KOSMETOLOGI
Apt. Deasy Vanda Pertiwi, M.Sc
PENUAAN/AGING PADA KULIT
Penuaan Kulit
• Penuaan atau aging ada dua tipe yang berbeda:
- penuaan intrinsik
- penuaan ekstrinsik
Penuaan Intrinsik
• Penuaan intrinsik / proses penuaan alami
• Karena penuaan maka produksi kolagen dalam kulit melambat dan menjadikan elastin
berkurang elastisitasnya.
• Sel-sel kulit mati dalam stratum korneum mengalami perlambatan lepas dan timbulnya
sel-sel kulit baru juga sedikit berkurang.
• Perubahan-perubahan ini biasanya mulai terjadi pada umur 20-an tahun, tanda-tanda
penuaan intrinsik ini tidak begitu kelihatan untuk beberapa dasawarsa.
Tanda-tanda penuaan intrinsik meliputi:
• Keriput lembut
• Kulit transparan dan tipis
• Hilangnya lemak bawah kulit yang menimbulkan pipi kempis dan mata cekung serta
berkurangnya kekencangan kulit pada tangan dan leher
• Tulang menjauh dari kulit akibat berkurangnya kepadatan tulang dan menjadikan kulit
sagging
• Kulit kering yang dapat menimbulkan gatal-gatal
• Kurang kemampuan mengeluarkan keringat yang cukup untuk mendinginkan kulit
• Rambut menjadi abu-abu yang selanjutnya berubah menjadi putih
• Rambut rontok
• Pertumbuhan rambut yang tidak dikehendaki pada bagian tertentu
• Kuku menjadi tipis, hilangnya ‘bulan terbit’ pada pangkal kuku, dan kuku menjadi tidak
rata.
KULIT DAN AGING
4
Penuaan Ekstrinsik
• Sejumlah faktor ekstrinsik atau eksternal secara bersama-sama dengan
proses penuaan intrinsik dapat mengakibatkan penuaan kulit dini.
7
Penyebab penuaan dini
Ekspresi Wajah
• Gerakan-gerakan wajah berulang-ulang menimbulkan garis-garis dan keriput lembut.
• Dengan kulit semakin menua dan kehilangan elastisitasnya, kulit menjadi berlekuk.
• Lekukan ini seterusnya menjadi permanen pada wajah sebagai garis-garis dan keriput.
Gravitasi
• Gravitasi menarik ke bawah tubuh kita.
• Pada umur 50-an tahun, sewaktu elastisitas kulit turun drastis, efek gravitasi semakin
nyata.
• Gravitasi menyebabkan ujung hidung melengkung ke bawah, kelopak mata melorot,
melorotnya kulit dagu, bibir atas semakin tidak kelihatan sedangkan bibir bawah
menjadi lebih menonjol.
Posisi Tidur
• Tidur dengan meletakkan wajah pada bantal akan menimbulkan keriput yang disebut “garis
tidur”
• Wanita yang suka tidur miring akan mendapatkan garis tidurnya pada pipi dan dagu.
• Pria berkecenderungan memperoleh garis tidur pada dahinya karena pria biasa menaruh
wajah pada bantal.
• Orang yang tidurnya terlentang atau punggung di bawah tidak menyebabkan timbulnya
keriput.
Merokok
• Merokok menyebabkan perubahan biokimia dalam tubuh yang mempercepat penuaan.
• Perokok yang merokok 10 batang atau lebih setiap harinya (selama 10 tahun) secara
statistik mempunyai keriput yang lebih dalam.
• Tanda-tanda keriput wajah dapat sangat berkurang dengan berhenti merokok.
• Perokok yang telah merokok bertahun-tahun, keriput wajah menjadi berkurang dan kulit
menjadi lebih kencang bila merokok ditinggalkan.
Proses Penuaan kulit
• 2) Photo aging
Proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit
akibat paparan sinar UV matahari. Paparan sinar UV yang berlebihan, dapat
menyebabkan kerusakan pada kulit
Cara kerja molekul anti aging
• Ketika sel mengalami kerusakan DNA, penanda protein dilepaskan untuk
memberitahu agar tubuh mematikan sel tersebut.
• Dalam konteks seluler, usia tua adalah sebentuk kerusakan DNA, karena DNA
dalam sel tua mengalami penurunan kemampuan untuk memperbaiki diri
sendiri.
• Dalam konsep yang disederhanakan, krim anti aging membantu memblokir
penerimaan penanda protein tersebut.
• Hasilnya adalah sel mampu melanjutkan hidupnya, dan tubuh berpikir sel
tersebut tidak terlalu tua sehingga bisa terus hidup.
• Pengujian menunjukkan terjadi peremajaan aktivitas selular dari bahan yang
terkandung dalam krim anti aging, dengan pembelahan berlanjut jauh
melampaui kisaran waktu hidup sel normal.
• Dengan cara ini, proses penuaan tampaknya tidak hanya bisa diperlambat, tetapi
juga bisa dibalik.
Senyawa-senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai Antiaging
VITAMIN A
• Beberapa bentuk vitamin A yang sering digunakan adalah retinol, retinil
ester (sebagai ester asetat, propionate, dan palmitate), dan retinaldehid.
Berbagai bentuk vitamin A itu sering disebut sebagai retinoid.
Mekanisme
• peningkatan proliferasi dan diferensiasi epidermal
• peningkatan produksi epidermal ground substance (glycosaminoglycans
[GAG] yang mengikat air sehingga meningkatkan hidrasi dan ketebalan
epidermal)
• meningkatkan produksi komponen extracellular dermal matrix seperti
kolagen (sehingga meningkatkan ketebalan dermal)
• mengurangi produksi kolagenase
• mengurangi ekspresi tyrosinase
13
Struktur Molekul Vitamin A
14
Retinol and metabolites
RETINOIDS
(Olsen et.al showed the potential effectiveness of topical tretinoin
emollient cream (TEC) for treating photo-damaged skin.
(Olsen et al(1992) J. Amer. Acad. Dermatol 26: 215-224)
Reduction in wrinkling and hyperpigmentation caused by retinol (ROH) and retinyl propionate (RP). Expert
graders (0-4 scale) evaluated reduction vs baseline in wrinkling and hyperpigmentation
at 4, 8, and 12 weeks (average data presented.) The low irritation of RP vs ROH permits use of higher levels to
achieve greater effects without significant negative aesthetic issues.
• Pada poin 1 dari Public Warning itu Badan POM telah memerintahkan untuk
menarik dari peredaran produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya/
bahan dilarang yang meliputi Merkuri, Hidrokinon, Asam retinoat, Zat warna
Merah K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075), dan
sejumlah 70 item produk kosmetik.
• Dengan adanya Public Warning itu, ada pertanyaan yang dapat diajukan:
bagaimana nutrikosmesetika dengan vitamin A?
• Senyawa yang sering digunakan dari turunan retinoid adalah retinol, retinaldehid,
dan retinil ester. Senyawa-senyawa tersebut bukan asam retinoat sebagaimana
yang tercantum dalam Public Warning Badan POM.
Anti keriput dan anti keriput halus Meningkatkan produksi kolagen dan
mengurangi kelebihan produksi GAG
Mengurangi hiperpigmentasi Menghambat transfer melanosom
Mekanisme
• Vitamin C digunakan sebagai pemutih kulit karena aktivitas antioksidan
dan inhibisi tyrosinase.
• Vitamin C juga sebagai anti-inflamasi karena mengurangi eritema pasca
operasi “laser resurfacing”.
• Vitamin C merupakan kofaktor esensial bagi enzim lisil hidroksilase dan
enzim prolil hidroksilase; kedua enzim ini diperlukan dalam proses
biosintesis kolagen tipe I dan III.
• Dengan stimulasi sintesis kolagen, vitamin C berpotensi meningkatkan
produksi kolagen dan mengurangi keriput.
28
Topical vitamin C has been reported to improve
photoaging
Mekanisme
• Vitamin E merupakan senyawa antioksidan larut lipid.
• Mekanisme aksi vitamin E adalah kemapuannya untuk mengambil
oksigen radikal yang ada dalam kulit.
• Vitamin E berpotensi untuk mencegah dan memperbaiki problema
kulit akibat radikal bebas yang disebabkan oleh paparan sinar UV. 33
34
Efektivitas
• Penggunaan vitamin E secara topikal umumnya dengan dosis yang
relatif besar, yaitu sekitar 2% - 5%.
• Penggunaan vitamin E sebesar 5% secara topikal selama 4 bulan pada
wajah memberikan hasil dengan perbaikan keriput di sekitar mata dan
mengurangi inflamasi akibat paparan sinar UV.
• Vitamin E dengan dosis 5% digunakan pada kulit memberikan sun
protection factor (SPF) > 3.
Mekanisme
• Asam pantotenat adalah komponen koenzim A yang penting dalam
metabolisme selular. Metabolism itu meliputi transfer asil dalam
biosintesis asam lemak dan glukoneogenesis.
• Peranan panthenol adalah sebagai prekursor asam patotenat. Dengan
meningkatnya sintesis lipid stratum korneum kulit maka peranan kulit
sebagai penghalang hilangnya air meningkat.
• Selain itu, panthenol mempunyai peranan memicu proliferasi fibroblast
dan reepitelialisasi epidermal (in vitro) sehingga panthenol dapat
mempercepat penyembuhan luka.
• Tambahan pula, panthenol adalah senyawa larut air dan higroskopik
sehingga panthenol berpotensi sebagai pelembab kulit, terutama bila
dikombinasikan dengan pelembab yang banyak digunakan seperti gliserol. 36
• Panthenol
37
Efektivitas
• Panthenol dapat ditoleransi kulit dengan sangat baik dan tidak
menyebabkan respon iritasi seperti kemerahan, kering, rasa terbakar, rasa
sakit (sting), atau gatal.
• Panthenol banyak digunakan untuk memperbaiki kulit yang kasar, skaling,
dan elastisitas kurang.
• Efek hidrasi panthenol dimanfaatkan untuk perawatan rambut, yaitu
memicu perbaikan elastisitas, melembutkan, dan rambut mudah disisir.
• Panthenol digunakan untuk mengurangi efek samping retinoid (topikal).
• Penambahan panthenol dapat mengurangi efek samping yang
ditimbulkan oleh bahan pengawet, fragrans, dan tabir surya; mekanisme
aksi belum diketahui secara pasti tetapi efek ini berhubungan dengan efek
panthenol menyamankan kulit (soothing) atau efek anti-inflamasi.
Mekanisme
• Aksi AHA adalah mempercepat proses eksfoliasi stratum korneum dengan
cara mengikat secara khelat kalsium yang ada pada kohesi sel-sel.
• Percepatan proses eksfoliasi ini menyebabkan terjadinya perbaikan
tekstur permukaan dan warna kulit.
• Selain itu, AHA mempunyai sifat sebagai pelembab karena dapat
mengikat air sehingga AHA berguna untuk pengatasan kulit kering.
39
Efektivitas
• Penggunaan topikal asam salisilat 1,5% mempercepat penggantian sel-sel
stratum korneum (sel-sel kulit yang mati) sehingga menghasilkan kulit
wajah yang lebih halus dan warna yang lebih baik.
• Pada penggunaan asam salisilat tidak dijumpai adanya perubahan pada
kehilangan air lewat kulit (sering disebut transepidermal water loss, TEWL)
dan kemerahan kulit (redness).
40
Peptida
• Penggunaan peptid dalam kosmesetika menjadi tidak terbatas karena dengan mengubah sekuens
asam amino dalam peptid menjadikan peptid yang jumlahnya banyak.
• Beberapa peptid yang menarik untuk digunakan sebagai kosmesetika meliputi palmitoyl-lysine-
threonine-threonine-lysine-serine (pal-KTTKS; Matrixyl), acetyl-glutamate-glutamate-methionine-
glutamine-arginine-arginine (Ac-EEMQRR; Argireline), dan tripeptida copper glycine-histidine-lysine
(Cu-GHK).
Mekanisme
• Peptid pal-KTTKS merupakan fragmen kolagen dermal manusia; menstimulasi produksi
kolagen baru dan untuk penyembuhan luka.
• Pal-KTTKS sintetis ternyata secara in vitro dapat menstimulasi produksi kolagen.
• Penggunaan dengan dosis sangat rendah (ppb, parts per billion), pal-KTTKS mengurangi
timbulnya ekses GAG dermal sehingga pal-KTTKS dapat digunakan sebagai anti keriput.
• Senyawa GHK, sebagaimana KTTKS, juga merupakan fragmen kolagen dermal manusia.
• Cu pada GHK diperlukan karena Cu diperlukan untuk aktivitas lysyl oxidase; lysyl oxidase adalah
enzim yang diperlukan dalam sintesis kolagen.
• Kompleks Cu-GHK secara laboratorium memicu penyembuhan luka dengan meningkatkan
produksi kolagen dan matriks spesifik remodeling matrix metalloproteinase.
• Senyawa Ac-EEMQRR mempunyai kemiripan dengan botulinum neurotoxin (Botox) yang
berfungsi dengan menginhibisi pelepasan neurotransmitter sehingga otot menjadi rilek dan 41
berlanjut dengan mengurangi keriput wajah.
Efektivitas
• Peptid pal-KTTKS, senyawa poten karena dosis yang sangat kecil dapat memberikan efeknya. Dosis
sekecil ppb (parts per billion) sudah dapat memberikan efek kosmesetikanya dalam penelitian in vitro.
• Penelitian pada manusia secara topikal dengan dosis 3 bagian/sejuta selama 12 minggu memberikan efek
dengan memperbaiki keriput kulit. Peptid pal-KTTKS ini dapat ditoleransi dengan baik oleh kulit dan
tidak menginduksi iritasi kulit.
• Peptid Cu-GHK dan Ac-EEMQRR perlu dosis lebih besar untuk memperoleh efek; Cu-GHK memerlukan
dosis sekitar 2% dan bahkan Ac-EEMQRR memerlukan dosis setinggi 10%.
• Penggunaan Cu-GHK, dosis 2%, pada kulit memberikan perbaikan kulit yang menyangkut ketebalan,
hidrasi, kehalusan, dan keriputnya.
• Peptid Ac-EEMQRR dengan dosis 10% memperlihatkan pengurangan 30% pada ketebalan keriput
setelah pemakaian pada kulit selama 30 hari.
Mekanisme
• Senyawa glukosamin dan NAG merupakan prekursor dari biopolimer asam
hyaluronat,
• Asam hyaluronat sebagai senyawa yang mengikat air dalam epidermis dan dermis,
• Penggunaan topikal senyawa heksose ini dapat memperbaiki kelembaban dan
keriput halus kulit (dengan mekanisme meningkatkan matriks struktur kulit).
• NAG diketahui mempunyai efek sebagai eksfolian dengan cara mengganggu ikatan
silang antar korneosit (sel epidermis).
• Glukosamin, secara in vitro, memperlihatkan inhibisi aktivasi enzim tyrosinase
sehingga produksi melanin dihambat.
43
Efektivitas
• Penggunaan NAG secara topikal memberikan efek signifikan berupa pengurangan
keriput halus pada daerah sekitar mata dan mengurangi spot hiperpigmentasi pada
tangan dan wajah.
• Peningkatan efektivitas NAG dapat dilakukan dengan penggunaan bersama-sama
vitamin B3.
• Penggunaan NAG secara oral dapat memperbaiki hidrasi kulit pada orang dengan
kulit kasar dan kering.
Ceramide (R = H)
Mekanisme
• Seramida (topikal) mengisi kekurangan lipid pada ruang antar sel-sel korneosit.
• Komponen lipid utama pada startum korneum adalah seramida, kolesterol, dan
asam lemak; ketiga lipid itu punya perbandingan ekuimolar.
• Penggunaan seramida paling efektif: seramida, kolesterol, dan asam lemak
dengan perbandingan ekuimolar. 45
Efektivitas
• Penggunaan seramida (topikal) memperbaiki fungsi kulit sebagi penghalang
hilangnya air lewat epidermis.
• Perbaikan fungsi kulit dapat mengurangi respon dan sensitivitas kulit
terhadap rangsangan lingkungan.
Mekanisme
• Logam-logam mempunyai fungsi spesifik (kofaktor) dalam aktivitas
metaloenzim.
• Logam zinc diasosiasikan dengan protein antioksidan (dismutase superoksid dan
metalotionein); penggunaan zinc oxide sebagai sumber zinc yang berpotensi
sebagai antioksidan dalam sintesis protein.
• Logam tembaga (copper, Cu) merupakan kofaktor enzim lisil oksidase dan prolil
oksidase yang berperanan dalam sintesis kolagen.
• Selenium berperan sebagai kofaktor enzim-enzim antioksidan (glutation
peroksidase dan tioredoksin reductase).
• Zinc pyrithione dan selenium sulfida bersifat antifungi sehingga efektif digunakan
sebagai anti ketombe. 47
Efektivitas
• Zinc oxide dikenal sebagai anti-iritan kulit (dapat mencegah terjadinya iritasi kulit
akibat surfaktan).
• Kombinasi senyawa zinc dengan niasinamid digunakan untuk mengatasi kondisi
kulit inflamasi.
• Penggunaan Cu-peptida kompleks memberikan efek antiaging pada kulit.
• Pemakaian selenometionin (topikal) mencegah eritema oleh paparan sinar UV.