Anda di halaman 1dari 14

PENELITIAN RESEARCH AND DEVELOPMENT (R & D)

A. PENGERTIAN

Salah satu syarat seorang mahasiswa dapat menyelesaikan program studinya adalah
dengan menyelesaikan sebuah skripsi, tesis, maupun disertasi. Ketiganya merupakan karya
ilmiah penelitian. Penelitian itu sendiri merupakan suatu aktivitas ilmiah yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah maupun menelaah sebuah gejala baik yang ada bidang
pendidikan maupun sosial. Menurut beberapa ahli menyatakan definisi dari penelitian,
diantaranya oleh Suwondo (2011) yang menyatakan bahwa penelitian adalah suatu
penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis dalam
mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
Hillway dalam bukunya Introduction to Research mengemukakan bahwa penelitian adalah
suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap
masalah tersebut (Suwondo, 2011).
Berbicara tentang penelitian, ada dua istilah pendekatan yang sudah tidak asing lagi
bagi seorang peneliti, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Keduanya tentu
memiliki perbedaan esensial yaitu menurut Haryati (2012) bahwa pendekatan kualitatif
memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-
satuan gejala yang ada dalam kehidupan sosial manusia, sedangkan pendekatan kuantitatif
memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu dalam
kehidupan manusia yang biasa dinamakan variabel. Selanjutnya, Haryati juga
mengungkapkan bahwa sasaran kajian kuantitatif adalah gejala, sedangkan sasaran kajian
kualitatif adalah prinsip-prinsip umum perwujudan gejala-gejala. Akan tetapi, terlepas dari
perbedaan yang ada pada pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif, terdapat
sebuah pendekatan yang menggabungkan atau mengkolaborasikan kedua pendekatan tersebut
yang kita kenal dengan istilah R & D atau Research and Development.
Putra (2015) dalam bukunya “Research and Development, Penelitian dan
Pengembangan : Suatu Pengantar” mengungkapkan bahwa R & D pertama kali dimulai di
departemen pertahanan Amerika Serikat, yang kemudian dimanfaatkan pada bidang industri
hingga akhirnya istilah R & D saat ini dikenal di bidang pendidikan. Oleh karena itu, R & D
sekarang ini sudah sangat banyak memberikan sumbangsi yang besar melalui berbagai
macam inovasi-inovasi dalam pendidikan baik itu inovasi dalam motode dan model
pembelajaran, rekayasa kurikulum, penyediaan peralatan atau tekhnologi pembelajaran dan
pengembangan alat atau instrumen pengukuran (Putra, 2015).
Ada berbagai macam definis dari R & D. Hal tersebut karena R & D banyak sekali
dimanfaatkan diberbagai bidang, sehingga ketika merumuskan definisi dari R & D akan ada
beberapa tekanan dan fokus yang berbeda berdasarkan bidang-bidang tertentu. Menurut Borg
and Gall (Sari dan Munoto, 2015), educational research and development is a process used
to develop and validate educational product, yang artinya adalah penelitian pengembangan
pendidikan merupakan sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi sebuah produk pendidikan. Selanjutnya Sujadi (Noordyah, 2011) menyatakan
bahwa Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Definisi lain dari R & D juga diungkapkan oleh Rasagama (2011) yang menyatakan
bahwa Penelitian dan Pengembangan Pendidikan atau Educational Research and
Development (R&D) adalah sebuah cara/ metode/ pendekatan/ strategi penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan, yaitu merencanakan, merumuskan, memvalidasi, dan
merevisi suatu produk pendidikan, yang dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif serta
berbasiskan masalah pendidikan nyata di lapangan. Dari ketiga defenisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode Penelitian dan Pengembangan atau R & D merupakan suatu
metode ilmiah yang dapat digunakan dalam rangka untuk menghasilkan suatu produk atau
mengembangkan produk yang sudah ada sehingga menjadi sebuah produk yang lebih
sempurna dibanding sebelumnya atau dengan kata lain R & D merupakan metode ilmiah
yang menghasilkan sebuah inovasi. Produk dan inovasi yang dimaksudkan dalam hal ini
tidak hanya dalam bentuk nyata (perangkat keras) yang berupa buku, modul, perangkat
laboratorium dan sebagainya, akan tetapi dapat juga berupa perangkat lunak seperti program
pengolahan data dalam komputer, model dan metode pembelajaran, rekayasa kurikulum dan
lain sebagainya.
Salah satu contoh R & D dalam bidang pendidikan adalah seperti yang dilakukan oleh
Gibson, Alderich dan Prensky (Putra, 2015) yang mengintegrasikan games yang bersifat
edukatif kedalam pembelajaran. Oleh karena bisa diakses secara online maka inovasi tersebut
akan sangat membantu para pembelajar untuk belajar dengan cara yang menyenangkan.
Selanjutnya, judul penelitian yang menggunakan metode R & D sebaiknya mencerminkan
produk yang akan dihasilkan. Misalkan “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web
pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar”, dari judul tersebut sudah dapat diketahui bahwa
produk yang akan dihasilkan peneliti yaitu berupa media pembelajaran yang berbasis web
dalam rangka untuk memudahkan siswa dalam memahami materi bangun ruang sisi datar.

B. MASALAH

Berbicara mengenai sistematika laporan penelitian, umumnya dimulai dengan latar


belakang pada bab pertama. Yang mana dari latar belakang akan menunjukkan alasan-alasan
yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitiannya. Menurut Yasheyosh (2015)
mengungkapkan bahwa latar belakang masalah berisikan tentang kesenjangan antara antara
harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoritik ataupun kesenjangan praktis yang melatar
belakangi masalah penelitian. Oleh karena itu, dalam menyusun latar belakang sebaiknya
dipaparkan secara ilmiah dan ringkas mengenai beberapa teori, hasil-hasil penelitian,
pengamatan atau observasi pribadi terhadap masalah yang diteliti sehingga masalah yang
dimaksudkan untuk diteliti memiliki landasan yang kokoh. Dalam latar belakang R & D ada
empat landasan yang harus ada yaitu landasan yuridis, empiris, teoritis, dan penelitian
terdahulu.
Secara lebih lanjut, Hidayat (2015) menjelaskan keempat landasan tersebut dalam
penelitian sebagai berikut.
1. Landasan Yuridis : Berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku, jadi dalam menuliskan
latar belakang, anda harus mencari landasan hukum yang berlaku, landasan peraturan
yang ada, sehingga tulisan atau alasan yang anda sampaikan berdasar hukum atau
peraturan yang kuat. Hal itu sangat penting, mengingat dalam membuat sesuatu tidak
diberbolehkan untuk menentang peraturan atau hukum yang berlaku dan harus sesuai
dengan peraturan yang telah ada.
2. Landasan Empiris : Data-data nyata, kondisi kekinian yang ada di lapangan atau
lingkungan. Landasan empiris dapat digali melalui kajian pustaka, observasi, atau melalui
wawancara. Tujuannya yaitu guna menemukan kondisi senyata mungkin yang dapat
mendasari anda melakukan penelitian tersebut. 
3. Landasan teoritis : Pendapat-pendapat ahli, dalam memberikan argumen tentang sesuatu
hal, harus didasari oleh pengetahuan yang telah ada, maupun pendapat ahli, dengan begitu
maka argumen yang kalian sampikan dalam pembuatan sebuah latar belakang dapat
digunakan. Landasan teoritis, dapat berupa pendapat ahli yang ada dibuku.
4. Penelitian terdahulu : Masukan penelitian terdahulu, penelitian yang telah ada. ini
digunakan untuk mempertegas alasan kalian memilih mengembangkan hal tersebut.
Penelitian terdahulu dapat anda dapatkan dari jurnal-jurnal ilmiah.
Adapun langkah-langkah dalam menuliskan latar belakang R & D yaitu dimulai
dengan potensi dan masalah. Potensi menurut Majdi adalah suatu kemampuan, kesanggupan,
kekuatan ataupun daya yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan lagi
menjadi bentuk yang lebih besar (Anonim, 2016). Sebagai contoh adanya potensi di
masyarakat kita yang saat ini hampir semuanya telah menikmati dan memanfaatkan internet
(web), yang mana jika potensi tersebut didayagunakan sebaik mungkin dalam bidang
pendidikan, maka kemungkinan akan mampu menjadikan pendidikan kita lebih efisien dan
efektif. Akan tetapi, yang terjadi dilapangan adalah masih minimnya penggunaan internet di
bidang pendidikan. Hal inilah yang dikatakan sebagai masalah, yaitu terjadinya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Oleh karena itu, pada latar belakang penulis harus menyajikan
sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut yang dilandasi oleh teori-teori pendukung.
Selanjutnya pada latar belakang dituliskan kesimpulan dari alasan yang mendasari penulis
mengapa memilih solusi atau mengapa penulis berkeinginan untuk membuat inovasi tersebut
dengan melakukan penelitian R & D.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa latar belakang itu dimulai dengan sebuah
masalah atau potensi. Namun, masalahnya adalah proses mengidentifikasi masalah ini
bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, yang mana peneliti tidak hanya memilih kemudian
menetapkan masalah akan tetapi masalah yang akan dipecahkan tersebut baiknya memiliki
nilai yang sangat penting untuk segera dipecahkan, memiliki kegunaan bagi masyarakat luas,
memiliki nilai teoritis dan terdapat usaha yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
tersebut. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Punaji (dalam
Masruri, 2017) bahwa mengidentifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara
mendaftar faktor-faktor yang berupa permasalahan.
Setelah mengidentifikasi masalah, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan
peneliti adalah merusmuskan masalah tersebut. Adapun rumusan masalah pada penelitian R
& D memiliki sedikit perbedaan dengan penelitian pada umumnya yaitu pada R & D rumusan
masalahnya tidak dalam bentuk pernyataan akan tetapi berbentuk uangkapan atau kalimat
yang mengandung kesenjangan, kondisi yang belum atau masih kurang terpenuhi.
Selanjutnya lebih diperjelas oleh Punaji dalam Masruri (2017) yang menyatakan bahwa
ungkapan senada yang sering dipakai dalam merumuskan masalah penelitian dan
pengembangan, misalnya masih kurang, belum tersedia, tidak ada atau tidak tersedia dan
sejenisnya. Contoh rumusan masalah penelitian pengembangan dapat diungkapkan seperti
“… pada kenyataannya telah memberikan kontribusi bagi peningkatan hasil belajar siswa.
Namun demikian, saat ini masih belum tersedia media pembelajaran interaktif dalam
pembelajaran bangun ruang sisi datar. Untuk itulah, perlu dikembangkan media pembelajaran
berbasis web tersebut”.
Perumusan masalah R & D biasanya juga diikuti dengan alternative pemecahan
masalah yang ditawarkan oleh peneliti melalui sebuah produk yang hendak dihasilkan selama
pengembangan. Dalam pengembangan sebuah produk tentu terdapat uji efektifitas produk.
Jika pengembang ingin melakukan pengujian tentang efektivitas, maka masalah penelitian
pengembangan dirumuskan dengan menggunakan kalimat Tanya (Wulandari, 2014).
Contohnya adalah “Bagaimana kualitas media pembelajaran berbasis web pada materi
bangun ruang sisi datar yang dikembangkan berdasarkan ahli media, ahli materi dan siswa?”
atau “Bagaimana respon peserta didik terhadap penggunaan media pembelajaran berbasis
web pada materi bangun ruang sisi datar?”

C. KAJIAN TEORI

Semua penelitian merupakan aktivitas ilmiah, sehingga semua peneliti setidaknya


memiliki bekal teori sebelum melakukan penelitiannya. Menyusun kajian teori pada
penelitian R & D tidak jauh berbeda dengan penyusunan kajian teori pada penelitian
umumnya, yang pada dasarnya teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefenisian, dan uraian
yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah
(Sugiyono, 2015). Secara lebih spesifik, kajian teori atau studi literatur pada penelitian R & D
adalah menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu
produk (noordyah, 2011).
Dalam penelitian R & D, setelah mengidentifikasi masalah atau potensi yang ada
maka tugas seorang peneliti adalah mengumpulkan informasi untuk mengetahui kebutuhan di
tengah masyarakat pemakai produk yang hendak peneliti kembangkan melalui penelitian dan
pengembangan. Menurut Emzir (2015), pada tahap ini yang penting dilakukan adalah analisis
kebutuhan terhadap produk yang akan dikembangkan. Artinya adalah pada kajian literatur ini
hendaknya membahas ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan produk tersebut,
beberapa kondisi prasyarat atau pendukung agar produk dapat digunakan atau
diimplementasikan secara maksimal, dan yang terakhir adalah mengungkap kelemahan dan
juga kelebihan dari produk tersebut. Dan yang tak kalah penting pada kajian literatur ini,
peneliti baiknya menuliskan atau memaparkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pengembangan produk tersebut.
Berikut ini salah satu contoh menyusun kajian teori pada penelitian R & D dengan
judul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika Berbasis Android Untuk Siswa
Kelas 3 Sekolah Dasar” yang ditulis oleh Amalia Ima Nurjayanti.
1. Pengertian Pembelajaran : Pada bagian ini penulis memaparkan beberapa teori yang
memberikan penjelasan mengenai pengertian dari pembelajaran.
2. Media Pembelajaran : Pada bagian ini penulis memaparkan mengenai : (a) pengertian
media pembelajaran; (b) penggunaan media pembelajaran; dan (c) fungsi media
pembelajaran;
3. Peran Tekhnologi Informasi dalam Bidang Pendidikan
4. Multimedia Pembelajaran : Pada bagian ini penulis memaparkan beberapa bagian yaitu
(a) pengertian multimedia pembelajaran; (b) bentuk multimedia pembelajaran; (c)
prinsip-prinsip desain multimedia pembelajaran; (d) manfaat multimedia pembelajaran;
(e) kriteria pemilihan multimedia pembelajaran; dan (f) pengembangan multimedia
pembelajaran, pada bagian ini penulis menuliskan tahap pengembangan multimedia
pembelajaran yang terdiri dari tahap perencanaan dan tahap perancangan .
5. Kriteria penilaian kualitas multimedia pembelajaran : Penulis mengungkapkan beberapa
kriteria dalam meriview perangkat lunak media pembelajaran yang berdasarkan kualitas.
6. Adroid : Pada bagian ini penulis juga memaparkan beberapa bagian yaitu (a) pengertian
android dan (b) fitur-fitur android
7. Matematika : (a) peta konsep pembelajaran mengenal bangun datar sederahana; (b) peta
konsep pembelajaran mengenal macam-macam sudut; (c) peta konsep materi menghitung
luas persegi dan persegi panjang

D. METODE PENELITIAN

1. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan


Ada beberapa model penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan, antara lain
model Sugiyono dan model Borg and Gall. Untuk lebih memahami kedua model tersebut
maka diuraikan sebagai berikut.
a) Model Borg dan Gall
Borg dan Gall mengemukakan 10 langkah dalam penelitian dan pengembangan yang
bersifat siklus (Emzir, 2007). Kesepuluh langkah tersebut yaitu (a) Penelitian dan
Pengumpulan Informasi; (b) Perencanaan; (c) Pengembangan Bentuk Awal Produk; (d) Uji
Lapangan Utama; (e) Revisi Produk; (f) Uji Lapangan Utama; (g) Revisi Produk Operasional;
(h) Uji Lapangan Operasional; (i) Revisi Produk Akhir; (j) Diseminasi dan Implementasi.
Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Sumber : Nusyahidah

b) Sugiono
Sugiono (Emzir, 2007) juga mengemukan langkah-langkah penelitian dan
Pengembangan yang meliputi sepuluh langkah berikut.
a. Identifikasi masalah
Semua penelitian berangkat dari potensi atau masalah yang diajukan. Potensi atau
masalah adalah sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Model
pembelajaran yang belum menghasilkan tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
diinginkan adalah contoh masalah dalam pendidikan yang dapat diatasi melalui penelitian
dan pengembangan.
b. Pengumpulan informasi
Pengumpulan informasi sangat penting untuk mengetahui kebutuhan dari
masyarakat pemakai terhadap produk yang ingin dikembangkan melalui penelitian dan
pengembangan. Pada tahap ini yang penting dilakukan adalah analisis kebutuhan (need
analysis) terhadap produk yang akan dikembangkan.
c. Desain produk
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, langkah selanjutnya dalam penelitian dan
pengembangan membuat desain dari produk yang akan dikembangkan. Desain produk
harus diwujudkan dalam bentuk gambar maupun bagan, sehingga dapat digunakan
sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
d. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses penilaian rancangan produk yang dilakukan
dengan memberi penilaian berdasarkan pemikiran rasional, tanpa diuji di lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan meminta beberapa orang pakar dalam bidangnya
untuk menilai desain produk yang kita buat. Validasi desain dapat pula dilakukan dengan
mengadakan forum diskusi, dengan terlebih dahulu peneliti mempresentasikan desain
produk yang dibuatnya.
e. Perbaikan desain
Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian pakar atau forum diskusi,
peneliti melakukan revisi terhadap desain produk yang dibuatnya berdasarkan masukan-
masukan dari pakar dan dari forum diskusi.
f. Uji coba produk
Uji coba dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari produk yang dikembangkan.
Uji coba dapat dilakukan pada kelompok terbatas.
g. Revisi produk
Revisi produk perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu : (a) uji coba yang
dilakukan masih bersifat terbatas, sehingga tidak mencerminkan situasi dan kondisi yang
sesungguhnya, (b) dalam uji coba ditemukan kelemhan dan ekurngan dari produk yang
dikembangkan, (c) data untuk merevisi produk dapat dijaring melalui pengguna produk
atau menjadi sasaran penggunaan produk.
h. Uji coba pemakaian
Setelah revisi produk dilakukan, uji coba pemakaian produk dikembangkan. Uji
coba dilakukan pada kelompok yang lebih luas untuk mengetahui efektivitas produk yang
dikembangkan dan memperoleh masukan untuk melakukan revisi produk tahap akhir.
i. Revisi produk tahap akhir
Setelah melakukan uji coba produk pada kelompok yang lebih luas, dilakukan
revisi produk tahap akhir berdasarkan masukan yang diperoleh.
j. Produksi massal
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian dan pengembangan. Dalam
bidang pendidikan produksi massal dari produk yang dikembangkan merupakan suatu
pilihan yag berimplikasi pada pemanfaatan yang lebih luas.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Sumber: Nursyahidah

2. Model Pengembangan
a. Model Dick & Carey
Model Dick and Carey adalah model desain Instruksional yang dikembangkan oleh
Walter Dick, Lou Carey dan James O Carey. Model ini merupakan salah satu dari model
prosedural, yaitu model yang menyarankan agar penerapan prinsip desain instruksional
disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus di tempuh secara berurutan.
Model Dick and Carey terdiri dari sepuluh langkah. Setiap langkah sangat jelas
maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk
mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey
menunjukan hubungan yang sangat jelas dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan
yang lainya.
Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah sebagai
berikut: (1) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran; (2) Melaksanakan analisis
pembelajaran; (3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa; (4)
Merumuskan tujuan performansi; (5) Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan; (6)
Mengembangkan strategi pembelajaran; (7) Mengembangkan dan memilih materi
pembelajaran; (8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif; (9) Merevisi bahan
pembelajaran; dan (10) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Sumber : http://www.nwlink.com/~donclark/history_isd/carey.html

b. Model Four D
Metode pengembangan (development research) dengan menggunakan pendekatan
pengembangan model 4D (four-D model) mempunyai beberapa tahapan. Tahapan model
pengembangan meliputi tahap pendefinisian (define) : tujuan tahap ini adalah menentapkan
dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan
materi yang dikembangkan perangkatnya; tahap perancangan (design) : tujuan tahap ini
adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran; tahap pengembangan (develop) :
tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari pakar; dan tahap penyebaran (disseminate) : pada tahap ini
merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih
luas.

3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah semua pihak yang akan diungkap dan dinilai kinerjanya
dalam situasi penelitian. Dari subjek ini dapat diperoleh informasi sesuai tujuan penelitian.
Pemilihan subjek penelitian ditentukan oleh ruang lingkup kajian dan rencana wilayah
diseminasi produk. Subjek penelitian dapat berupa populasi dan sampel. Populasi adalah
elemen atau unit yang menjadi sumber informasi sedangkan sampel merupakan bagian dari
populasi. Penentuan sampel ditentukan oleh karakteristik model penelitian sesuai dimensi
kegiatan pengembangan. Kegiatan harus dilakukan secara hati-hati agar resiko yang terjadi
minimal. Pola pengembangannya juga harus dimulai dari lingkup yang terbatas menuju
kepada yang lebih luas.
Penentuan sampel menggunakan teknik multistage (bertahap). Pada setiap tahap
penelitian sampelnya juga berbeda-beda yang ditentukan dengan teknik bola salju (snow
ball). Pada tahap uji coba awal jumlah sampelnya terbatas, kemudian diperluas pada tahap uji
coba utama, dan semakin banyak lagi ketika uji coba operasional. Sampel pada uji coba
operasional harus representatif karena diharapkan hasilnya benar-benar bisa
dimplementasikan dalam kondisi nyata di lapangan.

4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian harus memenuhi nilai validitas
dan reliabilitas sesuai persyaratan karakteristik variabel yang diteliti dan tujuan penelitiannya
(Stiawan, 2014). Teknik yang bisa digunakan antara lain: tes, angket, observasi, wawancara,
dan dokumentasi seperti diuraikan pada pengumpulan data penelitian kuantitatif. Penentuan
teknik pengumpulan data mana yang dipakai sangat tergantung pada jenis dan karakteristik
data yang dibutuhkan.
Salah satu bagian penting dalam penelitian dengan metode R&D adalah
mengembangkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian sangat diperlukan dalam setiap
tahapan penelitian ini baik pada saat studi eksplotari, pengembangan model konseptual
sampai pada uji coba model serta uji keefektivannya. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai
beberapa jenis instrumen yang digunakan dalam proses R&D.
Research and Development dalam upaya pengambangan model bidang kependidikan
merupakan jenis penelitian multi tahap, dimana setidaknya peneliti harus melakukan tiga
jenis penelitian dalam satu periode penelitian. Menurut Prasetyo, ada beberapa instrumen
yang dapat digunakan oleh peneliti berdasarkan tahapan penelitiannya yaitu:
a) Penelitian pendahuluan : dalam studi ini instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti
antara lain: angket, wawancara dan dokumentasi.
b) Pengembangan model konseptual : dalam mengembangkan model konseptual, peneliti
harus melalui beberapa tahap seperti pengembangan model, serta validasi model.
Instrumen penelitian diperlukan oleh peneliti pada fase validasi model. Instrumen yang
dapat digunakan oleh peneliti dalam validasi model antara lain: angket atau daftar
pertanyaan dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) dan wawancara terstruktur.
c) Uji Coba Model : dalam kegiatan uji coba model, peneliti harus mempersiapkan beberapa
instrumen untuk mengevaluasi proses dan hasil eksperimen yang dilakukan. Dalam
evaluasi proses peneliti dapat menggunakan angket (kuantitatif) jika peneliti bermaksud
menggali lebih dalam tentang informasi dalam evaluasi proses (triangulation mixed
method) maka peneliti dapat juga melakukan triangulasi dengan wawancara dan bahkan
observasi partisipan. Sedangkan dalam evaluasi hasil terutama untuk mengetahui
keefektivan model intrumen yang digunakan adalah berupa angket. Ada dua jenis angket
yang digunakan oleh peneliti, yaitu angket test dan angket nontest. Angket test bersisi
beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan subjek penelitian
tentang mata pelajaran tertentu. Sedangkan angket non test berkaitan dengan perubahan
aspek sikap yang menjadi tujuan penelitian.
Contohnya pada penelitian “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Matematika
Berbasis Android Untuk Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar” yang telah disebutkan diatas, yang
mana penulis menggunakan menggunakan kuisioner atau angket sebagai instrumen
penelitiannya. Penulis menggunakan dua jenis kuisioner yaitu kuisioner terbuka dan tertutup
serta menggunakan skala likert. Angket yang digunakan berisi pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan tanggapan oleh subyek peneliti. Tipe jawaban yang digunakan adalah berbentuk
check list (√). Alternatif jawaban yang diberikan untuk angket validasi ahli dan responden
berbeda. Skor alternatif jawaban yang diberikan oleh ahli media dan materi pada pernyataan
positif (+) dan pernyataan negatif (-) dapat dilihat pada tabel berikut.
Skor untuk Pernyataan
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Cukup 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Sangat Tidak Sesuai 1 5
Pada penelitian tersebut, penulis menyusun 3 macam kuisioner, yaitu (1) Instrument
untuk ahli media : berisi poin tentang aspek-aspek yang berhubungan dengan media
pembelajaran; (2) Instrumen untuk ahli materi : berisi aspek-aspek yang berhubungan dengan
materi media pembelajaran yang meliputi aspek pembelajaran, materi dan kebenaran isi; (3)
Instrumen untuk siswa.
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini bisa menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Pemilihan teknik analisis data ini sangat tergantung pada jenis data dan tujuan penelitiannya
(Stiawan, 2014). Teknik analisis data kualitatif terbagi menjadi dua, yaitu : (1) teknik
kualitatif hanya mendeskripsikan fenomena atau fakta saja tanpa memberi makna atas
fenomena tersebut., (2) teknik kualitatif yang bertujuan memaknai fenomena atau fakta
secara mendalam. Adapun teknik analisis data kuantitatif yang menggunakan statistika
sebagai instrumennya dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis data kuantitatif dengan
teknik statistik deskriptif, dan (2) analisis data kuantitatif dengan statistik inferensial.
Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data menurut Rusti (2012), yaitu:
a) Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan
tabel, bagan, atau grafik.
b) Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
c) Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
d) Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa
interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
e) Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan produk yang
akan dikembangkan.
f) Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan
disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.
Pada penelitian yang sama diatas, penulis menggunakan teknik analisis kuantitatif,
yang mana hasil perhitungannya digunakan untuk menentukan kategori kelayakan media.

E. DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta :


Rajawali Pers

Haryati, Sri. 2012. Research And Development (R&D) sebagai Salah Satu Model Penelitian
dalam Bidang Pendidikan; Vol. 37 No. 1, hal.11-26

Masruri, Razikin. 2017. Penyusunan Latar Belakang-Penelitian dan Pengembangan (R & D).
http://www.academia.edu/23211436/Penyusunan_Latar_belakang-Penelitian_dan_
Pengembangan _R_and_D_ : diakses pada 19 Juli 2017

Noordyah, 2011. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan.


https://noordyah.wordpress.com/tugas-kuliah/langkah-langkah-penelitian-dan-
pengembangan/ : diakses pada 19 Juli 2017

Nursyahidah, Farida. Research and Development vs Development Research.


https://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/06/research-and-development-vs-
development-research.pdf : diakses pada 25 Juli 2017

Prasetyo, Lis. Teknik Analisis Data dalam Research and Development. Universitas Negeri
Yogyakarta : Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan
Putra, Nusa. 2015. Research and Development, Penelitian dan Pengembangan : Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Rasagama, I Gede. 2011. Memahami Implementasi “Educational Research and


Development”. Pelatihan Metodologi Penelitian Kuantitatif : Piloteknik Negeri
Bandung

Rusti, S.Citra. 2012. Penelitian Pengembangan (Research and Development/ R&D).


http://shilviacitrarusti.blogspot.co.id/2012/04/penelitian-pengembangan-r.html :
diakses pada 25 Juli 2017

Sari, K.R.J. & Munoto. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Teknik Elektronika
Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Division (Stad) dengan Bantuan Software Multisim Untuk Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri 1 Kediri. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro :
Volume 04 Nomor 01 Tahun 2015, 131-138

Stiawan, Andri. 2014. Metode Penelitian R & D (Research and Development).


http://andristiawan.blogspot.co.id/2014/09/metode-penelitian-r-research-and.html :
diakses pada 25 Juli 2015

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D. Bandung : Alfabeta

Suwondo. 2011. Penelitian Ilmiah dan Non Ilmiah. Diakses pada 10 Juli 2017.
http://skp.unair.ac.id/ repository/Guru-Indonesia/ PENELITIANILMIAHDA_
SUWONDO_ 15504. Pdf

Wulandari, T.A.. 2014. Rumusan Masalah R & D.


http://asthiwulandblog.blogspot.co.id/2014/12/rumusan-masalah-penelitian-r-d.html :
diakses pada 19 Juli 2017

Yasheyosh. 2015. Latar Belakang Masalah (Penelitian dan Pengembangan).


http://yasheyosh.blogspot.co.id/2015/05/r-n-d.html : diakses pada 19 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai