Anda di halaman 1dari 12

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND

DEVELOPMENT)
Tugas Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Yatim Riyanto,M.Pd

Oleh :
1. Tri Wahyuni (17070845032)
2. Suwarno (17070845015)
3. Enny Heruwati P. (17070845001)
4. Herlis Silviana (17070845003)
5. Yeremias Mahur (17070845008)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2017

1
A. Pendahuluan

Pada hakekatnya terdapat perbedaan esensial antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan

kualitatif dalam penelitian. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatiannya pada prinsip-

prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan

sosial manusia, sedangkan pendekatan kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala-gejala

yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan manusia yang biasa dinamakan

variabel.

Pendekatan kuantitatif hakekat hubungan antar variabel dianalisis dengan menggunakan

teori yang obyektif (pada umumnya menggunakan statistik), sedangkan dalam pendekatan

kualitatif yang dianalisis bukannya variabel-variabel, yang sebetulnya adalah gejala-gejala,

tetapi prinsip-prinsip umum yang paling mendasar yang menjadi landasan perwujudan satuan-

satuan gejala tersebut, yang selanjutnya dianalisis dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip

umum satuan-satuan gejala yang lain dan/atau seperangkat teori yang berlaku (Sri

Hartati,2012).

Oleh karena itu, sasaran kajian kuantitatif adalah gejala, sedangkan sasaran kajian kualitatif

adalah prinsip-prinsip umum perwujudan gejala-gejala. Dengan demikian ungkapan banyak

orang yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih rendah tingkatannya dibanding

penelitian kuantitatif jelas tidak benar. Sering ditemui para peneliti yang “memaksanakan diri”

menggunakan metoda kuantitatif tanpa melihat esensi atau sasaran penelitian yang jelas. Hal

tersebut mungkin dikarenakan kurangnya pengertian mengenai pendekatan kualitatif dalam

penelitian, termasuk kekawatiran-kekawatiran terhadap obyektivitas atau validitas penelitian

kualitatif. Demikian pula sebaliknya.

2
Terdapat pendekatan penelitian yang berusaha menggabungkan kedua pendekatan

penelitian tersebut di atas yaitu metode penelitian dan pengembangan (research and

development). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk tersebut

(Sugiyono:2009:407). Tulisan ini berusaha mengulas secara singkat metode penelitian dan

pengembangan (R&D) beserta tahapan-tahapan yang harus dilakukan dan model yang

dihasilkan.

B. Pembahasan

1. Pengertian Research & Development

Menurut Yatim Riyanto (2007:148), menyatakan bahwa Penelitian Pengembangan

dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, tergantung dari tujuan penelitian dan

variabel penelitian serta karakteristik jenis datanya. Bahkan bisa juga dilakukan secara

bersama antara keduanya, apakah penelitian kualitatif dulu baru dilanjutkan penelitian

kuantitatif atau sebaliknya.

Sugiyono (2009:407) berpendapat bahwa, metode penelitian dan pengembangan

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan

penelitian yang bersifat analisis kebutuhan (digunakan metode survey atau kualitatif) dan

untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas,

maka diperlukan penelitian untuk menguji keektifan produk tersebut (digunakan metode

eksperimen).

Lebih lanjut Borg and Gall (dalam Sugiyono:2009:11) menyatakan bahwa untuk

penelitian analisis kebutuhan sehingga mampu dihasilkan produk yang bersifat hipotetik

3
sering digunakan metode penelitian dasar (basic research). Selanjutnya untuk menguji

produk yang masih bersifat hipotetik tersebut, digunakan eksperimen atau action research.

Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. Proses pengujian produk dengan

eksperimen tersebut dinamakan penelitian terapan (applied research). Penelitian dan

pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu

produk.

Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).

Penelitian Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah

penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode

penelitian dan pengembangan. Produk yang ditemukan bisa berupa model, pola, prosedur,

sistem. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D

diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya

banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan (

Produk-produk pendidikan yang dihasilkan dapat berupa kurikulum yang spesifik

untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar,

modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan

ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen,

sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian dan lain-lain (Sugiyono:2009:412).

Sukmadinata (2008:190), mengemukakan penelitian dan pengembangan

merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan

produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware

seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian

dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang hanya menghasilkan saran-saran

4
bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan menghasilkan produk yang langsung bisa

digunakan.

2. Karakteristik Research & Development

Menurut Wayan (dalam Mustofa Nasihudin,2015) ada 4 karakteritik penelitian dan

pengembangan antara lain:

1) Studying research findings, masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata

berkaitan dengan upaya inovasf atau penerapan teknologi dalam pembelajaran

sebagai pertanggungjawaban professional dan komitmenya terhadap pemerolehan

kualitas pembelajaran.

2) Developing the product, pengembangan model, pendekatan dan metode

pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian

kompetensi siswa.

3) Field testing, proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji

ahli, uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang

dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses

pengembangan, validasi dan uji coba lapangan tersebut seyoganya dideskripsikan

secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

4) Revising, proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode dan media

pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis,

sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

3. Tahap-tahap Research & Development

Borg & Gall (dalam Yatim Riyanto, 2007:148-149) mengembangkan 10 tahapan dalam

mengembangkan model, yaitu:

5
1) Research and information collecting, termasuk dalam langkah ini antara lain studi

literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, pengukuran kebutuhan,

penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja

penelitian;

2) Planning, termasuk dalam langkah ini menyusun rencana penelitian yang meliputi

merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan,

menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-

langkah penelitian dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan

secara terbatas;

3) Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan

dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan

komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan

evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung. Contoh pengembangan bahan

pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi;

4) Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala

terbatas, dengan melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6-12

subyek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan

cara wawancara, observasi atau angket;

5) Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang

dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan

lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas,

sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba lebih luas.

6
6) Main field testing, biasanya disebut ujicoba utama yang melibatkan khalayak lebih

luas, yaitu 5 sampai 15 sekolah, dengan jumlah subyek 30 sampai dengan 100

orang. Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, terutama dilakukan terhadap

kinerja sebelum dan sesudah penerapan ujicoba. Hasil yang diperoleh dari ujicoba

ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil ujicoba (desain model) yang

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian pada umumnya langkah

ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen;

7) Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan

terhadap hasil ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah

merupakan desain model operasional yang siap divalidasi;

8) Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional

yang telah dihasilkan. Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan

40 samapi dengan 200 subyek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara,

dan observasi dan analisis hasilnya. Tujuan langkah ini adalah untuk menentukan

apakah suatu model yang dikembangkan benar-benar siap dipakai di sekolah tanpa

harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh peneliti/pengembang model;

9) Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang

dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);

10) Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model

yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, terutama dalam kancah

pendidikan. Langkah pokok dalam fase ini adalah mengkomunikasikan dan

mensosialisasikan temuan/model, baik dalam bentuk seminar hasil penelitian,

7
publikasi pada jurnal, maupun pemaparan kepada skakeholders yang terkait dengan

temuan penelitian.

Penyusunan model dan pengembanganya juga dikemukakan oleh Hoge, Tondora

& Marrelli (dalam Sri Haryati,2012). Ada 7 langkah yang harus dilalui, dimana setiap

langkah memiliki hubungan keterkaitan antara satu dan lainya, langkah tersebut adalah:

1) Menetapkan tujuan (defining the obyective), termasuk dalam langkah ini adalah

tujuan penyusunan model, alat untuk menganalisa model, siapa yang

mengaplikasikan model dan apakan model tersebut cocok untuk dilaksankan

saat ini.

2) Mencari dukungan sposor (obtain the support of a sponsor), kegiatan ini

menyangkut masalah pendanaan dalam rangka menyusun model, selain itu juga

mencari orang-orang yang akan terlibat dalam penyusunan dan pengembangan

model.,

3) Mengembangkan dan mengimplentasikan komunikasi dan rencan Pendidikan

(develop and implement a communication and education plan), terhadap ini

adalah mengembangkan komunikasi dengan berbagai pihak yang akan terlibat

dalam penyusunan dan juga merencanakan pengetahuan tentang model melalui

studi teori dan studi model yang telah dikembangkan.

4) Perencanaan metode (plan the methodology), yaitu menyusun metode yang

akan digunakan untuk menyusun model.,

5) Mengidentifikasikan model dan menyusun model (Identify the model and creat

the model), hal ini mencakup pengumpulan data yang akan diperlukan dalam

8
pengusunan model dengan terlebih dahulu mengidentifikasikan unsur, prosedur

dan tujuan akhir dari penyusunan model.,

6) Mengaplikasikan model (apply the model), tujuan dalam tahapan ini adalah

menguji model yang sudah disusun, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan.,

7) Evaluasi dan memperbaiki model (evaluate and uptodate the model), dari hasil

pengaplikasian model perlu dinilai apakan model yang sudah dikembangkan

bisa diaplikasikan dan mungkin perlu ada penambahan dan pengurangan agar

model lebih baik, dan jika sudah diidentifikasi kekurangan dan kelebihanya,

maka model perlu diperbaiki sebagai produk akhir.

4. Model sebagai produk Research & Development

1) Pengertian model

Yang Ying Ming dkk. (dalam Sri Haryati,2012) menyatakan bahwa model

adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-

langkah dalam mencapai satu tujuan khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat

dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai

tujuan. Sementara Law, Kelton dan Sudarman (dalam Sri Haryati,2012)

mengemukakan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang

dapat mewakili sistem yang sesungguhnya.

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa suatu model

memiliki karakteristik: (1) merupakan deskriptif naratif; (2) memiliki prosedur atau

langkah-langkah; (3) memiliki tujuan khusus; (4) digunakan untuk mengukur

keberhasilan; dan (5) merupakan representasi suatu sistem.

9
2) Jenis-jenis model

Ada 4 jenis model yang telah dikemukakan oleh Johanssen (dalam Sri

Haryati,2012) yaitu: (1) Cognitive Model, merupakan model konseptual sebagai

dasar penalaran dan persepsi, belajar induktif, pembuatan keputusan, perencanaan

dan sebagainya; (2) Normative Model, yakni model tentang penggambaran fungsi-

fungsi spesifik yang diinginkan, tujuan, dan sasaran suatu sistem atau proses; (3)

Descriptive Model yaitu model yang mendeskripsikan suatu proses atau sistem baik

secara kuantitatif maupun kualitatif, model ini sering digunakan untuk tujuan

saintifik dan teknologi; dan (4) Functional Model, di mana model ini

menggambarkan hubungan fungsional antar variabel, bisa disajikan secara

kuantitatif maupun kualitatif.

3) Validasi model

Menurut Sudarwan (dalam Sri Haryati,2012) suatu model dikatakan valid

jika hasil model dapat diterima oleh para pengguna dan mampu menjelaskan

aktualitas implementasi. Tahapan validasi merupakan tahap akhir dari penyusunan

model, sebelum dilakukan validasi model perlu adanya verifikasi model, menurut

Hornby verifikasi merupakan proses pembuktian bahwa yang diyakini itu benar,

sedangkan menurut Law & Kelton verifikasi adalah mengecek penerjemahan

model simulasi konseptual ke dalam program kerja.

10
5. Research & Development dalam Penelitian Pendidikan

Berikut diberikan beberapa contoh judul penelitian pendidikan yang menggunakan

R & D. Judul harus mencerminkan produk yang akan dihasilkan.

a. Pengembangan Bahan Ajar Sains Bilingual Berbasis WEB dengan Portal Elearning

Mooddle untuk siswa SMP SBI

b. Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Program Pendidikan Kecakapan Hidup

Berbasis Kewirausahaan Potensi Keunggulan Lokal dalam Rangka Rintisan Desa

Vokasi

c. Pengem Model Manajemen Kurikulum Pembelajaran Berbasis Masalah.

d. Pengembangan Model Link and Match Kompetensi berbasis DUDI Lulusan SMK.

6. Penutup

Ketiga model dalam langkah-langkah penelitian dan pengembangan seperti

penjelasan tersebut di atas jika dibandingkan memiliki unsur-unsur yang sama. Dapat

disimpulkan bahwa secara empirik langkah penelitian dan pengembangan dapat dikemas

dan disederhanakan menjadi 4 tahapan yaitu: Pendahuluan, Pengembangan, Validasi, dan

Pelaksanaan. Keempat tahapan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini

C. Daftar Pustaka.

Haryati, Sri. (2012). Research and Development (R&D) sebagai salah satu model penelitian

dalam bidang Pendidikan.FKIP-UTM, 37(1),11-26

Mustofa,Nasihudin.(2015). Makalah: Penelitian Pengembangan (Research and Development).

Universitas Muhammadiyah Metro.

Riyanto,Yatim.(2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitatif.Unesa

University Press.

11
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Widodo, Joko. (2005). Perencanaan Pendidikan di Sekolah Kejuruan; Disertasi. Bandung: PPS

IKIP Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai