Anda di halaman 1dari 14

MIKROBIOLOGI

VIRUS EBOLA

Disusun Oleh:
Mariana Rena (16190000002)
Widi Miftahul Jannah (16190000012)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai penyakit menular pada manusia yang bersumber dari hewan telah
banyak mewabah di dunia. Istilah zoonosis telah dikenal untuk
menggambarkan suatu kejadian penyakit infeksi pada manusia yang ditularkan
dari hewan vertebrata. Hal inilah yang dewasaini menjadi sorotan publik dan
menjadi objek berbagai studi untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan
dengan wabah tersebut yang diharapkan nantinya akan diperoleh suatu system
terpadu untuk pemberantasan dan penanggulangannya. Kemunculan dari suatu
penyakit zoonosis tidak dapat diprediksi dan dapat membawa dampak yang
menakutkan bagi dunia,terutama bagi komunitas yang bergerak di bidang
kesehatan masyarakat dan veteriner.
Pada negara yang berkembang seperti Indonesia, zoonosis belum
mendapatkan perhatian yang cukup baik pemerintahnya maupun rakyatnya.
Bukti konkritnya adalah kasus emerging zoonosis Avian Influenza di
Indonesia dimana sejak Agustus 2003, sebanyak 4,7 juta ayam mati akibat
wabah ini. Sejumlah 62 orang positif terinfeksi AI dan 47 orang diantaranya
meninggal dunia. Di samping itu, masih banyak kasus-kasus zoonosis lainnya
yang mewabah di Indonesia seperti antraks dan rabies. Kesuksesan
penanggulangan penyakit zoonosis di negara lain menjadi tantangan bagi
Indonesia untuk keluar dari kungkungan penyakit zoonosis.Kemunculan
kasus-kasus penyakit zoonosis membuka suatu pemahaman baru dari lembaga
kesehatan hewan sedunia atau OIE (Office Internationale des Epizootes)
mengenai musuh dunia.
OIE berpendapat bahwa dewasa ini, musuh dunia bukan lagi perang dunia,
bom nuklir ataupun serangan teroris, melainkan alam itu sendiri. Kemunculan
yang tak terduga dari suatu penyakit zoonosis juga memunculkan istilah
emerging zoonosis. Istilah ini dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu
kejadian penyakit zoonosis dengan (1) agen penyakit yang telah dikenal dan
muncul pada area geografik yang berbeda (2) agen penyakit yang telah dikenal
atau kerabat dekatnya dan menyerang hewan yang sebelumnya tidak rentan
(3) agen penyakit yang belum dikenal sebelumnya dan terdeteksi untuk
pertama kalinya. Sedangkan re-emerging zoonosis adalah suatu penyakit
zoonosis yang pernah mewabah dan sudah mengalami penurunan intensitas
kejadian namun mulai menunjukkan peningkatan Kembali (Morse 2004).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Tinjauan Umum Penyakit Ebola
2. Bagaimana Epidemiologi Penyakit Ebola
3. Bagaimana Etiologi Penyakit Ebola
4. Bagaimana Pencegahan Penyakit Ebola

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan umum penyakit ebola
2. Untuk mengetahui epidemiologi penyakit ebola
3. Untuk mengetahui etiologi penyakit ebola
4. Untuk mengetahui pencegahan penyakit ebola

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Virus Ebola
Penyakit yang diakibatkan virus memang sangat berbahaya, Ebola
merupakan salah satunya. Angka kematian akibat penyakit ini di seluruh
dunia adalah sekitar 50 persen, tepatnya antara 25 hingga 90 persen, menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejak ditemukan pada 1976, sebagian
besar kasus dan wabah ebola terjadi di Arfika. Asal-usul di alam dan sejarah
alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri.Secara umum, virus ini ada yang
menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan
ada yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada carrier
state karena tidak ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari
beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan dari hewan terinfeksi
ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini, virus bisa ditularkan
dalam berbagai cara.
Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah dan atauhasil sekresi
dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak dengan
bendaseperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi.
Penularan secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah
sakit) juga dapat terjadi bila pasien dan tenaga medis tidak memakai masker
ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-Reston,menyerang fasilitas
penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar melalui
partikel udara. Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang
paling menyita perhatian publik karena kemunculannya yang sering dan
memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali
diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan Zaire
(saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya
suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah
Selatan Sudan.

Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus


dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya (Anonimous 2004).
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Ebolavirus yang tergolong
famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum dapat dipastikan,
namun telah diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu hewan yang
bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi
pada daging simpanse, gorila, macaca fascicularis dan kijang liar. Penyebaran
virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan
transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan
virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu,
onset virus yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita
sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang
bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah


Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar yang
terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada
manusia.Gejala klinis dari penyakit ini adalah demam secara tiba-tiba
kelemahan, nyeri otot, sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti
dengan muntah, diare, ruam pada kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati serta
pada beberapa kasus terjadi pendarahan internal dan eksternal. Hasil temuan
laboratoris menunjukkan penurunan jumlah butir darah putih dan platelet serta
peningkatan kadar enzim hati.

2.1.2 Jenis Virus Yang Menyerang


Virus Ebola berasal dari genus Ebolavirus,famili Filoviridae.13 Famili

Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm dan panjang mencapai 1000 nm. Virus

Ebola mengandung molekul lurus dan RNA negatif. Apabila dilihat dengan

menggunakan mikroskop elektron, bentuk virus seperti berfilamen, atau kelihatan

bercabang. Terdapat juga virus yang berbentuk “U”, “b” dan berbentuk bundar.

Gambar 1 Bentuk Virus ebola

Genus Ebolavirus terdiri dari 5 spesies yang berbeda, yaitu:

1. Bundibugyo ebolavirus (BDBV)

2. Zaire ebolavirus (EBOV)

3. Reston ebolavirus (RESTV)

4. Sudan ebolavirus (SUDV)

5. Tai Forest ebolavirus (TAFV)


Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), dan Sudan

ebolavirus (SUDV) dikaitkandengan wabah demam berdarah Ebola yangluas di

Afrika, sementara Reston ebolavirus (RESTV) dan Tai Forest ebolavirus

(TAFV)tidak ditemukan kaitannya dengan kejadiandi Afrika. Spesies Reston

ebolavirus (RESTV) ditemukan di Filipina dan Cina. Spesies ini dapat

menginfeksi manusia, tetapi tidak ditemukan laporan penyakit atau kematian pada

manusia. EVD menular melalui darah, muntah, feses, dancairan tubuh dari

manusia pengidap EVD ke manusia lain.

Virus Ebola juga bisa ditemukan dalam urin dan cairan sperma. Infeksi

terjadi ketika cairan-cairan tubuh tersebut menyentuh mulut, hidung, atau luka

terbuka orang sehat. Bersentuhan melalui kasur, pakaian, atau permukaan yang

terkontaminasi juga bisa menyebabkan infeksi, tetapi pada orang sehat hanya

melalui luka terbuka. Sampai saat ini belum ditemukan bukti bahwavirus Ebola

dapat ditularkan dari ibu ke anak melaluipemberian ASI.

2.1.3 Bagian Tubuh Yang di Serang


Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai
macam cara antara lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak
lanmgsung tangan.
Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya
antara lain :

1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh


atau sekret dari pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui
sirkulasi. melalui lecet di kulit selama perawatan pasien, ritual
penguburan dan mungkin kontak dengan daging secara terinfeksi, atau
di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute utama
dari eksposur kerja.
2. target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan
replikasi tinggi dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan
limpa.
3. sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap
efek cytopathic produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo
melalui gangguan jalur sinyal seluler dipengaruhi oleh mengikat,
fagositosis serapan virus atau keduanya. Kerusakan tidak langsung
juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor
tumornekrosis dan oksida nitrat sehingga kontak langsung antara setiap
individu sangat memegang peranan penting dalam penyebaran dan
penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak bias
menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita
tahu kondisi dan sifat yang sebenarnya.

2.1.4 Gejala Virus Ebola

Gejala awal Ebola adalah demam sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri
otot dan sendi, serta tubuh terasa lemah. Gejala awal ini muncul dalam 2–21 hari
setelah kontak dengan penderita.

Seiring waktu, gejala yang dirasakan akan makin parah, meliputi:

a. Nyeri dada dan batuk

b. Mual dan muntah


c. Mata merah
d. Sakit perut
e. Memar
f. Ruam kemerahan kulit
g. Diare, yang bisa disertai darah
h. Berat badan turun drastis
i. Perdarahan di mulut, hidung, mata, atau telinga

2.1.5 Cara Penularan Virus Ebola


Virus Ebola menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah di
dalam tubuh hingga berakibat pendarahan internal. Selain itu, virus ini juga dapat
menyebabkan kerusakan jaringan. Virus Ebola memiliki lima spesies yang
berbeda, dan menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh termasuk
darah, air liur, keringat, air mata, lendir, muntah, hingga ASI, dari orang yang
terinfeksi. Di sisi lain, virus ini juga dapat ditularkan melalui benda-benda yang
telah terkontaminasi dengan cairan-cairan tubuh orang yang terinfeksi tersebut.
penyakit virus Ebola tidak menular melalui udara. Orang juga tidak dapat tertular
hanya dengan berada di dekat orang yang terinfeksi virus tersebut. Virus ini
berbeda dengan virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, yang menyebar
melalui partikel udara. Virus ini ditularkan dari hewan liar ke manusia, dan dapat
menyebar dalam populasi manusia melalui penularan manusia ke manusia.

2.1.5 Pencegahan Virus Ebola

Virus Ebola mampu menular dari satu manusia ke manusia lain hanya
dengan kontak langsung saja. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi
Ebola ini pun cukup sulit. Yang paling terutama adalah menghindari kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi virus Ebola sebisa mungkin. Apabila ada
anggota keluarga terinfeksi virus ini sangat dianjurkan agar orang tersebut dirawat
di rumah sakit. Begitu juga apabila ada teman anda yang meninggal akibat
penyakit ini, usahakan jangan ada kontak langsung dengannya. Adapun 5 tahapan
pencegahan penyakit ebola dalam lingkungan masyarakat antara lain :

a. Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan
perubahan prilaku untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan
higien pribadi dan sanitasi lingkungan dalam lingkungan
masyarakat dan sekitarnya.
b. Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok –
kelompok yang berisikoatau pada populasi umum dan peda
pelaporan kasus.
c. Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi
ke daerah yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang
ataupun serangga yang menjadi sumber penularan penyakit
tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi penyakit dan
penyebar luasnya penyakit tersebut dalam masyarakat.
d. Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian
dengan menambah konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi
dehidrasi serta upaya peningkatan kekebalan tubuh kelompok.
e. Rehabilitation
Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta
dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan
penderita penyakit ebola.
2.1.6 Pengobatan Virus Ebola
Pengobatan Penyakit Virus Ebola Dhama et al.(2018) menjelaskan
bahwa berbagai obat telah digunakan kembali untuk mengobati penyakit
yang berpotensi mematikan seperti EVD. Ada daftar panjang senyawa
yang digunakan kembali yang telah dievaluasi sebagai inhibitor EBOV,
termasuk inhibitor mikrotubulus, reseptor estrogen dan modelling ulang,
inhibitor kinase, antagonis histamin, dan blocker saluran ion. Studi
mendalam masih diperlukan untuk memahami patogenesis dan peran
berbagai peptida EBOV, protein, dan antigen serta interaksi host-virus
dalam EVD. Ada juga kebutuhan untuk mengembangkan antivirus dan
vaksin yang ekonomis dan efektif terhadap EBOV yang memiliki
Meskipun pengembangan vaksin terhadap EBOV dimulai pada tahun
1980, masih belum ada vaksin yang efektif untuk mencegah penyakit
mematikan ini. Karenanya, perburuan vaksin yang efektif masih terus
dilakukan.
Ebola VLP memainkan peran penting dalam penyaringan
throughput tinggi senyawa anti-EBOV. Karena lima spesies EBOV telah
dilaporkan, vaksin polivalen yang memiliki penentu imunogenik seperti
GP dari masing-masing spesies akan memberikan kekebalan yang lebih
luas. Kandidat vaksin generasi pertama terbaik untuk EBOV adalah rVSV
dan ChAd3, sebagaimana tercermin dalam aplikasi mereka dalam
memberikan perlindungan jangka panjang selama wabah sporadis.
Berbagai kombinasi antigen dari berbagai spesies EBOV dapat
dieksplorasi untuk mencapai respon imun protektif yang lebih tinggi.
Vaksin berbasis rVSV sedang digunakan di Republik Demokratik
Kongo. Karena tidak adanya kekebalan yang sudah ada sebelumnya
terhadap VSV, itu menghilangkan beberapa kelemahan dan masalah
keamanan terkait vaksin berbasis Ad5. Selain itu, telah menunjukkan
perlindungan jangka panjang pada beberapa model NHP, ini adalah
platform vaksin yang ideal untuk digunakan pada saat wabah. Bersama-
sama, vaksin GamEvac-Combi juga tampaknya sama-sama menjanjikan
karena menghasilkan respons kekebalan pada 100% sukarelawan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Virus Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus , familia
Filoviridae . Virus Ebola adalah sejenis virus Dari Ebolavirus genus, familia
Filoviridae. Virus ini pertama kali ditemukan di Afrika, daerah selatan Sudan dan
Zaire pada tahun 1976 pada tubuh seekor monyet. Virus Suami Pertama kali
ditemukan di Afrika, Sudan selatan Daerah dan Zaire years PADA 1976 PADA
tubuh seekor monyet. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang
ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit
tenggorokan dan tubuh lemah.

Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah. Ruam-
ruam, mata memerah,tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan
pada beberapa pasien Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang
paling menyita perhatian public karena kemunculannya yang sering dan memiliki
angka mortalitas yang tinggi pada manusia. Virus Ebola pertama kali
diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah yang berdekatan dengan Zaire
(saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada tahun 1976, setelah terjadinya
suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik Congo dan Nzara, daerah
Selatan Sudan.

Sejak ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus


dengan kematian lebih dari 1200 kasus diantaranya Penyebaran virus Ebola dalam
skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan transmisinya yang tidak
melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola untuk
menginfeksi satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif
cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi
penyebaran penyakit melalui penderita yang bepergian dari satu wilayah ke
wilayah lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia, terutama
di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging hewan liar
yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada
manusia

DAFTAR PUSTAKA

1. Jahrling PB, et al. Preliminary report. Isolation of Ebola virus from


monfilovirus keys imported to USA.Lancet,1990;335:502-505,
2. Murphy FA, Kiley MP, Fisher-HochS. Filoviridae. Marburg and Ebola
Viruses. In: Fields BN, Knipe DM, et.al., ed. Virology,second edition.
NewYork;RavenPress, 1990.
3. 1
Aditya, Muhammad. 2014. Ebola Hemorrhagic Fever: Clinical

Management And Prevention. Jurnal Kedokteran Unila. Lampung. Vol

4 No 8. (245 – 253). 2Dharmayanti, NLPI., & Sendew,I. 2015. Ebola :

Penyakit Eksotik Zoonis yang Perlu Diwaspadai.Wartazoa Vol 25 (1) :

31-343 Jayanegara, Adi Putra. 2016. Ebola Virus Disease – Masalah

Diagnosis dan Tatalaksana. CDK – 243. Palang Karaya.Vol 43 No 8.

(572 – 575).

Anda mungkin juga menyukai