Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN

OLEH :

NAMA : EKA PUTRA AMTARAN

NIM : 1807010430

SEMESTER /KELAS : IV/C

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
1. Identifikasi dan analisis berbagai macam-macam metode evaluasi program kegiatan!

2. Jelaskan ruang lingkup kegiatan evaluasi!

3. Jelaskan pengertian indikator, bentuk-bentuk indikator, dan jenis-jenis indikator dalam


pendekatan sistem!
4. Pilih salah satu kegiatan dari dokumen perencanaan yang dibuat bersama dalam
kelompok, dan susunlah indikator input, proses, outcome dan dampak/impact dan
dampak yang dapat dipakai untuk menilai keberhasilan dari 1 kegiatan tersebut!

Jawab :

1. Metode evaluasi program kegiatan

Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam metode,


tergantung pada bidang yang akan dievaluasi dan output yang diinginkan. Di bawah ini
adalah beberapa metode untuk melakukan evaluasi kinerja yang bisa diimplementasikan pada
sebuah perusahaan.

a. Metode Evaluasi 360 Derajat

Dengan menggunakan metode evaluasi 360 derajat, Anda akan mendapatkan umpan
balik (feecback) ganda, yaitu tidak hanya dari pimpinan perusahaan/instansi, tetapi juga dari
kolega dan konsumen. Proses evaluasi dilakukan setahun sekali terhadap seluruh elemen
organisasi.

Tujuan metode ini adalah untuk :

 memberikan umpan balik tentang keunggulan dan kekurangan kinerja organisasi;

 mengenali arah strategis pengembangan organisasi;

 meningkatkan kolaborasi dan saling pengertian di antara unit organisasi;

 memberikan penghargaan atas pencapaian prestasi dan memberikan insentif; serta

 mengembangkan proses pembelajaran dalam hal keterbukaan dalam menerima kritik.

Dalam melakukan evaluasi kinerja 360 derajat ini, ada tiga hal yang sangat perlu Anda
perhatikan.

1. Jenis Informasi yang Dibutuhkan


Anda membutuhkan informasi dari para konsumen internal dan eksternal, staf atau
karyawan unit organisasi, dan jajaran manajemen karena proses evaluasi membutuhkan
keterlibatan seluruh stake holder.

2. Metode Pengumpulan Informasi

Dalam proses pengumpulan informasi, ada lima metode yang perlu Anda lakukan.
Berikut kelima metode tersebut beserta penjelasannya.

Evaluasi dari pelanggan eksternal: melakukan survei kepuasan pelanggan tentang


kemudahan akses, kepuasan dari sisi administrasi, kenyamanan lingkungan, sikap
karyawan, dan cara menyikapi outcome. Caranya adalah dengan menyediakan kotak
kritik dan saran.

Evaluasi antar-unit internal: mengevaluasi kinerja yang meliputi sepuluh hal, di


antaranya kualitas pelayanan, partisipasi, profesionalisme, peningkatan kegiatan, dan
semangat kelompok. Setiap poin evaluasi diberi nilai 1 (paling buruk) hingga 10
(sempurna).

Evaluasi mandiri: mewajibkan setiap bidang dalam organisasi untuk melakukan


evaluasi internal terhadap kinerja mereka sendiri (self-evaluation) menggunakan
penilaian dan alat yang sama dengan evaluasi antar-unit.

Evaluasi manajemen: dikerjakan oleh tim yang terdiri dari manajer fungsional,
manajer umum, dan pimpinan eksekutif. Dalam proses ini, mereka harus memberikan
feedback atas capaian yang berada dalam tanggung jawabnya.

Evaluasi manajemen senior: dilakukan oleh seluruh unit organisasi terhadap kinerja
para manajer senior, termasuk pimpinan tertinggi. Evaluasi dilakukan terhadap
kepemimpinan, strategi perencanaan, komunikasi, gaya manajemen, hubungan eksternal,
dan semangat kelompok.

3. Umpan Balik Evaluasi

Umpan balik berupa nilai evaluasi mandiri, mean hasil evaluasi antar-unit organisasi,
dan hasil penilaian terhadap organisasi secara keseluruhan.

b. Metode Evaluasi dengan Analisis Biaya-Manfaat

Metode evaluasi dengan analisis biaya-manfaat dilakukan dengan mengidentifikasikan


komponen-komponen yang termasuk manfaat (benefit) dan yang tergolong biaya (cost).
Komponen-komponen tersebut bisa bersifat nyata (tangible) maupun tak nyata (intangible).
c. Metode Evaluasi Program dan Kebijakan

Untuk kegiatan yang berupa proram atau kebijakan, Anda bisa melakukan evaluasi
dengan tiga pendekatan berikut ini.

a. Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation)

Evaluasi semu dilakukan menggunakan metode deskriptif tanpa perlu


bertanya secara langsung kepada perorangan, kelompok, dan masyarakat.
Evaluasi dilakukan dengan tampilan tabel, teknik sajian grafik, analisis seri
terinterupsi, angka indeks, analisis diskontinyu-regresi, dan analisis seri
terkontrol.

b. Evaluasi Formal

Anda perlu melakukan evaluasi formal berdasarkan program/kebijakan yang


dituju dan para pembuat kebijakan atau administrator program sudah
mengumumkannya. Metode ini dilakukan dengan teknik klarifikasi nilai,
pemetaan sasaran, analisis dampak silang, pemetaan hambatan, dan discounting.

d. Metode Evaluasi Keputusan Teoretis

Ada dua jenis informasi yang digunakan. Informasi finansial diperlukan untuk
mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran yang dibuat dibandingkan dengan kinerja
aktual. Informasi non-finansial dibutuhkan untuk mengukur kepuasan pelanggan,
efisiensi proses internal, dan efektivitas pengeluaran.

Perlu dicatat bahwa evaluasi berbeda dengan pengukuran dan penilaian. Evaluasi
adalah proses menentukan nilai, sedangkan pengukuran adalah membandingkan hasil
dengan standar yang sudah ditetapkan, dan penilaian adalah pengambilan keputusan
menggunakan informasi hasil pengukuran.

2. Ruang lingkup kegiatan evaluasi


Ruang lingkup evaluasi dibedakan atas 4 kelompok, yaitu:

a) evaluasi terhadap masukan (input) meliputi pemanfaatan berbagai sumber daya,


sumber dana, tenaga dan sarana.

b) evaluasi terhadap proses (process) dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah


sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau tidak.

c) evaluasi terhadap keluaran (output) adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai.
d) Evaluasi terhadap dampak (impact) mencakup pengaruh yang timbul dari program
yang dilaksanakan.

3. pengertian indikator, bentuk-bentuk indikator, dan jenis-jenis indikator dalam pendekatan


sistem
a) Indikator

Indikator adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai petunjuk atau standar dasar
sebagai acuan dalam mengukur adanya perubahan pada suatu kegiatan atau kejadian.

Pendapat lain menyebutkan arti indikator adalah sesuatu, terutama tren atau fakta, yang
menunjukkan keadaan atau tingkat sesuatu. Jadi, fungsi indikator sebenarnya adalah sebagai
batas atau penanda terjadinya perubahan dan bersifat tetap.

b) Pengertian Indikator Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu indikator, maka kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:

1. Wilson R. dan T. Sapanuchart

Menurut Wilson R. dan T. Sapanuchart (1993), pengertian indikator adalah suatu


ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Contoh; berat badan bayi
berdasarkan umur merupakan indikator terhadap status gizi bayi tersebut.

2. Darwin Syah

Menurut Darwin Syah, arti indikator adalah suatu ciri atau tanda yang menunjukkan
bahwa para peserta didik telah memenuhi standar kompentensi pendidikan yang telah
ditetapkan dan diberlakukan.

3. Lawrence Green

Menurut Lawrence Green (1992), pengertian indikator adalah variabel-variabel yang


dapat menunjukkan ataupun mengindikasikan kepada penggunanya tentang kondisi
tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi.

4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, arti indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau
keterangan.

5. World Health Organization (WHO)


Menurut WHO, pengertian indikator adalah suatu variabel yang dapat membantu
penggunanya dalam kegiatan pengukuran berbagai macam perubahan yang terjadi baik
secara langsung ataupun tidak langsung.

c) Fungsi Indikator Secara Umum

Pada dasarnya indikator merupakan penanda terjadinya suatu perubahan di dalam


kegiatan atau kejadian tertentu. Mengacu pada penjelasan pengertian indikator di atas,
adapun beberapa fungsi indikator adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat penunjuk adanya perubahan di dalam suatu kegiatan atau kejadian
tertentu.

2. Sebagai pedoman bagi pengguna dalam menyusun alat ukur.

3. Sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu yang


berhubungan dengan suatu kegiatan.

4. Sebagai pedoman dalam upaya mengembangkan suatu kegiatan sesuai dengan


karakteristik, potensi, kebutuhan, dan lingkungan.

5. Sebagai pedoman dalam memberikan penilaian terhadap hasil suatu kegiatan.

d) Macam-Macam Indikator

Secara umum, indikator dapat dibagi menjadi tiga jenis. Sesuai dengan penjelasan
mengenai pengertian indikator, berikut ini adalah macam-macam indikator yang sering
digunakan sehari-hari:

1. Indikator Pendidikan

Indikator pendidikan merupakan salah satu bentuk indikator yang bisa dijumpai pada
semua instansi pendidikan. Indikator ini bersifat wajib dan harus dibuat oleh pengelola
pendidikan.

Indikator pendidikan berfungsi untuk menilai efektivitas pendidikan yang diberikan


kepada para siswanya dan merupakan kompetensi dasar yang bersifat lebih spesifik dan
menyeluruh. Bisa dibilang indikator ini adalah ukuran perilaku dalam mencapai
kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran.

Indikator pendidikan ini bisa dijadikan sebagai penilaian untuk mengetahui tingkat
pemahaman dan penguasaan materi oleh siswa. Dalam pembuatannya, indikator
pendidikan ini menyesuaikan dengan karakteristik instansinya, visi misi serta pontensi
peserta didiknya.

2. Indikator Kerja
Sebenarnya, indikator kerja memiliki konsep yang tidak jauh berbeda dengan
indikator penelitian. Hanya saja, keduanya menggunakan objek yang berbeda. Pada
indikator kerja, objeknya adalah karyawan atau pekerja.

Dalam dunia kerja, yang menjadi indikator adalah kualitas kinerja setiap karyawan
yaitu ketepatan waktu (disiplin), kemandirian, kualitas/kuantitas pekerjaan, efektivitas
serta beberapa parameter lainnya. Efektivitas yang dimaksud di sini adalah tingkat
pengelolaan dan penggunaan sumber daya perusahaan yang ada, bisa berupa tenaga,
uang, bahan baku hingga teknologi.

Selain menggunakan metrik non finansial seperti di atas, beberapa organisasi kerja
juga menggunakan metrik finansial sebagai indikator untuk menilai kemajuan
organisasinya. Indikator kerja ini biasanya dijadikan sebagai acuan dalam menilai
karyawan, kenaikan jabatan serta memengaruhi keberlanjutan kerja karyawan pada suatu
perusahaan atau organisasi.

3. Indikator Penelitian

Hampir semua bentuk penelitian selalu memiliki indikator sebagai tolak ukur dalam
sebuah penelitian. Indikator ini paling banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat
ilmiah seperti penelitian lingkungan, reklamasi, bioteknologi dan sebagainya.
Dibandingkan indikator lainnya, indiktor penelitian sifatnya lebih luas dan memuat
banyak hal. Setiap penelitian bisa memiliki indikator yang berbeda.

Salah satu indikator penelitian yang umum digunakan sejak SMP yaitu indikator
asam basa. Indikator asam basa merupakan sebuah indikator yang digunakan untuk
mengetahui sifat asam atau basa sebuah larutan atau bentuk sampel lainnya.

Indikator asam basa juga bisa menggunakan beberapa alat atau bahan seperti pH
meter, indikator universal atau kertas lakmus. Selain itu, bisa juga memanfaatkan
indokator alami seperti bunga Horetensia yang mengandung senyawa antosianin.

4. Kegiatan reiboisasi
a. Indikator Input
Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti anggaran (dana), SDM,
peralatan, material, dan masukan lainnya yang di pergunakan untuk melaksanakan
kegiatan.
Contoh dari kegiatan input reiboisasi :
1. Jumlah dana yang dibutuhkan dalam kegitan program reiboisasi adalah Rp.
10. 000.000
2. Tenaga yang terlibat dalam program kegiatan reiboisasi antara lain: tokoh-
tokoh masyarakat, dinas kehutanan, dinas lingkungan hidup, dan masyarakat
wilayah kerja puskesmas tarus.
3. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam program kegiatan reiboisasi antara
lain: anakan pohon angsana, linggis dan parang.

b. Indikator Proses
Indikator proses adalah interaksi professional antara pemberi pelayanan dengan
konsumennya.
Contoh dari proses dalamprogram kegiatan reiboisasi :
Dalam program kegiatan yang dilaksanakan untuk program reiboisasi yang
dilakukan secara professional oleh dinas kehutana, dinas lingkungan hidup,
tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat wilayah kerja puskesmas tarus
bagaimana interaksi mereka dalam menjalankan program kegiatan reiboisasi
tersebut.

c. Indikator Output
Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan
apabila tolak ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik
dan terukur.
Contoh dari output dalam program kegiatan reiboisasi :
Hasil yang di dapatkan dari output atau keluaran dalam program kegiatan
reiboisasi menurunnya jumlah kasus ISPA di wilayah kerja puskesmas tarus.
d. Indikator Outcome
Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil yang telah diperoleh
dalam bentuk output untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan
memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat.
Contoh outcome dalam program kegiatan reiboisasi antara lain :
1. Jumlah % hasil langsung dari program kegiatan reiboisasi yaitu, bagaimana
interaksi antara mitra kerja dengan masyarakat wilayah kerja puskesmas tarus
dan tingkat kepuasan masyarakat dari program kegiatan reiboisasi
2. Peningkatan hal-hal yang positif, seperti penurunan jumlah kasus ISPA di
wilayah kerja puskesmas tarus, peningkatan sumber oksigen (O2) dan
mengurangi pencemaran udara akibat polusi, serta dapat menjaga kualitas
tanah sehingga tidak ada degradasi.

Anda mungkin juga menyukai