2018 PERTANYAAN DAN JAWABAN HASIL DISKUSI KELOMPOK IV
1. Pertanyaan: kelompok 3, Khairunnisa (C1C016076)
Apakah dampak bagi perusahaan jika audit sosialnya tidak berjalan dengan baik? Jawab: Dampaknya antara lain: 1) Biaya. Biaya yang dikeluarkan selama proses audit menjadi sia-sia karena ternyata proses audit berjalan tidak sesuai harapan. 2) Waktu. Waktu terbuang percuma karena tidak berjalan sesuai harapan. 3) Perusahaan mengaudit tanggung jawab sosial perusahaan agar mengetahui apakah program yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan benar bermanfaat bagi para stakeholder namun jika audit nya buruk maka hasil yang diharapkan menjadi tidak jelas.
2. Pertanyaan: kelompok 1, Rima Abapela Suherman (C1C016001)
Pendekatan apa yang dilakukan dalam audit sosial? Jawab: 1) Multi-perspective, bahwa opini yang didapat harus berasal dari berbagai sumber yang luas (keseluruhan stakeholders) baik yang mempengaruhi maupun yang dipengaruhi atau terkena dampak organisasi/lembaga. 2) Comprehensive, bahwa laporan yang dihasilkan harus meliputi seluruh aspek dan aktivitas lembaga tersebut. 3) Comparative, bahwa organisasi pelayanan masyarakat harus selalu meningkatkan pelayanan dengan mengadakan perbandingan performance lembaga dengan organisasi lain dari waktu ke waktu. 4) Regular, yakni diupayakan berjalan setiap tahun dan bukan one-off exercise, bertujuan menghasilkan social account berdasar pada konsep dan pelaksanaan melekat sebagai budaya organisasi/lembaga tersebut. 5) Verified, bahwa laporan pelaksanaan kegiatan (social account) harus dilihat orang luar (independent person) untuk menjamin bahwa social account diaudit oleh seseorang yang tidak memiliki ketertarikan pribadi terhadap lembaga tersebut. 6) Disclosed, bahwa pelaksanaan audit sosial memiliki ruang lingkup yang luas untuk menjamin keterbukaan terhadap stakeholders komunitas yang lebih luas dan memiliki perhatian pada akuntabilitas dan transparansi.
3. Pertanyaan : kelompok 6, Zakhwan Kurnia (C1C016037)
Apa indicator dalam audit social dan apa tolak ukur dalam audit social? Jawab : Saat melakukan audit social kita harus menentukan langkah-langkah dalam audit social, yaitu kita harus menentukan indicator- indikator dalam audit social yang akan kita lakukan. Karena indicator itu merupakan tolak ukur hasil kinerja atau pencapaian atas kegiatan. Berikut indikator audit sosial yang dapat dijadikan referensi dalam melakukan audit sosial menurut Muljono. et. al. (2007) dibagi menjadi 4 kriteria yang dianggap paling berpengaruh dalam kinerja: 1) Administrasi kegiatan, yang mencakup tiga indikator yakni: Administrasi perencanaan kegiatan Administrasi pelaksanaan kegiatan Administrasi pelaporan 2) Pelaksanaan kegiatan, yang mencakup sembilan indikator yakni: Koordinasi antar pihak terkait dalam pelaksanaan kegiatan Pendanaan kegiatan Partisipasi peserta dalam kegiatan Sistem monitoring dan evaluasi kegiatan Penjadwalan kegiatan Rekruitmen Sosialisasi Training Dukungan fasilitas 3) Hasil kegiatan, yang mencakup tujuh indikator yakni: Tingkat ketercapaian hasil Manfaat kegiatan bagi sasaran Tingkat kepuasan penerimaan program Persepsi masyarakat terhadap kegiatan Persepsi penyelenggaraan kegiatan Persepsi penyelenggaraan kegiatan Permasalahan yang muncul akibat penyelenggaraan kegiatan 4) Dampak kegiatan, yang mencangkup lima indikator yakni: Kemandirian Percaya diri Gaya hidup Jaringan Sosial Peningkatan ekonomi Dalam keperluan mengenai indikator-indikator diatas, maka untuk pengungkapannya pada laporan audit nantinya disertakan penjabaran. Penjabaran harus sesuai dengan keadaan yang terjadi pada saat proses pengamatan pengauditan sosial atas CSR. Indikator-indikator diatas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ketercapaian pelaksansaan audit sosial atas CSR. 4. Pertanyan : kelompok , Suciliya Agsuwaliza (C1C016089) Apakah audit social sama dengan audit lingkungan? Jawab : Audit lingkungan itu bagian dari audit social. Yang dimana audit sosial merupakan salah satu bidang dalam ilmu sosial terapan yang penting dalam pembangunan, terutama untuk memberdayakan masyarakat. Proses audit sosial menyediakan alat yang dapat digunakan oleh organisasi untuk menjamin ketepatan mencapai tujuan sosial. Dengan kata lain audit bukanlah tujuan melainkan suatu instrumen untuk mencapai tujuan yaitu mencari nilai manfaat (goal oriented process). Ini merupakan cara akurat untuk menggambarkan apa yang telah dicapai oleh suatu lembaga. juga dapat menuntun organisasi untuk menjelaskan mengapa, siapa dan apa (kebijakan maupun tindakan) yang dilakukan oleh lembaga. Pelaksanaan audit sosial selalu melibatkan stakeholders agar proses demokrasi terwujud dan untuk meningkatkan akuntabilitas lembaga. Sedangkan Audit lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan menfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian pemanfaatan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan. Dan juga audit lingkungan mungkin mengatasi emisi polusi, sumber daya yang digunakan, atau satwa liar rusak atau didirikan kembali. Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dariinteraksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya Sedangkan Audit sosial dianggap dapat mencakup kondisi pekerja atau investasi masyarakat.Audit sosial pada dasarnya adalah sebuah metode untuk mengetahui keadaan sosial suatu bentuk organisasi, keadaan perwujudan dari tingkah laku anggata – anggota suatu organisasi atau perusahaan berkaitan dengan aturan yang diterapkan oleh organisasi yang bersangkutan. 5. Pertanyaan: Kelompok 5, Panca Nanda (C1C016066) Dalam kondisi yang bagaimana audit social harus dilakukan ? Jawab: Audit social dilakukan dalam kondisi ketika suatu perusahaan perlu atau membutuhkan untuk melakukan audit social itu sendiri. Institusi dan organisasi sosial dalam mengadakan audit sosial, biasanya didasarkan pada beberapa alasan, antara lain: Keinginan membentuk community enterprise yang menyediakan pelayanan masyarakat sehingga perlu menetapkan performance seperti apa yang diinginkan. Dapat menguji opini orang lain sehingga dapat membantu perencanaan selanjutnya. Dapat memberikan data kualitatif dan kuantitatif untuk menuntun organisasi sehingga memberikan performance terbaik. Memberikan gambaran obyektif kegiatan yang dilakukan lembaga dan memaparkan keunikan dan keberhasilan lembaga tersebut sebagai bukti pertanggungjawaban kepada lembaga donor maupun kepada masyarakat sebagai penerima manfaat program, keinginan untuk menerapkan nilai sebagai agent of change di dalam masyarakat serta mencari ide atau cara baru. 6. Pertanyaan: Kelompok 7, Aspihani Ahyat (C1C016081) Kebudayaan bagaimanakah yang ideal bagi suatu perusahaan? Jawab: Produktivitas karyawan ditentukan oleh keberhasilan budaya organisasi perusahaan (corporate culture) yang dimilikinya. Keberhasilan mengelola organisasi tidak lagi hanya ditentukan oleh keberhasilan prinsip-prinsip manajemen seperti planning, organizing, leading, controlling; akan tetapi ada faktor lain yang lebih menentukan keberhasilan perusahaan mencapai tujuannya. Faktor tersebut adalah budaya organisasi perusahaan (corporate culture). Budaya organisasi perusahaan dapat membantu penerapan manajemen dengan baik. Budaya perusahaan secara realistis mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Kesadaran pemimpin perusahaan ataupun karyawan terhadap pengaruh budaya organisasi perusahaan dapat memberikan semangat yang kuat untuk mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi perusahaan tersebut yang merupakan daya dorong yang kuat untuk kemajuan organisasi perusahaan. Budaya organisasi perusahaan (corporate culture) yang kuat akan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri karyawan sehingga mampu memotivasi untuk menampilkan kinerja yang paling memuaskan, mencapai tujuan yang lebih baik, dan pada gilirannya akan memotivasi seluruh anggotanya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Kondisi kerja yang kondusif dan produktif, hanya bisa tercapai bila pimpinan dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut, bila: 1. Pimpinan telah berhasil membuat seluruh karyawan memahami benar Visi, Misi, Sasaran Kerja, Program Kerja perusahaan. 2. Pimpinan mengaplikasikan segala peraturan dan kebijakan secara adil, terbuka tanpa ada perbedaan, jujur dan konsisten. 3. Seluruh karyawan telah memperoleh penugasan dan delegasi yang jelas atau spesifik tidak tumpang tindih dan dengan accountability yang jelas. Setiap karyawan memperoleh kewenangan (Empowerment) yang cukup dan memperoleh evaluasi secara fair oleh atasannya. 4. Pimpinan memberikan contoh dan bertindak sebagai ‘role model’ yang dapat membangkitkan kebanggan karyawan. Dan bila pimpinan mengaplikasikan leadership yang ethical. 5. Karyawan merasa nyaman bekerja, karena perlu di’ back up’ dengan baik oleh atasannya dan mendapat dukungan/ bantuan pada saat diperlukan. 6. Proses bisnis dilakukan dengan efisien dan efektif tanpa birokrasi yang berlebihan. 7. Pimpinan berhasil mencipatakan budaya kerja yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, dimana sikap dan perilaku karyawan dapat sejalan dengan sasaran perusahaan dan ,menjadi salah satu faktor kekuatan pada ‘SWOT’ perusahaan. 8. Sangat penting bagi perusahaan untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif, agar dapat mencapai kinerja yang maksimal dan produktif. Kondisi yang kondusif hanya dapat terjadi, bila kondisi kerja dalam perusahaan harmonis, yang dapat menimbulkan sinergi kerja dan produktivitas yang tinggi. Sebaliknya bila organisasi atau perusahaan dengan kondisi kerja tidak harmonis tidak akan dapat tercipta kondisi kerja yang kondusif.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu