KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
keefektifan produk tersebut. Penelitian pengembangan terdiri dari dua kata yaitu
validasi rancangan yang telah dibuat, sehingga menjadi produk yang teruji dan
proses pengembangan.
(2007: 2), penelitian dan pengembangan adalah model yang dipakai untuk
13
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
produk yang telah teruji. Hasil produk pengembangan antara lain: media, materi
konseptual dan model teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat
produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan
teori-teori yang relevan dan didukung data empirik (Emzir, 2013: 127). Model
14
macam model pengembangan antara lain: model pengembangan Borg & Gall,
2) Pengumpulan data
3) Desain produk
4) Validasi desain
5) Revisi desain
7) Revisi produk
9) Produksi massal
penelitian dan pengembangan yang disingkat dengan 4-D, yaitu define, design,
develop, and disseminate. Tahap define, yaitu tahap studi pendahuluan baik secara
15
Model pengembangan Borg & Gall menentukan 10 langkah berurutan
kelas, laboratorium.
5) Main product revision (merevisi hasil uji coba), melakukan revisi produk
6) Main field testing (uji coba lapangan), melakukan uji coba lapangan
kuantitatif.
16
8) Operational field testing (uji pelaksanaan lapangan), melakukan uji coba
kuantitatif.
menurut Borg & Gall dapat disederhanakan menjadi lima langkah utama yaitu:
yang melalui lima tahapan, yaitu melakukan analisis kebutuhan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba
lapangan skala kecil dan revisi produk, uji coba lapangan skala besar dan produk
akhir.
17
2. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Modoe adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk,
2011: 6). Menurut Atwi Suparman (dalam Maswan & Muslimin, 2017: 116),
media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi
dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan
Media yang dimaksudkan meliputi guru, buku teks, dan lingkungan sekolah.
Secara lebih khusus, media cenderung diartikan sebagai alat-alat yang menjadi
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2006: 3).
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi,
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-
bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu
pembelajaran.
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens atau siswa sehingga dapat
18
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa tersebut. Media pembelajara
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
rangka penyampaian materi sebagai pesan agar lebih mudah diterima oleh
penerima yaitu siswa, sehingga siswa lebih termotivasi serta aktif dalam
bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Media pembelajaran adalah alat
(Rusman, 2012: 140). Sedangkan menurut Gagne’ & Briggs (dalam Arsyad,
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder,
film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan
kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran adalah alat yang secara fisik
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan sesuai dengan capaian
19
kompetensi yang diinginkan. Pada penelitian ini produk yang akan dikembangkan
b. Fungsi Media
Media pembelajaran memiliki fungsi pokok sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru (Arsyad, 2006: 15). Menurut Kemp dan Dayton (dalam
Arsyad, 2006: 19), media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu
jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi,
dan (3) memberi instruksi. Media mempunyai fungsi yang jelas yaitu memperjelas,
oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan
sebagai berikut:
20
5) Give speedy feedback (memberikan balikan dengan cepat/segera)
pembelajaran dengan:
memiliki fungsi penting dalam proses pembelajaran. yaitu sebagai perantara atau
alat bantu yang digunakan oleh guru untuk mempermudah penyampaian informasi,
berfungsi dengan baik pada proses pembelajaran, maka media tersebut belum
pengembangan media video pembuatan kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil
jahitan diharapkan media video bisa lebih berfungsi dengan baik dalam
21
c. Manfaat Media
Menururt Kemp dan Dayton (dalam Indriana, 2011: 47-48) , media pengajaran
lebih mencapai standart. Kedua, pembelajaran bisa menjadi lebih menarik. Ketiga,
berlangsung kapan pun dan dimana pun diperlukan. Ketujuh, sikap positif siswa
Selain itu media pengajaran juga memiliki manfaat dalam proses belajar
motivasi belajar
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih
baik
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran
22
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan
Kustandi & Sutjipto ,(2011: 23), mengemukakan manfaat media antara lain:
binatang.
23
3) Media pembelajaran dapat mempertinggi daya serap informasi yang diberikan
5) Media dapat menjadi metode alternatif dalam belajar karena siswa tidak
tidak berfungsi dengan baik, maka manfaat yang dirasakan juga tidak dapat
kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil jahitan busana diharapkan media video
tercapai.
membagi jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di
dunia pendidikan, diantaranya adalah: (1) media grafis, (2) media audio, (3) media
proyeksi, dan (4) media serbaneka.Secara umum ada tiga jenis media yang perlu
diketahui, yaitu: (1) media audio (dapat didengar), (2) media visual (dapat dilihat),
dan (3) media audio-visual (didengar dan dilihat) (Sanaky, 2013: 25).
24
Menurut Bretz (dalam Sadiman, 2011: 20) membagi media menjadi tiga
unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Ada lima jenis media yang dapat
digunakan dalam pembelajara, yaitu: media visual, media audio, media audio-
visual, kelompok media penyaji, dan media objek dan media interaktif berbasis
komputer (Rusman, dkk, 2012: 143). Sedangkan Anderson (dalam Sadiman, 2011:
89) membagi media dalam sepuluh kelompok, yaitu: media audio, media cetak,
media cetak bersuara, media proyeksi (visual) diam, media proyeksi dengan suara,
media visual gerak, media audio visual gerak, objek, sumber manusia dan
menjadi 4 jenis media secara umum yaitu, media cetak, media audio, media visual,
1) Media cetak
Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses
belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku,
brosur, leaflet, dan studi guide, jurnal, dan majalah ilmiah. Penggunaan media
lainnya. Pada umumnya media ini digunakan sebagai informasi utama atau
bahkan suplemen informasi terhadap penggunaan media lain (Sanaky, 2013: 57).
2) Media audio
Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan
indera pendengaran, termasuk dalam kelompok media audio (Sudjana & Rivai,
25
1990: 129). Karena media audio berkaitan dengan indera pendengaran, maka
verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal (Sanaky, 2013: 106).
3) Media visual
Media visual merupakan sebuah media yang memiliki beberapa unsur berupa
garis, bentuk, warna, dan tekstur dalam penyajiannya (Wati, 2016: 4). Pesan-
pesan visual sangat efektif dalam memperjelas informasi, bahkan lebih jauh lagi
4) Media audio-visual
dan suara secara bersamaan pada saat mengomunikasikan pesan atau informasi.
yang sesungguhnya (Wati, 2016: 4). Media audio visual terdiri dari dua kata yaitu
audio dan visual. Audio berarti pen- dengaran atau dapat didengar, sedangkan
visual yaitu yang nampak dilihat oleh mata atau yang kelihatan. Jadi media audio
visual yaitu media yang dapat didengar dan dapat pula dilihat oleh panca indera
Media video merupakan salah satu kategori jenis media audio-visual yang
Maswan & Muslimin (2017: 152) video adalah media audio-visual yang
menampilkan gerak gambar hidup dan suara dari rekaman peristiwa nyata terjadi.
Pesan yang disampaikan bersifat fakta (kejadian penting, berita atau bentuk cerita
26
fiktif), sifatnya bisa informatif, edukatif maupun instruksional. Salah satu
karakteritik media video yang menampilkan gerak gambar hidup dan suara dari
rekaman peristiwa tersebut mengandung unsur audio dan visual. Oleh karena itu
media video menjadi salah satu jenis media audio-visual karena mengandung
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran itu secara umum dibagi
atas media cetak, media audio, media visual, dan media audio-visual. Media yang
akan dikembangkan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis media audio-visual
limbah hasil jahitan. Media ini dipilih untuk dikembangkan karena sesuai dengan
Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sering disebut alat peraga ini,
metode strategi yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan mengetahui
tujuan yang ingin dicapai dari materi, dan penggunaan metode atau strategi
pembelajaran yang sudah ditetapkan, maka agar dapat mencapai hasil yang
maksimal perlu juga dilengkapi dengan media atau alat pembelajaran yang sesuai
pula (Maswan & Muslimin, 2017: 156). Oleh sebab itu dalam pemilihan sebuah
27
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan
bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi.
5. Pengelompokkan sasaran.
itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti
dipertimbangkan.
Menurut Sudjana & Rivai (1990: 4-5) terdapat beberapa kriteria dalam
28
Terdapat pula beberapa komponen lain yang perlu dan harus diperhatikan
pengajaran masal,
2) keluwesan pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan di mana akan
6) biaya, media yang digunakan mahal atau murah dan juga daya tahannya,
2013: 39).
pemilihan media yang diungkapkan oleh Sleeman & Cobun (Rumampuk, 1988:
ketepatan waktu, karakter siswa, mudah diperbaiki, nilai praktis, ketersediaan, dan
keusangan.
pembelajaran yang ingin dicapai, kesesuaian dengan materi yang diajarkan, sesuai
29
dengan karakteristik siswa, kemudahan memperoleh media, sesuai dengan alokasi
waktu dan sumber, keterampilan guru menggunakan media, bersifat praktis, luwes
pembelajaran video pembuatan kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil jahitan
media video dipilih sebagai media yang paling dibutuhksn untuk dikembangkan.
3. Video Pembelajaran
a. Pengertian Video
Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum yang
Indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar
Agnew dan Kellerman dalam (Munir, 2015: 289 - 290) mendefinisikan video
sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan
memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak. Video juga
Menurut Maswan & Muslimin (2017: 152) video adalah media audio-visual
yang menampilkan gerak gambar hidup dan suara dari rekaman peristiwa nyata
terjadi. Pesan yang disampaikan bersifat fakta (kejadian penting, berita atau
30
bentuk cerita fiktif), sifatnya bisa informatif, edukatif maupun instruksional.
Menurut Daryanto (2010: 88) media video adalah segala sesuatu yang
siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan
waktu. Media video paling baik dalam menyajikan materi yang memerlukan
disimpulkan bahwa media video adalah media audio visual yang menyajikan
gerak gambar hidup dan suara didalamnya yang bekerja sama membentuk suatu
penyajian berupa pesan yang bersifat fakta (kejadian penting, berita atau bentuk
yang ditemukan dan berdasarkan kebutuhan siswa. Video yang digunakan pada
penelitian ini adalah video pembuatan kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil
jahitan busana. Video tersebut dikembangkan oleh peneliti yang kemudian akan
divalidasi oleh ahli dan akan direvisi oleh peneliti sebelum diberikan perlakuan ke
siswa. Media video yang dikembangkan berisi pesan atau informasi dalam bentuk
audio dan visual yang berisi tahapan pembuatan kerajinan bantalan jarum mulai
dari alat dan bahan yang digunakan sampai pada hasil jadi.
31
b. Kelebihan Video
Video memiliki beberpa kelebihan yang perlu diketahui. Kelebihan dari video
a. Video bisa menarik perhatian untuk periode yang singkat dari rangsangan
lainnya.
b. Dengan alat perekam pita video, sebagian besar penonton dapat memperoleh
e. Keras dan lemah suara dapat diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
a. Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.
32
Kelebihan video dalam media pendidikan menurut Maswan & Muslimin
lainnya.
e. Kamera TV lebih dekat dapat mengamati objek yang sedang bergerak atau
siswa.
kegiatan dalam suatu prosedur kerja yang diambil pada suasana nyata, dan
gambar bergerak.
33
6) Gambar proyeksi bisa di-“beku”-kan atau diberhentikan untuk diamati secara
seksama. Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar
tersebut.
c. Kelemahan Video
Arsyad (2006: 50) terdapat keterbatasan dari film dan video, yaitu:
1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya yang mahal dan
film tersebut.
3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi
Menurut Sanaky (2013: 124) kelemahan media video dan VCD, adalah:
tempat.
34
4) Mudah tergoda untuk menayangkan kaset VCD yang bersifat hiburan,
belajar melalui video lebih mudah, sehingga kurang terdorong dalam berinteraksi
dengan materi. Dalam pembuatan video membutuhkan peralatan yang mahal dan
kompleks. Penggunaan video juga masih tergantung pada energi listrik dan sifat
berupa dua dimensi yang tidak dapat disajikan dalam ukuran sebenarnya.
Sehingga siswa hanya melihat proyeksi dari gambar dan bentuk yang bergerak
d. Kriteria Video
(2015: 16) beberapa faktor yang menentukan isi media video tepat atau tidak
dengan tujuan instruksional umum atau khusus yang terdapat pada setiap mata
35
b) Kesesuaian dengan materi yang diajarkan
Media video harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan, yakni bahan
atau yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Selain itu, juga harus
a) Tipe materi
suatu proses tertentu, seuah alur demonstrasi, sebuah konsep atau medeskripsikan
b) Durasi waktu
Media video memiliki durasi yang lebih singkat yaitu sekitar 20-40 menit,
dramatiknya yang lebih banyak. Film lepas banyak bersifat imaginatif dan kurang
ilmiah. Hal ini berbeda dengan kebutuhan sajian untuk video pembelajaran yang
36
mengutamakan kejelasan dan penguasaan materi. Format video yang cocok untuk
d) Ketentuan teknis
Media video tidak terlepas dari aspek teknis yaitu kamera, teknik
Pendapat selanjutnya yaitu oleh Walker & Hess dalam Arsyad (2009: 175),
2. Kualitas Instruksional
pengajaran lainnya, serta memberi dampak bagi siswa, guru, dan proses
pembelajarannya.
3. Kualitas Teknis
37
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan media menurut
Daryanto (2013:72):
ukuran huruf untuk isi teks, untuk sub judul dan untuk judul yang disesuaikan
dengan kebutuhan.
banyak teks dalam satu layar agar dapat terbaca dengan jelas, berisi satu topik
5. Senantiasa jangan membuat tampilan layar yang terlalu rumit, ramai, dan
penuh warna-warni, karena hal ini akan mengganggu pesan yang disajikan.
memperhatikan unsur serta elemen dalam pemilihan media dalam bentuk evaluasi.
komponen yaitu:
a. Kesesuaian SK,KD
38
c. Kebenaran substansi materi pembelajaran
a. Keterbacaan
b. Kejelasan informasi
a. Kejelasan tujuan
b. Urutan Sajian
e. Kelengkapan informasi
d. Desain Tampilan
Media pembelajaran video yang baik adalah media video yang menarik dan
edukatif. Secara umum dapat dijelaskan dalam penggunaan media video, supaya
pengembangan media video ini akan diperhatikan dari segi materi dan tampilan
39
media. Pengembangan media video pembuatan kerajinan bantalan jarum dari
limbah hasil jahitan busana pada penelitian ini dalam penyajian media video akan
a) Kualitas materi
b) Kemanfaatan materi
b) Layout media
c) Urutan sajian
dan disesuaikan dengan karakteristik siswa. Artinya tidak semua media cocok
40
untuk segala situasi, melainkan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, usia
siswa, interes siswa, tingkatan dan jenjang pendidikan siswa dan seterusnya.
2) Perumusan tujuan
3) Perumusan materi
Video itu berkenaan dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar
Kegiatan produksi progam video pada umumnya terdiri dari beberapa langkah.
Seperti yang dikemukakan oleh Pribadi (2017: 153) bahwa kegiatan produksi
1) Perumusan gagasan
41
Gagasan atau ide yang akan dikomunikasikan melalui progam video
merupakan hal penting yang perlu dirumuskan sebelum kegiatan produksi progam
berperan sebagai pedoman bagi sutradara dan bagi kerabat kerja produksi untuk
penyuntingan gambar dan suara. Storyboard merupakan alat atau sarana yang
digunakan untuk menafsirkan deskripsi tertulis dari unsur gambar yang terdapat di
merekam gambar dan suara ke dalam medium video. Naskah merupakan inti dari
4) Perekaman suara yang terdiri dari narasi, musik, dan efek suara
Perekaman narasi dan unsur suara lainnya dalam sebuah progam video dapat
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Perekaman suara secara
langsung ke dalam progam video dilakukan pada saat yang bersamaan dengan
suara secara tidak langsung dilakukan setelah proses pengambilan gambar atau
42
shooting selesai dilakukan, misalnya, memasukkan unsur musik dan unsur-unsur
suara lain ke dalam gambar yang telah direkam ke dalam media video.
Proses penyuntingan gambar gambar atau editing adalah suatu proses yang
dilakukan untuk menggabungkan unsur gambar dan unsur suara secara berurutan
storyboard dapat digabung pada saat merancang dan mengorganisasikan isi materi.
3. Menulis skrip yang berisi rancangan gambar, teks atau narasi video, tipe
4. Menguji skrip
langkah yang pasti dilakukan agar produk video yang akan disusun terstruktur
jarum dari limbah hasil jahitan busana, peneliti akan mengambil garis besar dari
prosedur produksi menurut Pribadi yang akan melalui 4 tahapan sebagai berikut:
43
1. Memilih dan menyusun kerangka materi
3. Produksi video
yaitu:
3. Karakteristik pemain atau objek yang terlibat dalam kegiatan produksi, dan
4. Dialog, narasi, musik, dan unsur suara lain yang diperlukan (Pribadi, 2017:
155).
1) Tentukan ide
Ide yang baik biasanya timbul dari adanya masalah. Masalah dapat
dirumuskan sebagai kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan apa yang
seharusnya ada.
2) Rumuskan Tujuan
seperti apa yang diharapkan oleh kita, sehingga setelah menonton progam ini
44
siswa benar-benar menguasai kompetensi yang kita harapkan tadi. Selain itu, kita
3) Melakukan survei
berkaitan erat dengan tujuan yang sudah dirumuskan. Dengan kata lain, bahan-
bahan yang akan disajikan melalui progam kita harus dapat mendukung
sasaran kita, bagaimana karakteristik mereka, kemampuan apa yang sudah dan
5) Buat sinopsis
Sinopsis ialah ikhtisar cerita yang menggambarkan isi progam secara ringkas
6) Buat treatment
Treatment adalah pengembangan lebih jauh dari sinopsis yang sudah disusun
Treatment disusun lebih terlihat secara kronologis atau urutan kejadiannya lebih
terlihat secara jelas, dengan begitu orang yang membaca treatment kita sudah bisa
7) Buat storyboard
45
Storyboard sebaiknya dibuat secara lembar per lembar, dimana perlembarnya
berisi satu scene dan setting, namun bagi yang masih amatir, dalam setiap
memuat unsur-unsur visual maupun audio, juga istilah-istilah yang terdapat dalam
video.
8) Menulis naskah
Naskah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan storyboard. Bedanya ialah
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah
yaitu:
Naskah video yang baik tidak dibuat secara spontanitas, akan tetapi meliputi
a. Berawal dari adanya ide atau gagasan yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran.
d. Penulisan naskah
f. Revisi naskah sampai naskah siap diproduksi (Rusman, dkk, 2012: 229).
46
Penulisan naskah pengembangan video pembuatan kerajinan bantalan jarum
dari limbah hasil jahitan busana dibuat oleh peneliti sesuai dengan informasi atau
materi yang akan disajikan pada media video dan memperhatikan hal-hal penting
langkah-langkah yang baik dan benar agar pengembangan video yang dibuat
Tempel
a. Pengertian Pembelajaran
(dalam Rusman, dkk, 2012: 16) , pembelajaran diartikan sebagai upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dari pendidik (sumber
wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
sifatnya positif, dan pada tahap akhir akan didapat keterampilan , kecakapan, dan
pengetahuan baru (H. Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, 2016: 8).
47
Berdasarkan uraian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses belajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik
peserta didik belajar secara efektif dan efisien. Didalam penelitian ini,
media adalah salah satu faktor yang mempengaruhi prosese pembelajaran di kelas.
dari limbah hasil jahitan busana diharapkan proses pembelajaran baik secara
Mata pelajaran dasar teknologi menjahit merupakan salah satu mata pelajaran
yang diajarkan pada dasar kompetensi keahlian busana butik pada kelas X. Mata
pelajaran dasar teknologi menjahit merupakan salah satu progam produktif yang
produktif pada suatu pekerjaan atau keahlian tertentu yang relevan dengan
Satu kompetensi yang besar atau luas, yang di dalamnya ada beberapa
mata pelajaran dirumuskan satu atau lebih dari satu tujuan pembelajaran umum.
48
tersebut menjadi target atau sasaran yang harus dicapai dalam pembelajaran
(Sukmadinata & Syaodih, 2012: 89). Kompetensi yang akan menjadi fokus adalah
kompetensi dasar mengelola limbah organik dan anorganik, yang berfokus pada
pengelolaan jenis limbah anorganik yaitu limbah hasil jahitan busana (perca kain).
Kompetensi yang akan difokuskan pada media video yang dikembangkan adalah
limbah hasil jahitan busana menjadi kerajinan bantalan jarum, karena kompetensi
dasar tentang pengertian limbah, jenis limbah, dan cara pengolahan limbah
Berikut adalah uraian kompetensi dan indikator pada mata pelajaran dasar
silabus untuk SMK khususnya pada progam keahlian busana butik yang dapat
49
jarum
4.2.2 Mengidentifikasi alat untuk
membuat kerajinan bantalan
jarum
4.2.3 Menganalisis desain kerajinan
bantalan jarum
4.2.4 Membuat pola kerajinan
bantalan jarum
4.2.5 Membuat kerajinan bantalan
jarum dari limbah anorganik
yaitu limbah hasil jahitan
busana (perca kain).
Materi pengelolaan limbah hasil jahitan busana merupakan salah satu materi
dalam mata pelajaran dasar teknologi menjahit. Pada materi ini terdapat
dengan Kurikulum 2013 (K13). Pada materi pengelolaan limbah hasil jahitan
busana diajarkan tentang pemanfaatan limbah hasil jahitan busana menjadi produk
kerajinan. Jenis limbah hasil jahitan busana yang menjadi batasan adalah perca
kain yang akan dimanfaatkan menjadi kerajinan bantalan jarum. Peserta didik
diajarkan tentang memanfaatkan limbah hasil jahitan busana yaitu perca kain
menjadi sebuah bentuk produk yang tidak hanya bermanfaat tetapi juga
50
mempunyai nilai jual. Tujuan dari pemanfaatan limbah hasil jahitan busana ini
adalah untuk menghasilkan limbah sekali pakai tanpa menimbulkan kerugian atau
Kebudayaan, 2013: 33). Pemanfaatan limbah hasil jahitan busana pada penelitian
Perca kain adalah kain sisa hasil produksi/jahitan yang merupakan bagian dari
limbah hasil jahitan busana. Kain-kain sisa guntingan yang sudah tidak utuh lagi
tersebut biasa kita sebut dengan perca kain. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia perca merupakann sobekan (potongan) kecil kain sisa dari jahitan dan
sebagainya. Ukuran perca 5-20 cm. Menurut Prihati (2013:42) perca kain adalah
kain sisa hasil produksi/jahitan yang merupakan bagian dari limbah tekstil, kain-
kain sisa guntingan yang sudah tidak utuh lagi tersebut biasanya disebut perca
kain. Saat ini limbah hasil jahitan busana yaitu kain perca seringkali hanya
tanah tidak bisa terurai dengan cepat sehingga dapat mengganggu keseimbangan
alam dan lingkungan sekitar. Padahal apabila kita mampu untuk memanfaatkan
limbah hasil jahitan busana yaitu perca kain menjadi berbagai macam produk
Berikut ini adalah contoh kerajinan yang bisa dibuat dengan bahan limbah hasil
51
Gambar 1. Lenan dan Aksesoris dari Perca Kain.
(Sumber : Buku mata pelajaran Dasar Dasar Teknologi Menjahit)
diharapkan mampu mengelola limbah hasil jahitan busana menjadi produk yang
pengembangan media video pembuatan kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil
a. Pengertian Kerajinan
menggunakan bahan lunak, bahan keras baik lunak maupun buatan, dan kerajinan
1097). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kerajinan adalah barang
sebagainya). Jenis-jenis kerajinan antara lain: tempat HP, tas, gantungan kunci,
52
merangkai manik-manik, gantungan pot bunga, vas bunga, bantalan jarum, bros,
dll. Kerajinan yang akan dibuat pada penelitian ini adalah jenis kerajinan yang
dibuat dengan menggunakan bahan perca kain. Alternatif pemanfaatan sisa kain
adalah dapat digunakan sebagai bahan pembuat aneka kerajinan seperti: keset,
kerajinan bantalan jarum, hiasan dinding, aneka aksesoris seperti: bros, tas kain,
dompet, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti
dakron, dan lain-lain. Pada penelitian ini pembuatan kerajinan dipilih sebagai
fokus pada pemanfaatan limbah hasil jahitan busana. Sesuai dengan materi yang
tidak hanya bermanfaat tetapi juga memiliki nilai jual, oleh sebab itu limbah hasil
Bantalan jarum adalah salah satu peralatan yang digunakan sebagai alat bantu
untuk meletakkan atau menancapkan jarum baik pada saat menjahit, mengepas
busana, maupun saat jarum tidak digunakan. Bantalan jarum ini membuat jarum
tidak mudah hilang sehingga mudah digunakan. Bantalan jarum dapat dibeli atau
dibuat sendiri menggunakan sisa busa dan perca kain. Bantalan jarum mempunyai
berbagai macam bentuk dan jenis. Secara umum, terdapat dua jenis kerajinan
bantalan jarum yang digunakan untuk menjahit yaitu kerajinan bantalan jarum
dari kain dan kerajinan bantalan jarum dari magnet. Dua jenis kerajinan bantalan
53
bentuk dan cara penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan
Pada penelitian ini pemanfaatan limbah hasil jahitan busana yaitu perca kain
bantalan jarum sering dianggap remeh mengingat banyaknya kerajinan lain yang
lebih bagus, akan tetapi penggunaan kerajinan bantalan jarum saat ini sangat
adanya fungsi ganda yaitu selain sebagai alat untuk menancapkan jarum juga bisa
sebagai hiasan. Oleh sebab itu siswa dituntut untuk kompeten dalam membuat
kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil jahitan busana siswa diharakan mampu
memahami materi dan lebih kompeten dalam membuat kerajinan bantalan jarum
bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar kita, termasuk bahan utama yaitu
limbah hasil jahitan busana berupa perca kain. Dalam proses pembuatan kerajinan
bantalan jarum dari limbah hasil jahitan, perlu mempersiapkan segala sesuatunya
dengan baik. Tahapan pembuatan kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil
1) Tahap persiapan
54
1. Menyiapkan tempat kerja.
limbah hasil jahitan busana atau perca kain, perlu disiapkan tempat kerja yang
dibutuhkan untuk membuat kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil jahitan
dari perca kain juga membutuhkan alat dan bahan. Alat dan bahan perlu
Alat yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan bantalan jarum dari limbah
hasil jahitan busana atau perca kain secara pokok, antara lain: jarum jahit, jarum
pensil atau kapur jahit, pendedel, spidol, jangka, CD (Compact Disk), dan alat lem
a. Bahan utama adalah perca kain, perca kain yang diperlukan mempunyai
cm, tidak kaku, tidak bernoda yang tidak bisa hilang, dan tidak lusuh,
b. Bahan pelengkap yaitu, kertas pola, benang, benang nilon, lem lilin (glue
stick), kain flanel, busa dakron, pita grosgrain dan kertas karton. Setelah
55
tempat kerja, alat dan bahan sudah dipersiapkan, maka proses selanjutnya
2) Tahap pelaksanaan
Desain bantalan jarum pada penelitian ini telah dibuat oleh peneliti dan
peserta didik mengikuti desain yang telah ditentukan sehingga tidak ada penilaian
desain. Tampilan desain kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil jahitan busana
Membuat pola sesuai dengan desain dan ukuran yang telah ditentukan pada
kertas pola. Pembuatan pola bisa dibuat pada kertas pola terlebih dahulu atau
agar lebih cepat dan praktis. Pola lingkaran untuk bagian mahkota bunga, putik
bunga, dan daun yaitu berukuran d = 12 cm. Pola lingkaran dengan ukuran
diameter 12 cm sudah termasuk dengan kampuh yaitu sebesar 3 mm, ukuran ini
ditentukan agar tidak perlu memotong tiras atau sisa kampuh. Pola lingkaran
56
dengan ukuran diameter = 12 cm bukan sebagai pola patokan, melainkan sebagai
ukuran pola terpilih agar hasil jadi kerajinan bantalan jarum berukuran sedang
yaitu tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Apabila menghendaki ukuran
kerajinan bantalan jarum yang lebih besar atau kecil, maka ukuran diameter
lingkaran bisa ditambah atau dikurangi. Jumlah mahkota bunga yang akan dibuat
Pola lingkaran yang sudah dibuat pada kertas pola sesuai desain dan ukuran
yang ditentukan. Pola yang sudah dibuat pada kertas pola kemudian digunting
sesuai dengan tanda pola. Apabila pola menggunakan CD (Compact Disk) maka
pola bisa langsung dijiplak pada kain, akan tetapi harus tetap memperhatikan
kebersihan pola.
kain. Kemudian pola disemat menggunakan jarum pentul, sehingga pola tidak
akan bergeser. Selanjutnya bahan (perca kain) ditandai menggunakan kapur jahit
atau pensil sesuai dengan pola. Ingat agar selalu memperhatikan kebersihan.
Apabila menggunakan CD (Compact Disk) pola bisa langsung dijiplak pada kain
perca.
57
Menggunting kain/perca kain sesuai pola yang sudah diletakkan diatasnya
atau sesuai garis tanda pola pada bahan. Pola yang sudah diletakkan pada bahan
kecil, akan tetapi jangan mengerut bahan sampai tertutup rapat karena
4) Mengisi bahan yang sudah dijelujur dengan busa dakron. Busa dakron
sedikit agar tidak terlalu penuh. Pengisian dakron jangan terlalu banyak
dan jangan terlalu sedikit, hal ini agar hasil jadi kerajinan bantalan jarum
5) Menarik atau mengerut bahan sampai kerutan rapat. Setelah busa dakron
mengunci jahitan agar kerutan tidak lepas dan busa dakron tetap didalam
bahan.
58
f) Langkah 6 : Membuat bagian putik bunga bantalan jarum.
5) Membuat pola lingkaran pada kertas karton untuk bantalan putik bunga
tengah.
sebuah segitiga.
2) Mengunci jahitan.
Sebelum menjelujur, kunci jahitan pada bagian yang bukan lipatan agar
59
lebih mudah saat menjelujur. Batas menjelujur bahan yaitu 3 mm dari
menggunakan benang nilon dan jarum tapestry menjadi satu rangkaian. Tusukkan
dibagian tengah samping mahkota bunga menembus kebagian lain, lau tarik kuat,
rangkaian mahkota bunga. Kemudian kunci jahitan agar benang tidak lepas.
menggunakan lem.
Bagian putik bunga yang sudah dibuat, kemudian diberi lem lilin secara
melingkar pada bagian tepi bantalan putik lalu tempelkan pada bagian rangkaian
mahkota bunga. Jangan lupa memastikan posisi rangkaian mahkota bunga sudah
rapi dan sama sebelum ditempelkan dengan putik bunga sehingga hasilnya rapi
dan bagus.
Tahapan yang dilakukan untuk membuat bantalan dari kain flanel adalah:
60
1) Membuat pola lingkaran pada kertas pola atau kertas karton untuk
menjiplak pola pada kain flanel. Ukuran pola lingkaran untuk bantalan
2) Menggunting pola lingkaran yang sudah dibuat pada kertas karton atau
kertas pola
k) Menempelkan bagian daun dan pita grosgrain pada bantalan kain flanel
Bagian daun dan pita grosgrain kemudian ditempelkan pada bantalan kain
flanel. Atur dahulu posisi daun sebelum ditempelkan dengan lem lilin. Setelah
posisi diatur, kemudian bagian daun di lem pada bantalan kain flanel. Setelah itu
lem pita grosgrain pada bantalan kain flanel. Ukuran pita grosgrain pada video ini
adalah 20 cm
kain flanel (kelopak bunga) terlebih dahulu mengisi bagian belakang mahkota
bunga+putik yang masih terdapat ruang sisa. Hal ini dilakukan agar saat
61
Bagian kelopak bunga (bantalan kain flanel) diberi lem lilin secara
3) Tahap penyelesaian
sisa lem lilin yang menempel pada kerajinan bantalan jarum agar hasil kerajinan
Hasil penelitian yang relevan berikut dapat menjadi sebuah kajian yang
relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Ada beberapa
1. Hasil penelitian dari Riya Agustina pada tahun 2009 dengan judul:
Labu Kuning Pada Mata Pelajaran Pengolahan Kue dan Roti Di SMK N 2
berdasarkan ahli media, materi, dan guru adalah valid dan layak, uji coba
video pada kategori sangat layak sebesar 16,67% dan kategori layak sebesar
83,33%.
2. Hasil Penelitian dari Tri Cipto Tunggul Wardoyo pada tahun 2015 dengan
62
Mata Pelajaran Mekanika Teknik Di SMK N 1 Purworejo. Hasil
(82,5%) termasuk kriteria “sangat layak” untuk digunakan. (3) hasil ujicoba
termasuk kriteria “tinggi”, dan hasil tes terakhir sebesar (89,66%) termasuk
media.
3. Hasil penelitian dari Nugraheni Dinasari Haryono Nurmaal pada tahun 2015
hasil validasi ahli media mendapat skor rata-rata 4,54 (sangat baik) , 2) hasil
validasi ahli materi mendapat skor rata-rata 4,08 (baik), 3)hasil uji coba
lapangan awal mendapat skor rata-rata 3,79 (baik), 4)hasil uji coba lapangan
utama mendapat skor rata-rata 4,28 (sangat baik), 5)hasil uji coba lapangan
63
dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi koperasi.
menggunakan angket, tes dan wawancara, maka pada penelitian ini menggunakan
instrumen angket saja. Mata pelajaran yang diteliti pada penelitian ini adalah
dasar teknologi menjahit sedangkan pada penelitian relevan lainnya adalah mata
pelajaran IPS, mekanika, dan kompetensi kejuruan. Perbedaan lainnya yaitu pada
siswa, akan tetapi pada penelitian ini tujuan penelitiannya adalah kelayakan media
dengan penelitian relevan lainnya adalah jenis penelitian yaitu RnD. Persamaan
dan perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
Tri
Riya Nugraheni Sinta
Uraian Penelitian Cipto
(2009) (2015) (2018)
(2015)
Tujuan Kelayakan √
√ √ √
penelitian media
Pembuatan
media √ √ √ √
pembelajaran
Meningkatkan
minat belajar √
siswa
Jenis Eksperimen
64
Tri
Riya Nugraheni Sinta
Uraian Penelitian Cipto
(2009) (2015) (2018)
(2015)
Penelitian RnD √ √ √ √
Deskriptif
PTK
Tempat SD √
SMK √ √ √
Instrumen Kuisioner
Angket √ √ √ √
Tes √
Observasi √ √ √ √
Wawancara √
Mata Mekanika √
Pelajaran
IPS √
Tekologi
√
Menjahit
Pengolahan
√
Kue dan Roti
C. Kerangka Pikir
kompetensi menjahit yang disajikan dalam kurikulum 2013 pada kelas X. Pada
mata pelajaran dasar teknologi menjahit salah satu materi yang harus dikuasai
adalah pengelolaan limbah hasil jahitan busana dengan fokus materi pemanfaatan
limbah hasil jahitan busana yang akan dibuat menjadi produk kerajinan bantalan
kerajinan bantalan arum dari limbah hasil jahitan. Media yang digunakan di
sekolah yaitu media jobsheet belum membantu siswa memahami materi. Secara
65
tampilan media jobsheet kurang menarik yaitu masih berupa cetakan hitam putih,
tidak mengandung unsur audio, terlalu teoritis, tidak menyajikan detail tampilan
visual nyata, bergerak, dan beraksi, sehingga membuat siswa tidak semangat
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas, diperlukan media yang dapat
yang mampu menggantikan media jobsheet. Media video diyakini menjadi solusi
dari permasalahan yang ada. Media video memuat informasi atau langkah-langkah
mengelola limbah hasil jahitan busana yang memuat pesan audio dan visual nyata,
bergerak, dan beraksi tidak hanya berisi tulisan dan sedikit contoh gambar
kerajinan bantalan jarum dari limbah hasil jahitan busana dan membantu dalam
mencapai pembelajaran dengan hasil yang optimal dari segi ilmu dan pemanfaatan
fasilitas yang ada. Penggunaan media video diharapkan bisa mempermudah guru
jarum dari limbah hasil jahitan busana. Hal ini menjadi suatu ketertarikan peneliti
66
Prosedur penelitian pengembangan yang peneliti gunakan mengacu pada langkah-
langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall dalam Tim
produk, 2) mengembangkan produk awal, 3) validasi ahli dan revisi, 4) uji coba
skala kecil dan revisi, 5) uji coba skala besar dan produk akhir.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka berfikir diatas, maka pada penelitian ini dapat
68
1. Bagaimana proses pengembangan media video pembuatan kerajinan bantalan
jarum dari limbah hasil jahitan busana untuk siswa kelas X di SMK
a. Ahli materi
b. Ahli media
69