Anda di halaman 1dari 8

JURNAL AKUNTANSI MULTI DIMENSI (JAMDI)

Volume 2, Nomor 2, Mei 2019 (pp: 89-96)

PENEGAKAN, KODE ETIK PROFESI, KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP), PADA KAP SUDIYONO, DAN VERA
SAMARINDA

La Ode Hasiara1, Yunus Tulak Tandirerung2


hasiara@polnes.ac.id1
1Program Studi Akuntansi Manajerial, Politeknik Negeri Samarinda.
2Program Studi Keuangan dan Perbankan, Politeknik Negeri Samarinda.

Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo Kampus Gunung Lipan, Samarinda, Kalimantan Timur 71531 Indonesia.

1) Department of Accounting State Polytechnic Samarinda


2) Department of Business Admnistration State Polytechnic Samarinda (sesuikan dengan Prodi Anda)
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo Kampus Gunung Lipan Samarinda Kalimantan Timur 71531 Indonesia (sesuai dengan alaman Anda)

Abstrak: Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk (a) menelaah psikologi anggaran, (b) menelaah dan mengkaji
pertanggungjawaban dana pada aspek psikologi, (c) menelaah dan mengkaji lebih dalam pengawasan penggunaan dana pada aspek psikologi, (d)
menelaah dan mengkaji lebih jauh dari capaian pendapatan asli daerah pada aspek psikologi, dan (e) menelaah sampai sejauh mana pelaksanaan
akuntansi keuangan pemerintah pada aspek psikologi. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menemukan
bahwa (a) ada keterkaitan antara psikologi dengan anggaran, (b) menemukan bahwa ada keterkaitan antara pertanggungjawaban dana dengan
psikologi, (c) menemukan bahwa pengawasan penggunaan dana berkaitan dengan aspek psikologi, (d) demikian pula dengan capaian
pendapatan asli daerah memiliki kaitan erat dengan aspek psikologi, dan (e) menemukan bahwa ada kaitan antara pelaksanaan akuntansi
keuangan pemerintah dengan aspek psikologi. (Maksimum 200 kata)
Katakunci : konstruksi psikologi pelaksanaan anggaran, akuntansi keuangan pemerintah daerah. (Maksimum 5 suka kata)
Abstract:The aim of the research is to (a) analyze the psychology of a budget, (b) analyze and examine fund responsibility in the aspect of
psychology, (c) analyze and examine the supervision of fund utilization in the aspect of psychology, (d) further analyze and examine the
achievement of own-source revenue in the aspect of psychology, and (e) analyze to what extent the implementation of government financial
accounting in the aspect of psychology. The research method used is qualitative research method. The research result find that (a) there is a
linkage between psychology and budget, (b) there is a linkage between fund responsibility and psychology, (c) supervision of fund utilization is
related to the aspect of psychology, (d) the achievement of own-source revenue has close relationship with the aspect of psychology, and (e) there
is a linkage between the implementation of government financial accounting and the aspect of psychology (Maksimum 200 kata)
Keywords: psychological construction of budget implementation, local government financial
Accounting (Maksimum 5 suku kata)
Masuk di JAMDI : Maret 2019
Review : April 2019
Terbit : Mei 2019
Publish : Juni 2019
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini, dunia bisnis berkembang pesat dan menimbulkan report with explanatory language), pendapat wajar dengan
persaingan antar perusahaan yang tidak bisa terhindarkan. pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse
Setiap perusahaan berlomba untuk membangun citra positif opinion), dan menolak memberikan pendapat (disclaimer of
dan berusaha mencapai sistem pengelolaan yang baik atau opinion) Mulyadi (2013:20-22) setelah melakukan pemeriksaan,
yang disebut dengan Good Coorporate Governance (GCG). untuk mengetahui kewajaran laporan keuangan perusahaan
Strategi ini dilakukan perusahaan dalam rangka menarik yang akan disesuaikan dengan prinsip akuntansi berterima um-
minat calon investor dan mempertahankan investor yang telah um. Diantara opini yang telah disebutkan di atas, tujuan per-
ada. Selain itu, penerapan GCG yang baik dapat bermanfaat usahaan adalah memperoleh unqualified opinion. Hal ini karena,
untuk memenangkan kompetisi global ditengah banyaknya suatu perusahaan dikatakan mencapai kinerja keuangan yang
persaingan yang ada. baik, jika laporan keuangan yang dihasilkan. telah mendapat
Tujuan tersebut dapat dicapai perusahaan dengan opini optimal dari akuntan publik. Selain itu, laporan keuangan
bantuan pihak luar/eksternal, karena mempunyai kewenangan dengan capaian unqualified opinion bermanfaat dalam menarik
maupun kepentingan dalam memberikan opini atas laporan minat calon investor untuk menanamkan modalnya, serta dapat
keuangan yang dihasilkan perusahaan. Adapun profesi yang menciptakan nama baik bagi perusahaan yang bersangkutan.
mempunyai kewenangan tersebut adalah akuntan publik. Sehingga, inilah yang menyebabkan banyak perusahaan me-
Profesi akuntan publik menghasilkan dua jasa bagi masyarakat, lakukan berbagai cara untuk memperoleh unqualified opinion.
yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi. Auditor dalam Banyaknya tuntutan dari perusahaan yang menginginkan
memberi jasa mengeluarkan opini berupa pendapat wajar tanpa unqualified opinion membuat akuntan sering mengalami dilema
pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa etis. Bahkan, tak jarang dilema etis yang kerap kali terjadi
pengecualian dengan paragraf penjelasan (unqualified opinion mengantarkan akuntan publik pada pelanggaran yang dapat
89
merugikan. Oleh karena itu, agar terhindar dari dilema etis dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi
seorang akuntan publik harus taat pada kode etik yang berlaku serta mempunyai komitmen pribadi yang mendalam atas peker-
dan diwajibkan untuk menjunjung tinggi profesionalisme. jaan itu (Arijanto, 2011:27). Dengan demikian, etika profesi
Pada umumnya, setiap institusi maupun lembaga memiliki merupakan kode etik untuk profesi tertentu dan karenanya
kode etiknya masing-masing yang diterapkan dalam pelak- harus dimengerti selayaknya, bukan sebagai etika absolute
sanaan pekerjaan mereka. Keberhasilan dalam menerapkan (Rahayu, 2010:49).
kode etik, tentunya tidak luput dari peran serta semua pihak Dari pengertian di atas, maka etika profesi dapat
yang terlibat dalam institusi atau lembaga tersebut. Hal ini dikatakan sebagai aturan-aturan yang diterapkan bagi suatu
berlaku pula bagi KAP Sudiyono & Vera yang merupakan salah profesi dalam melaksanakan pekerjaan. Terkait dengan etika
satu KAP di kota Samarinda. KAP ini memiliki andil besar dalam profesi terdapat prinsip-prinsip etika yang pada umumnya
membantu klien dengan memberikan jasa (atestasi maupun non berlaku bagi semua orang, serta berlaku pula bagi kaum
atestasi) baik dalam maupun luar kota Samarinda. Pemberian profesional. Prinsip tersebut dikemukakan oleh Keraf (2010:44-
jasa yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari tatanan kode 45) antara lain, prinsip tanggung jawab, keadilan, otonomi, dan
etik yang telah ditetapkan. Tujuan dari penetapan ini adalah integritas moral.
agar semua pihak tunduk dan patuh pada kode etik yang
berlaku. Auditing
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, Auditing secara umum dapat diartikan sebagai suatu
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
“Analisis Penegakan Kode Etik Profesi Kantor Akuntan Publik secara objektif mengenai pernyataan tentang kegiatan dan
(KAP) pada KAP Sudiyono & Vera Samarinda”.Tujuan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan kode etik kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
profesi yang dilakukan akuntan publik, terkait dengan jasa kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
atestasi dan non atestasi yang diberikan pada KAP Sudiyono & kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 2013:9).
Vera. Munawir (1996) dalam Sunyoto (2014:7-11) menyatakan
bahwa, auditing dapat dibedakan berdasarkan kelompoknya
KAJIAN PUSTAKA yaitu menurut pelaksanaan, objek, dan waktu pelaksanaan
Etika audit. Menurut pelaksanaannya, auditing dapat dibagi menjadi
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk tiga macam, yaitu internal audit, external audit, dan
jamaknya (ta etha) berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’. Dalam governmental audit. Menurut objeknya dibagi menjadi tiga
pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang macam yaitu audit laporan keuangan, audit operasional, dan
baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atas audit kepatuhan. Menurut waktu pelaksanaan dan tujuan audit,
kelompok masyarakat (Keraf, 2010:14). Etika (ethics) secara dibagi menjadi audit terus menerus, dan audit periodik.
garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau
nilai moral Arens, et.al. (2008:98) dan setiap individu memiliki Akuntan Publik
nilai-nilai tersebut yang diterapkan dalam kehidupan sehari- Akuntan Publik berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
harinya melalui gambaran sikap serta perilaku mereka. Sikap 20 Tahun 2015, tentang Praktik Akuntan Publik adalah sese-
dan perilaku orang yang memiliki etika akan berbeda dengan orang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa
orang yang tidak memiliki etika. Orang yang tidak memiliki etika sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
sebagian besar cenderung untuk melakukan tindakan yang 2011, tentang Akuntan Publik. Profesi akuntan publik meru-
berbeda, dengan apa yang mereka anggap tepat dilakukan pakan profesi yang memiliki peran strategis dalam mendukung
dalam situasi tertentu. Arens,et.al. (2008:99) menyatakan ada perekonomian yang sehat dan efisien, serta meningkatkan
dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis yaitu kualitas dan kredibilitas informasi keuangan. Profesi akuntan
pertama, karena standar etika seseorang berbeda dengan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan
standar etika yang berlaku di masyarakat secara keseluruhan. bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya
Kedua, orang tersebut memilih untuk bertindak mementingkan profesi akuntan publik disuatu negara adalah sejalan dengan
diri sendiri. Arijanto (2011:9-10) mengungkapkan pada dasarnya berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum
teori etika terbagi atas dua macam, yaitu teori deontologi dan perusahaan di negara tersebut. Di Indonesia sendiri, profesi
etika teologi. akuntan publik mengalami perkembangan signifikan sejak awal
Arens,et.al. (2008:99) menyatakan, terdapat enam nilai tahun tujuh puluhan dengan adanya perluasan kredit perbankan
inti etis mengenai perilaku etis menurut Josephson Institute kepada perusahaan. Perkembangan ekonomi dan bisnis juga
yaitu dapat dipercaya (trustworhiness), penghargaan (respect), turut menjadi pemicu berkembangnya profesi akuntan publik,
pertanggung jawaban (responsibility), kelayakan (fairness) dan hal ini ditandai dengan berdirinya organisasi profesi akuntansi
keadilan, perhatian (caring), serta kewarganegaraan (citizen- yang dikenal dengan sebutan “Ikatan Akuntan Indonesia” (IAI)
ship). Perilaku etis sudah sepatutnya diterapkan oleh setiap pada tanggal 23 Desember 1957.
profesi agar memiliki acuan bagaimana bersikap secara pro- Mulyadi (2013:4) menjelaskan, perkembangan profesi
fesional dalam pelaksanaan kerjanya. Profesi sendiri dirumus- akuntan publik pernah mendapat dorongan dari pemerintah
kan sebagai pekerjaan yang dilakukan untuk nafkah hidup pada tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya
dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi Keputusan Menteri Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang
dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang Penggunaan Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk
mendalam. Sementara, profesional adalah orang yang melaku- Memperoleh Keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan.
kan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu Dalam peraturan ini, instansi pajak menetapkan pajak pen-
90
dapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan keuangan Kompartemen Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Kompar-
yang telah diaudit oleh akuntan publik.Pada awal tahun 1992, temen Akuntan Publik.
profesi akuntan publik diberi kepercayaan oleh pemerintah Ada lima macam standar profesional yang diterbitkan oleh
(dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak) untuk melakukan Dewan sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik
verifikasi pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan diantaranya standar auditing, standar atestasi, standar jasa
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang dilakukan oleh akuntansi dan review, standar konsultasi, serta standar
para Pengusaha Kena Pajak (PKP). Selain itu, perkembangan pengendalian mutu. Standar auditing merupakan pedoman audit
pasar modal Indonesia yang diwarnai dengan meningkatnya atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri dari
jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal sepuluh standar dan semua Pernyataan Standar Auditing
turut menjadi pendorong berkembangnya profesi akuntan publik (PSA). Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok
di Indonesia. yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar
Rahayu (2010:18) mengungkapkan bahwa, perkem- pelaporan.
bangan dan kemajuan profesi akuntan publik juga ditandai
dengan beberapa perubahan penting dalam praktik auditing, Jasa Profesi Akuntan Publik
yaitu : (1) Perubahan dari verifikasi detail ke basis pengujian Mulyadi dan Kanaka (1998) dalam Sunyoto (2014:13)
(testing/sampling) dalam audit laporan keuangan; (2) Meng- menyatakan bahwa profesi akuntan publik menghasilkan dua
hubungkan pengujian harus dilakukan dengan internal control jasa bagi masyarakat, yaitu jasa atestasi dan jasa non atestasi.
perusahaan; (3) Penekanan tidak lagi kepada pendeteksian Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau
fraud. pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang
apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang
Kantor Akuntan Publik signifikan, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Mulyadi dan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015, Kanaka (1998) dalam Sunyoto (2014:13) membagi jasa atestasi
tentang Praktik Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik yang menjadi empat jenis, yaitu auditing, pemeriksaan, review, dan
selanjutnya disingkat KAP adalah badan usaha yang didirikan prosedur yang disepakati.
berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan Jasa non atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh
mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 akuntan publik yang di dalamnya tidak memberikan suatu
Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik pendapat, keyakinan negatif, dan ringkasan temuan. Jenis jasa
mempunyai hak legal untuk melaksanakan audit laporan non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa
keuangan berdasarkan peraturan yang berlaku. Kantor Akuntan kompilasi, jasa perpajakan dan jasa konsultasi manajemen.
Publik dapat berbentuk usaha sendiri dengan menggunakan
nama Akuntan Publik yang bersangkutan, dan dapat pula dalam Opini Audit
bentuk usaha kerjasama yaitu beberapa Akuntan Publik ber- Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan
gabung dalam satu KAP. Menurut PMK.01/2016 perihal Pelak- paragraf yang digunakan oleh auditor untuk menyatakan
sanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang disebutkan
Publik Pasal 28, bentuk hukum suatu Kantor Akuntan Publik dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini, auditor menya-
dapat berupa usaha perseorangan, persekutuan perdata, firma, takan pendapatanya mengenai kewajaran penyusunan laporan
atau bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.
akuntan publik, yang diatur dalam undang-undang. Kantor Mulyadi (2013:20-22) menyatakan ada lima tipe pokok laporan
Akuntan Publik umumnya memiliki hirarki auditor dalam audit yang diterbitkan oleh auditor yaitu, laporan yang berisi
perikatan audit yang dapat dibagi menjadi Mulyadi (2013:33-34), pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion report),
partner, manajer, auditor senior, dan auditor junior. laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
Standar Profesional Akuntan Publik bahasa penjelasan (unqualified opinion with explaining langu-
Kualitas jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik age), laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian
diatur dan dikendalikan melalui berbagai standar yang diter- (qualified opinion report), laporan yang berisi pendapat tidak
bitkan oleh organisasi profesi tersebut. Organisasi Ikatan wajar (adverse opinion report), dan laporan yang di dalamnya
Akuntan Indonesia (IAI), merupakan wadah untuk menampung auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion
berbagai tipe akuntan Indonesia dan memiliki empat kompar- report).
temen yaitu Kompartemen Akuntan Publik, Kompartemen Kode Etik Akuntan Publik
Akuntan Manajemen, Kompartemen Sektor Publik, dan Kompar- Pada tanggal 24 Mei 2007 melalui rapat umum anggota
temen Akuntan Pendidik. Kompartemen Akuntan Publik meru- luar biasa IAI – Kompartemen Akuntan Publik, didirikan sebuah
pakan wadah untuk menampung para akuntan yang berpraktik organisasi yang khusus mengatur mengenai akuntan publik
dalam profesi akuntan publik. Di dalam Kompartemen Akuntan yaitu Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Adapun Kode
Publik, dibentuk badan yang bertanggung jawab untuk menyu- Etik Akuntan Profesional yang menjadi bahasan dalam sub bab
sun standar yang digunakan oleh akuntan publik yaitu Dewan ini merupakan adopsi dari Handbook of the Code of Ethics for
Standar Profesional Akuntan Publik. Professional Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh
Berbagai jenis jasa yang disediakan oleh profesi akuntan International Ethics Standards Board for Accountants of The
publik didasarkan pada panduan yang tercantum dalam Standar International Federation of Accountants (IESBA-IFAC).
Profesional Akuntan Publik (SPAP). SPAP berupa buku yang Berdasarkan Kode Etik Akuntan Profesional, seorang
berisi kodifikasi berbagai standar yang disusun oleh Dewan akuntan profesional diwajibkan untuk mematuhi prinsip etika
Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika yang terdiri dari integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-
hatian profesional, kerahasiaan, serta perilaku profesional.
91
peneliti adalah PT Jamkrida Kaltim, Yayasan Kesejahteraan
Kerangka Pemikiran Pegawai dan Pensiunan (YKPP) BPD Kaltim, serta Perusahaan
Berikut merupakan kerangka pikir yang menjadi panduan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU) Samarinda.
peneliti dalam melakukan penelitian. Jumlah informan seluruhnya adalah empat orang, tiga
diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan.
Berikut adalah tabel yang menjelaskan mengenai informan
penelitian.

Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat dijelaskan bahwa


yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah
terkait dengan etika yang secara spesifik dijelaskan dalam kode
etik yang mengatur tentang bagaimana seharusnya akuntan
publik maupun KAP bertindak dalam melakukan perikatan audit.

METODE
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif Pembahasan.
dengan pendekatan fenomenologi. Objek Penelitian adalah Etika dalam Penegakan Kode Etik Profesi Akuntan Publik
pada Kantor Akuntan Publik Sudiyono & Vera yang bertempat di Dewasa ini, etika merupakan masalah krusial yang tidak
Jalan PM. Noor, Perum Bumi Sempaja Blok JF No. 01, henti-hentinya menjadi topik pembahasan. Perbuatan tidak etis
Samarinda, Kalimantan Timur. kerap kali membuat etika seseorang dipertanyakan. Memang,
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkritisi tindakan seseorang, baik maupun buruk, benar
data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan data
ataupun salah sudah menjadi tradisi dikalangan masyarakat.
primer berupa hasil wawancara dengan pihak KAP serta
dengan pihak klien dari KAP yang bersangkutan. Sedangkan Mereka cenderung melakukan judgement bahwa sikap dan
data sekunder didapatkan dari buku perpustakaan, jurnal, serta perilaku seseorang yang dinilai buruk menandakan ada yang
internet sebagai bahan pendukung. salah dengan etikanya. Terminologi etika pun acap kali dikait-
Teknik Analisis Data dalam peneliti ini menggunakan kaitkan dengan moral, norma, serta aturan-aturan. Seperti yang
analisis data kualitatif Miles dan Huberman (1992) dalam diungkapkan oleh Sudiyono selaku managing partner pada KAP
(Afrizal, 2016:178-180) yang terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu Sudiyono & Vera bahwa, etika merupakan norma-norma yang
tahap kodifikasi data, tahap penyajian data, dan tahap penarik-
berlaku. Pernyataan ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh
an kesimpulan.
Alat Analisis digunakan dalam penelitian ini adalah Muhammad (2004) dalam Nugroho (2012) bahwa etika adalah
peneliti sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh norma, manusia harus berjalan dan bersikap sesuai norma yang
Afrizal (2014:134) bahwa dalam penelitian kualitatif, alat/instru- ada. Berbicara mengenai etika, tentu tidak dapat terpisahkan
men utama pengumpulan data adalah manusia, yaitu peneliti dari etika profesi. Jika etika membahas perilaku setiap orang
sendiri atau orang lain yang membantu peneliti. tanpa terkecuali, lain halnya dengan etika profesi. Etika profesi
HASIL DAN PEMBAHASAN lebih menekankan pada tuntutan seseorang terhadap profesi
Hasil.
Kantor Akuntan Publik (KAP) Sudiyono & Vera didirikan yang dimiliki, agar tidak terjadi penyimpangan atau pelanggaran
berdasarkan akta notaris Ferdinand Bustani, SH nomor 05 yang dapat merugikan profesi yang bersangkutan. Kode etik
tanggal 9 November 2017 oleh Sudiyono, S.E., Ak., CA., CPA., dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, dan
BKP dengan Nomor Register Akuntan Publik AP. 1402 bersama pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
RR Vera Yuliyanti, S.E., Ak., CA., CPA dengan Nomor Register Kode etik merupakan aturan sebagai pedoman berperilaku dan
Akuntan Publik AP. 1508. berbudaya. Sudiyono memaknai kode etik sebagai berikut
KAP Sudiyono & Vera berkantor pusat di Jalan PM. Noor
“...intinya dalam diri kita, kita dapat mengetahui serta mem-
Perumahan Bumi Sempaja Blok JF 01, Kelurahan Sempaja
Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, kota Samarinda, provinsi bedakan mana tindakan yang benar dan mana tindakan yang
Kalimantan Timur. KAP ini telah memiliki kantor cabang di salah”. Hal tersebut serupa dengan yang dinyatakan berikut
Jomblangan Nomor 2, Rukun Tetangga 001, Kelurahan “....Kode etik harus berisi tentang apa yang boleh dan apa yang
Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, tidak boleh dilakukan, apa yang harus didahulukan dan apa
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan yang boleh dikorbankan oleh profesi...” (Pusdiklatwas BPKP,
pada KAP Sudiyono & Vera yang berada di kota Samarinda 2008).
dengan melibatkan Sudiyono selaku managing partner sebagai
Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas dapat
informan kunci. Disamping itu, untuk menganalogikan antara
tarik suatu kesimpulan bahwa, etika, etika profesi, dan kode etik
hasil wawancara dengan informan kunci, peneliti melakukan
merupakan hal yang sangat penting serta keberadaannya,
tanya jawab dengan tiga perusahaan yang menjadi klien dari
harus dijunjung tinggi oleh setiap profesi. KAP Sudiyono & Vera
KAP Sudiyono & Vera. Ketiga klien yang menjadi narasumber
sejauh ini telah menjalankan kode etiknya dengan baik dalam
92
perikatan audit yang dilaksanakan, sehingga nama baik dan perilaku anggotanya (Nurdira, 2015). Hal ini berlaku pula bagi
citra profesi tetap terjaga. Hal ini terbukti dengan banyaknya profesi akuntan publik. Sebagai auditor eksternal, akuntan
klien yang masih menggunakan jasa dari KAP Sudiyono & Vera publik dituntut untuk taat dan patuh pada kode etik yang telah
dan mereka menyatakan puas atas jasa yang telah diberikan disusun dan ditetapkan DSAP-IAPI. Keberadaan kode etik,
oleh KAP tersebut. dinilai mempunyai kedudukan penting yang sangat berpengaruh
Manifestasi Etika dalam Menghadapi Dilema Etis dalam tindakan yang dilakukan oleh akuntan publik. Adapun
Akuntan publik merupakan suatu profesi yang unik kode etik yang ditetapkan terbagi ke dalam prinsip-prinsip etika
dibandingkan dengan profesi lainnya. Kata unik yang disemat- yang wajib ditaati setiap akuntan profesional dalam
kan dalam profesi ini diberikan bukan tanpa alasan. Hal ini melaksanakan perikatan audit. Prinsip etika berdasarkan kode
karena, dalam menjalankan tugas profesinya seorang akuntan etik akuntan profesional terdiri atas integritas, objektivitas,
publik harus menggunakan keahlian profesinya dengan tetap kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan serta
mempertahankan sikap independensi. Akuntan publik sebagai perilaku profesional.
profesi, menerima bentuk penugasan dan mendapatkan fee dari Integritas
hasil perikatan audit yang dijalankannya. Selain itu, terdapat Kata integrity memiliki konotasi etis, dan menurut Minkes,
perihal lain yakni terkait dengan bentuk pertanggungjawaban et.al (1999) yang dikutip oleh Gea (2014), perilaku etis berkaitan
atau akuntabilitas seorang auditor yang tidak hanya kepada dengan “ought” atau “ought not”, bukan hanya “must” dan “must
klien melainkan kepada para pemakai laporan keuangan not”. Gea (2014) mengemukakan bahwa integritas adalah
auditan. Bentuk pertanggung jawaban yang diberikan oleh audi- sesuatu yang terkait langsung dengan individu, bukan dengan
tor adalah terkait dengan opini. kelompok atau organisasi. Sunarto (2003) yang dikutip Andriana
Klien sebagai pihak yang memberikan perikatan serta (2014) menyatakan bahwa, integritas dapat menerima
pembayaran fee, sering kali menekan auditor untuk menjalan- kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
kan audit sesuai dengan keinginannya agar mendapatkan hasil jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip. Keba-
yang sebaik-baiknya. Namun disisi lain, tentu hal ini ber- nyakan kasus yang mencuat merupakan salah satu bentuk
tentangan dengan kode etik yang dimiliki oleh auditor. Auditor distorsi terhadap minimnya ketaatan terhadap integritas.
sebagai pihak yang dinilai independen dituntut untuk melakukan Padahal jika ditelaah lebih lanjut, integritas adalah kepribadian
pemeriksaan tanpa adanya intervensi dari berbagai pihak. yang dilandasi unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung
Sehingga inilah yang kerap kali membuat auditor mengalami jawab, sehingga menimbulkan kepercayaan dan rasa hormat
dilema, ia harus turut mempertahankan klien untuk terus men- (Ulum, 2012:97).
jadi klien KAP-nya atau melaksanakan audit dengan sangat Berbagai penjelasan yang telah dikemukakan di atas
ketat (Ludigdo, 2007:138). Dilema etis merupakan hal yang sekiranya dapat menjadi acuan bagi auditor dalam
sering terjadi dalam perikatan audit. Dilema etis yang sering melaksanakan perikatan audit dengan bersikap lugas dan jujur
muncul biasanya berkaitan dengan penerimaan perikatan (klien dalam semua hal yang berhubungan dengan profesional dan
versus keahlian profesional), imbalan jasa profesional (fee bisnis. Hal ini disetujui oleh Sudiyono yang menyatakan bahwa,
minimal) dan independensi (Dewi, 2013). pihaknya membuat pernyataan independensi pada saat
Dilema etis (ethical dilema) sendiri adalah situasi yang melakukan penugasan audit, untuk mempertahankan integritas
dihadapi oleh seseorang di mana ia harus mengambil kepu- yang dimilikinya. Dengan adanya integritas, maka proses
tusan tentang perilaku yang tepat Arens, et al (2008:100) serta pemeriksaan yang dilakukan dapat memperoleh hasil real,
dalam situasi yang tepat pula. Namun keputusan yang diambil sesuai keadaan perusahaan yang bersangkutan.
justru sering melenceng dari tataran norma yang telah ditetap- Upaya antisipasi terhadap distorsi integritas pun dapat
kan. Sehingga tak jarang, dilema etis yang terjadi mengantarkan dilakukan dengan melakukan rotasi audit, tidak membiarkan
akuntan publik kepada sikap yang jauh dari kata moral. Kasus- adanya kerjasama antara akuntan publik dengan klien,
kasus pelanggaran yang ter-blow up merupakan bentuk memberikan pelatihan dalam bentuk ceramah-ceramah dan
representasi dari dilema etis yang tidak mampu dipertahankan mengutamakan pencegahan dini dengan mengungkapkan
oleh auditor untuk memilih tindakan yang tepat. Buntut dari semua fakta material yang diketahuinya, dan memberikan solusi
pelanggaran ini pun menjadikan akuntan publik sebagai profesi dengan menekankan pentingnya pengendalian internal yang
yang memiliki citra buruk dimata publik. Masyarakat seolah dilakukan dengan proses peer-review secara berkala baik oleh
kehilangan kepercayaan atas profesi akuntan publik. Pada KAP lain, ataupun otoritas yang lebih tinggi (Andriana, 2014).
hakikatnya, terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh agar
terhindar dari dilema etis, salah satunya ialah seorang akuntan Objektivitas
diwajibkan untuk taat dan patuh pada kode etik yang telah Objektivitas dapat diartikan bebasnya seseorang dari
ditetapkan serta dapat menjunjung tinggi profesionalisme. pengaruh pandangan subjektif pihak-pihak lain yang
KAP Sudiyono & Vera dalam menjalankan perikatan audit- berkepentingan sehingga dapat mengemukakan pendapat apa
nya selalu menjadikan kode etik sebagai patokan. Ini dilakukan adanya (Ulum, 2012:99). Seorang auditor hendaknya tidak
agar, dalam pelaksanaan kerja tetap berjalan pada koridor yang pernah menempatkan diri atau ditempatkan dalam posisi di
telah ditetapkan, sehingga berbagai bentuk pelanggaran yang mana objektivitas mereka dapat dipertanyakan (Yusuf, 2014).
merugikan dapat dihindari. Sukriah dkk (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
objektivitas auditor, maka semakin baik kualitas hasil
Implementasi Prinsip-prinsip Etika dalam Mencegah pemeriksaannya, sebaliknya bila objektivitas seorang auditor
Distorsi dinilai rendah/buruk hal ini mengindikasikan bahwa kinerja
Etika profesi merupakan aturan yang dikeluarkan dan auditor pun dicap buruk pula. Untuk menghindari benturan
digunakan oleh suatu organisasi profesi untuk mengatur kepentingan inilah, sekiranya auditor mampu membatasi dirinya
93
agar tidak memiliki hubungan yang terlalu dekat dengan klien. Kerahasiaan berasal dari kata dasar rahasia yang dalam
Selain itu, auditor diwajibkan untuk tetap bersikap independen Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sesuatu yang
dalam hubungannya dengan klien. sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Kode
KAP Sudiyono & Vera dalam praktiknya sudah menerap- Etik Akuntan Profesional memberikan pengertian terkait keraha-
kan prinsip objektivitas dengan baik, hal ini pun diakui oleh siaan, yaitu menghormati informasi yang diperoleh dari hasil
ketiga klien yang menjadi informan. Mereka menyatakan bahwa, hubungan profesional dan bisnis dengan tidak mengungkapkan
KAP Sudiyono & Vera tidak memihak sama sekali dalam informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa ada kewenangan
menjalankan perikatan auditnya. yang jelas dan memadai, kecuali terdapat suatu hak atau
Benturan kepentingan yang terjadi umumnya disebabkan kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya.
oleh dua kepentingan yang berlawanan. Hal ini disampaikan Disamping itu, praktisi tidak diperkenankan menggunakan infor-
oleh Nugroho (2012) bahwa benturan kepentingan tersebut masi tersebut untuk kepentingan pribadi/ pihak ketiga. Keraha-
dapat disebabkan oleh tekanan dari pihak klien dan tekanan siaan mutlak diperlukan dalam bentuk perikatan yang terjadi
dari pihak masyarakat. Dengan demikian, agar dapat meng- antara auditor dan klien. Dengan kerahasiaan maka, auditor
hindari benturan kepentingan yang terjadi maka auditor harus sekiranya dapat bersikap hati-hati dalam bertindak serta
dapat mempertahankan objektivitasnya pada saat melaksana- menjaga lisannya dengan tidak mengungkapkan informasi yang
kan pemeriksaan untuk mengambil keputusan yang konsisten dinilai rahasia bagi klien.
dan sesuai dengan kepentingan publik. Ini semata-mata karena
objektivitas auditor merupakan dasar utama kepercayaan Perilaku Profesional
masyarakat terhadap perkembangan profesi dan prasyarat yang Prinsip terakhir yang menjadi pembahasan dalam sub bab
sangat penting dalam penilaian kualitas hasil kerja auditor ini adalah terkait dengan perilaku profesional. Perilaku
(Yusuf, 2014). profesional menurut Kode Etik Akuntan Profesional yaitu
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan menghindari
Prinsip selanjutnya yang wajib dipatuhi oleh akuntan pub- perilaku apapun yang dapat mengurangi kepercayaan kepada
lik adalah kompetensi dan kehati-hatian profesional. Adapun profesi. Perilaku profesional kiranya harus dapat diterapkan
kompetensi dan kehati-hatian profesional menurut Kode Etik dengan baik dalam setiap bentuk perikatan yang dilakukan oleh
auditor. Cara-cara yang dapat dilakoni oleh akuntan publik
Akuntan Profesional dapat diartikan sebagai sikap seorang
dalam meningkatkan profesionalnya ialah dengan tetap tunduk
akuntan dalam menjaga pengetahuan dan keahlian profesional dan patuh terhadap standar auditing dan juga kode etik.
pada tingkat yang dibutuhkan. Ini dilakukan untuk memastikan, Disamping hal itu, auditor juga dapat meningkatkan penge-
bahwa klien atau pemberi kerja menerima jasa profesional yang tahuan dan wawasan, agar sikap profesional yang dimiliki dinilai
kompeten berdasarkan perkembangan praktik, peraturan, teknik mumpuni oleh pengguna jasanya.
mutakhir, dan bertindak sungguh-sungguh sesuai dengan teknik KAP Sudiyono & Vera dalam melaksanakan tugasnya
serta standar profesional yang berlaku. KAP Sudiyono & Vera sebagai auditor telah bertindak secara profesional. Hal ini pun
diakui oleh Edwin dalam wawancaranya yang menyatakan
dalam praktiknya sudah menerapkan prinsip ini dengan baik se-
bahwa KAP Sudiyono & Vera telah bertindak secara profesional
suai dengan ketentuan yang seharusnya dilakukan sebagai yang artinya telah independen saat melakukan perikatan yang
seorang auditor. Sudiyono pun mengungkapkan bahwa untuk dijalankan. Adanya sikap profesional membuat para klien me-
meningkatkan kompetensi yang dimilikinya, ia pun selalu miliki kepercayaan atas jasa yang diberikan kepadanya. Tingkat
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) serta terus kepercayaan inilah yang kemudian memberikan penilaian tinggi
meng-update peraturan-peraturan terbaru. Hal ini pun terbukti atas kinerja auditor, sehingga baik auditor maupun KAPnya
pada saat melakukan penugasan, klien merasa bahwa layak menyandang gelar profesional. Dengan sikap profesional
yang dimiliki oleh seorang auditor, maka sudah pasti meng-
Sudiyono selaku pimpinan memiliki kompetensi yang mumpuni
hasilkan laporan audit yang dinilai handal. Karena semakin
sebagai seorang auditor. tinggi profesionalisme yang dimiliki, maka semakin tinggi pula
Dengan kompetensi yang dimiliki dan didukung oleh kualitas auditnya.
pengalaman-pengalamannya selama sembilan belas tahun Ancaman Signifikan Hadapi atau Hindari?
menjadi auditor, Sudiyono lebih berhati-hati dalam menjalankan Sikap dan perilaku yang taat pada kode etik dalam
berbagai bentuk perikatan audit dengan selalu bersikap menjalankan perikatan audit, kiranya dapat menjawab berbagai
waspada dan tidak mudah percaya terhadap klien. Sehingga tantangan yang dilemparkan terhadap profesi yang penuh
dirinya maupun karyawannya tetap melakukan pemeriksaan anggapan negatif dimata publik. Hal ini dilontarkan bukan tanpa
secara akurat. Bertolak dari pernyataan terkait dengan alasan, mengingat banyak kasus penyimpangan yang seolah
kompetensi yang dihubungkan dengan kehati-hatian profesional meruntuhkan kejayaan profesi ini. Seorang akuntan publik
di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat dikatakan sudah sewajarnya dapat melepaskan dirinya dari berbagai
sebagai profesional maka auditor diwajibkan untuk memiliki bentuk tekanan-tekanan yang dihadapkan kepadanya. Caranya
kompetensi serta sikap hati-hati agar dalam pelaksanaan ialah dengan tetap menjaga independensi agar kualitas audit
auditnya tidak menimbulkan distorsi yang merugikan. Selain itu yang dihasilkan dapat memberikan makna positif. Syahrial
semakin tinggi kompetensi auditor maka semakin baik kualitas (2014) mengungkapkan beberapa hal yang turut menjadi
pemeriksaannya Christiawan (2002) begitu pula dengan kehati- pertimbangan mengenai ancaman yang dapat merusak
hatian. independensi auditor. Ancaman-ancaman tersebut diantaranya
Kerahasiaan ialah ancaman terhadap independensi auditor, ancaman

94
kepentingan pribadi, ancaman telaah pribadi, ancaman kedekat- BPKP. 2008. Etika Dalam Fraud Audit Kode MA : 2.250. Ciawi:
an, ancaman advokasi, dan terakhir adalah ancaman intimidasi. Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Pengawasan Badan
Selain berbagai bentuk ancaman yang telah dijelaskan di Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan dalam
atas terdapat hal lain yang menjadi penyebab tidak independen- rangka Diklat Penjenjangan Auditor Tingkat Pengendali
nya seorang auditor yaitu terkait dengan audit tenure. Teknis.
KAP Sudiyono & Vera dalam melaksanakan penugasan Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi Dan Independensi
berusaha menghindari ancaman yang dapat terjadi dengan Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris.
tetap berhati-hati dalam menerima segala bentuk perikatan Dewi, Herlinda Nurmala. 2010. Persepsi Mahasiswa Atas
yang diberikan kepadanya. Antisipasi yang dilakukan ialah Perilaku Tidak Etis Akuntan. Studi pada Universitas
dengan menanyakan hal-hal terkait usaha yang dijalankan oleh Kristen Satya Wacana. Skripsi. Semarang : Fakultas
kliennya. Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dapat Ekonomi, Universitas Diponegoro.
ditarik suatu kesimpulan bahwa KAP Sudiyono & Vera Dewi, Listya Kanda. 2013. Akuntan Publik Dalam Penegakan
menanggapi ancaman signifikan dengan bertindak hati-hati Kode Etik Profesi.
dalam pelaksanaan perikatan audit yang dijalankannya. Elfieni, Fita Tri. 2015. Penegakan Kode Etik Profesi Pada Suatu
Sehingga berbagai hal yang tidak diinginkan dan merugikan Kantor Akuntan Publik.
dapat dihindari. Emzir. 2012. Metedologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.
Jakarta: Rajawali Pers.
SIMPULAN Gea, Antonius Atosokhi. 2014. Integritas Personal Dan
Kode etik yang dimiliki oleh akuntan publik merupakan Kepemimpinan Etis. Vol.5, No.2:950-959.
panduan dalam melakukan berbagai bentuk perikatan audit. Hery. 2013. 240 Konsep Penting Akuntansi dan Auditing.
Sebagai suatu profesi, akuntan publik kiranya dapat memegang Yogyakarta: Gava Media.
teguh kode etik yang telah ditetapkan dengan menjadikan Institut Akuntan Publik Indonesia. 2008. Kode Etik Profesi
prinsip-prinsip etika (integritas, objektivitas, kompetensi dan Akuntan Publik. (Online), www: //hepiprayudi.files.wor-
kehati-hatian profesional, kerahasiaan, serta perilaku profesio- dpress.com/2011/09/kode-etik-profesi-akuntan-publik.pdf,
nal) sebagai landasan dalam bertindak. Hasil penelitian mem- diakses 14 November 2017.
buktikan bahwa, KAP Sudiyono & Vera sebagai salah satu KAP Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Kode Etik Profesional. (On-
yang terdapat di kota Samarinda telah menerapkan kode etik line), http://iaiglobal.or.id diakses 03 Desember 2017.
dengan baik dalam setiap bentuk penugasan yang diberikan Institut Akuntan Publik Indonesia. 2012. Standar Akuntansi 200.
kepadanya. (Online), http://iapi.or.id, diakses 25 Desember 2017.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2012. Standar Akuntansi 230.
DAFTAR RUJUKAN (Online), http://iapi.or.id, diakses 25 Desember 2017.
Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Kaltim Post, 24 Mei 2018. Sandang Predikat WTP Audit
Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Laporan Keuangan Baznas Balikpapan 2017.
Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers. Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya.
Agusti, Restu, Nastia Putri Pertiwi. 2013. Pengaruh Kompetensi, Yograkarta: Kanisius.
Independensi Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Ludigdo, Unti. 2007. Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta:
Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Se Pustaka Pelajar.
Sumatera). Jurnal Ekonomi, Vol. 21, No. 3. Moleong, Lexy. J. 2012. Metedologi Penelitian Kualitatif Edisi
Akadakpo, Bukola A. 2013. Ethical Practices of The Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Professional Accountant in Nigeria. Research Journal of Mulyadi. 2013. Auditing. Edisi keenam. Jakarta: Salemba
Finance and Accounting, Vol. 4, No.7. Empat.
Amrizal. 2014. Analisis Kritis Pelanggaran Kode Etik Profesi Noviriani, Eliza. 2015. Studi Fenomenologis Atas Dilema Etis
Akuntan Publik Di Indonesia. Jurnal Liquidity. Vol.3, No.1: Auditor Internal Pemerintah. Jurnal Ekonomi dan
36-43. Keuangan, Vol.19, No.2: 217-240.
Andriana, Denny, Mimin Widaningsih. 2014. Kajian Integritas Nugroho, Adi. 2012. Studi Fenomenologi Tentang Peran
Akuntan Publik Dan Akuntan Pemerintah Dalam Akuntan Dalam Masyarakat: “Melayani Kepentingan
Transaksi Opini Audit. Publik atau Kepentingan Klien”. Skripsi. Semarang:
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2008. Auditing Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponogero.
dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid I. Edisi Nurdira, Ghifari Firman. 2015. Pengaruh Etika Profesi,
12. Jakarta: Erlangga. Komitmen Organisasi, Dan Independensi Terhadap
Arifin, Akhmad Bustanul. 2011. Pengaruh Penerapan Etika Kinerja Auditor. (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota
Profesi, Komitmen Organisasi dan Kecerdasan Bandung). Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi dan
Emosional Terhadap Peningkatan Profesionalisme Bisnis, Universitas Islam Bandung.
Akuntan Publik Di Jakarta. Skripsi. Jakarta: Fakultas Peraturan Menteri Keuangan PMK.01/2016 tentang
Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011
Hidayatullah. tentang Akuntan Publik.
Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis Cara Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik
Cerdas dalam Memahami Konsep dan Faktor-faktor Etika Akuntan Publik.
Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis. Jakarta: Permatasari, Mira. 2012. Pengaruh Gaya Berpikir, Integritas
Rajawali Pers. Dan Usia Pada Perilaku Kerja Yang Kontradiktif. Jurnal
Psikologi Ulayat, Edisi I: 75-88.
95
Rahayu, Siti Kurnia, Ely Suhayati. 2010. Auditing Konsep Dasar
dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Rustiana. 2009. Studi Pemahaman Aturan Etika Dalam Kode
Etik Akuntan: Simulasian Etika Pengauditan. Vol.13,
No.2: 135-149.
Setiyanti, Sri Wiranti. 2012. Jenis-Jenis Pendapat Auditor (Opini
Auditor). Jurnal STIE Semarang, Vol 4, No 2, Edisi Juni
2012.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV
Alfabeta.
Sukriah, Ika, Akram, Biana Adha Inapaty. 2009. Pengaruh
Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektivitas
,Integritas, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan.
Sunyoto, Danang. 2014. Auditing Pemeriksaan Akuntansi.
Jakarta: PT. Buku Seru.
Syahrial, Frans Hadi Egi. 2014. Pengaruh Ancaman Kepen-
tingan Pribadi, Ancaman Telaah Pribadi, Ancaman
Kedekatan, Ancaman Advokasi, Dan Ancaman Intimidasi
Terhadap Independensi Auditor Di Kota Bandung (Survey
Pada Auditee di 5 Kantor Akuntan Publik Kota Bandung).
Skripsi. Bandung: Fakultas Ekonomi, Universitas
Pasundan.
Ulum, Ihyaul. 2012. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011
tentang Akuntan Publik.
Wijayanti, Martina Putri. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien:
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Di
Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro.
Wikipedia. Kode Etik Profesi, (Online), (https:// id.m.wiki-
pedia.org/wiki/Kode_etik_profesi), diakses 28 Mei 2018.
Yusuf, M. 2014. Pengaruh Kompetensi, Objektivitas dan
Integritas Auditor Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor.
Skripsi. Padang: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Padang.

96

Anda mungkin juga menyukai