Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yaitu :Pengembangan prototipe produk
dan Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe produk
tersebut.(Van den akker dan plomp:1993)
Menurut Richey dan Nelson (1996) ada dua tipe dalam pengembangan sebagai
berikut.
1) Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan
serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
2) Tipe kedua fokus pada pengkajian terhadap program pengembangan yang dilakukan
sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan adalah metode dan langkah untuk menghasilkan produk baru atau
mengembangkan serta menyempurnakan produk yang telah ada untuk menguji
keefektifan produk tersebut sehingga produk tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Sugiyono penelitian dan pengembangan mempunyai empat level yaitu:
Penelitian dan Pengembangan pada Level 1 (yang paling rendah tingkatannya) adalah
penelitian untuk mengahsilkan rancangan, tetapi tidak dilanjutkan dengan membuat
produk atau mengujinya, Penelitian dan Pengembangan pada Level 2, adalah peneliti
tidak melakukan penelitian, tetapi langsung menguji produk yang ada, Penelitian dan
Pengembangan pada Level 3, adalah peneliti melakukan penelitian untuk
mengembangkan (merevisi) produk yang telah ada, membuat produk revisi dan
menguji keefektifan produk tersebut, Penelitian dan Pengembangan pada Level 4,
adalah penelitian untuk menciptakan produk baru dan menguji keefektifan produk
tersebut.1
b. Karakteristik Penelitian R&D
Karakteristik Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan Borg and Gall (1989)
menjelaskan bahwa ada empat ciri utama di dalam penelitian R&D, yaitu:
1
Dharma Acariya Nusantara. Research And Development (R&D) Penelitian Yang Inovatif Dalam
Pendidikan. Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya, Vol. 1, No. 1, 2023. 87-89
4
1) Studying research findings pertinent to the product to be develop. Artinya,
melakukan studi atau penelitian awal (pendahuluan) guna mencari temuan-temuan
penelitian yang berhubungan dengan produk yang hendak dikembangkan.
2) Developing the product base on this findings. Artinya, mengembangkan produk
berdasarkan pada hasil temuan penelitian awal (pendahuluan) itu.
3) Field testing it in the setting where it will be used eventually. Artinya, dilakukan
pengujian lapangan dalam setting atau situasi senyata mungkin di mana produk
tersebut nantinya akan dipakai.
4) Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage. Dapat
diartikan bahwa melakukan revisi guna memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan pada tahap-tahap pengujian lapangan.
Demikian pula menurut Wayan (2009) ada empat karateristik penelitian
pengembangan, yaitu:
1) Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan
upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai
pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan
kualitas pembelajaran.
2) Pengembangan model, pendekatan, dan metode pembelajaran serta media
belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3) Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik
4) Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
c. Langkah-langkah Penelitian R&D
Langkah-langkah Penelitian R&D dalam Bidang Pendidikan Secara ringkas
langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono dapat dijelaskan sebagai berikut.
5
1) Potensi dan Masalah. Penelitian selalu bermula dari adanya potensi atau masalah.
Potensi merupakan segala sesuatu yang jika didayagunakan akan mempunyai nilai
tambah. Masalah juga dapat diubah menjadi potensi, apabila peneliti bisa
mendayagunakan masalah tersebut. Masalah akan terjadi bila ada penyimpangan,
antara yang diharapkan dengan keadaan yang terjadi. Masalah ini bisa diatasi
melalui R&D yaitu dengan cara menelitinya, sehingga bisa ditemukan suatu
model, sistem atau pola penanganan terpadu yang efektif yang bisa dipakai untuk
mengatasi masalah tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam suatu
penelitian haruslah ditunjukkan dengan data yang empirik. Data tentang potensi
dan masalah tidak harus dicari sendiri, akan tetapi bisa juga berdasarkan laporan
penelitian orang lain maupun dari dokumentasi laporan kegiatan yang berasal dari
perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
2) Mengumpulkan Informasi. Sesudah potensi dan masalah bisa ditunjukkan secara
faktual dan up to date, langkah berikutnya adalah mengumpulkan berbagai
informasi dan studi literatur yang bisa dipakai sebagai bahan guna merencanakan
membuat produk tertentu yang diharapkan bisa mengatasi masalah tersebut. Studi
ini ditujukan guna menemukan konsep-konsep maupun landasan-landasan teoretis
yang bisa memperkuat suatu produk, khususnya yang berhubungan dengan produk
pendidikan, misal produk yang berbentuk program, model, sistem, software,
pendekatan, dan sebagainya. Di lain pihak melalui studi literatur ini akan mengkaji
ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung
supaya produk bisa dipakai atau diimplementasikan secara optimal, serta
keterbatasan dan keunggulannya. Studi literatur juga dibutuhkan guna mengetahui
langkah -langkah yang paling tepat dalam mengembangkan produk tersebut.
3) Desain Produk. Produk yang dihasilkan dari suatu penelitian R&D ini ada banyak
sekali jenisnya. Untuk menghasilkan sistem kerja baru, maka haruslah dibuat
rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap sistem kerja lama, sehingga
bisa ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap sistem tersebut. Di samping itu,
perlu dilakukan penelitian terhadap unit lain yang dipandang sistem kerjanya baik.
Selain itu, harus dilakukan pengkajian terhadap referensi mutakhir yang berkaitan
dengan sistem kerja yang modern beserta indikator sistem kerja yang bagus. Hasil
6
akhir dari kegiatan ini biasanya berupa desain produk baru yang telah lengkap
dengan spesifikasinya. Desain ini masih bersifat hipotetik, karena efektivitasnya
masih belum terbukti, dan baru bisa diketahui setelah melewati pengujian-
pengujian. Desain produk haruslah diwujudkan ke dalam bentuk gambar atau
bagan, sehingga bisa dipakai sebagai pegangan guna menilai dan membuatnya,
serta akan memudahkan pihak lain untuk lebih memahaminya.
4) Validasi Desain. Validasi desain adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan
untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara
rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional,
karena validasi pada tahap ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, belum berdasarkan pada fakta lapangan. Validasi produk bisa dijalankan
dengan cara menghadirkan beberapa tenaga ahli atau pakar yang sudah
berpengalaman memberikan penilaian terhadap produk baru yang dirancang
tersebut. Setiap pakar diminta untuk memberikan nilai desain baru tersebut,
sehingga langkah selanjutnya bisa diketahui kekuatan dan kelemahannya. Validasi
desain bisa dijalankan pada sebuah forum diskusi. Sebelum berdiskusi, peneliti
mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, beserta
dengan keunggulannya.
5) Perbaikan Desain. Sesudah desain produk jadi, divalidasi melalui diskusi bersama
para pakar dan para ahli lainnya. Maka akan bisa diketahui kelemahan-
kelemahannya. Kelemahan tersebut kemudian dicoba untuk dikurangi dengan
jalan memperbaiki desain tersebut. Yang bertugas memperbaiki desain adalah
peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut
6) Uji coba Produk. Desain produk yang sudah dibuat tidak dapat langsung
diujicobakan terlebih dahulu. Akan tetapi, haruslah dibuat terlebih dahulu hingga
menghasilkan produk, dan produk itulah yang diujicobakan. Pengujian bisa
dilaksankan melalui ekperimen, yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi
sistem kerja yang lama dengan sistem kerja yang baru.
7) Revisi Produk. Pengujian produk terhadap sampel yang terbatas tersebut dapat
menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik bila
7
dibandingkan dengan sistem yang lama. Perbedaan yang sangat signifikan,
sehingga sistem kerja baru tersebut bisa diterapkan atau diberlakukan.
8) Ujicoba Pemakaian. Setelah pengujian terhadap produk yang dihasilkan sukses,
dan mungkin ada revisi yang tidak begitu penting, maka langkah berikutnya yaitu
produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diberlakukan atau diterapkan pada
kondisi nyata untuk ruang lingkup yang luas. Dalam pengoperasian sistem kerja
baru tersebut, tetap harus dinilai hambatan atau kekurangan yang muncul guna
dilakukan perbaikan yang lebih lanjut.
9) Revisi Produk. Revisi produk ini dilaksanakan, bila dalam perbaikan pada yang
kondisi nyata terdapat kelebihan dan kekurangan. Dalam uji pemakaian produk,
sebaiknya pembuat produk selaku peneliti selalu mengevaluasi bagaimana kinerja
dari produknya dalam hal ini yaitu sistem kerja.
10) Pembuatan Produk Masal. Pada tahap pembuatan produk masal ini dilaksanakan
bila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif serta layak untuk
diproduksi secara masal. Sebagai contoh pembuatan mesin yang dapat mengubah
sampah menjadi bahan yang bermanfaat, hendak diproduksi masal bila
berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek ekonomi, teknologi, dan lingkungan
memenuhi. Jadi, untuk memproduksi suatu produk, pengusaha dan peneliti harus
saling bekerja sama.2
2. Studi Kepustakaan
1. Pengertian Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti.
Infromasi dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-
karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku
tahunan ensikplopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik
lain.
Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang
tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan,
2
Hanafi. Konsep Penelitian R&D Dalam Bidang Pendidikan. Jurnal Kajian Keislaman, Vol. 4, No. 2, 2017.
138-141
8
dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan. Seorang peneliti hendaknya mengenal
atau tidak merasa asing dilingkungan perpustakaan sebab mengenal situasi
perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang diperlukan. Untuk
mendapatkan infromasi yang diperlukan peneliti mengetahui sumber-sumber
informasi tersebut, misalnya kartu katalog, refrensi umum dan khusus, buku-buku
pedoman, buku petunjuk, laporan-laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal,
ensikplopedia, dan bahan-bahan khusus lain. Dengan demikian peneliti akan
memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.3
2. Tujuan Studi Kepustakaan
Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia
melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sistematis tentang kajian
literature dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian
yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu
tersebut (the state of the art). Studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan
penelitian bertujuan:
1. Menemukan masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa
masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan secara
memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode,
analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama.
2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
3. Mengkaji beberapa teori dasar yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
Menggali teori-teori yang relevan dengan permasalahan penelitian dan melakukan
komparasi-komparasi serta menemukan konsep-konsep yang relevan dengan
pokok masalah yang dibahas dalam penelitian.
4. Mencari landasan teori yang merupakan pedoman bagi pendekatan pemecahan
masalah dan pemikiran untuk perumusan hipotesis yang akan diui dalm penelitian.
5. Untuk membuat uraian teoritik dan empiric yang berkaiatan dengan faktor,
indikator, variable dan parameter penelitian yang tercermin di dalam masalah-
masalah yang ingin dipecahkan.
6. Memperdalam pengetahuan peneliti tentang masalah dan bidang yang akan diteliti.
3
Purwono, Studi Kepustakaan, Jurnal Persadha, Vol. 6, No. 2, 2008, 66.
9
7. Agar peneliti dapat pandai-pandai memanfaatkan informasi dari suatu masalah
yang diperlukan bagi penelitiannya, terutama yang terkait dengan objek atau
sasaran penelitinya.
8. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian
yang akan dilakukan. Artinya hasil penelitian terdahulu mengenai hal yang akan
diteliti dan atau mengenai hal lain yang akan yang berkaitan dengan hal yang akan
diteliti.
9. Menelaah hasil penelitian sebelumnya diarahkan pada sebagian atau seluruh dari
unsur-unsur penelitian yaitu tujuan penelitian, metode, analisis, hasil utama dan
kesimpulan.
10. Mendapat informasi tentang aspek-aspek mana dari masalah yang sudah pernah
diteliti untuk menghindari agar tidak meneliti hal yang sama.4
3. Karakteristik Studi Kepustakaan
Adapun ciri utama studi kepustakaan yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa atau
calon peneliti dan keempat ciri itu akan mempengaruhi sifat dan cara kerja penelitian
yang diantaranya:
1. Peneliti berhadapan langsung dengan teksn atau data angka dan bukan dengan
pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata (eyewitness) berupa kejadian,
orang atau benda-benda lainnya.
2. Data pustaka bersifat siap pakai; peneliti tidak kemana-mana kecuali hanya
berhadapan langsung dengan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.
3. Perpustakaan adalah laborat peneliti kepustakaan dan karena itu teknik membaca
teks (buku, artikel, dan dokumen) menjadi bagian yang fundamental dalam
penilitian ini.
4. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan
dengan info statis, artinya tidak akan berubah karena sudah merupakan data
“mati” yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekaman tape
atau film).5
4
Ibid., 67.
5
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), 4-5
10
4. Prosedur Studi Kepustakaan
Adapun prosedur studi kepustakaan adalah:
MENENTUKAN
PEMILIHAN EKSPLORASI
FOKUS
TEKS INFORMASI
PENELITIAN
MEMBUAT
MEMBACA PENGUMPULKAN
CATATAN
SUMBER DATA SUMBER DATA
PENELITIAN
MENGOLAH
CATATAN PENYUSUNAN
PENELITIAN LAPORAN
7
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2020). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook.
Sage Publications. 56.
13
Metode penelitian studi tokoh memiliki beberapa karakteristik atau ciri utama yang
membedakan dengan metode lain.8 Beberapa karakteristik metode penelitian studi
tokoh antara lain:
1) Fokus pada Individu
Metode penelitian studi tokoh berfokus pada individu sebagai subjek penelitian.
Tokoh yang dipilih memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang tertentu atau
memiliki pengaruh yang luas dalam masyarakat. Penelitian ini berupaya untuk
memahami kehidupan, pemikiran, pengaruh, dan kontribusi individu tersebut
secara mendalam.
2) Konteks dan Sejarah
Metode penelitian studi tokoh menekankan pentingnya memahami konteks sosial,
budaya, dan sejarah di mana individu tersebut beroperasi. Peneliti memperhatikan
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan pemikiran tokoh, serta
implikasi kontribusinya dalam konteks yang lebih luas.
3) Subjektivitas dan Interpretasi
Metode penelitian studi tokoh mengakui bahwa peneliti sebagai subjek memiliki
peran dalam interpretasi dan pemahaman terhadap individu yang diteliti. Peneliti
membawa perspektif dan pengalaman pribadi mereka dalam memahami kekayaan
individu yang diteliti.
Metode penelitian studi tokoh memiliki karakteristik yang khas dalam
mengungkap kekayaan individu. Dengan fokus pada individu, penelitian kualitatif
mendalam, perhatian terhadap konteks dan sejarah, subjektivitas dan interpretasi
peneliti, serta analisis kritis, metode ini memungkinkan pemahaman yang mendalam
dan komprehensif tentang tokoh yang diteliti.
8
Creswell, J. W. (2013). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage
Publications, 45.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (R&D) adalah proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-
langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R&D, yang terdiri dari
mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang
pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya, dan merevisinya
untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan
pengujian.
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti.
Infromasi dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-
karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan,
buku tahunan ensikplopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun
elektronik lain.
Metode penelitian studi tokoh adalah pendekatan yang digunakan untuk
memahami dan menganalisis kehidupan, pemikiran, pengaruh, dan kontribusi
individu yang menjadi fokus penelitian. Metode ini memungkinkan peneliti untuk
menggali kekayaan pengalaman dan pemikiran tokoh dalam berbagai bidang,
seperti sejarah, sastra, seni, politik, atau sosiologi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16