Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sains dan Kesehatan

Journal homepage: https://jsk.farmasi.unmul.ac.id

Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

Skin aging and It’s Safe Management for Geriatrics: Review Article

Flora Ramona Sigit Prakoeswa1,*, Winda Atika Sari2

1Dermatology and Venereology Department, Medical Faculty


Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
2Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia

*Email Korespondensi: frsp291@ums.ac.id

Abstrak
Geriatri memiliki karakteristik kulit yang berbeda dibandingkan kulit pada usia muda. Terjadi
perubahan faktor penuaan intrinsik dan ekstrinsik bersamaan sehingga menyebabkan penuaan kulit
yang ditandai dengan kerutan, penurunan elastisitas, serta perubahan tekstur. Susunan kolagen pada
geriatri mengalami penurunan dan terjadi peningkatan matriks metaloproteinase yang
mengakibatkan penuaan kulit. Kondisi tersebut bersamaan dengan paparan UVR , infeksi, dan faktor
risiko lainnya menyebabkan berbagai masalah kulit seperti contohnya xerosis cutis, ulkus decubitus,
dermatofitosis, dan herpes zooster. Masalah kulit dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup,
menggunakan kosmetik, obat-obatan, dan perawatan. Pencegahan ini terus berkembang dan masih
diteliti hingga saat ini untuk mendapatkan hasil yang optimal dan paling sesuai dengan kondisi kulit.
Pengobatan penyakit kulit pada geriatri harus dilakukan dengan hati-hati mengingat multimorbiditas
dan imunosupresi yang kerap terjadi pada geriatri. Artikel ini membahas perbedaan kulit pada
geriatri, mekanisme penuaan kulit, penyakit kulit tersering, pencegahan, dan pengobatan yang aman
pada geriatri.

Kata Kunci: penuaan kulit, faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, pencegahan, strategi terapi

Abstract
Geriatric have different skin characteristic compared with they who are in young age. There is a
change in both intrinsic and extrinsic aging factors causing skin aging which is marked by skin
wrinkles, loss of elasticity, and textural changes. The composition of collagen in geriatrics has
decreased and there is an increase in matrix metalloproteinases resulted in skin aging. These
conditions together with exposure to UVR, infection, and other risk factors cause various skin

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 557


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

problems such as xerosis cutis, decubitus ulcers, dermatophytosis, and herpes zoster. Skin problems
can be prevented by changing lifestyles, using some cosmetics, medications, and having treatments.
The prevention methods continues to grow and is still being researched to get optimal results and best
suit skin conditions. Treatment of skin diseases in geriatrics should be carried out with caution
considering the multimorbidity and immunosuppression that often occur in geriatrics. This article
discusses skin differences in geriatrics, mechanisms of skin aging, common skin diseases, prevention,
and safe treatment in geriatrics.

Keywords: skin aging, intrinsic factors, extrinsic factors, prevention, treatment strategic

Submitted: 29 July 2022 Revision: 09 August 2022 Accepted: 29 October 2022

DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v4i5.1294

1 Pendahuluan dalam mempertahankan integritas kulit [4].


Kulit manusia pada umumnya memiliki Lapisan terakhir kulit yaitu lapisan hypodermis
tiga lapisan secara struktural, yaitu lapisan atau subkutis tersusun dari lemak dan beberapa
epidermis, dermis, dan jaringan subkutan [1], komponen kulit seperti folikel rambut, neuron
[2]. Lapisan epidermis merupakan lapisan sensorik, dan pembuluh darah [5]. Ketiga
paling atas kulit yang berfungsi untuk lapisan kulit inilah yang menyusun lapisan
pertahanan pertama dari kerusakan eksogen pertahanan kulit dan mencegah kerusakan
seperti zat polutan dan sinar matahari, bagian dalam tubuh manusia. Apabila terjadi
mencegah infeksi, dan meregulasi suhu tubuh. kerusakan akibat faktor eksternal ataupun
Lapisan ini dari dalam keluar tersusun atas fakktor internal, hal itu akan mempercepat
stratum basale, stratum spinosum, stratum terjadinya proses penuaan kulit. Pada proses
granulosum, stratum lucidum, and stratum penuaan kulit, ketiga komponen ini mengalami
corneum. Sedangkan pada lapisan dermis perubahan degeneratif, di mana perubahan
terdiri dari dua lapisan jaringan ikat yang pada dermis yang tersusun atas matriks dan
batasnya kurang jelas, yaitu lapisan papiler dan kolagen adalah bagian yang paling jelas terjadi
retikuler. Lapisan papiler adalah lapisan atas, penuaan. Selama penuaan, kolagen tipe I
lebih tipis, terdiri dari jaringan ikat longgar dan (kolagen terbanyak di lapisan dermis)
kontak epidermis. Lapisan retikuler adalah mengalami perubahan organisasi dan
lapisan yang lebih dalam, lebih tebal, kurang struktural, sintesis protein ECM berkurang, dan
seluler, dan terdiri dari jaringan ikat lebih banyak metaloproteinase yang
padat/berkas serat kolagen. Selain itu lapisan mendegradasi matriks sehingga terjadi
dermis tersusun dan diperkuat oleh fragmentasi fibril kolagen yang menyebabkan
extracellular matrix (ECM), dimana salah satu hilangnya kekuatan mekanik secara
komponen utama dari ECM adalah kolagen [3]. keseluruhan [6]. Sehingga peran kolagen disini
Masing-masing jenis kolagen memiliki peran sangat penting dalam menjagi integritas kulit.
fungsional penting yang berbeda di kulit. Secara umum, penuaan kulit dapat
Kolagen tipe I dan III dianggap merupakan diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu
kolagen utama yang berfungsi membentuk serat penuaan intrinsik dan ekstrinsik. Penuaan
pada dermis manusia. Selain itu, dermis intrinsik terjadi seiring dengan bertambahnya
mengandung kolagen tipe IV, V, VI, dan VII. usia individu dan ditandai dengan kerutan halus
Kolagen tipe I merupakan komponen utama serta epidermis yang menipis. Sebaliknya,
yang memberikan kekuatan tarik atau penuaan ekstrinsik ditandai dengan kerutan
memperkuat dermis kulit sehingga berperan yang dalam, kelemahan kulit, serta

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 558


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

hiperpigmentasi, dan terutama disebabkan oleh Penuaan pada kulit dilihat dari dua proses
paparan sinar matahari. Terlepas dari jenis biologis : penuaan alami atau faktor intrinsik
penuaan, kerutan dan penurunan elastisitas dan perubahan yang disebabkan oleh interaksi
adalah fenomena khas penuaan kulit dan hasil kulit dengan lingkungan atau faktor ekstrinsik.
dari atrofi dermis yang terjadi secara progresif Faktor intrinsik diantaranya termasuk
[1], [2]. Perubahan fisiologis pada kulit yang peningkatan pH, penurunan tingkat pergantian
menua meliputi perubahan struktural dan stratum korneum, menurunnya stratum
biokimia serta perubahan persepsi corneum hydration (SCH) dan menurunnya
neurosensoris, permeabilitas, respon terhadap transepidermal water loss (TEWL). Pada lansia,
cedera, dan peningkatan insidensi penyakit fungsi kelenjar sebaceous menurun, terutama
kulit. Meskipun jumlah lapisan sel tetap stabil, pada ekstremitas, sebagian dari hormon seks
kulit menipis secara progresif selama berkurang, menyebabkan kurang emolliation
kehidupan dewasa dengan kecepatan yang endogen. Dengan menurunnya TEWL dan
semakin cepat terutama di bagian epidermis. kelembaban epidermis, akan memungkinkan
Ketebalan berkurang rata-rata sekitar 6,4% per penetrasi dari iritan dan antigen sehingga
dekade, terkait dengan penurunan terkait memudahkan terjadinya iritasi serta infeksi [9].
jumlah sel epidermis [7]. Seiring dengan Gaya hidup sangat mempengaruhi
bertambahnya usia kulit, keratinosit berubah penampilan dan fungsi kulit, dan ada bukti
bentuk menjadi lebih pendek dan lebih lebar, signifikan bahwa faktor lingkungan utama yang
sedangkan korneosit menjadi lebih besar mempengaruhi biologi kulit adalah paparan
sebagai akibat dari penurunan pergantian sinar matahari kronis (radiasi ultra violet
epidermis. Jumlah melanosit yang aktif [UVR]). Ada juga semakin banyak bukti bahwa
menurun dengan kecepatan 8% hingga 20% per merokok, status hormonal, dan pencemaran
dekade, sehingga menyebabkan pigmentasi lingkungan berkontribusi pada penampilan
yang tidak merata pada kulit lansia. Kandungan kulit yang menua [10]. Akumulasi gaya hidup
lipid pada kulit yang menua berkurang yang buruk menghasilkan kerusakan struktural
sebanyak 65%. Perubahan komposisi asam dan fungsional pada ECM (extracellular matrix)
amino pada kulit yang menua dapat yang mendasari gambaran klinis kulit yang
menurunkan jumlah faktor pelembap alami menua secara intrinsik dan ekstrinsik [11].
kulit, sehingga menurunkan kapasitasnya untuk Paparan UVR yang lama dan berulang
mengikat air yang akan mengarah pada kulit dapat merusak kulit dan menyebabkan
yang kering, tidak elastis, dan mudah perubahan kulit secara jinak maupun ganas.
mengalami kerusakan sehingga polutan atau Insidensi kanker kulit serta morbiditas dan
pathogen dapat dengan mudah menembus mortalitasnya meningkat di seluruh dunia
lapisan kulit [1], [7]. seiring dengan bertambahnya usia [12]. Selain
Perjalanan waktu menyebabkan struktur itu, pada usia lanjut seiring dengan gangguan
serta fungsi kulit terpengaruh. Efek dari mobilitas, dimana berisiko untuk memiliki
penuaan kulit tidak hanya berdampak pada komorbid seperti gangguan kardiovaskular,
kosmetik dan sosial yang merugikan, namun diabestes mellitus merupakan prediktor kuat
memiliki dampak yang lebih besar dengan terjadinya luka kronis seperti contohnya ulkus
kondisi dermatologis yang beberapa di diabetik [13].
antaranya memberikan morbiditas dan Kulit kering (xerosis cutis) adalah salah
mortalitas yang cukup tinggi. Telah dilaporkan satu kondisi paling umum pada orang tua di
bahwa mayoritas orang di atas usia 65 memiliki seluruh dunia. Kulit kering yang parah dapat
setidaknya satu gangguan kulit. Di Inggris, 70% menyebabkan kurang tidur pada lansia,
orang tua mengalami masalah kulit, dan banyak pruritus, dan garukan secara terus menerus
di antaranya dapat dicegah. Selain itu, orang tua dapat menyebabkan cracking, perdarahan, dan
dengan kondisi dermatologis memiliki infeksi. Xerosis kutis sering terjadi pada
peningkatan beban depresi. Seiring dengan ekstremitas atas, badan, dan paling sering pada
meningkatnya usia harapan hidup, kaki. Pathogenesis dari penyakit ini
pemeliharaan kesehatan kulit menjadi semakin multifaktorial. Pada studi perawatan jangka
penting [8]. panjang di Eropa, Amerika Utara, dan Asia,
xerosis cutis adalah masalah kulit paling umum

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 559


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

(insidensi mencapai hingga 85%) diikuti oleh kondisi umum yang mempengaruhi lansia. Para
penyakit jamur (hingga 57%). Selain itu, professional kesehatan juga harus mampu
perubahan kulit non maligna seperti lentigines menilai kemampuan lansia (fisik dan mental)
dan keratosis seboroik mencapai angka 87% untuk mengelola dan merawat kulitnya secara
[14]. efektif dan mandiri, dan kapan harus melakukan
Selain xerosis cutis, penyakit jamur kulit intervensi [17]. Tujuan dari pembahasan topik
juga sering ditemui pada populasi lansia di ini adalah untuk mengenali berbagai penyakit
seluruh dunia. Untuk setiap 1 tahun usia lanjut, kulit yang disebabkan oleh penuaan pada
ada sekitar 10% peningkatan risiko infeksi geriatri dan mengetahui cara mencegah serta
jamur. Immunoesensi dan perubahan fungsi mengobatinya.
barrier kulit (termasuk penurunan fungsi
deskuamasi korneosit seiring bertambahnya 2 Patofisiologi Penuaan dan Kerusakan
usia) diperkirakan merupakan penyebab Barrier Kulit Pada Geriatri
penyakit jamur kulit pada lansia. Cell-mediated
immunity penting dalam respons inflamasi Kulit terdiri dari 3 lapisan, yakni
terhadap dermatofita. Neutrofil, yang epidermis, dermis, dan subkutan. Ketiga lapisan
merupakan pertahanan lini pertama melawan ini melakukan fungsi penting yang bertindak
Candida, telah menurunkan aktivitas oksidatif sebagai barrier antara lingkungan internal dan
dan fagositosis dengan penuaan [15]. eksternal, mencegah infeksi, mengatur suhu inti
Pasien geriatri dipengaruhi oleh berbagai dan merasakan rangsangan mekanis. Kulit
kondisi kulit dan penyakit dermatologis, menua secara intrinsik dan ekstrinsik. Penuaan
keterbatasan fungsional dan penyakit kronis. intrinsik secara klinis dibedakan dengan
Masalah kulit sangat umum pada populasi lanjut hilangnya elastisitas, kering, muncul kerutan
usia. Berdasarkan laporan Associate halus, atrofi otot, dan kelemahan [18].
Parliamentary Group on Skin (APGS) pada tahun Kerutan pada kulit disebabkan oleh
2000, menyoroti bahwa pada lansia masih perubahan pada dermis. Ketebalan dermis
sangat kurang kepekaan terhadap kebutuhan berkurang seiring dengan bertambahnya usia,
perawatan kulit dan masalah kulit terkait sebagian dikarenakan hilangnya lapisan
penuaan [16]. Pada laporan tersebut juga kolagen kulit. Radiasi ultraviolet (UV)
ditemukan bahwa pelatihan bagi para menambah perubahan ini yang mengakibatkan
professional kesehatan untuk mengelola kerutan kasar di area yang terpapar UV,
kebutuhan perawatan kulit pada lansia pun pigmentasi (solar lentigines) dan telangiektasia.
masih kurang, serta intervensi pencegahan Hal yang penting dalam penurunan fungsional
dinilai kurang memadai. Untuk melakukan kulit yang menua adalah berkurangnya
perawatan kulit yang optimal, para professional integritas fungsi barrier epidermis, peningkatan
kesehatan harus memiliki pemahaman tentang kecenderungan untuk terjadi luka dan
perubahan kulit yang terkait dengan usia dan imunoessensi [19].

Tabel 1. Perubahan struktur dan fungsi kulit terkait dengan penuaan


Komponen Kulit Fungsi Perubahan akibat penuaan Akibat yang ditimbulkan Kondisi klinis terkait Referensi
Epidermis Sebagai barrier dari - Menipisnya epidermis (penuaan - Berkurangnya integritas - Xerosis [20]
lingkungan eksternal intrinsik) barrier kulit - Rentan terhadap
- Pergantian keratinosit melambat, - Restorasi barrier bakteri, virus,
yang mana berfungsi untuk melambat setelah iritasi dan jamur
homeostasis asam hialuronat - Menipisnya lapisan - Infeksi
- Lipid pada stratum korneum epidermis kulit - Dermatitis
berkurang - Penyembuhan luka kontak
- Jumlah melanosit berkurang tertunda - Dermatitis iritan
- Perubahan pH pada permukaan - Sensitivitas matahari - Penyembuhan
kulit, hilangnya keasaman meningkat luka melambat
- Menurunnya produksi ceramide - Peningkatan retensi
yang penting untuk barrier kulit korneosit
Dermis Memberikan tensile - Thinning - Berkurangnya elastisitas kulit - Keriput [21]
strength kulit - Kapasitas replikasi fibroblas - Menurunnya fungsi hidrasi - Skin tears
berkurang kulit - Penyembuhan luka
tertunda

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 560


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

- Sintesis kolagen tipe I dan II - Berkurangnya resistensi - Luka, ulserasi,


berkurang (intrinsik dan terhadap cedera melepuh
photoaging) - Meningkatnya kerentanan
- Gangguan elastin dan serat kolagen terhadap kerusakan, gesekan
(kolagen tipe I dan III) - Penyembuhan luka terhambat
- Terganggunya sistesis molekul ECM
Subkutis Berperan dalam Berkurangnya jumlah lemak subkutis Berkurangnya pasokan dari - Rentan terhadap [22]
insulating pembuluh darah dan dermis kerusakan,
robekan, gaya geser
- Berkurangnya
regulasi panas
Pembuluh darah Menyediakan nutrisi Atrofi pembuluh darah dengan Berkurangnya suplai darah, - Memar [23]
untuk kulit pembuluh darah yang lebih kecil dan nutrisi, penyembuhan luka - Purpura
penurunan kepadatan pembuluh melambat Respon vaskular - Berkurangnya
darah terhadap tekanan berubah regulasi panas
Kelenjar sebasea Produksi sebum Menurunnya produksi dan sekresi Berkurangnya sekresi sebum di - Xerosis [24]
sebum permukaan kulit - Hiperplasia
kelenjar sebasea
Folikel rambut Produksi rambut - Berkurangnya ukuran folikel - Sel induk folikel rambut - Rambut menipis, [25]
rambut (dan batang rambut), berkurang (berkontribusi alopecia, rambut
- berkurangnya kepadatan HF, pada penyembuhan luka) beruban
- melanogenesis tidak efektif - Rambut rontok - Penyembuhan luka
dalam yang lebih
lambat
Saraf Sensasi Penurunan sensasi saraf Kurang sensitif terhadap Meningkatnya risiko [26]
perubahan tekanan dan suhu cedera (akibat tekanan
dan suhu)
Sel imun Kekebalan, merespon Penurunan fungsi sel langerhan Imunosenesensi - Peningkatan [27]
terhadap infeksi dan Imunitas yang diperantarai sel insiden infeksi kulit
iritan berubah, termasuk pergeseran - Dermatitis alergi
keseimbangan sel TH1 dan TH2 untuk - Keganasan
mendukung TH2

3 Penyakit Kulit Tersering pada Geriatri Penyakit kulit ini juga merupakan salah satu
predisposisi infeksi dan dermatitis kontak [28].
3.1 Xerosis Cutis
3.2 Dermatofitosis
Kulit kering (xerosis cutis) adalah salah
satu kondisi paling umum pada orang tua di Pada setiap bertambahnya 1 tahun usia
seluruh dunia. Kulit kering yang parah dapat lanjut, ada sekitar 10% peningkatan risiko
menyebabkan kurang tidur pada lansia, infeksi jamur. Imunosenesensi dan perubahan
pruritus, dan garukan secara terus menerus fungsi barrier (termasuk penurunan
dapat menyebabkan cracking, perdarahan, dan deskuamasi korneosit seiring bertambahnya
infeksi. Xerosis kutis sering terjadi pada usia) diperkirakan merupakan salah satu
ekstremitas atas, badan, dan paling sering pada penyebab penyakit ini. Imunitas yang
kaki. Pada studi perawatan jangka panjang di diperantarai sel penting dalam respons
Eropa, Amerika Utara, dan Asia, xerosis cutis inflamasi terhadap dermatofit. Peningkatan
adalah masalah kulit paling umum (insidensi risiko dermatofitosis pada orang tua analog
mencapai hingga 85%) diikuti oleh penyakit dengan dominasi Th2 pada pasien dengan
jamur (hingga 57%) [14]. dermatitis atopik. Pada infeksi Candida,
Patogenesis dari penyakit ini imunitas humoral dan seluler penting. Neutrofil,
multifaktorial. Selain disebabkan oleh yang merupakan pertahanan lini pertama
perubahan epidermal fungsional, kondisi umum melawan Candida, telah menurunkan aktivitas
pada populasi yang lebih tua, seperti penyakit ledakan oksidatif dan fagositosis dengan
tiroid dan obat-obatan seperti statin juga dapat penuaan [15].
berkontribusi. Kulit kering cenderung
3.3 Herpes Zoster
mengalami mikroabrasi, dan kulit pada
hiperkeratosis dapat pecah dan terkikis. Varicella zoster virus (VZV) sering muncul
dengan gejala prodromal berupa nyeri, gatal,

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 561


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

atau rasa terbakar. Vesikel muncul dalam itu, perlu dilakukan pencegahan penuaan dini
karakteristik distribusi dermatomal unilateral. kulit. Selain mengubah gaya hidup, terdapat
Tanda Hutchinson, atau zoster dari ujung berbagai jenis kosmetik dan obat-obatan untuk
hidung, menunjukkan keterlibatan saraf mencegah penuaan dini kulit dengan maupun
trigeminal (cabang oftalmik). Setelah mengembalikan keremajaan kulit [32], [33].
munculnya vesikel selama kurang lebih 3
sampai 5 hari, vesikel mengering dan menjadi 4.1 Antioksidan
krusta selama 2 sampai 3 minggu [29]. Antioksidan merupakan reduktor yang
Sekitar setengah dari pasien zoster akan dapat meredakan penuaan kulit dengan
mengalami komplikasi PHN, yang didefinisikan menetralkan reactive oxygen species (ROS) yang
sebagai neuralgia persisten yang muncul sudah terbentuk. ROS mengaktifkan jalur MAPK
setidaknya 120 hari setelah onset ruam. PHN dan selanjutnya meningkatkan produksi matrix
bisa ringan hingga parah dan bertahan hingga metalloproteinases (MMP) yang mendegradasi
bertahun-tahun setelah ruam menghilang. PHN kolagen. Hal ini dapat dicegah dengan
dapat menyebabkan depresi, kelelahan, antioksidan seperti vitamin C dan vitamin E,
insomnia, dan gangguan aktivitas hidup sehari- atau enzim antioksidan, seperti superoksida
hari. Faktor risiko PHN termasuk usia yang lebih dismutase, katalase, glutation peroksidase, dan
tua, jenis kelamin perempuan, adanya gejala koenzim Q10. Beberapa tanaman juga dapat
prodromal, ruam yang lebih parah, dan nyeri digunakan sebagai sumber antioksidan alami,
akut yang lebih parah [30]. seperti teh hijau dan lidah buaya. Contoh
terbaru adalah epigallocatechin gallate (EGCG),
3.4 Ulkus Dekubitus
sejenis katekin dalam teh hijau, mencegah
Insidensi penyakit ini diperkirakan penuaan kulit melalui jalur reseptor faktor
sebanyak 0,4 hingga 38% pasien di sentral pertumbuhan epidermal (EGFR) pada model
perawatan jangka pendek dan 2,2 hingga 23,9% tikus yang menua, menghasilkan struktur kulit
pada sentral perawatan jangka panjang. Di yang lebih baik daripada kontrol. Selain itu, N-
Amerika Serikat, diperkirakan 2,5 juta orang acetylcysteine, prekursor antioksidan
mengalami ulkus decubitus setiap tahunnya. glutathione, dapat mengurangi risiko cidera
Beberapa faktor risiko ulkus decubitus vaskular dan nonvascular, serta melawan
diantaranya termasuk usia, obesitas, gizi buruk penurunan regenerasi jaringan yang berkaitan
(yang lebih berisiko bagi orang tua), mobilitas dengan usia, sehingga menunjukkan aplikasi
terbatas, cedera ortopedi (seperti patah tulang antipenuaan prospektifnya pada kulit [7], [34].
pinggul), dan kondisi neurologis seperti stroke. Perlu dicatat jika beberapa penelitian
Daerah ulkus yang meradang secara kronis mengatakan bahwa suplemen antioksidan tidak
menghambat replikasi fibroblas. Selain itu, kulit memiliki efek pencegahan terhadap penyakit
orang tua merespons tekanan dengan kronis, suplementasi B-karoten dan vitamin A
vasodilatasi yang lebih rendah disbanding dan E yang berlebihan berpotensi berbahaya
dengan kulit pada usia muda [31]. dengan efek samping yang tidak diinginkan.
Sumber antioksidan yang optimal sebaiknya
4 Pencegahan Penuaan Dini Kulit Geriatri didapat dari makanan, bukan dari suplemen
Sebagai organ tubuh yang paling banyak antioksidan dalam bentuk pil atau tablet. Tujuan
terpapar lingkungan luar, penuaan kulit pengobatan antioksidan adalah untuk
dipengaruhi oleh faktor penuaan intrinsik dan mengembalikan homeostasis oksigen alih-alih
ekstrinsik. Penuaan kulit ditandai dengan ciri- menghilangkan semua oksidan karena oksigen
ciri seperti kerutan, hilangnya elastisitas, memiliki fungsi fisiologisnya. Pengobatan
kendur, dan tekstur kulit yang kasar. Proses antioksidan bermanfaat untuk penuaan
penuaan ini disertai dengan perubahan fenotip (termasuk penuaan kulit) hanya jika tingkat
pada sel-sel kulit serta perubahan struktural ROS dikurangi, bukan dihilangkan sepenuhnya
dan fungsional pada komponen matriks [35], [36].
ekstraseluler seperti kolagen dan elastin [7].
Sebagai organ yang paling besar, perubahan
pada kulit sangat mudah terlihat. Oleh karena

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 562


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

4.2 Penggunaan Tabir Surya kulit dari luka dan lesi pada penyakit berat dan
Penggunaan tabir surya merupakan salah pada pasien geriatri yang mudah mengalami
satu bentuk pencegahan primer untuk kerusakan kulit, ulser, ataupun dermatitis yang
melindungi individu yang sehat dari masalah disebabkan oleh inkontinensia. Pencegahan
kulit yang berkembang. Perlindungan dari sinar tersier meliputi rehabilitasi pada pasien,
UV sejak lahir hingga akhir hayat merupakan contohnya pada pasien dengan kulit kering
intervensi terpenting untuk menghindari maka diberikan terapi emollient untuk
dan/atau mengurangi kerusakan akibat sinar mengontrol gejala dan menjaga integritas kulit
UV dan kanker kulit [37]. Hal yang dapat [38], [41].
dilakukan contohnya pengurangan waktu
4.5 Retinoid
paparan UV, menggunakan tabir surya pada
wajah dan tubuh. Kebutuhan akan perlindungan Retinoid secara kimiawi mirip dengan
sinar matahari tergantung pada fototipe kulit vitamin A, dan tretinoin adalah retinoid
dan wilayah geografis. Perlindungan matahari pertama yang disetujui untuk penggunaan
yang terlalu ketat dapat menyebabkan klinis. Aplikasi topikal tretinoin menghambat
kekurangan vitamin D. Oleh karena itu, AP-1, sehingga menekan ekspresi MMP dan
diperlukan keseimbangan antara paparan sinar mencegah degradasi kolagen. Selain itu, retinoid
matahari yang diperlukan untuk kadar vitamin dapat menyebabkan peningkatan ketebalan
D yang cukup dan penuaan kulit ekstrinsik serta epidermis dan fibrin sehingga bermanfaat
pencegahan kanker [38]. untuk mencegah penuaan [7]. Retinoid
mengatur apoptosis, diferensiasi dan proliferasi
4.3 Menghindari Alergen sel. Sifat anti-wrinkle retinoid meningkatkan
Menghindari dan/atau mengurangi proliferasi keratinosit, memperkuat fungsi
pajanan terhadap iritan, alergen, atau molekul pelindung epidermis, menahan kehilangan air
lain yang merusak kulit mencegah dan/atau transepidermal, melindungi kolagen terhadap
menunda timbulnya dermatitis kontak atau degradasi dan menghambat aktivitas
alergi. Misalnya dengan menghindari sabun metalloproteinase [42].
yang menyebabkan kulit kering, penggunaan
4.6 Hormone Replacement Therapy
produk perawatan kulit yang berlebihan
menggunakan pelindung kulit (jika diperlukan) Hormone replacement therapy (HRT)
di tempat kerja seperti sarung tangan [38]. selain digunakan dalam pengobatan gejala
Lamanya kontak dengan alergen dilaporkan menopause dapat digunakan untuk
berhubungan dengan kejadian dermatitis pada memperlambat proses penuaan kulit. HRT
tangan. Sebagai contoh, perajin gerabah yang meningkatkan ketebalan kulit, kandungan
lama kontak ≥ 8 jam/hari dilaporkan secara kolagen, elastisitas, dan meningkatkan hidrasi
signifikan mengalami dermatitis kontak kulit. Namun, terapi HRT pada beberapa
sebanyak 30 orang (69.8%) dengan P 0,004 penelitian meningkatkan risiko kanker
[39]. Segala bentuk kulit iritasi kulit payudara [7], [43].
menyebabkan kerusakan pada kulit sehingga
lebih mudah mengalami penuaan dini [38]. 4.7 Modifikasi Telomer
Tingkat kronisnya alergi pada geriatri Pemendekan telomer merupakan salah
tidak secara langsung mempengaruhi penuaan satu tanda penuaan sel. Panjang telomer dalam
kulit. Seiring dengan menuanya umur, semakin satu sel berbeda-beda dan diyakini bahwa
sulit terjadi remisi spontan sehingga kerusakan semakin pendek telomer berkorelasi dengan
kulit yang terus-menerus ini akan menyebabkan induksi penuaan. Paparan kronis terhadap agen
abnormalitas barrier epidermis dan akan perusak DNA, stres oksidatif, peradangan,
menyebabkan penuaan pada kulit [40]. merokok, alkohol, paparan stres akut dan kronis
meningkatkan pemendekan telomer sehingga
4.4 Penanganan Luka yang Tepat menyebabkan penuaan sel dan proliferasi [44].
Diagnosis dini dan penanganan awal yang Aktivasi telomer merupakan pendekatan yang
tepat merupakan bentuk pencegahan sekunder paling ideal untuk mencegah penuaan dini kulit,
kerusakan kulit. Contohnya seperti proteksi tingginya ekspresi telomerase reverse

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 563


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

transcriptase (TERT) pada fibroblast kulit dan menghambat glikasi yang diinduksi fruktosa.
keratinosit menyebabkan adanya peningkatan Senyawa pada jahe, bawang putih, karnitin,
yang signifikan pada kapasitas proliferasi kulit. taurin, karnosin, flavonoid (misalnya, katekin
Efek samping yang ditimbulkan berupa teh hijau), benfotiamine, a-tocopherol,
karsinoma epidermal. Evaluasi lebih lanjut niacinamide, pyridoxal, sodium selenite,
diperlukan untuk mengetahui tingkat selenium, riboflavin, seng, dan mangan, juga
keamanan dan efek proliferasi yang terlibat dalam penghambatan pembentukan
ditimbulkan oleh telomer dimodifikasi dengan AGE5. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk
cara dipanjangkan [7]. lebih memvalidasi temuan ini dan
mengungkapkan mekanisme penghambatannya
4.8 Terapi Sel Punca [7], [48].
Transplantasi sel punca adalah terapi yang
menjanjikan untuk mencegah penuaan kulit. 5 Pengobatan Aman untuk Penyakit Kulit
Transplantasi jaringan adiposa dapat Geriatri
meningkatkan kualitas kulit dengan cara Geriatri seringkali memiliki
meningkatkan volume kulit sehingga tidak multimorbiditas sehingga membutuhkan
terlihat keriput. Eksperimen lebih lanjut pengobatan polifarmasi. Setiap pengobatan
menunjukkan bahwa adipose-derived stem cells
tambahan meningkatkan risiko efek samping,
(ADSCs) berkontribusi pada regenerasi kulit dan banyak obat yang dianggap aman pada
selama penuaan. Dalam uji klinis baru-baru ini, orang yang lebih muda tidak selalu aman pada
pencangkokan lemak autologous meremajakan orang yang lebih tua. Contoh utama yang
kulit yang menua dan meningkatkan volume relevan dengan dermatologi adalah penggunaan
kulit periokular dan perioral pada penerima antihistamin untuk prutitus. Karena efek
dengan usia rata-rata 50 tahun. Data samping antikolinergik, termasuk kebingungan,
menunjukkan bahwa ADSC menghasilkan konstipasi, dan menurunnya fungsi ginjal pada
serangkaian faktor pertumbuhan, seperti usia. Antihistamin sedatif masih digunakan oleh
vascular endothelial growth factor (VEGF), basic dokter kulit pada pasien yang lebih tua.
fibroblast growth factor (bFGF), transforming Antihistamin sedative tetap menjadi bagian dari
growth factor (TGF)-b1, TGF-b2, hepatocyte pedoman dermatologis untuk pengobatan
growth factor (HGF), keratinocyte growth factor gangguan tidur pada dermatitis atopik tanpa
(KGF), platelet-derived growth factorAA(PDGF- pengecualian eksplisit untuk orang dewasa
AA), dan placental growth factor (PGF). ADSC yang lebih tua [49], [50].
juga dapat bertransdiferensiasi menjadi epitel Penggunaan imunosupresan pada
sel punca [45], [46]. penyakit kulit geriatri, seperti contohnya kasus
4.9 Restriksi Diet
psoriasis menimbulkan kekhawatiran. Obat-
obatan ini bisa sangat efektif dan dianggap
Strategi utama dalam mencegah penuaan sebagai pengobatan utama untuk psoriasis
dini kulit adalah pencegahan protein dari proses sedang hingga berat. Penelitian menunjukkan
glikasi. Kandungan pada saat diet bukan hanya peningkatan risiko pada pasien usia lanjut
gula seperti glukosa dan fruktosa tetapi juga karena peningkatan komorbiditas dan
AGEs yang telah dibentuk sebelumnya. AGEs imunosenesensi sehingga pengobatan harus
banyak ditemukan pada makanan yang diberikan dengan berhati-hati. Oleh karena itu,
dipanggang, digoreng, atau dibakar, tetapi banyak pasien lanjut usia yang tidak dirawat
kandungan yang sangat rendah dalam makanan dengan baik dan menderita efek fisik dan
yang dimasak berbasis air seperti merebus dan psikologis dari psoriasis. Ini termasuk
mengukus. Oleh karena itu, makanan rendah ketidaknyamanan dan rasa sakit dari plak
gula yang dimasak dengan air akan menurunkan psoriasis serta depresi, kecemasan, dan stigma
asupan AGEs eksogen yang telah terbentuk dari masyarakat [51]. fototerapi dan kepatuhan
sebelumnya dan produksi endogen protein yang ketat terhadap terapi topikal
terglikasi [7], [47]. direkomendasikan. Fototerapi Ultraviolet B
Beberapa bumbu dan rempah-rempah (UVB) dan psoralen ultraviolet A (PUVA)
eperti kayu manis, cengkeh, oregano dapat bersifat non-invasif dengan efek samping

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 564


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

minimal sehingga pengobatan ini lebih Penggunaan produk topikal kulit tidak
disarankan pada geriatri [51], [52]. boleh diberikan secara berlebihan, harus
Geriatri cenderung memiliki sistem imun diberikan sesuai indikasi dan sesuai target
yang lebih lemah. Meski secara umum populasi dengan hati-hati. Hal ini akan menghindarkan
lepra berkurang, namun penyakit ini seringkali pasien dari paparan hal yang kurang sesuai,
menetap pada geriatri dan membutuhkan mengurangi risiko iritasi, dermatitis kontak,
pengobatan untuk mengurangi disabilitas [53]. dan efek samping lainnya [58]. Penggunaan
Sebuah laporan kasus tahun 2019 oleh Basithoh produk pelindung kulit dan pelembab
& Dimawan menjelaskan bahwa geriatri dengan direkomendasikan pada kulit yang kering dan
lepra tipe multibasiler dengan reaksi pecah-pecah [41].
hipersensitivitas tipe II bersifat aman diberikan Evaluasi berupa anamnesis dan
Prednison dengan dosis awal 30-80 mg/hari. pemeriksaan fisik serta laboratorium perlu
Meski begitu, penggunaan steroid pada geriatri dilakukan berkala. Pemeriksaan harus
harus diberikan secara hati-hati karena adanya dilakukan secara menyeluruh dari kepala
risiko oteoporosis dan avascular necrosis [54]. sampai kaki dengan penekanan khusus pada
Komunikasi informasi dan edukasi sebagai sistem kardiovaskular, pernapasan, dan sistem
upaya penanggulangan kusta perlu dijelaskan muskuloskeletal. Tanda-tanda vital harus
kepada pasien dan keluarganya mengingat diperiksa untuk memastikan bahwa pasien
tingkat perawatan diri pada geriatri yang tidak menderita hipertensi jika dokter
seringkali berkurang [55]. berencana untuk meresepkan siklosporin.
Pengobatan tinea pada pasien usia lanjut Pemeriksaan laboratorium luas diperlukan
harus dilakukan secara individual. Terlepas dari untuk mengevaluasi penurunan hati (tes fungsi
lokasi dan luasnya lokasi, faktor lain perlu hati), insufisiensi ginjal (kreatinin dan eGFR),
dipertimbangkan seperti adanya komorbiditas hiperlipidemia, ketidakseimbangan elektrolit,
dan kemungkinan interaksi obat. Pasien geriatri leukopenia, trombositopenia, dan anemia yang
yang sehat dapat diperlakukan dengan cara dianggap sebagai kontraindikasi untuk terapi
yang sama seperti orang dewasa muda [56]. sistemik tertentu [49], [51].
Terapi sistemik yang biasa digunakan meliputi Saat meresepkan obat, penting untuk
itrakonazol oral dan terbinafine. Pilihan efektif memulai dengan dosis kecil dan kemudian
lainnya termasuk griseofulvin dan flukonazol. dititrasi hingga dosis yang lebih tinggi untuk
Flukonazol dan itrakonazol keduanya respon terapeutik yang ditentukan. Dokter
merupakan penghambat CYP3A4, dan harus berupaya mengurangi jumlah obat yang
karenanya mampu melakukan berbagai dibutuhkan pasien dan harus secara teratur
interaksi obat. Itrakonazol telah dilaporkan memeriksa kemungkinan interaksi dan efek
memicu rhabdomyolisis pada pasien yang samping obat [51], [60].
menggunakan statin jangka panjang. Karena
sebagian besar populasi lansia memiliki 6 Kesimpulan
berbagai komorbiditas, terapi topikal lebih Kulit manusia memiliki tiga lapisan, yaitu
disarankan atau jika diperlukan bisa diberikan lapisan epidermis, dermis, dan jaringan
terbinafine oral [57]. subkutan. Adanya kerusakan akibat faktor
Penelitian yang dilakukan di Jerman pada eksternal ataupun faktor internal akan
fasilitas Kesehatan geriatri menunjukkan mempercepat terjadinya proses penuaan kulit,
bahwa prevalensi kulit kering pada geriatric dimana terjadi perubahan degeneratif pada
sekitar 53% dan sekitar 14% dikaitkan dengan matriks ekstraseluler dan kolagen. Penuaan
pruritus. Insidensi dan keparahan kondisi kulit kulit ditandai dengan kerutan, penipisan,
tersebut dapat dikurangi sehingga keamanan kelemahan kulit, dan hiperpigmentasi.
pasien meningkat. Pemberian emollient pada Prevalensi penyakit kulit yang paling sering
kulit kering dapat menurunkan risiko infeksi diderita lansia yaitu xerosis cutis,
dan pruritus pada geriatri, sehingga diharapkan dermatofitosis, herpes zooster, dan ulkus
meningkatkan kualitas hidup serta menghindari decubitus.
intervensi yang kurang bermanfaat dan Perubahan pada kulit sangat mudah
berbahaya [58], [59]. terlihat dan menimbulkan berbagai masalah

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 565


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

seperti penurunan kepercayaan diri. Oleh Procedures. 2016; Available from:


karena itu, perlu dilakukan pencegahan https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27050707/
penuaan dini kulit. Selain mengubah gaya hidup, [5] Yousef H, Alhajj M, Sharma S. Anatomy, Skin
terdapat berbagai jenis kosmetik dan obat- (Integument), Epidermis. StatPearls Publishing,
editor. Treasure Island (FL): StatPearls
obatan untuk mencegah penuaan dini kulit
Publishing; 2022.
seperti penggunaan antioksidan, tabir surya, [6] Cole MA, Quan T, Voorhees JJ, Fisher GJ.
retinoid, menghindari alergen, menangani luka Extracellular matrix regulation of fibroblast
dengan tepat, hormone replacement therapy, function: redefining our perspective on skin
modifikasi telomer, terapi sel punca, dan aging. J Cell Commun Signal 2018 121. 2018
restriksi diet. Pengobatan pada geriatri harus Feb;12(1):35–43.
diperhatikan karena umumnya memiliki [7] Zhang S, Duan E. Fighting against Skin Aging :
multimorbiditas dan memerlukan poliarmasi, The Way from Bench to Bedside.
selain itu kondisi imun yang lebih lemah 2018;27(5):729–38.
dibandingkan usia muda memungkinkan [8] Kim E, HO K, YM P, CJ P, DS Y, JY L. Prevalence
and risk factors ofdepression in geriatric
meningkatkan efek samping pada lansia.
patients with dermatological diseases. Ann
Pengobatan harus diberikan sesuai indikasi dan Dermatol. 2013;25:278–84.
dimulai dengan dosis yang rendah, selain itu [9] Emmerson, E., & Hardman MJ. The role of
perlu dilakukan evaluasi rutin. estrogen deficiency in skin ageing.
Mekanisme penuaan kulit melibatkan Biogerontology. 2012;13:3–20.
berbagai hal yang kompleks. Oleh karena itu, [10] Krutmann J, Liu W, Li L, Pan X, Crawford M, Sore
muncul berbagai pilihan terapi sesuai G, et al. Pollution and skin: From
mekanismenya. Seiring meningkatnya epidemiological and mechanistic studies to
perhatian terhadap penampilan dan penuaan clinical implications. J Dermatol Sci.
kulit, dibutuhkan lebih banyak penelitian 2014;73:163–8.
[11] Bailey AJ. Molecular mechanisms of ageing in
mengenai mekanisme molekuler penuaan kulit
connective tissues. Mech Ageing Dev.
dan terapi yang paling tepat. 2001;122:735–55.
[12] Boyers LN, Karimkhani C, Naghavi M, Sherwood
7 Kontribusi Penulis D, Margolis DJ, Hay RJ, et al. Global mortality
Penulis pertama: Mencetuskan from conditions with skin manifestations. J Am
ide,melakukan pencarian data, melakukan Acad Dermatol. 2014;71:1137–43.
[13] Gould L, Abadir P, Brem H, Carter M, Conner-
penulisan, dan supervise akhir. Penulis kedua :
Kerr T, J. D, et al. Chronic wound repair and
Melakukan pencarian data, melakukan dan healing. Gerontologist. 2016;56:239.
menyusun penulisan, melakukan submisi. [14] Al-Nuaimi Y, MJ. S, CE. G. Skin health in older
age. Maturitas. 2014;79:256–64.
8 Konflik Kepentingan [15] Halter J, Ouslander J, Tinetti M. Effect of aging on
Tidak ada konflik kepentingan. different cell types. In: Hazzard’s Geriatric
Medicine and Gerontology. 6th ed. New York:
Mc-Graw Hill; 2009.
9 Daftar Pustaka
[16] Associate Parliamentary Group on Skin. Report
[1] Shin J, Kwon S, Choi J, Na J, Huh C. Molecular on the enquiry into skin diseases in elderly
Mechanisms of Dermal Aging and Antiaging people. 2000;
Approaches. 2019; [17] Penzer R, Finch M. Promoting healthy skin in
[2] Cho BA, Yoo S, Seo J. Signatures of photo-aging older people. Nurs Stand. 2001;15(34):46–52.
and intrinsic aging in skin were revealed by [18] McGrath J, Robinson M, Binder R. Skin
transcriptome network analysis. differences based on age and chronic-ity of
2018;10(7):1609–26. ultraviolet exposure: results from a gene
[3] Watt FM, Fujiwara H. and Diseased Skin. expression profiling study. BrJ Dermatol.
2011;1–14. 2012;166:9–15.
[4] Alan D Widgerow, Sabrina G Fabi, Roberta F [19] Naylor E, Watson R, Sherratt M. Molecular
Palestine, Alexander Rivkin, Arisa Ortiz, Vivian aspects of skin ageing. Maturitas. 2011;69:249–
W Bucay, Annie Chiu, Lina Naga, Jason Emer 56.
PEC. Extracellular Matrix Modulation: [20] Wu S, Han J, Laden F, Qureshi A. Long-term
Optimizing Skin Care and Rejuvenation ultraviolet flux, other potentialrisk factors, and

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 566


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

skin cancer risk: a cohort study. Cancer leaf cell culture extract: A split-face,
Epidemiol BiomarkPrev. 2014;23:1080–9. randomized controlled trial. J Cosmet Dermatol.
[21] Bonta M, Daina L, Mut iu G. The process of 2020;19(3):671–6.
ageing reflected by histologicalchanges in the [35] Bjelakovic G, Nikolova D, Gluud C. Antioxidant
skin. Rom J Morphol Embryol. 2013;54:797– supplements and mortality. Curr Opin Clin Nutr
804. Metab Care. 2014;17(1):40–4.
[22] Seyfarth F, Schliemann S, Antonov D, Elsner P. [36] Marosz A, Chlubek D. The risk of abuse of
Dry skin, barrier function, andirritant contact vitamin supplements. Ann Acad Med Stetin.
dermatitis in the elderly. Clin Dermatol. 2014;60(1):60–4.
2011;31–6. [37] Cooley JH, Quale LM. Skin cancer preventive
[23] Wurm E, Longo C, Curchin C, Soyer H, Prow T, behavior and sun protection recommendations.
Pellacani G. In vivoassessment of chronological Semin Oncol Nurs. 2013;29(3):223–6.
ageing and photoageing in forearm skin [38] Blume-Peytavi U, Kottner J, Sterry W, Hodin
usingreflectance confocal microscopy. Br J MW, Griffiths TW, Watson REB, et al. Age-
Dermatol. 2012;167:270–9. associated skin conditions and diseases:
[24] Syrigos K, Tzannou I, Katirtzoglou N, Georgiou Current perspectives and future options.
E. Skin cancer in the elderly. VIVO. Gerontologist. 2016;56:S230–42.
2005;19:643–52. [39] Pramuningtyas R, Hudini DA. FAKTOR RESIKO
[25] Chung J, Yano K, Lee M. Differential effects of DERMATITIS TANGAN PADA PEKERJA
photoaging vsintrinsic aging on the TRADISIOAL INDUSTRI GERABAH.
vascularization of human skin. Arch Dermatol. BIOMEDIKA. 2019;11(1):48–53.
2002;138:1437–42. [40] Bocheva GS, Slominski RM, Slominski AT.
[26] Ashcroft G, Greenwell-Wild T, Horan M, Wahl S, Immunological aspects of skin aging in atopic
Ferguson M. Topicalestrogen accelerates dermatitis. Int J Mol Sci. 2021;22(11):1–16.
cutaneous wound healing in aged humans [41] Guenther L, Lynde CW, Andriessen A, Barankin
associatedwith an altered inflammatory B, Goldstein E, Skotnicki SP, et al. Pathway to
response. Am J Pathol. 1999;155:1137–46. Dry Skin Prevention and Treatment. J Cutan
[27] Rymkiewicz P, Heng Y, Vasudev A, Larbi A. The Med Surg. 2012;16(1):23–31.
immune system in the aginghuman. Immunol [42] Zasada M, Budzisz E. Retinoids: Active
Res. 2012;53:235–50. molecules influencing skin structure formation
[28] White-Chu E, Reddy M. Dry skin in the elderly: in cosmetic and dermatological treatments.
Complexities of a common problem. Clin Postep Dermatologii i Alergol. 2019;36(4):392–
Dermatol. 2011;29:37–42. 7.
[29] Lynn A, Chang S, Wong JW, Endo JO, Norman RA. [43] Tuppurainen M, Saarikoski S. Estrogens and
Geriatric Dermatology Review : Major Changes aging. Adv Neurol. 2013;91(2):101–6.
in Skin Function in Older Patients and Their [44] Dikmen ZG, Mender I. How can i protect my
Contribution to Common Clinical Challenges. J telomeres and slow aging? Turkish J Biochem.
Am Med Dir Assoc. 2013;14(10):724–30. 2017;42(6):587–90.
[30] Jung B, Johnson R, Griffin D, Dworkin R. Risk [45] Gennai A, Zambelli A, Repaci E, Quarto R,
factors for post-herpetic neuralgia in patients Baldelli I, Fraternali G, et al. Skin rejuvenation
with herpes zoster. Neurology. 2004;62:1545– and volume enhancement with the micro
51. superficial enhanced fluid fat injection (M-
[31] Vande Berg J, Rose M, Haywood-Reid. Cultured SEFFI) for skin aging of the periocular and
pressure ulcer fibroblasts show replicative perioral regions. Aesthetic Surg J.
senescence with elevated production of plasm, 2017;37(1):14–23.
plasminogen activator inhibitor-1 and [46] Bernardini FP, Gennai A, Izzo L, Zambelli A,
transforming growth factor-beta-1. Wound Repaci E, Baldelli I, et al. Superficial Enhanced
Repair Regen. 2005;13(76):83. Fluid Fat Injection (SEFFI) to correct volume
[32] Krutmann J, Bouloc A, Sore G, Bernard BA, defects and skin aging of the face and periocular
Passeron T. The skin aging exposome. J region. Aesthetic Surg J. 2015;35(5):504–15.
Dermatol Sci. 2017;85(3):152–61. [47] Danby FW. Nutrition and aging skin: Sugar and
[33] Kazanci A, Kurus M, Atasever A. Analyses of glycation. Clin Dermatol. 2010;28(4):409–11.
changes on skin by aging. Ski Res Technol. [48] Tarwadi K V., Agte V V. Effect of micronutrients
2017;23(1):48–60. on methylglyoxal-mediated in vitro glycation of
[34] Rattanawiwatpong P, Wanitphakdeedecha R, albumin. Biol Trace Elem Res.
Bumrungpert A, Maiprasert M. Anti-aging and 2011;143(2):717–25.
brightening effects of a topical treatment
containing vitamin C, vitamin E, and raspberry

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 567


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Penuaan Kulit dan Terapi yang Aman Bagi Geriatri: Artikel Review

[49] Linos E. Geriatric Dermatology—A Framework [56] Kaul S, Yadav S. Treatment of Dermatophytosis
for Caring for Older Patients With Skin Disease. in Elderly , Children , and Pregnant Women.
2019;154(7):757–8. 2017;
[50] Teng P, Bateman NW, Darcy KM, Hamilton CA, [57] Dybro AM, Damkier P, Rasmussen TB,
Maxwell GL, Bakkenist CJ, et al. Guidelines of Hellfritzsch M. Statin-associated
Care for the Management of Atopic Dermatitis rhabdomyolysis triggered by drug-drug
Part 4: Prevention of Disease Flares and Use of interaction with itraconazole. BMJ Case Rep.
Adjunctive Therapies and Approaches. Gynecol 2016;2016:10–2.
Oncol. 2015;136(3):554–61. [58] Kottner J, Hahnel E, Genedy M El, Neumann K,
[51] Wong JW, Koo JYM. The Safety of Systemic Balzer K. Enhancing SKIN health and safety in
Treatments That Can Be Used for Geriatric aged CARE ( SKINCARE Trial ): a study protocol
Psoriasis Patients : A Review. 2012;2012. for an exploratory cluster-randomized
[52] Saracoglu ZN. a retrospective study *. pragmatic trial. 2019;1–10.
2018;93(1):33–8. [59] Lichterfeld A, Lahmann N, Blume-Peytavi U,
[53] Matos TS, Carmo RF do, Santos FGB, Souza CDF Kottner J. Dry skin in nursing care receivers: A
de. Leprosy in the elderly population and the multi-centre cross-sectional prevalence study
occurrence of physical disabilities: Is there in hospitals and nursing homes. Int J Nurs Stud.
cause for concern?*. An Bras Dermatol. 2015;56:37–44.
2019;94(July 2017):2017–9. [60] Sakarya THE, Of J. No 主観的健康感を中心とし
[54] WHO. Leprosy/Hansen Disease: Management of た在宅高齢者における 健康関連指標に関する
reactions and prevention of disabilities. WHO; 共分散構造分析Title. 2018;7(2):44–68.
2020.
[55] Basithoh FH, Dimawan RSA. Morbus hansen
pada geriatri. BIOMEDIKA. 2019;805–13.

J. Sains Kes. 2022. Vol 4. No 5. 568


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Anda mungkin juga menyukai