Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok ke-2

Minggu 4

Anggota Team 3:

1. Muhammad Sasmito Adi Wibowo - 2502026210

2. Rafif Naufal - 2502161992

3. Dini Ilmiana Saputri - 2502150881

4. Fransiska Evelina Resita Larasati - 2502151695

5. Dyan Risetya Rafiqa Sari - 2502146594

Essay

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa pedoman untuk mengelola etika di tempat kerja!

Berikut adalah pedoman bagi para manajer agar dapat membantu menciptakan budaya
tempat kerja yang lebih etis:

a. Jadilah teladan

Karyawan akan melihat sosok manajer dan para atasannya untuk dapat memahami
perilaku seperti apa yang dapat diterima di tempat kerja, dan apa yang tidak. Para
tokoh manajemen senior akan menjadi acuan dan standar atas apa yang etis dan
tidak etis. Sehingga seorang manajer harus memahami urgensi ini dan menjadi
seorang teladan bagi para juniornya.

b. Komunikasikan kode etis dengan jelas dan lugas

Ambiguitas etika dalam tempat kerja dapat dikurangi dengan menetapkan sebuah
kode etik organisasi. Kode etik tersebut harus menyatakan nilai-nilai utama
organisasi dan bagaimana aturan etika diharapkan dapat dipatuhi oleh para
karyawan. Namun perlu diingat juga, bahwa kode etik tersebut tidak ada artinya
bila para manajer dan pemimpin senior gagal dalam mencontohkah perilaku etis
tersebut.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


c. Menyelenggarakan pelatihan etika

Manajer dapat mengadakan seminar, workshop, maupun program serupa untuk


mempromosikan etika di tempat kerja. Dengan adanya sesi pelatihan tersebut,
dapat memperkuat standar perilaku organisasi. Selain itu, pelatihan juga dapat
memperjelas praktik seperti apa saja yang diperbolehkan, dan praktik seperti apa
yang melanggar prinsip perusahaan. Dengan demikian, dilema etika dapat teratasi.

d. Berikan safe space

Perusahaan perlu mempersiapkan prosedur formal yang memberikan kesempatan


bagi para karyawan untuk melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut ditegur.
Prosedur formal ini juga diperlukan agar menjadi wadah bagi para karyawan
dalam mendiskusikan dilema etika. Ini dapat diterapkan dalam bentuk adanya
petugas etika, ethics counselor, atau ombudsman.

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim moral organisasi!

Terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi iklim moral dari suatu organisasi yaitu

a. Perilaku dari atasan

Bagaimana atasan berperilaku, bersikap, dan bagaimana mereka mencontohkan


nilai-nilai etika adalah pengaruh nomor satu dari terbentuknya iklim moral suatu
perusahaan. Sehingga di sinilah krusialnya bagi para manajer senior, para petinggi
untuk dapat memberikan teladan yang baik.

b. Perilaku dari rekan kerja

Para karyawan pastinya memperhatikan apa yang kolega mereka lakukan. Faktor
kedua yang paling mempengaruhi iklim moral perusahaan adalah perilaku rekan
kerja, dan ini bersifat berkesinambungan. Karyawan baru akan melihat bagaimana
kolega mereka yang merupakan karyawan lama bersikap, dan mengikuti standar
moral tersebut hingga seterusnya. Lalu, ketika di kemudian hari ada karyawan
baru lagi, ia akan melihat bagaimana karyawan sebelumnya bersikap, dan ikut
menirunya. Dan seterusnya.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


c. Praktik etika industri maupun professional

Setiap profesi memiliki kode etik profesi yang menjadi pedoman mereka dalam
bekerja. Dan ini memiliki pengaruh besar atas iklim perusahaan yang bergelut di
bidang tersebut.

d. Kebutuhan finansial personal

Seberapa membutuhkan seorang karyawan atas pekerjaan dan penghasilan yang ia


peroleh, maka akan semakin gigih dia bekerja. Ini merupakan common sense, dan
nyata adanya. Ketika perusahaan memiliki banyak karyawan yang membutuhkan,
akan terlihat juga bagaimana mereka akan bersikap gigih untuk mendapat
kesempatan promosi, insentif, maupun tunjangan yang ditawarkan perusahaan
atas keberhasilan yang bisa karyawan peroleh dari hasil kerjanya.

3. Jelaskan perbedaan antara compliance dan orientasi etika!

Kepatuhan bukanlah etika dan etika bukanlah kepatuhan. Mereka terkait tetapi tidak
sama. Kepatuhan dan etika seperti lingkaran yang saling beririsan. Ada titik di mana
mereka tumpang tindih dan keduanya membutuhkan pertimbangan yang cermat dan
setara.

Penting untuk dipahami bahwa kepatuhan adalah realitas reaktif, di mana seseorang
bereaksi terhadap hukum dan itu tidak ada hubungannya dengan penciptaan hukum
tersebut. Sedangkan etika, walau bagaimanapun, hanya bersifat proaktif. Oleh karena itu
kepatuhan adalah bagaimana hukum mengatur, dan etika adalah semangat yang
melatarbelakangi hukum.

Secara sederhana, etika adalah internal intangible yang mendorong kita. Ini adalah sistem
nilai yang memandu kita ketika kita membuat keputusan dalam tindakan kita sehari-hari.
Di sisi lain, kepatuhan jauh lebih jelas. Kepatuhan adalah tentang mengikuti aturan,
kebijakan, peraturan yang diartikulasikan dalam undang-undang dan dokumen yang telah
disusun. Ada konsekuensi dari pelanggaran terhadap kebijakan dan peraturan tersebut
yang dapat mengakibatkan hukuman termasuk pemutusan hubungan kerja.

Persoalan kepatuhan biasanya tidak ada korelasinya dengan niat seseorang. Pokoknya
jelas, jika Anda melanggar aturan, akan ada konsekuensinya. Sedangkan etika lebih
mengenai nilai-nilai pribadi Anda. Beberapa orang mengatakan antara anda memiliki
etika atau tidak sama sekali. Sehingga aturan diperlukan untuk mengatur mereka yang
tidak memiliki prinsip etika yang baik.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


Tidak bisa kita pungkiri, ada karyawan yang akan melakukan apa saja demi mencapai
tujuan pribadinya. Sehingga diperlukan standar dan prosedur untuk menghentikan mereka
agar tidak melewati batas. Perusahaan yang menginternalisasi budaya perilaku etis untuk
membuat karyawan mengikuti aturan, hal itu dilakukan bukan hanya karena para
karyawan harus bersikap etis, tetapi karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Kita perlu pahami bahwa seseorang dapat patuh namun tidak etis. Karena hukum bersifat
hitam putih dan ada konsekuensinya. Singkatnya, kepatuhan adalah proses reaktif.
Menjadi patuh adalah menanggapi sesuatu yang telah Anda "perintahkan" untuk dipatuhi,
yaitu hukum.

Sedangkan etika merupakan proses proaktif. Menjadi etis berarti fokus pada nilai,
karakter, prinsip, dll. Etika adalah mengenai apa yang akan melatarbelakangi anda untuk
membuat keputusan.

4. Jelaskan yang disebut dengan corporate transparency!

Corporate transparency menggambarkan sejauh mana tindakan perusahaan dapat diamati


oleh pihak luar. Corporate transparency timbul sebagai konsekuensi dari regulasi, norma
lokal, dan serangkaian informasi, privasi, dan kebijakan bisnis mengenai pengambilan
keputusan perusahaan dan keterbukaan operasi perusahaan kepada karyawan, pemangku
kepentingan, pemegang saham, dan masyarakat umum. Dari perspektif orang luar,
transparansi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai kualitas yang dirasakan dari
informasi yang dibagikan dari perusahaan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk
mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh
pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.

Kasus

5. Kasus Etika Manajerial Bank Century

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut dalam waktu dekat akan meluncurkan beberapa
Peraturan Menteri (Permen) BUMN terkait transparansi korporasi. Aturan ini dikeluarkan
untuk menekan lobi ke pihak tertentu dalam penugasan BUMN. Salah satunya tentang
Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan diterbitkan pekan ini. Dalam aturan tersebut,
Erick menyebut akan ada beberapa hal yang diatur, salah satunya terkait aksi korporasi
BUMN.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


Nantinya, dalam aturan tersebut pun akan diatur tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
pendanaan untuk aksi korporasi BUMN. Sedangkan aksi korporasi yang tidak
memerlukan dana pemerintah, cukup dikelola oleh direksi dan kementerian. Sementara
yang memerlukan pendanaan pemerintah akan didiskusikan dengan Kementerian
Keuangan.

"Sistem ini akan memudahkan seluruh kementerian dan perusahaan BUMN dan
pemeriksa dari bagian transparansi dan melihat strategi bisnis proses yang transparan,"
katanya pada Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemberantasan Korupsi dengan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (2/3). Selain itu, permen juga akan
mengatur soal PMN restrukturisasi. Erick mengaku terdapat berbagai program yang harus
diperbaiki karena selama ini beberapa program menjadi beban bagi perusahaan negara
yang ditunjuk. Dia meyakini permen akan mampu menekan proses bisnis yang tidak
transparan seperti lobi ke individu tertentu dalam penugasan. Pasalnya, setiap penugasan
akan dilakukan secara terbuka langsung ke Kementerian BUMN dan Kemenkeu, bukan
ke perusahaan pelat merah langsung.

Dengan begitu, Erick meyakini tumpang tindih antara bisnis dan penugasan dapat
dihindari. Jika penugasan akan memberatkan perusahaan, maka PMN harus disertakan
dalam penugasan.
"Jadi tidak ada grey area seperti dulu, sejak awal kami bicarakan, yang kami harapkan
saat ini bisnis proses bukan project based," tutupnya.

Pertanyaan:

a. Jelaskan karakteristik transparansi di perusahaan BUMN dibandingkan dengan


swasta non-BUMN!

Karakteristik transparansi di perusahaan BUMN dibandingkan dengan perusahaan


swasta non-BUMN sebagai berikut:

● Proses transparansi melibatkan kementerian terkait seperti Kemenkeu dan


Kementerian BUMN.
● Transparansi BUMN akan memperhatikan dalam penugasan untuk tidak menekan
lobi pada pihak tertentu.
● Menentukan tugas pokok dan fungsi pendanaan untuk aksi korporasi BUMN.
● Keterlibatan dari kementrian dan perusahaan BUMN maupun pemeriksa untuk
andil dari bagian transparansi dan pemeriksaan hingga melihat strategi bisnis yang
transparan.
● Menekan proses bisnis yang tidak transparan seperti lobi ke individu tertentu
dalam penugasan.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


● Setiap proses penugasan akan dilakukan secara terbuka secara langsung ke
kementerian BUMN dan Kemenkeu.

b. Jelaskan kebijakan kementerian BUMN untuk meningkatkan corporate


transparency di perusahaan BUMN!

Kementerian BUMN memberikan kewajiban kepada setiap perusahaan BUMN


untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance /
GCG). GCG merupakan prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme
pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika
berusaha. Termaktub dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor: PER — 01 /MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik (Good Corporate Governance) disebutkan bahwa:

(1) BUMN wajib menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri ini dengan tetap memperhatikan ketentuan,
dan norma yang berlaku serta anggaran dasar BUMN.
(2) Dalam rangka penerapan GCG sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direksi
menyusun GCG manual yang diantaranya dapat memuat board manual,
manajemen risiko manual, sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern,
mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan pada BUMN yang
bersangkutan, tata kelola teknologi informasi, dan pedoman perilaku etika (code
of conduct).
Kebijakan-kebijakan Good Corporate Governance di atas didasarkan pada
prinsip-prinsip dibawah ini:
1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan;
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
efektif;
3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat;
4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang- undangan.

Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance bertujuan untuk:


1. Mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat,
baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan
keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan
BUMN;
2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, efisien, dan efektif, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Persero/Organ
Perum;
3. Mendorong agar Organ Persero/Organ Perum dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang- undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial BUMN terhadap Pemangku Kepentingan maupun kelestarian lingkungan di
sekitar BUMN;
4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) juga


berlandaskan pada peraturan perundang-undangan lainnya, salah satunya dalam
penerapan prinsip transparansi (transparency) adalah Undang-Undang No. 14 tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Di dalam undang-undang ini diatur
tentang hak dan kewajiban pemohon dan pengguna informasi publik serta hak dan
kewajiban badan publik; informasi yang wajib disediakan dan diumumkan; komisi
informasi, keberatan dan penyelesaian sengketa melalui komisi informasi; gugatan ke
pengadilan; ketentuan pidana; dan ketentuan lain-lain. Diharapkan, melalui penerapan
undang-undang tersebut dapat meningkatkan corporate transparency di perusahaan
BUMN.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


Source:

Badan Usaha Milik Negara. 2011. “Salinan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor: PER — 01 /MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance)” pada Badan Usaha Milik Negara”.
https://jdih.bumn.go.id/baca/PER-01/MBU/2011.pdf. Diakses pada 19 September 2022

BPK RI. (2008). Keterbukaan Informasi Publik. Retrieved September 23, 2022, from JDIH
BPK RI DATABASE PERATURAN:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39047/uu-no-14-tahun-2008

CNN Indonesia. (2021, Maret 2). Erick Thohir Bakal Keluarkan Aturan Soal Transparansi
BUMN. Retrieved from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210302120718-92-612602/erick-thohir-bakal-kelu
arkan-aturan-soal-transparansi-bumn

***

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance

Anda mungkin juga menyukai