupa peluncuran produk pada harga
rendah dengan biaya promosi yang besar.
Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang
paling cepat dan pangsa pasar paling besar.
Strategi penetrasi lambat (Slow-penetration
strategy) berupa peluncuran produk baru dengan
harga rendah dan promosi yang rendah. Harga
rendah mendorong cepatnya penerimaan produk
dan perusahaan menekan biaya produksi untuk
merealisasikan lebih banyak laba bersih.
STRATEGI PEMASARAN TAHAP
PERTUMBUHAN.
Perusahaan meningkatkan kualitas produk dan
menambahkan ciri baru pada produk dan
meningkatkan gaya.
Perusahaan menambahkan model baru dan
produk pengapit.
Perusahaan memasuki segmen pasar baru
Perusahaan meningkatkan cakupan
distribusinya dan memasuki saluran distribusi
baru.
Perusahaan beralih dari iklan sadar akan produk
ke iklan preferensi produk.
Perusahaan menurunkan harga untuk menarik
pembeli yang sensitif harga di lapangan
berikutnya.
STRATEGI PEMASARAN TAHAP
KEDEWASAAN
Modifikasi Pasar
Perusahaan dapat mencoba memperluas pasar untuk
mereknya yang mapan dengan mengatur dua faktor
yang menghasilkan volume penjualan.
Perusahaan dapat mencoba meningkatkan jumlah
pemakai merek dengan tiga cara:
Mengubah orang yang bukan pemasar (Nonusers)
Perusahaan dapat mencoba menarik orang yang
belum menggunakan produknya.
Masuk segmen pasar baru
Perusahaan dapat mencoba memasuki segmen
pasar baru baik dari segi geografis maupun
demografis dan seterusnya
Menangkap pelanggan pesaing.
Perusahaan dapat menarik pelanggan pesaing
untuk mencoba atau memakai merek itu.
STRATEGI PEMASARAN TAHAP
KEDEWASAAN
Perusahaan dapat juga meningkatkan volume dengan
meyakinkan pemakai merek sekarang untuk menambah
penggunaan tahunan dari merek tersebut. Ada tiga strategi:
Penggunaan lebih sering
102
KONSEP INTI PEMASARAN
Needs, wants,
103
and demand
markets Product
and services
Value,
Exchange, satisfaction,
transactions, and quality
and relationships
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
Model Perilaku Pembeli (gambar 7.1)
5-104
FAKTOR BUDAYA
Sub-kultur
5-105
Pemasaran
perbedaan
Kelas sosial
Pembeli
FAKTOR SOSIAL
Kelompok acuan (Reference Groups)
Kelompok acuan
Kelompok keanggotaan
Kelompok primer
Kelompok sekunder
Kelompok aspirasional
Kelompok dissosiatif
5-106
Perusahaan Levi-Strauss’s pada lini
pakaian
Silver Tab juga diunggulkan di situsnya
5-107
KARAKTERISTIK 7 KELAS SOSIAL UTAMA
AS
5-108
Upper Uppers Lower Uppers
Lower Lowers
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
Keluarga
Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari
orang tua dan saudara kandung.
Keluarga prokreasi (family of procreation) yaitu
pasangan (suami atau istri) dan anak-anak.
Peran dan Status
Peran (Role) meliputi kegiatan yang diharapkan
akan dilakukan oleh seseorang.
Status
5-109
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
5-110
Faktor Pribadi
Pekerjaan dan
Kepribadian dan konsep dari
lingkungan ekonomi
TABEL 7.2: TAHAP-TAHAP SIKLUS HIDUP KELUARGA
1.Tahap bujangan : Sedikit beban keuangan. Pelopor opini mode busana.
Muda, single, tdk tinggal dg Berorientasi pada rekreasi. Membeli: alat-alat dapur
orang tua dasar, furniture, mobil, perlengkapan untuk mencari
pasangan, liburan.
5-112
FAKTOR PSIKOLOGI
5-113
Motivasi
Kepercayaan
& sikap
Persepsi Pembelajaran
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
Faktor Psikologi
Motivasi
Motive (motif) adalah kebutuhan yang cukup
mendorong seseorang untuk bertindak.
Freud’s Theory
Laddering (penjenjangan) digunakan untuk
menelusuri motivasi seseorang, dari motivasi
bersifat alat sampai ke motivasi yang lebih
bersifat tujuan.
Projective techniques (teknik proyektif) seperti
asosiasi kata, penyelesaian kalimat,
interpretasi gambar dan permainan peran.
5-114
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
Riset Ernest Dichter menemukan:
Konsumen menolak buah prem karena buah prem
terlihat keriput dan mengingatkan mereka pada
orang berusia lanjut.
Pria mengisap cerutu sebagai versi dewasa dari
kebiasaan mengisap ibu jari diwaktu kanak-kanak.
Wanita lebih menyukai lemak nabati daripada
hewani karena yang terakhir menimbulkan rasa
bersalah karena membunuh .
Wanita tidak percaya percampuran kue kecuali
apabila mereka mensyaratkan penambahan sebuah
telur, karena hal ini menolong mereka untuk
merasakan bahwa mereka memberikan “kelahiran”.
5-115
HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW (GAMBAR
7.3)
5-116
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
Teori Herzberg
Dissatisfiers (faktor yang menyebabkan
ketidakpuasan).
Satisfiers (faktor yang menyebabkan kepuasan).
5-117
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan
menginterpretasi masukan-masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
Perhatian Selektif
Orang cenderung lebih memperhatikan stimuli yang
berhubungan dengan kebutuhannya saat ini.
Orang cenderung lebih memperhatikan stimuli yang
telah mereka antisipasi.
Orang cenderung lebih memperhatikan stimuli yang
deviasinya besar dalam kaitannya dengan ukuran
normal stimuli.
Distorsi selektif adalah kecendrungan orang untuk
mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan
menginterpretasikan informasi itu dengan cara yang
akan mendukung pra-konsepsi mereka.
Retensi selektif
5-118
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU PEMBELI
Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman.
Drive (dorongan) sebagai stimulus internal kuat yang
memicu suatu tindakan.
Cues (petunjuk) adalah stimuli minor yang menentukan
kapan, dimana, dan bagaimana seseorang bereaksi.
Discrimination (diskriminasi) berarti ia telah mengenali
perbedaan-perbedaan dalam serangkaian stimuli yang
serupa dan dapat menyesuaikan responnya.
Keyakinan dan Sikap
Belief (keyakinan) adalah gambaran pemikiran yang
dianut seseorang mengenai suatu hal.
Spreading activation
Attitude (sikap) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan
kecendrungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang
terhadap suatu objek atau gagasan.
5-119
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
Peran Pembelian
Initiator (inisiator)
Influencer (pemberi pengaruh)
Decider (pengambil keputusan)
Buyer (pembeli)
User (pengguna)
Perilaku Pembelian
5-120
TABEL 7.3: EMPAT JENIS PERILAKU PEMBELIAN
5-121
TAHAP-TAHAP DALAM PROSES KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Bagaimana para pemasar dapat mempelajari tahap-
tahap khusus:
Introspective method
Retrospective method
Prospective method
Prescriptive method
Memahami pelanggan dengan memetakan pelanggan:
Consumption system
Customer activity cycle
Customer scenario
Metamarket
Metamediaries
5-122
Situs Edmunds.com memperlihatkan variasi
jasa yang ditawarkan situs perusahaan dalam
berbelanja untuk sebuah mobil.
5-123
TAHAP-TAHAP PROSES KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Pengenalan
masalah
5-124
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
Purna beli
TAHAP-TAHAP PROSES KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Sumber pribadi: keluarga, teman,tetangga, kenalan.
sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur,
kemasan, pejangan ditoko.
Sumber publik: media massa, organisasi penentu
peringkat konsumen.
Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian dan
pemakaian produk.
5-125
GAMBAR 7.5: KUMPULAN BERURUTAN YANG TERLIBAT
DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN KONSUMEN
5-
126
TAHAP-TAHAP PROSES KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Evaluasi Alternatif
Attribut Potensial yang diinginkan
Kamera: ketajaman gambar, kecepatan kamera,
ukuran kamera, harga
Hotel: lokasi, kebersihan, suasana, harga
5-127
TABEL 7.4: KEYAKINAN KONSUMEN TENTANG
MEREK SUATU KOMPUTER
Komputer Attribut
Kapasitas Kemampuan Ukuran dan
Harga
Memori grafis berat
A 10 8 6 4
B 8 9 8 3
C 6 8 10 5
D 4 3 7 8
5-
128
TAHAP-TAHAP PROSES KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Strategi yang dirancang untuk meransang keinginan
dengan komputer:
Merancang ulang komputer
Mengubah keyakinan atas merek
Mengubah keyakinan atas merek pesaing
Mengubah bobot kepentingan atribut
Menarik perhatian pada atribut yang diabaikan
Menggeser harapan ideal pelanggan.
5-129
TUGAS PEMASARAN
Negative demand tugas pemasaran adalah menganalisis
mengapa konsumen tidak menyukai produk itu dan apakah
program pemasaran yang meliputi desain ulang produk, harga
lebih rendah dan promosi yang lebih positif akan mengubah
keyakinan dan sikap pasar.
No demand tugas pemasaran adalah mencari jalan untuk
menghubungkan manfaat produk dengan kebutuhan
danminat natural orang tersebut.
Latent demand tugas pemasaran adalah mengukur
besarnya pasar potensial dan mengembangkan barang dan
jasa yang tepat untuk memenuhi permintaan tersebut.
Declining demand tugas pemasaran adalah membalikkan
permintaan menurun melalui remarketing produk secara
kreatif.
130
TUGAS PEMASARAN (LANJ.)
Irregular demand tugas pemasaran ini yang disebut
synchromarketing adalah mencari cara-cara untuk mengubah
pola permintaan melalui penentuan harga, promosi, dan
insentif lain yang fleksibel.
Full demand tugas pemasaran adalah mempertahankan
tingkat permintaan ditengah berubahnya preferensi
konsumen dan persaingan yang semakin meningkat.
Overfull demand tugas pemasaranyang disebut
demarketing adalah berusaha menemukan cara untuk
mengurangi permintaan secara sementara atau permanen.
Unwholesome demand tugas pemasaran adalah membuat
orang yang suka produk tersebut tidak lagi memakainya,
dengan cara-cara seperti menyampaikan resiko bahayanya
(fear communication), menaikkan harga dan mengurangi
ketersediaannya.
131
TAHAP-TAHAP DIANTARA EVALUASI
ALTERNATIF DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Evaluasi
5-132
alternatif
Sikap
orang lain
Minat Keputusan
pembelian pembelian
Faktor-faktor
situasional yang tidak
diantisipasi
BAGAIMANA PELANGGAN MENGGUNAKAN
ATAU MEMBUANG PRODUK
Dijual
Menyingkirkannya
menyewakan
Memberikannya (kembali)
untuk sementara
5-133
waktu Menggadaikan
Digunakan
Memperdagangkan
Menyingkirkannya
Produk untuk selamanya Langsung
Menggunakan
sesuai dengan ke konsumen
tujuan semula Menjualnya
Mempertahankan
Mengubahnya Melalui
untuk tujuan
baru perantara
Membuangnya
Menyimpannya Kepada
perantara
KONSEP INTI PEMASARAN
Marketing
environment Product, offering,
and brand
Competition
Value
and
Supply chain satisfaction
Relationships Exchange
Marketing and and
Channel networks transactions
134
APLIKASI MANAJEMEN PEMASARAN
135
Tahap 2. formulated Marketing
136
PERBANDINGAN ANTARA KONSEP
PENJUALAN DAN KONSEP PEMASARAN
Pusat
Titik awal sarana tujuan
perhatian
Penjualan Laba melalui
137
pabrik Produk dan volume penjualan
Promosi
a. Konsep penjualan
b. Konsep pemasaran
KONSEP PELANGGAN
Pusat
138
Titik awal perhatian sarana tujuan
140
RESPON PEMASAR DAN PENYESUAIAN
Customer Relationship Marketing (CRM)
Customer lifetime value
Customer share
Target marketing
Customization
Customer database
Integrated marketing communications
Channels as partners
Every employee a marketer
Model-based decision making
141
GAMBAR 14.1: KOMPONEN-
KOMPONEN TAWARAN PASAR
Harga berdasarkan-nilai
Services/ jasa
11-143
PRODUK DAN BAURAN PRODUK
Klasifikasi Barang Konsumen:
Barang convenience, adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen,
segera, dan dengan usaha yang minimum. Contoh: produk tembakau, sabun, dan
surat kabar.
Staples/ barang kebutuhan sehari-hari.
Impulse goods/ barang dadakan, dibeli berdasarkan keinginan seketika, tanpa perencanaan
atau usaha pencarian.
Emergency goods/ barang darurat, dibeli saat kebutuhan itu mendesak. Contoh, payung
(hujan), sekop (salju)
Barang shopping, adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan
berdasarkan kesesuaian, kualitas harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan
pembelian. Contoh: furniture, pakaian, mobil bekas, dan peralatan rumah tangga
yang besar.
Barang shopping homogen, memiliki mutu yang serupa tetapi mempunyai harga yang cukup
berbeda sehingga dapat dijadikan alasan perbandingan dalam berbelanja.
Barang shopping heterogen, berbeda dalam hal keistimewaan dan jasa produk yang mungkin
lebih penting daripada harganya.
Barang khusus/ Specialty goods, adalah barang-barang dengan karakteristik unik
dan/atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang-barang itu
sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk
membelinya. Contoh: Mercedes Benz
Barang unsought, adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau
diketahui namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk membelinya.
Contoh: detektor asap, asuransi jiwa, tanah kuburan, batu nisan, dan ensiklopedia
11-144
PRODUK DAN BAURAN PRODUK
11-145
KEPUTUSAN MEREK
The American Marketing Association
mendefenisikan merek sebagai berikut:
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau jasa dari seorang atau sekolompok penjual
untuk membedakannya dari produk pesaing.
11-146
PENANDAAN MEREK
Nama merek
Tanda merek (NAMA TANDA MEREK)
Karakteristik dagang
Tanda merek
Nama merek
11-147
KEPUTUSAN MEREK
Attribut Manfaat
Nilai Pengguna
Kepribadian Budaya
11-149
KEPUTUSAN MEREK
Keputusan
Nama Identitas Logo
Merek
Warna Tagline
Simbol
11-
150
MEMBANGUN IDENTITAS MEREK
11-151
EKUITAS MEREK
11-152
NILAI EKUITAS MEREK
Penilaian merek
Ekuitas merek yang tinggi memberikan sejumlah
keuntungan kompetitif:
Perusahaan akan mempunyai posisi yang lebih kuat
dalam negoisasi dengan distributor dan pengecer karena
pelanggan mengharapkan mereka menjual merek
tersebut.
Perusahaan dapat mengenakan harga yang lebih tinggi
daripada pesaingnya karena merek tersebut memiliki
mutu yang diyakinilebih tinggi.
Perusahaan lebih mudah untuk meluncurkan perluasan
merek karena merek tersebut memiliki kredibilitas tinggi.
Merek itu melindungi perusahaan dari persaingan harga
yang ganas.
Mengelola ekuitas merek
11-153
TANTANGAN MEREK
11-154
STRATEGI MEREK
Kategori produk
Existing New
Nama merek
11-
155
KEPUTUSAN STRATEGI MEREK
Merek fungsional
Merek gambaran
Merek eksperimental
Perluasan lini
Branded variants/ varian bermerek
Perluasan merek
Brand dilution/ pelemahan merek
11-156
KEPUTUSAN STRATEGI MEREK
Multi-merek,
merek baru, dan merek
bersama (Co-Brands)
Multi-merek
Flanker Bands/ merek sampingan
Merek bersama/ Co-branding (Dual branding)
Ingredient co-branding
Same-company co-branding
Multisponsor co-branding
11-157
PENGEMASAN DAN PELABELAN
11-158
PENGEMASAN DAN PELABELAN
Pelabelan
Fungsi
Mengidentifikasi
Kelas
Menjelaskan
11-159