VIRUS EBOLA
Disusun Oleh:
Mariana Rena (16190000002)
Widi Miftahul Jannah (16190000012)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan umum penyakit ebola
2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit ebola
3. Untuk mengetahui etiologi penyakit ebola
4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit ebola
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Virus Ebola
Penyakit yang diakibatkan virus memang sangat berbahaya, Ebola
merupakan salah satunya. Angka kematian akibat penyakit ini di seluruh
dunia adalah sekitar 50 persen, tepatnya antara 25 hingga 90 persen, menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejak ditemukan pada 1976, sebagian
besar kasus dan wabah ebola terjadi di Arfika. Asal-usul di alam dan sejarah
alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri.Secara umum, virus ini ada yang
menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan
ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada carrier
state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari
beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan terinfeksi
ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan
dalam berbagai cara.
Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atauhasil sekresi
dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan
bendaseperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi.
Penularan secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah
sakit) juga dapat terjadi bila pasien dan tenaga medis tidak memakai masker
ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-Reston,menyerang fasilitas
penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar melalui
partikel udara. Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang
paling menyita perhatian publik karena kemunculannya yang sering dan
memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali
diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan Zaire
(saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya
suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah
Selatan Sudan.
Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm dan panjang mencapai 1000 nm. Virus
Ebola mengandung molekul lurus dan RNA negatif. Apabila dilihat dengan
bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk “U”, “b” dan berbentuk bundar.
menginfeksi manusia, tetapi tidak ditemukan laporan penyakit atau kematian pada
manusia. EVD menular melalui darah, muntah, feses, dancairan tubuh dari
Virus Ebola juga bisa ditemukan dalam urin dan cairan sperma. Infeksi
terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut menyentuh mulut, hidung, atau luka
terbuka orang sehat. Bersentuhan melalui kasur, pakaian, atau permukaan yang
terkontaminasi juga bisa menyebabkan infeksi, tetapi pada orang sehat hanya
melalui luka terbuka. Sampai saat ini belum ditemukan bukti bahwavirus Ebola
Gejala awal Ebola adalah demam sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri
otot dan sendi, serta tubuh terasa lemah. Gejala awal ini muncul dalam 2–21 hari
setelah kontak dengan penderita.
Virus Ebola mampu menular dari satu manusia ke manusia lain hanya
dengan kontak langsung saja. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi
Ebola ini pun cukup sulit. Yang paling terutama adalah menghindari kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi virus Ebola sebisa mungkin. Apabila ada
anggota keluarga terinfeksi virus ini sangat dianjurkan agar orang tersebut dirawat
di rumah sakit. Begitu juga apabila ada teman anda yang meninggal akibat
penyakit ini, usahakan jangan ada kontak langsung dengannya. Adapun 5 tahapan
pencegahan penyakit ebola dalam lingkungan masyarakat antara lain :
a. Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan
perubahan prilaku untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan
higien pribadi dan sanitasi lingkungan dalam lingkungan
masyarakat dan sekitarnya.
b. Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok –
kelompok yang berisikoatau pada populasi umum dan peda
pelaporan kasus.
c. Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi
ke daerah yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang
ataupun serangga yang menjadi sumber penularan penyakit
tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi penyakit dan
penyebar luasnya penyakit tersebut dalam masyarakat.
d. Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian
dengan menambah konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi
dehidrasi serta upaya peningkatan kekebalan tubuh kelompok.
e. Rehabilitation
Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta
dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan
penderita penyakit ebola.
2.1.6 Pengobatan Virus Ebola
Pengobatan Penyakit Virus Ebola Dhama et al.(2018) menjelaskan
bahwa berbagai obat telah digunakan kembali untuk mengobati penyakit
yang berpotensi mematikan seperti EVD. Ada daftar panjang senyawa
yang digunakan kembali yang telah dievaluasi sebagai inhibitor EBOV,
termasuk inhibitor mikrotubulus, reseptor estrogen dan modelling ulang,
inhibitor kinase, antagonis histamin, dan blocker saluran ion. Studi
mendalam masih diperlukan untuk memahami patogenesis dan peran
berbagai peptida EBOV, protein, dan antigen serta interaksi host-virus
dalam EVD. Ada juga kebutuhan untuk mengembangkan antivirus dan
vaksin yang ekonomis dan efektif terhadap EBOV yang memiliki
Meskipun pengembangan vaksin terhadap EBOV dimulai pada tahun
1980, masih belum ada vaksin yang efektif untuk mencegah penyakit
mematikan ini. Karenanya, perburuan vaksin yang efektif masih terus
dilakukan.
Ebola VLP memainkan peran penting dalam penyaringan
throughput tinggi senyawa anti-EBOV. Karena lima spesies EBOV telah
dilaporkan, vaksin polivalen yang memiliki penentu imunogenik seperti
GP dari masing-masing spesies akan memberikan kekebalan yang lebih
luas. Kandidat vaksin generasi pertama terbaik untuk EBOV adalah rVSV
dan ChAd3, sebagaimana tercermin dalam aplikasi mereka dalam
memberikan perlindungan jangka panjang selama wabah sporadis.
Berbagai kombinasi antigen dari berbagai spesies EBOV dapat
dieksplorasi untuk mencapai respon imun protektif yang lebih tinggi.
Vaksin berbasis rVSV sedang digunakan di Republik Demokratik
Kongo. Karena tidak adanya kekebalan yang sudah ada sebelumnya
terhadap VSV, itu menghilangkan beberapa kelemahan dan masalah
keamanan terkait vaksin berbasis Ad5. Selain itu, telah menunjukkan
perlindungan jangka panjang pada beberapa model NHP, ini adalah
platform vaksin yang ideal untuk digunakan pada saat wabah. Bersama-
sama, vaksin GamEvac-Combi juga tampaknya sama-sama menjanjikan
karena menghasilkan respons kekebalan pada 100% sukarelawan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Virus Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus , familia
Filoviridae . Virus Ebola adalah sejenis virus Dari Ebolavirus genus, familia
Filoviridae. Virus ini pertama kali ditemukan di Afrika, daerah selatan Sudan dan
Zaire pada tahun 1976 pada tubuh seekor monyet. Virus Suami Pertama kali
ditemukan di Afrika, Sudan selatan Daerah dan Zaire years PADA 1976 PADA
tubuh seekor monyet. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang
ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit
tenggorokan dan tubuh lemah.
Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-
ruam, mata memerah,tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan
pada beberapa pasien Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang
paling menyita perhatian public karena kemunculannya yang sering dan memiliki
angka mortalitas yang tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali
diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan Zaire
(saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya
suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah
Selatan Sudan.
DAFTAR PUSTAKA
(572 – 575).