Anda di halaman 1dari 27

ANTI AGING

KOSMETOLOGI BAHAN ALAM – STIKIM STIKOM IMA


PENDAHULUAN

• Penuaan adalah suatu proses alami yang mengarah pada


kehilangan integritas struktual dan fungsi fisiologis dari kulit.
(Barel, et al., 2009)
• Terjadinya kerut atau keriput disebabkan oleh berkurangnya
ketebalan dermis sebanyak 20% pada orang tua berkaitan
dengan hilangnya serat elastin dan kolagen. Kolagen dan
elastin adalah komponen utama lapisan dermis. Hilangnya
serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan
ketegangan kulit sehingga menimbulkan kerut atau keriput
TANDA-TANDA PENUAAN DINI

• Keriput dan mengendur


Seiring bertambahnya usia jumlah kolagen dan elastin kulit semakin berkurang,
akibatnya kulit kehilangan elastisitasnya sehingga tampak keriput dan mengendur.
• Muncul age spot (noda hitam)
Muncul di area yang sering terpapar sinar matahari seperti wajah, lengan, dan
tangan.
• Kulit kasar
Rusaknya kolagen dan elastin akibat sinar matahari membuat kulit menjadi kering
dan kasar.
• Pori – pori membesar
Akibat penumpukan sel kulit mati, pori - pori menjadi membesar
PENCEGAHAN PENUAAN DINI

• Bagi yang memiliki tipe kulit kering lebih baik menggunakan pelembab. Pelembab akan melindungi tekstur dan
elastisitas kulit.
• Menghindari paparan langsung sinar matahari dan menggunakan losion atau krim tabir surya yang memiliki
SPF.
• Menghindari kebiasaan merokok atau berada di lingkungan sekitar yang penuh dengan asap rokok. Asap rokok
bisa menyebabkan kulit kering dan kusam.
• Menghindari konsumsi alkohol. Efek dari alkohol yang menarik air dari dalam tubuh akan menyebabkan
kekeringan pada kulit.
• Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C dan E yang saat ini sangat populer sebagai anti-aging
dan konsumsi air minum yang cukup.
• Beristirahat dengan cukup dan menghindari tidur melewati tengah malam. Seperti organ lainnya, kulit juga butuh
istirahat dan membentuk sel baru.
• Menghindari mengerutkan wajah karena ekspresi ini akan membentuk garis yang permanen menjelang umur 45
tahun. Biasanya ditemui garis ekspresi pada daerah dahi karena pengaruh ekspresi dari bagian alis mata ke
arah atas
DEFINISI

Anti-aging atau Anti Penuaan


adalah produk kosmetik yang digunakan secara topikal
yang mampu mengobati/menghilangkan gejala yang
disebabkan oleh sinar UV atau disebut photoaging
pada kulit atau produk yang dapat
mengurangi/memperlama timbulnya gejala-gejala
photoaging (Barel, et al.,2009)
FUNGSI ANTI-AGING

• Menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit.


• Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit.
• Menjaga kelembaban dan elastisitas kulit.
• Merangsang produksi kolagen
MANFAAT ANTI-AGING

• Mencegah kulit dari kerusakan degeneratif yang


menyebabkan kulit terlihat kusam dan keriput.
• Kulit tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda.
• Kulit tampak elastis, dan jauh dari tanda-tanda
penuaan dini
• Kulit manusia berubah selama menjalani hidup. Baik karena
alasan secara fisiologis maupun karena pengaruh eksternal
akibat penuaan instrinsik (penuaan kronologis) maupun
penuaan ekstrinsik (penuaan karena pengaruh cahaya
(photoaging))

• Keduanya menjadi penyebab disfungsi dari proteksi ilmiah (skin


natural self protection) dan perbaikan (repair) kulit
TIPE PENUAAN

• PENUAAN INSTRINSIK
– Terjadi karena perubahan struktural dan/atau fungsional dari usia 20 – 30 tahun menuju kulit
yang matang (mature)
– Epidermis dari stratum korneum (SC) mulai mengalami perubahan sedikit demi sedikit,
sebagian besar akibat pembagian sel dalam jumlah/kecepatan lebih tinggi. Dermis berhenti
pertumbuhannya
– Kulit wanita lebih mengalami perubahan lebih awal dibandingkan pria
– Dermis menjadi lebih keras dan kulit kehilangan fleksibilitasnya; sirkulasi darah menurun pada
jaringan; kapasitas metabolisme menurun; dan kecepatan penggantian sel menurun pula
– Produksi keringat menurun karena penurunan kelenjar keringat dan produksi sebum pun
menurun
– Perubahan pigmentasi juga terjadi, salah satu bentuknya berupa titik-titik penuaan (age spots)
TIPE PENUAAN

• PENUAAN EKSTRINSIK (akibat cahaya)


– Iradiasi sinar ultraviolet dapat menginduksi perubahan akut dan kronis dari DNA
dan protein serta memblok pembangunan lipid
– Sesudah rangsangan UV merusak mekanisme perbaikan (repair) kulit, perubahan
ini menghasilkan kerusakan pada dinding sel, fungsi sel dan metabolisme
– Ekspose secara berulang terhadap sinar matahari selama beberapa dekade dapat
menyebabkan penuaan dini secara prematur. Ekspose kronis sinar UV akan
terakumulasi yang akhirnya dapat menimbulkan kanker kulit
– Kerusakan kulit kronis menimbulkan kerutan, tampak kering, kasar, hilangnya
elastisitas
TIPE PENUAAN

• FAKTOR LINGKUNGAN LAIN


– Kabut cahaya (photosmog) dekat permukaan bumi merupakan ancaman
lingkungan ketiga terhadap kuli manusia
– Gabungan cahaya matahari intensif dan panas menghasilkan kabut pengoksidasi
dan polutan lalu lintas kendaraan bermotor, seperti senyawa organik volatil,
karbon monoksida dan nitrogen oksida
– Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan lalu lintas akan meningkatkan
jumlah polutan udara yang mengancam kesehatan kulit manusia
– Sumber utama radikal bebas lainnya yang dapat merusak kulit adalah asap rokok
• Kosmetik tidak dapat menghentikan penuaan instrinsik, akan tetapi dapat menunda
penuaan akibat paparan sinar matahari dan pengaruh lingkungan
• Fungsi normal kulit pada usia paruh baya dapat diperpanjang dengan
menambahkan :
– Pelembaban
Setelah berusia 60 tahun sekitar 80% manula mengalami kondisi kulit kering
– Proteksi Cahaya
Muka dan tangan, yang terpapar sinar matahari terus menerus setiap hari
harus dilindungi dari kerusakan tambahan
Saat ini, ada berbagai macam produk dan prosedur untuk pencegahan dan / atau
perawatan kulit yang menua, mulai dari teknologi non-invasif hingga metode invasif
• Teknologi non-invasif meliputi pencegahan, seperti gaya hidup sehat, tidak
merokok, dan menggunakan tabir surya, kosmetik topikal dan produk obat yang
diaplikasikan langsung ke kulit, mikrodermabrasi, perangkat laser tertentu, serta
perawatan sistemik, termasuk terapi penggantian hormon
• Teknologi invasif meliputi pengelupasan kimiawi, injeksi topikal bahan kimia,
seperti toksin botulinum dan berbagai filler, dermabrasi, berbagai perangkat laser,
serta operasi korektif.
Ekstrak tumbuhan, antioksidan, protein dan peptida,
retinoid, hidroksi asam (HAs), dan tabir surya diklaim
dapat mencegah reaksi oksidatif dan pembentukan
radikal bebas, melapisi kembali epidermis, dan
meningkatkan sintesis alami kolagen dan elastin
EKSTRAK TUMBUHAN

• Ekstrak tumbuhan sangat populer saat ini, dan sering digunakan sebagai bahan bioaktif
dalam produk anti-penuaan.
• Ekstrak tumbuhan adalah bahan-bahan yang bersumber secara alami dengan berbagai
efek, termasuk antioksidan (seperti kopi dan delima); pelindung terhadap cahaya (seperti
teh hitam dan zaitun); pengencangan kulit (seperti peppermint dan witch hazel)
• Konstituen herbal sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi pertumbuhan,
iklim, cuaca, metode panen, dan metode ekstraksi.
• Meskipun beberapa ekstrak (termasuk teh hijau) telah terbukti dapat mempengaruhi
mekanisme di kulit yang bermanfaat untuk anti-penuaan melalui sifat antioksidan dan anti-
inflamasi, namun hanya ada beberapa studi klinis yang dilakukan dengan formulasi topikal
yang mengandung ekstrak. Untuk alasan ini, kegunaan sebenarnya dari bahan-bahan
tersebut dalam memberikan manfaat anti-penuaan masih dipertanyakan.
ANTIOKSIDAN

• Menurut teori radikal bebas tentang penuaan, stres oksidatif meningkat dengan bertambahnya usia dan, pada
saat yang sama, sistem antioksidan endogen menjadi kurang efektif. Meningkatnya radikal bebas juga
meningkatkan degradasi kolagen, elastin, dan asam hialuronat dan menyebabkan tanda-tanda penuaan.
Karena itu, memasok kulit dengan antioksidan diyakini bermanfaat dalam memperlambat penuaan
• Antioksidan melindungi sel dari kerusakan dengan menetralkan radikal bebas. Saat ini, antioksidan dapat
ditemukan dalam sejumlah produk kosmetik dan obat bebas-OTC dan juga dalam minuman dan makanan.
Bahan-bahan yang umum digunakan termasuk vitamin, seperti vitamin C, vitamin B3, dan vitamin E; ekstrak
tumbuhan, seperti teh hijau dan ekstrak biji anggur; dan bahan-bahan lain, seperti resveratrol, asam lipoat,
asam ferulat, dan koenzim Q10 atau ubiquinone. Dalam hal mencegah efek dari photoaging, belum diketahui
antioksidan mana yang paling efektif. Diyakini bahwa, untuk hasil terbaik, makanan dan minuman yang
mengandung antioksidan harus dikonsumsi selain menggunakan produk topikal.
• Antioksidan tidak hanya dapat berfungsi sebagai molekul pelindung terhadap oksidasi tetapi juga, beberapa di
antaranya, dapat merangsang produksi kolagen, menjaga kadar asam hialuronat di kulit, dan juga memberikan
efek anti-inflamasi.
PEPTIDA DAN PROTEIN

• Peptida dan protein juga sangat populer saat ini sebagai bahan anti
penuaan yang diformulasikan menjadi formulasi topikal serta produk injeksi.
• Peptida dan protein memiliki beberapa efek, termasuk anti-inflamasi,
pengurangan kerutan dengan merangsang produksi kolagen, menebalkan
kulit dan mengencangkannya; menghaluskan; pelembab; dan efek
perlindungan kulit.
• Contoh untuk peptida dan protein yang umum digunakan meliputi bahan-
bahan alami, seperti kolagen, elastin, gandum terhidrolisis, dan protein
kedelai; sejumlah bahan sintetis, seperti matrikine, neuropeptida, termasuk
toksin botulinum; dan berbagai enzim, seperti enzim proteolitik
RETINOID

• Retinoid adalah kelas zat yang terdiri dari vitamin A (retinol) dan turunannya. Bahan-bahan ini dimasukkan ke
dalam obat-obatan yang hanya diresepkan dan produk OTC
• Secara umum, retinoid adalah molekul lipofilik yang dapat menembus epidermis dan memasuki dermis.
Efeknya termasuk pengurangan garis-garis halus dengan mengurangi jumlah kerusakan kolagen dan
merangsang produksi kolagen baru. Retinoid bekerja pada tingkat molekuler melalui reseptor di sel kulit
• Asam retinoat awalnya ditujukan untuk perawatan jerawat. Namun, studi klinis menunjukkan bahwa itu tidak
hanya efektif untuk jerawat tetapi juga mencegah penuaan kulit dan memperbaiki kulit yang sudah rusak
• Salah satu kelemahan utamanya adalah dapat menyebabkan iritasi pada kulit, dan kondisi yang berkembang
biasanya disebut sebagai "dermatitis retinoid" atau "reaksi retinoid," sehingga dibatasi penggunaannya. Efek
topikal, seperti sensasi terbakar, kemerahan, dan pengelupasan, terutama terjadi pada minggu-minggu
pertama perawatan asam retinoat dan hampir selalu bersifat sementara dan berkurang dengan aplikasi
lanjutan
• Pasien yang menggunakan terapi retinoid disarankan untuk menghindari paparan berlebihan dan mengambil
tindakan pencegahan (seperti penggunaan tabir surya) untuk perlindungan sinar matahari. Namun, setelah
beberapa bulan terapi, respons kulit terhadap radiasi UV kembali normal
HAs

• HA adalah asam karboksilat organik alami, yang telah menarik banyak perhatian selama dekade terakhir
dalam pengobatan penuaan. Termasuk AHA, seperti asam laktat, asam glikolat, asam malat, asam
tartarat, dan asam sitrat; beta hydroxy acids (BHA), seperti asam beta-hydroxybutonic; asam polihidroksi
(PHA), seperti glukololakton; asam bionat (BA), seperti asam laktobionat; dan asam hidroksi aromatik
(AMA), seperti asam salisilat. Asam organik ini biasanya disintesis; tetapi beberapa di antaranya dapat
berasal dari sumber alami, seperti tebu, susu asam, apel, anggur, dan buah jeruk.
• HA dapat memberikan banyak efek kulit, termasuk pengelupasan kulit, pelembab, sifat anti-inflamasi,
dan efek antioksidan. Salah satu efek menguntungkan utama mereka adalah perbaikan kulit fotoaging.
Hasil yang terlihat termasuk penurunan kekasaran, perubahan warna kulit dan pigmentasi keseluruhan,
peningkatan ketebalan kulit total dan kepadatan kolagen, dan peningkatan kualitas serat elastis, yang
membuat kulit terlihat lebih kencang. Dalam konsentrasi rendah (4 –10%), HA merupakan komponen
krim dan lotion tanpa resep yang dipromosikan efektif untuk penuaan kulit. Dalam konsentrasi tinggi (>
20%), mereka dapat digunakan sebagai bahan kimia untuk mengobati berbagai kondisi dan penyakit,
termasuk kapalan, jerawat, dan photoaging
TABIR SURYA

• Tabir surya memberikan perlindungan cahaya dengan secara fisik


menghalangi sinar matahari atau menyerap dan mengubahnya di
kulit.
• Meskipun ada beberapa perawatan yang tersedia untuk penuaan
kulit, pencegahan penuaan ekstrinsik tetap merupakan pendekatan
terbaik untuk mencegah penuaan. Ini termasuk menghindari
paparan sinar matahari dan menggunakan tabir surya ketika
paparan sinar matahari tidak bisa dihindari, menghindari merokok
dan polusi, mencegah peregangan kulit yang tidak perlu, makan
makanan yang kaya sayuran dan buah-buahan, serta mengkonsumsi
antioksidan dan menggunakan antioksidan topikal
PERTIMBANGAN FORMULASI UNTUK PRODUK
ANTI-PENUAAN TOPIKAL

• Sebagian besar formulasi anti-penuaan, diperlukan untuk menembus kulit (lapisan


epidermis dan dermis yang lebih dalam) untuk efek optimal
• Penetrasi aktivasi melalui kulit bukanlah proses yang mudah karena banyak orang akan
berpikir. Pertama, aktivasi harus dalam keadaan terlarut agar dapat diserap ke dalam kulit
(menembus kulit). Setelah mengoleskan emulsi (sebagian besar bentuk sediaan produk
kosmetik di pasaran) ke kulit, bahan-bahan tertentu, termasuk air, mulai menguap.
Penguapan mengubah komposisi dan struktur emulsi pada permukaan kulit. Jika zat aktif
dilarutkan dalam fase minyak, penguapan air adalah fenomena yang menguntungkan
karena dapat mempercepat pengiriman zat aktif ke kulit. Di sisi lain, jika zat aktif dilarutkan
dalam fase air, penguapan air dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah zat aktif yang
tersisa dalam keadaan terlarut. Dalam kasus seperti itu, penghambat penguapan air harus
digunakan untuk memperlambat laju penguapan air sebanyak mungkin
PERTIMBANGAN FORMULASI UNTUK PRODUK
ANTI-PENUAAN TOPIKAL
• Dua pertimbangan terpenting adalah ukuran molekul dan kelarutannya. Secara umum,
molekul dengan lebih dari 500Da tidak mudah menembus SC (Stratum Corneum).
Sedangkan untuk kelarutan, komponen hidrofobik (yaitu, lipofilik) memiliki peluang lebih baik
untuk menembus lipid dalam SC daripada komponen yang larut dalam air.
• Ada sejumlah teknik untuk meningkatkan penetrasi bahan melalui kulit. Contohnya termasuk
memformulasikan larutan jenuh zat dalam sediaan menggunakan pelarut khusus,
menurunkan titik leleh zat aktif, mengubah kelarutan zat aktif, menggunakan bahan yang
dapat meningkatkan penetrasi zat aktif (yang disebut penambah penetrasi), dan banyak
lainnya
• Mayoritas formulasi anti-penuaan adalah emulsi (baik lotion maupun krim) karena mereka
menawarkan formulasi kosmetik yang elegan dengan potensi untuk memasukkan
komponen yang larut dalam minyak dan air pada saat yang bersamaan
TANTANGAN FORMULASI ZAT AKTIF YANG
UMUM DIGUNAKAN UNTUK ANTI PENUAAN
• Ketika bekerja dengan retinoid, keamanan, khasiat, dan tolerabilitas
formulasi harus dipertimbangkan pada saat yang bersamaan. Meskipun
retinoid tertentu terbukti lebih manjur daripada yang lain, tolerabilitasnya
lebih buruk, yang mengarah pada penghentian terapi sejak dini. Oleh
karena itu, pemilihan bahan aktif dan optimalisasi formulasi untuk
mengurangi potensi iritasi, bahkan sangat penting untuk memasukkan
bahan anti-inflamasi
• Retinoid tidak stabil, terutama terhadap oksigen dan cahaya. Untuk
meningkatkan stabilitasnya, formulasi dan pengemasan harus dilakukan di
lingkungan dengan paparan oksigen dan cahaya yang minimal
TANTANGAN FORMULASI ZAT AKTIF YANG
UMUM DIGUNAKAN UNTUK ANTI PENUAAN

• Vitamin C dan turunannya sangat sensitif terhadap oksigen karena menyebabkan


degradasi senyawa aktif. Meskipun berbagai strategi stabilisasi, seperti
pengecualian oksigen selama formulasi dan pengemasan, menggunakan sistem
pengiriman yang canggih, mengubah pH formulasi, dan menggunakan antioksidan,
seperti askorbat. Namun formulasi Vitamin C ini masih menjadi tantangan.
• Masalah lain dengan vitamin C adalah penetrasi yang buruk ke kulit karena
senyawa tersebut larut dalam air, dan karena polaritasnya, senyawa ini tidak akan
mudah masuk ke SC. Berbagai pendekatan telah dilakukan untuk meningkatkan
penetrasi terhadap kulit, termasuk menurunkan pH dan menggunakan turunannya.
• Pada pH 3,5, muatan ion pada molekul dihilangkan, dan berpenetrasi dengan baik
melintasi SC
TANTANGAN FORMULASI ZAT AKTIF YANG
UMUM DIGUNAKAN UNTUK ANTI PENUAAN

• AHA memiliki pH rendah. Namun semakin rendah


pH, ​semakin besar khasiatnya dan, sayangnya, juga
semakin besar kemungkinan iritasinya. Dari segi
formulasi, untuk membuat sediaan dengan
menggunakan thickening agents yang umum, seperti
karbomer, tidak efektif pada pH rendah seperti itu.
TANTANGAN FORMULASI ZAT AKTIF YANG
UMUM DIGUNAKAN UNTUK ANTI PENUAAN
• Sistem penghantaran peptida dan protein sangat sulit
karena kelarutan, muatan, dan ukurannya. Penambahan
rantai lipofilik ke dalam molekul dapat meningkatkan
penetrasi.
• Selain itu, menggunakan sistem penghantaran lanjutan,
seperti liposom, juga dapat membantu dalam penetrasi.
• Tantangan lainnya yaitu keterbatasan stabilitas peptida
dan protein dalam sediaan cair serta biaya yang tinggi

Anda mungkin juga menyukai