Keinginan manusia untuk mengubah penampilan wajah sebagian berasal dari peran wajah
sebagai organ komunikatif utama, yang menyampaikan informasi mengenai usia,
kewaspadaan, jenis kelamin, etnis dan keadaan emosi. Area periorbital merupakan salah satu
area pertama yang menuntukan tanda penuaan, yaitu kerutan, perubahan tekstur, kekeringan,
perubahan volume, dan pigmentasi tidak merata. Hal ini umumnya terjadi pada usia 30 tahun.
Kerutan dapat disebabkan faktor intrinsik (seperti penuaan, genetik, dan status hormonal)
dan faktor ekstrinsik (seperti pajanan radiasi ultraviolet, polusi, dan nutrisi yang dikonsumsi).
Faktor-faktor ini berperan pada penipisan epidermal, hilangnya elastisitas, kerapuhan kulit,
lipatan, dan garis-garis kulit.
Pada saat ini berbagai modalitas terapi untuk mengatasi kerutan pada bagian bawah mata
melalui prosedur peeling, filler, botox, dan laser.5
Kombinasi terapi filler dan laser mulai banyak diteliti dan menjadi pusat perhatian para
dermatolog karena keduanya dapat menjadi kombinasi terapi non-invasif untuk peremajaan
kulit.
SLIDE 2
SLIDE 3
Ada dua jenis kerutan yaitu kerutan statis dan kerutan dinamis. Kerutan dinamis adalah
hasil dari mimik wajah yang terjadi karena perubahan suasana hati seperti takut, kaget,
cemberut, dan tertawa.. Lokasi kerutan dinamis adalah area periorbital, dahi, dan glabellar.
Mereka muncul dan menghilang dengan cepat. Di sisi lain, kerutan statis tidak hilang dengan
cepat, mereka dapat terlihat bahkan ketika otot-otot wajah rileks. Kerutan statis terjadi pada
regio PERIORBITAL, perioral, leher, dan regio malar. Kerutan dinamis dapat menyebabkan
kategori disebut Skala Glogau: tipe I (tidak ada kerutan), tipe II (kerutan saat berekspresi),
tipe III (kerutan saat istirahat) dan tipe IV (kerutan yang dalam)
SLIDE 4
Derajat 3 : Kerutan halus dan kerutan dalam berjumlah banyak dengan atau tanpa kulit kendur,
elastosis derajat berat
SLIDE 5
dinamis) lebih lanjut menjadi kerutan statis yang tidak menghilang sewaktu kulit
diregangkan. Kulit menjadi kendor, menggelantung disertai kerutan dan garis-garis kulit lebih
jelas. Keadaan ini disebabkan perubahan-perubahan faktor penunjang kulit, antara lain sel
pembentuk serat kologen berkurang, yang menyebabkan pembentukan serat kolagen baru/
penggantian kolagen yang tua menjadi lambat, serat elastin lebih mengeras dan menebal
sehinggga daya kenyalnya berkurang serta kulit menjadi kurang lentur. Selain itu terjadi
proses menua pada tulang dan otot menjadi kecil (atrofi) serta jaringan lemak bawah kulit
menipis. Faktor lain adalah pengaruh kontraksi otot mimik yang tidak diikuti kontraksi kulit
yang sesuai sehingga terlihat alur alur kerutan didaerah wajah. 4,5 Serta didukung faktor
Slide 6
Eye Wrinkles dapat dikurangi melalui beberapa prosedur. Tindakan filler yaitu menyuntikkan
larutan biologis atau sintaksis pada bagian hipodermi atau jaringan dermi sehingga dapat
mengisi dan meningkatkan elastisitas kulit. Filler tersedia dalam tiga cara yang berbeda
yaitu; menggantikan jaringan yang hilang karena proses penuaan untuk sementara , yang
bahan kimia. Tindakan ini bertujuan untuk mengencangkan kulit yang kendur akibat penuaan
kulit. Peeling kulit superfisial mempengaruhi epidermidis dan merangsang kulit papiler
menggunakan asam piruvat, asam salisilat, asam retinoat, asam trikloroasetat (TCA) pada
10%-20%;
asetilkolin pada sambungan neuromuskular. Injeksi sejumlah kecil molekul ini ke dalam otot
mengurangi kerutan.
Penggunaan laser merupakan tindakan yang banyak dilakukan Laser fraksional karbon
dioksida beroperasi dalam gelombang inframerah yang tak terlihat, dan sinar yang terlihat di
wajah diperlukan untuk melihat dimana sinar itu akan berdampak ke jaringan. terapi laser ini
dikenal sebagai terapi yang paling efektif karena waktu pemulihannya yang cepat dan tidak
SLIDE 7
Laser ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1964 oleh Patel dan rekannya yang bekerja
di Bell Labs di Amerika Serikat. Laser ini pada awalnya diklasifikasikan menjadi nonablatif
dan ablatif. Saat ini sudah sedikit lebih kompleks, terutama pada sistem laser ablatif, dimana
laser ini diklasifikasikan berdasarkan tipe lasernya: karbon dioksida, Er:YAG, atau YSSG.
Setiap lasernya memancarkan sinar yang berbeda dengan kedalaman penetrasi yang dianggap
“superficial” dan yang lainnya dianggap “deep” .Laser fraksional karbon dioksida dikenal
sebagai laser ablatif yang merusak seluruh jaringan kulit paling atas, yaitu epidermis dan
dermis untuk merangsang regenerasi kolagen. Namun diperlukan perawatan kulit post-
treatment secara khusus karena terdapat luka pada permukaan kulit. Risiko terjadinya
hiperpigmentasi (warna kulit yang semakin gelap) setelah proses radang yang terjadi semakin
meningkat. Akibat kekurangan dari laser ablatif ini, para ilmuwan mengembangkan teknologi
laser nonablatif. Laser nonablatif merupakan salah satu terapi laser yang populer karena efek
samping yang ditimbulkan sangat minim namun memerlukan tindakan berulang untuk
mendapatkan hasil yang signifikan.. Laser fraksional Laser Co2 dapat membberikan hasil
yang efektif dan efek samping yg minimal, Laser fraksional bekerja dengan membagi ribuan
zona terapi mikroskopis dan menyiisakan sdikit kulit yang sehat untuk mempercepat proses
pemulihan. Kulit akan kemerahan dalam beberapa hari hingga 1 mgg. fraksional dapat
SLIDE 8
Dermal filler adalah sekelompok produk yang digunakan untuk menghaluskan atau
menyamarkan garis-garis, kerutan, dan tanda-tanda penuaan di wajah dan tubuh sesuai
keinginan pasien. Filler sangat bervariasi, semua bertujuan akhir sama yaitu mengembalikan
kontur anatomi yang berubah akibat proses menua, skar, atau akibat penyakit tertentu.18
Keuntungan dermal filler ialah hasil yang diperoleh cukup cepat dan bila pilihan filler
tepat disertai tehnik aplikasi yang benar, hasil yang didapat tampak sangat natural.
Kemungkinan efek samping dapat juga terjadi seperti kemerahan, memar, pembengkakan,
perdarahan, reaksi alergi, infeksi, jaringan parut, sampai yang membutuhkan penanganan
ES : DI SLIDE
SLIE 9
SLIDE 10
Berdasarkan asalnya, terdapat beberapa jenis bahan filler. Xenogenous filler berasal dari
hewan (contoh: kolagen bovin, kolagen porsin dan animal derived hyluronic acid).
Allogenous filler diambil dari manusia tetapi bukan pasien (contoh: kolagen kadaverik
danbioengineered human collagen). Autologous filler dibuat dari tubuh pasien sendiri
(contoh: autologous fat transfer). Synthetic filler dibuat dari bahan atau material tertentu
sehingga menyerupai filler alami (contoh: silikon dan non-animal stabilized hyaluronic acid)
sedangkan semisynthetic filler merupakan gabungan bahan sintetik dan matriks organik
SLIDE 11
Penggolongan filler lainnya ialah berdasarkan sifat fisik nya yaitu: biodegradable dan
efek terapi lebih pendek (contoh: asam hialuronat) sedangkan nonbiodegradable filler tidak
diserap tubuh karena molekulnya tidak mengalami degradasi sehingga efek filler bertahan
SLIDE 12
SLIDE 13
Pada pertemuan dokter-pasien beberapa evaluasi meliputi riwayat kesehatan pasien untuk
pembekuan darah.5 Edukasi pasien yang tepat, informed consent, dan perkiraan realistik ialah
hal-hal yang wajib dilakukan oleh para dokter untuk pelaksanaan terapi dermal filler.10 Pasien
sementara konsumsi obat- obatan yang menyebabkan pengenceran darah seperti vitamin E,
aspirin, dan NSAID, dan pemberian antikoagulan seperti warfarin atau clopidogrel bisulfate
1. Persiapan Pasien
Tes alergi dilakukan dengan menyuntikkan bahan filler kolagen ke volar lengan bawah
secara intradermal. Reaksi dinilai mulai dari 6 jam pasca injeksi intradermal sampai 2 minggu
kemudian. Pasien diharapkan memperhatikan dan mencatat setiap minggu keadaan kulit di
sekitar tempat suntikan. Setelah 2 minggu kemudian dilakukan tes kedua. Bila dalam 4-6
Posisi yang tapat adalah pasien berbaring bersandar dengan posisi menghadap atas dan
SLIDE 14
SLIDE 15
Komplikasi biasanya berhubungan dengan insersi jarum suntik dan material yang
disuntikkan. Terdapat bermacam-macam komplikasi yang dapat terjadi dalam waktu cepat
maupun lambat. Beberapa komplikasi yang paling sering terjadi ialah infeksi akut,
Infeksi akut biasanya terjadi akibat luka pasca injeksi yang meradang atau bersamaan
dengan reaktivasi virus herpes simpleks. Antibiotik yang direkomendasikan ialah antibiotik
topikal. Kultur bakterial untuk identifikasi sering disarankan. Bila terjadi reaktivasi virus
Diskolorasi kebiruan sering terjadi pasca injeksi superfisial HA. Tidak ada penanganan
khusus untuk komplikasi ini dan akan hilang sendiri. Steroid tidak dianjurkan karena tidak
terdapat inflamasi.37
Hampir semua filler dilaporkan pernah menyebabkan granuloma di area perioral meskipun
sangat jarang. Umumnya pasien yang mengalami efek samping ini sudah mengalami
infeksi virus atau trauma wajah sebelumnya. Pembentukan granuloma dapat asimtomatis
atau berhubungan dengan eritema dan pembengkakan, bahkan dapat terjadi beberapa tahun
kemudian.24,25
1. Pada filler temporer terdapat kolagen dan asam hialuronat, apa perbedaanya dan lebih
1.Kolagen adalah protein natural khususnya pada kulit, yang merupakan penopang
kulit, mempertahankan elastisitas kulit, dan menempati sampai 70% massa kulit.
Jenis-jenis filler kolagen ada 4 yaitu Kolagen bovin berasal dari kulit, otot, tendon,
dan tulang sapi. Kolagen porsin (porcine) ialah kolagen filler yang berasal dari
tendon babi. kolagen manusia terdiri dari kolagen kadaverik dan bioengineered
human collagen. Lebih ditujukan untuk mengembalikan kontur anatomi pasca trauma.
Sejak tahun 1970-an sampai akhir tahun 2010 kolagen sebagai bahan filler dianggap
sebagai gold standard, namun karena sering terjadi efek samping seperti reaksi
hipersensitivitas, ekimosis, nekrosis lokal, formasi nodul, kista, abses, granuloma dan
infeksi bakteri maupun infeksi virus pemakaian kolagen sebagai filler tidak
organisme hidup. Dihasilkan melalui fermentasi bakteri yang dihasilkan dari ungas
yaitu jengger ayam. Ini merupakan material filler yang aman utk mengembalikan
volume dngan potensial immunogeik yang rendah sehingga tidak diperlukan tes
kulit.AH tidak toksik pada hewan dengan berbagai spesies dan paparan yang berbeda.
Filler AH memiliki lebih banyak kegunaan bila dibandingkan dengan filler kolagen,
karna selain untuk daerah periorbital bisa digunakan juga pada augmentasi nasolabial,
bibir dan pipi. Serta mempertimbankan ES yang ada, maka AH lebih baik digunakan
2.Komplikasi akibat injeksi filler AH umumnya terjadi akibat penggunaan produk yang tidak tepat
misal penyuntikan tteralu superficial menyebabkan kebiruan dan dalam jumlah besar akan
mengakibatkan benjolan dan inflammasi. Pembengkakan, memar, serta eritem hanya berlangsung
sementara 2-3hari paska tindakan Sebagian besar penyuntikan AH yg salah dapat dikoreksi dengan
melakukan insisi menggunakan jarum urukan 20G lalu dikeluarkan isinya.
3. Laser fraksional co2 dan fraksional erbium sama2 menghilagkan struktur terluar kulit yang tida
rata, bedanya laser co2 lebih ampuh mengatasi kerutan yang dalam, sedangkan laser erbium cocok
untuk mengatasi garis halus.