Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Pengembangan
Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D) saat ini
menjadi salah satu jenis penelitian yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan
apalagi di masa pandemi Covid 19 ini banyak yang melakukan penelitian pengembangan
yang berhubungan dengan pendidikan demi menunjang berjalannya pembelajaran yang
mampu mengikuti kebutuhan siswa dan guru. Model pengembangan Borg dan Gall,
sebagaimana dijelaskan oleh (Ansyah et al. n.d.) yaitu penelitian dan pengembangan
bidang pendidikan (R&D) merupakan suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan mengesahkan produk bidang pendidikan. Langkah-langkah proses
ini biasanya disebut dengan siklus R&D, yang terdiri dari : 1) Melakukan penelitian
pendahuluan (prasurvei). 2) Melakukan perancangan. 3) Mengembangkan jenis/bentuk
produk awal. 4) Melakukan uji ahli. 5) Melakukan revisi produk. 6) Melakukan uji coba
terbatas. 7) Melakukan revisi produk. 8) Melakukan uji coba lapangan. 9) Melakukan
revisi final. 10) Penyebarluasan produk yang dikembangkan dan menerapkanya
dilapangan (Lusiana and Lestari 2013).
penelitian dan pengembangan terdiri atas dua kata yaitu penelitian dan
pengembangan. Kegiatan penelitian dan pengembangan terjadi secara berurutan yaitu
melakukan penelitian terlebih dahulu, kemudian melakukan pengembangan. Penelitian
dilakukan untuk memperoleh masalah dan potensi sehingga diperoleh pertimbangan
untuk membuat alternatif kebijakan (rancangan produk). Dalam penelitian pengembangan
dengan metode Research & Development terdapat 10 langkah yang harus diikuti, yaitu:
1) Menentukan potensi dan masalah. 2) Mengumpulkan data. 3) Mendesain produk. 4)
Memvalidasi desain produk. 5) Revisi desain produk. 6) Uji coba produk. 7) Revisi
produk. 8) Uji coba pemakaian. 9) Revisi produk. 10) Produksi masal (Arifin et al., n.d.).
Desain penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models) menurut
Thiagarajani (1974) dalam (Arifin et al..)yaitu meliputi tahap pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (development),dan diseminasi (disseminate).
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan produk oleh Dick and Carry yang dikenal
sebagai metode pengembangan ADDIE (darmana&Tegeh). ADDIE merupakan singkatan
dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation, dan Evaluation.
Berikut ini uraian pada setiap tahap pengembangan metode ADDIE:
1. Analysis
Kegiatan utama adalah menganalisis perlunya pengembangan produk pembelajaran baru dan
menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan produk. Adanya masalah dalam
metode/model pembelajaran yang sudah diterapkan, sudah tidak relevan dengan kebutuhan
sasaran, lingkungan belajar, teknologi, karakteristik peserta didik, dsb.
2. Design
Tahap desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Rancangan
produk ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya
3. Development
Development dalam metode ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk. Disusun
kerangka konseptual penerapan produk pembelajaran baru dan direalisasikan menjadi produk
yang siap diimplementasikan.
4. Implementation
Pada tahap ini diimplementasikan rancangan metode tersebut pada situasi yang nyata dan
dilakukan evaluasi awal untuk memberikan umpan balik pada penerapan metode berikutnya.
5. Evaluation
Evaluation dilakukan pada tahap proses dan akhir kegiatan. Evaluasi dapat bersifat sumatif
atau formatif. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna
metode. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi
oleh metode baru tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa metode penelitian dan
pengembangan adalah salah satu metode penelitian yang nantinya akan menghasilkan sebuah produk
yang telah tervalidasi dan teruji keefektifannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalaah
ADDIE, karena metode ini cocok digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk
seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.

B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Pengertian media bersumber dari kata latin medius yang berdasarkan makna aslinya
mengandung makna tengah, perantara, atau pengantar. Menurut bahasa arab media dapat diartikan
sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Dalam
(Margunayasa et al. 2018) mengatakan bahwa media jika dinyatakan secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang dapat membangun kondisi siswa, sehingga siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dimaknai bahwa buku pembelajaran, guru, dan lingkungan sekolah merupakan sebuah media.
Secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai alat-alat
grafis, foto grafis, atau elektronis untuk menerima, memproses, menyusun dan menyampaikan
kembali informasi visual atau verbal.
Berdasarkan dengan hal tersebut untuk menunjang pembelajaran maka diperlukan suatu alat
bantu yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat pendukung yang memiliki
fungsi penting dalam kegiatan pembelajaran. Alat pendukung pembelajaran dapat membantu
menyampaikan materi yang tidak dapat disampaikan oleh guru melalui kata-kata atau kalimat.
Media mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Peran media dalam
proses pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan ketika pembelajaran berlangsung, bahkan dapat mempengaruhi
psikologi siswa(Kristianingsih and Sukiswo 2016). Media pembelajaran merupakan media
pengantar pesan, sedangkan penerima pesannya adalah siswa atau pendidik itu sendiri. Sebuah
pesan disampaikan oleh pendidik atau sumber lain menggunakan simbol-simbol komunikasi baik
secara verbal maupun nonverbal atau visual.
Media pembelajaran yang digunakan pada saat ini belum bisa meningkatkan efektivitas
pencapaian hasil belajar. Hal ini dikarenakan kriteria pemilihan media pembelajaran yang kurang
sesuai. Dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria
sebagai berikut (Rijal and Bachtiar 2017)Ketepatanya dengan tujuan pembelajaran 2) Dukungan
terhadap isi bahan ajar 3) Kemudahan memperoleh media Media pembelajaran mempunyai 2
komponen pendukung dalam pembuatannya, yaitu media dengan komponen hardware atau
software serta memiliki bentuk-bentuk seperti media teks, audio, visual, gambar, dan animasi
yang dapat mendorong pikiran perasaan, konsentrasi, minat serta perhatian siswa sehingga
meningkatkan proses pembelajaran. Untuk mengembangkan media pembelajaran ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan yaitu prinsip VISUALS, prinsip ini merupakan kependekan kata:
Visible (mudah dilihat), Interesting (menarik), Simple (sederhana), Useful (berguna/bermanfaat),
Accurate (benar/dapat dipertanggung jawabkan), Legitimate (masuk akal/sah), Structured
(terstruktur/tersusun dengan baik) (Sutikno and Isa 2010).
2. Klasifikasi Media Pembelajaran
Sebelum menentukan pemilihan media pembelajaran seorang pendidik harus memahami dan
mengetahui karakteristik media pembelajaran, kelebihan dan kelemahannya serta manfaatnya,
sesuaikan media yang akan dipilih dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut (Yuniasti and
Wulandari 2015)mengemukakan bahwa terdapat manfaat media pembelajaran dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran mampu memperjelas penyajian pesan atau informasi yang akan
disampaikan pendidik sehingga mampu memperlancar proses pembelajaran dan
meningkatkan hasil belajar
b. Media pembelajaran mampu meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai