Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT

VIRUS EBOLA
Kelompok 12 :
1. Syaninditya Nevy ( 195059074 )
2. Siti Halima Ruhuputty ( 195059006 )
 Virus ebola pertama kali diidentifikasi pada
tahun 1976 di dua tempat secara simultan yakni
di Yambuku, sebuah desa tidak jauh dari sungai
ebola di Republik Demokratik Kongo dan di
Nzara, Sudan Selatan. Wabah di Afrika Barat
(kasus pertama pada Maret 2014) adalah yang
IDENTIFIK terbesar dan paling kompleks sejak virus ebola
ASI pertama kali ditemukan pada tahun 1976. 
  Berdasarkan hal tersebut WHO menyatakan
PENYAKIT penyakit virus Ebola sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(KKMMD). Kemudian ditemukan beberapa
kasus kluster yang sumber penularannya dari
survivor Ebola baik di Liberia, Guinea, dan
Sierra Leone. 
 Virus Ebola ini menular melalui darah dan cairan tubuh
lainnya (termasuk feses, saliva, urine, bekas muntahan
dan sperma) dari hewan atau manusia yang terinfeksi
Ebola. Virus ini dapat masuk ke tubuh orang lain melalui
kulit yang terluka atau melalui membrane mukosa yang
tidak terlindungi seperti mata, hidung dan mulut. Virus ini
juga dapat menyebar melalui jarum suntik dan infus yang
PENULAR telah terkontaminasi. Kelompok yang paling berisiko
adalah keluarga, teman, rekan kerja dan petugas medis. 
AN  Misalnya, mereka yang merawat pasien yang terkena
virus Ebola beresiko tertular. Di rumah sakit, virus ini
juga bisa tersebar dengan cepat. Selain itu, penularan juga
bisa terjadi jika pelayat menyentuh jenazah sosok yang
meninggal karena Ebola. Binatang juga bisa menjadi
pembawa virus. Virus ini mampu memperbanyak diri di
hampir semua sel inang. Khususnya kelelawar mampu
menularkan virus tersebut. 
MASA INKUBASI
 Gejala penyakit virus ebola ini didahului oleh demam yang tiba-tiba,
sakit kepala, nyeri sendi dan otot, lemah, diare, muntah, sakit perut,
kurang nafsu makan, dan perdarahan yang tidak biasa. Pada beberapa
kasus, pendarahan dalam dan luar dapat saja terjadi, 5 sampai 7 hari,
setelah gejala pertama terjadi. Semua penderita yang terinfeksi
menderita kesulitan pembekuan darah. Pendarahan dari selaput mulut,
hidung dan tenggorokan serta dari bekas lubang suntikan terjadi pada
40-50 persen kasus. Hal ini menyebabkan muntah darah, batuk darah
dan berak darah. Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 21 hari.
 Setelah virus Ebola memasuki tubuh manusia,
biasanya butuh waktu sekitar 2-21 hari (umumnya
5-10 hari) sampai mulai munculnya gejala.  Gejala
awal biasanya berupa demam tinggi, sakit kepala,
nyeri sendi, nyeri otot, mual, serta kelelahan.  Pada
tahap ini gejala-gejala tersebut sering diartikan
sebagai gejala dari penyakit lain seperti malaria,
demam tipus, disentri, influenza, atau penyakit
infeksi bakteri yang tidak begitu parah.
 Setelah beberapa saat, gejala yang lebih berat akan
GEJALA mulai muncul, seperti diare berdarah, sakit
tenggorokan parah, jaundice, muntah-muntah, serta
PENYAKIT hilangnya nafsu makan.  Apabila gejala sudah
muncul selama lima hari, biasanya pada tubuh dari
sebagian pasien ebola akan mulai muncul ruam-
ruam, khususnya pada bagian badan dan bahu.
 Akumuluasi dari seluruh gejala di atas semakin
lama akan memperburuk keadaan pasien, dan pada
kasus-kasus yang fatal kematian dapat terjadi pada
hari ke-6 sampai ke-16 setelah gejala pertama kali
muncul.  Pada umumnya kematian yang terjadi
bukan akibat dari pendarahan, melainkan hasil dari
syok serta kegagalan organ dalam.
Untuk diagnosis pasti penyakit virus ebola dilakukan pemeriksaan PCR,
dan penetapan pasien sebagai kasus dalam investigasi atau konfirmasi
berdasarkan anamnesis dan tanda/gejala sesuai dengan klasifikasi kasus
yaitu :
Kasus dalam investigasi
Setiap orang yang memiliki gejala demam (> 38° C) disertai minimal 3
gejala berikut:
1. sakit kepala
2. muntah (vomit) DIAGNO
SIS
3. tidak nafsu makan (loss of appetite)
4. diare (berdarah / tidak berdarah)
5. lemah (weakness)
6. nyeri perut
7. nyeri otot (myalgia)
8. sesak napas
9. nyeri tenggorokan (throat pain)
10. cegukan (hiccup)
Orang dalam pengawasan
Orang dalam pengawasan adalah orang yang berada dalam pengawasan petugas kesehatan
selama 21 hari sejak:
Meninggalkan negara/daerah terjangkit, bagi yang mempunyai riwayat perjalanan dari
negara/daerah terjangkit ATAU
Kontak terakhir dengan kasus konfirmasi, bagi orang dengan riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi DAN
Tidak ditemukan tanda  dan gejala penyakit yang dicurigai.

Klaster
bila terdapat dua orang atau lebih dengan gejala penyakit virus Ebola, dan mempunyai riwayat
kontak yang sama dalam jangka waktu 21 hari. Kontak dapat terjadi pada keluarga atau rumah
tangga, dan berbagai tempat lain seperti rumah sakit, ruang kelas, tempat kerja, barak militer,
tempat rekreasi, dan lainnya.
Kontak
 Kontak adalah setiap orang
(termasuk petugas kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dan kom
unitas)
yang terpapar (kontak fisik) dengan kasus dalam investigasi atau konfir
masi PVE selama sakit melalui minimal 1 cara berikut:
1. Serumah dengan kasus
2. Pernah kontak langsung dengan kasus (hidup atau meninggal)
3. Pernah kontak langsung dengan jenazah kasus
4. Pernah kontak dengan darah atau cairan tubuh kasus
5. Pernah kontak dengan pakaian atau linen kasus
6. Bayi yang disusui oleh kasus
1. Pasien dirawat di ruang isolasi
2. Berikan terapi simptomatis sesuai dengan temuan klinis yaitu pemberian obat penurun panas, pemasangan infus
(terapi cairan kristaloid atau koloid sesuai klinis), transfusi   darah (jika perlu lakukan hemodialisa dengan
menggunakan hemofilter khusus virus), pemberian O2, dan mengatasi infeksi sekunder
3. Dilakukan pemantauan ketat untuk perdarahan dan komplikasi lainnya
4. Terapi definitif sampai saat ini belum ada
5. Kriteria pasien diperbolehkan pulang:
6. Pasien dirawat sampai dinyatakan sembuh oleh klinisi dan bebas dari virus Ebola berdasarkan konversi hasil
laboratorium menjadi negatif.
7. Bebas tanda dan gejala 3 hari berturut – turut.
8. Pada saat pulang pasien diberikan surat keterangan bebas Ebola yang ditembuskan ke Dinas Kesehatan setempat dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (fasyankes)/unit yang merujuk.

PENGOBATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan memerlukan
penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai “kewaspadaan
isolasi”. Secara umum pencegahan dan pengendalian infeksi pada penyakit
virus Ebola kewaspadaan standar dan kewaspadaan kontak. Pada tindakan
tertentu yang menghasilkan butir-butir aerosol (Inhalasi/Nebulizer) dan
tindakan invasive lainnya seperti melakukan intubasi, suctioning, swab
tenggorok dan hidung perlu dilakukan penambahan kewaspadaan airborne.

Melakukan kebersihan tangan (hand hygiene) sesuai prosedur. Ada 5-


moments dimana harus dilakukan kebersihan tangan yaitu sebelum kontak
pasien, setelah kontak pasien, sebelum melakukan tindakan medis, sesudah
kontak dengan bahan infeksius dan setelah kontak dengan lingkungan
pasien. Penggunaan APD sesuai dengan prosedur untuk memakai dan
melepaskan secara 
Pencegahan lainnya:
 Menghindari kontak langsung dengan penderita maupun jenazah pend
erita penyakit virus ebola adalah cara yang tepat, karena penyakit ini da
pat menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
 Menggunakan alat pelindung diri yang lengkap sesuai SOP dan mencu
ci tangan sesuai prosedur adalah cara terbaik dalam melindungi diri set
elah kontak pasien, sebelum melakukan tindakan medis, sesudah kont
ak dengan bahan infeksius dan setelah kontak dengan lingkungan pasi
en.
 Melakukan vaksinasi bila hendak bepergian ke daerah/negara terjangkit
.
 Sampel cairan dan jaringan tubuh dari penderita penyakit harus ditanga
ni dengan sangat hati-
hati dan sesuai dengan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi.
SEKIAN &
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai