Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ebola
1.1 Pengertian
Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga
nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat
mematikan. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam
dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Asal
katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat
kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21
hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk
Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum
ditemukan.
1.2 Etilogi
Virus Ebola berasal dari genus Ebolavirus, famili Filoviridae.13 Famili
Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm dan panjang mencapai 1000 nm. Virus
Ebola mengandung molekul lurus dan RNA negatif. Apabila dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus seperti berfilamen, atau kelihatan
bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk “U”, “b” dan berbentuk bundar. Genus
Ebolavirus terdiri dari 5 spesies yang berbeda, yaitu:
1. Bundibugyo ebolavirus (BDBV)
2. Zaire ebolavirus (EBOV)
3. Reston ebolavirus (RESTV)
4. Sudan ebolavirus (SUDV)
5. Taï Forest ebolavirus (TAFV)

Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), dan Sudan ebolavirus


(SUDV) dikaitkan dengan wabah demam berdarah Ebola yang luas di Afrika,
sementara Reston ebolavirus (RESTV) dan Taï Forest ebolavirus (TAFV) tidak
ditemukan kaitannya dengan kejadian di Afrika. Spesies Reston ebolavirus
(RESTV) ditemukan di Filipina dan Cina. Spesies ini dapat menginfeksi manusia,
tetapi tidak ditemukan laporan penyakit atau kematian pada manusia.

1.3 Gejala
Onset penyakit ini setelah terjadi inkubasi ialah 2-21 hari. Gejala klinis dapat dibagi
dalam 4 fase, yaitu:3
1. Fase A : Influenza like syndrome.
Terjadi gejala atau tanda nonspesifik seperti panas tinggi, sakit kepala, artralgia, mialgia,
nyeri tenggorokan, lemah badan, dan malaise.
2. Fase B: Bersifat akut (hari ke 1-6).
Terjadi demam persisten yang tidak berespon terhadap obat anti malaria atau
antibiotik, sakit kepala, lemah badan yang terus menerus, dan diikuti oleh diare, nyeri
perut, anoreksia, dan muntah.
3. Fase C: Pseudo-remisi (hari ke 7-8).
Selama periode ini penderita merasa sehat dengan konsumsi makanan yang baik.
Sebagian penderita dapat sembuh dalam periode ini dan selamat dari penyakit.
4. Fase D: Terjadi agregasi (hari ke 9).
Pada beberapa kasus terjadi penurunan kondisi kesehatan yang drastis diikuti oleh
gangguan respirasi; dapat terjadi gangguan hemostasis berupa perdarah- an pada kulit
(petekia) serta gangguan neuropsikiatrik seperti delirium, koma, gangguan
kardiovaskular, dan syok
hipovolemik.
1.4 Pathofisiologi
Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai
macam cara antara lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak
langsungtangan.
Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat
menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak
dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena
terserang Virus Ebola.
Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut. Pertama,
sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah dan sel
hati. Kedua, penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan
menghancurkan organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. Ketiga,
infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan internal
secara besar-besaran (masive). Keempat, Virus Ebola akan menghambat kerja sistem
pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika pada pasien.
Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain :
1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari
pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit selama
perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging secara
terinfeksi, atau di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute utama dari
eksposur kerja.
2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi
dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.
3. Sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic
produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal
seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya. Kerusakan
tidak langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor
tumor nekrosis dan oksida nitrat.

Sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting
dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak
bias menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita tahu kondisi dan
sifat yang sebenarnya.
B. mekanisme penularan
EVD menular melalui darah, muntah, feses, dan cairan tubuh dari manusia pengidap
EVD ke manusia lain. Virus Ebola juga bisa ditemukan dalam urin dan cairan
sperma. Infeksi terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut menyentuh mulut, hidung,
atau luka terbuka orang sehat. Bersentuhan melalui kasur, pakaian, atau permukaan yang
terkontaminasi juga bisa menyebabkan infeksi, tetapi pada orang sehat hanya melalui
luka terbuka.
Tahapan
1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret
pasien terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. Kontak dapat terjadi melalui
lecet di kulit selama perawatan pasien, ritual penguburan, dan mungkin kontak dengan
daging terinfeksi atau di permukaan mukosa. Jarum suntik dapat merupakan rute utama
paparan di rumah sakit.
2. Sekitar 1 minggu setelah infeksi, virus mulai melakukan replikasi pada sel – sel
target utama, yaitu sel endotel, fagosit mononuklear, dan hepatosit.
3. Virus kemudian mengambil alih sistem kekebalan dan sintesis protein dari sel yang
terinfeksi. Barulah kemudian virus Ebola mulai mensintesis glikoprotein yang
membentuk trimerik kompleks, berfungsi mengikat virus ke sel-sel endotel yang
melapisi permukaan interior pembuluh darah. Glikoprotein juga membentuk
protein dimer, yang memungkinkan virus menghindari sistem kekebalan tubuh dengan
menghambat langkah-langkah awal aktivasi neutrofil.
4. Kehadiran partikel virus dan kerusakan sel yang dihasilkan menyebabkan pelepasan
sitokin, yang berhubungan dengan demam dan peradangan. Efek sitopatik infeksi di sel-
sel endotel menghilangkan integritas vaskuler.
5. Tanpa integritas pembuluh darah, kebocoran darah secara cepat menimbulkan
perdarahan internal dan eksternal sampai tahap masif dan bahkan dapat menyebabkan
syok hipovolemik.

C. Epidemiologi penyakit
3.1 Host, Agent, Environment
 Host
 Agent
 Environment
3.2 faktor Resiko Penyakit Ebola
beberapa resiko yang dapat menyebabkan terjangkitnya virus ebola, diantaranya :
 berpergian ke Afrika atau negara-negara yang berisiko memiliki virus
Ebola
 melakukan penelitian pada hewan.
 memberikan perawatan medis atau personal.
 mempersiapkan jasad untuk penguburan
3.3 penyebaran Penyakit Ebola didunia
3.4 Pengakuan Penyakit Menular Ebola yang digunakan

D. pencegahan

Anda mungkin juga menyukai