Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ULVA WIDYA ASTUTI

NIM : 210107502003
KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI B

Metode Penelitian R&D


Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa
Inggris Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk ersebut. Metode Research And
Development Penelitian dan pengembangan (research and development-R&D) berasal dari dua
kata yaitu penelitian (research) dan pengembangan (development). Frase ini merupakan
gabungan 2 (dua) kata kerja yang memiliki tujuan aktivitas. Penelitian (research) merupakan
suatu mekanisme atau kegiatan ilmiah dengan mengikuti aturan aturan atau norma- norma
penelitian yang sudah standar dan diakui secara universal; sedangkan pengembangan
(development) berarti suatu aktivitas yang merujuk pada penambahan, peningkatan, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas dari suatu kegiatan atau objek yang menjadi kegiatan. Pandangan
keliru terhadap metode R&D dapat terjadi ketika peneliti yang menggunakannya
menginterpretasikan metode ini sesuai dengan susunan kata yakni penelitian dan pengembangan.
Mereka berasumsi ada dua kegiatan yang berlangsung dalam suatu pekerjaan yaitu meneliti dan
mengembangkan sesuatu. Dalam konteks R&D sebagai suatu metode penelitian yang utuh.
Penelitian dan pengembangan adalah suatu kesatuan istilah yang secara kontekstual tidak dapat
dipisahkan antara kata penelitian (research) dan pengembangan (development) baik secara
struktur maupun arti/makna. Tentu penamaan tersebut terjadi karena penelitian dan
pengembangan mempunyai tujuan yang berbeda dengan jenis metode penelitian yang lain.
Metode Penelitian dan Pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian
yang bersifat analisis.
Instrumen Penelitian R&D:
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk
melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 2008). Menurut Sugiyono (2008) pada
prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat
ukur tersebut dinamakan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi atas instrumen pada studi pendahuluan, instrumen pada validasi ahli dan instrumen uji
coba terbatas.
Research and Development dalam upaya pengambangan model bidang kependidikan
merupakan jenis penelitian multi tahap, dimana setidaknya peneliti harus melakukan tiga jenis
penelitian dalam satu periode penelitian.
Beberapa instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti berdasarkan tahapan
penelitiannya:
1. Penelitian pendahuluan: dalam studi ini instrumen yang dapat digunakan oleh peneliti
antara lain: angket, wawancara dan dokumentasi
2. Pengembangan model konseptual: dalam mengembangkan model konseptual, peneliti
harus melalui beberapa tahap seperti: pengembangan model, serta validasi model.
Instrumen penelitian dinedukan oleh peneliti nada fase validasi model. Instrumen yang
dapat digunakan oleh peneliti dalam validasi model antara lain: angket atau daftar
pertanyaan dalam kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) dan wawancara terstruktur.
3. Uji Coba Model: dalam kegiatan uji coba model, peneliti harus mempersiapkan beberapa
instrumen untuk mengevaluasi proses dan hasil eksperimen yang dilakukan. Dalam
evaluasi proses peneliti dapat menggunakan angket (kuantitatif) jika peneliti bermaksud
menggali lebih dalam tentang informasi dalam evaluasi proses (triangulation mixed
method) maka penelim dapat juga melakukan triangulasi dengan wawancara dan bahkan
observasi partisipan. Sedangkan dalam evaluasi hasil terutama untuk mengetahui
keefektivan model intrumen yang digunakan adalah berupa angket. Ada dua Jenis angket
yang digunakan oleh peneliti, yaitu angket test dan angket non test. Angket test bersisi
beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan subjek
penelitian tentang mata pelajaran tertentu. Sedangkan angket non test berkaitan dengan
perubahan aspek sikap yang menjadi tujuan penelitian.
Analisis Penelitian R&D
Analisis data dalam penelitian dan pengembangan (R&D) tergantung pada masalah dan
desain penelitian yang digunakan. Berdasarkan berbagai model R&D yang telah disebutkan
maka model penelitian dan pengembangan (R&D) dapat disederhanakan menjadi 3 kategori
utama uji pendahuluan (bersifat hipotetik), pengembangan, dan uji coba produk. Borg and Gall
(dalam Sugiyono:2009:11) menyatakan bahwa untuk penelitian analisis kebutuhan sehingga
mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik sering digunakan metode penelitian dasar
(basic research) seperti metode survey atau kualitatif. Selanjutnya untuk menguji produk yang
masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen (pre-eksperimen, kuasi-eksperimen, dan
eksperimen sesungguhnya) atau class action research (PTK). Setelah produk teruji, maka dapat
diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan eksperimen tersebut dinamakan penelitian
terapan (applied research). Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan dan memvalidasi suatu produk Teknik analisis data yang digunakan
disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis
data:
1. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik
dengan tabel, bagan, atau grafik.
2. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
3. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
4. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa
interpretasi pengembang. sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
5. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistic sejalan produk yang
akan dikembangkan.
6. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan
disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk
Model-model R&D
1. Model Borg and Gall
Borg dan Gall (1989) menyatakan bahwa penelitian R & D dalam dunia pendidikan
meliputi 10 langkah, yakni (1) Research and Information colletion; (2) Planning; (3)
Develop Preliminary form of Product; (4) Preliminary Field Testing; (5) Main Product
Revision; (6) Main Field Testing; (7) Operational Product Revision; (8) Operational Field
Testing: (9) Final Product Revision: dan (10) Disemination and Implementasi.
2. Model Addie and Assure
a). Model Addie
Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah model ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990- an yang
dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman
dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan
mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
a. Analisa
b. Desain atau perancangan
c. Pengembangan
d. Implementasi
e. Evaluasi
b.) Model Assure
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Perencanaan
pembelajaran model ASSURE dikemukakan oleh Sharon E. Maldino, Deborah L.Lowther dan
James D. Russell dalam bukunya edisi 9 yang berjudul Instructional Technology & Media For
Learning
Desain Instruksional
Desain instruksional adalah proses merencanakan, mengembangkan, dan
mengimplementasikan pengalaman pembelajaran yang efektif dan efisien. Ini melibatkan
identifikasi kebutuhan pembelajaran, pengembangan tujuan pembelajaran yang jelas, pemilihan
metode dan strategi pembelajaran yang tepat, serta evaluasi hasil pembelajaran untuk
memastikan pencapaian tujuan pembelajaran.
Prinsip-Prinsip Desain Instruksional
Menurut Filbeck terdapat dua belas prinsip pembelajaran dalam pembelajaran untuk dijadikan
perhatian para perancang pembelajaran, yaitu:
a) Respon-respon baru diulang sebagai akibat dari respon tersebut.
b) Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh
kondisi atau tanda-tanda yang terdapat dalam lingkungan peserta didik.
c) Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang bila tidak
diperkuat dengan. pemberian akibat yang menyenangkan.
d) Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada
situasi lain yang terbatas pula.
e) Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang
kompleks seperti pemecahan masalah.
f) Starus mental peserta didik untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian
dan ketekunan peserta didik selama proses belajar.
g) Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik
untuk penyelesaian setiap langkah akan membantu sebagian besar peserta didik.
Implikasinya adalah digunakannya bahan belajar terprogram dan analisis pengalaman
belajar peserta didik menjadi kegiatan-kegiatan kecil disertai latihan dan pemberian
umpan balik.
h) Kebutuhan memecah materi belajar yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil akan
dapat dikurangi bila materi belajar yang kompleks dapat diwujudkan dalam suatu model.
i) Keterampilan tingkat tinggi seperti keterampilan memecahkan masalah adalah perilaku
kompleks yang terbentuk dari komposisi keterampilan dasar yang lebih sederhana.
j) Belajar cenderung menjadi cepat dan efisien serta menyenangkan bila peserta didik diberi
informasi bahwa menjadi lebih mampu dalam keterampilan memecahkan masalah.
k) Perkembangan dan kecepatan belajar peserta didik bervariasi, ada yang maju dengan
cepat, ada yang lebih lambat.
l) Dengan persiapan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan meng- organisasikan
kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat
respon yang benar.
Model penelitian desain instruksional
1. Model Quasi-Experimental: Penelitian ini menguji efektivitas suatu intervensi pembelajaran
dengan membandingkan kelompok yang menerima intervensi dengan kelompok kontrol.
Namun, penelitian ini tidak memungkinkan untuk mengendalikan semua faktor yang
mempengaruhi hasil.
2. Penelitian Eksperimen: Model ini melibatkan pengujian efektivitas suatu intervensi
pembelajaran dengan mengendalikan variabel-variabel yang mempengaruhi hasil. Kelompok
eksperimen menerima intervensi, sementara kelompok kontrol tidak.
3. Penelitian Survei: Penelitian ini menggunakan kuesioner atau wawancara untuk
mengumpulkan data tentang pandangan dan pengalaman peserta didik terhadap suatu
intervensi pembelajaran.
4. Penelitian Kualitatif: Penelitian ini mengeksplorasi pemahaman mendalam tentang
pengalaman belajar peserta didik melalui wawancara, observasi, atau analisis konten.
5. Penelitian Tindakan: Model ini melibatkan proses berkelanjutan di mana seorang guru atau
desainer instruksional secara sistematis merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi
intervensi pembelajaran dalam lingkungan nyata.
6. Penelitian Meta-Analisis: Penelitian ini menggabungkan hasil penelitian-penelitian
sebelumnya untuk menyimpulkan efektivitas berbagai intervensi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai