PENDAHULUAN
estimasi setiap tahunnya terdapat 6.660 kasus baru. Insidensi kejadian CML pada
usia 45 – 50 tahun yaitu 1 sampai 2 kasus per 100.000 orang dewasa yang
dramatis meningkatkan angka harapan hidup pasien CML.2 TKI merupakan obat
protein onkogen BCR-ABL. Imatinib merupakan obat TKI generasi pertama yang
adalah 400mg/ hari dan 600 mg/hari untuk fase krisis blast. Nilotinib merupakan
obat TKI generasi kedua yang 20-50 kali lebih poten dibandingkan imatinib untuk
vivo imatinib dinilai efektif untuk mencegah perkembangan diabetes tipe 1 pada
tikus prediabetes.4 Melalui hasil studi kasus pasien CML yang mendapatkan terapi
(GDP).5
Berdasarkan hasil uji klinis, terdapat perbaikan profil lipid pada 40 pasien
yang didiagnosis CML setelah diberikan terapi imatinib dengan dosis 400 mg
kadar kolesterol, TG, LDL, dan HDL.6 Pada penelitian lain 8 dari 9 pasien CML
mengalami penurunan kadar kolesterol total dari 254 mg/dl menjadi 176 mg/dl
kolesterol dan glukosa. Sebanyak 20% pasien yang diterapi dengan nilotinib
perbedaan profil lipid dan glukosa pada pasien CML yang mendapatkan terapi
TKI khususnya Imatinib dan Nilotinib. Peneliti ingin mengetahui apakah ada
korelasi antara terapi yang diberikan terhadap profil lipid dan glukosa untuk
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perubahan kadar TG dan kolesterol total yang lebih banyak
2. Apakah terdapat perubahan kadar GDP dan GD2PP yang lebih banyak pada
C. Tujuan Penelitian
peningkatan atau penurunan kadar pemeriksaan profil lipid dan glukosa antara
D. Manfaat Penelitian
mengenai perbedaan profil lipid dan glukosa pada pasien CML yang
medis dalam hubungannya untuk memantau profil lipid dan glukosa pada pasien
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian perbedaan profil lipid dan glukosa pada pasien
CML yang mendapatkan terapi Imatinib dan Nillotinib
Penelitian mengenai adverse event pasien CML yang mendapat terapi TKI
mengenai adverse event pemberian TKI pada pasien CML masih sangat jarang
tidak semua komponen dalam menilai profil lipid dan glukosa diperiksa.
TINJAUAN PUSTAKA
hasil penyatuan gen BCR lengan pendek kromosom 22 (22q11) dengan gen ABL1
sinyal yang mengubah stem sel hematopoetik menjadi sel leukemia. Hal ini
CML muncul dalam 3 fase berbeda yaitu fase kronik, accelerated, dan
blast. Menurut kriteria WHO, pembagian fase CML tergantung pada jumlah sel
blast <10% sampai >20% pada sumsum tulang dan darah perifer.11
Umur rata-rata pasien terdiagnosis CML yaitu 55-65 tahun. Penyakit ini
jarang terjadi pada anak-anak, hanya sebanyak 3% terjadi pada usia kurang dari
pemeriksaan rutin. Sebanyak 90-95% pasien CML didiagnosis berada pada fase
kronik. Tanda dan gejala umum dari fase kronik adalah anemia dan splenomegali.
kasus.12
Setiap TKI yang disetujui untuk pengobatan pasien CML fase kronik
memiliki profil toksisitas yang berbeda yang harus dipertimbang secara hati-hati
saat meresepkan obat TKI. Secara umum imatinib dan Nilotinib dapat ditoleransi
dengan baik. Efek samping dari imatinib secara umum yaitu: mual, muntah, diare,
lelah, dan edema. Selain itu obat ini juga memiliki efek samping terhadap
neutropenia (28%), peningkatan aktivitas lipase (15%), dan efusi perikardial dan
pleura (1%).2
nilai laboratorium kembali ke tingkat normal, dengan jumlah sel darah putih
metamelelosit <5%, kehadiran < 20% basofil, tidak ditemukannya sel blast dan sel
promyelosit dalam darah tepi, dan tidak adanya keterlibatan ekstramedula. Analisa
sinyal transduksi.15
kronik positif kromosom Ph. Absolut sistemik availabilitas dari imatinib sekitar
98%. Waktu paruh dari obat ini sekitar 18-27 jam.Imatinib di metabolism di hepar
oleh sitokrom P450 isoform CYP3A4 yang memainkan peran penting dalam
degradasi. Eliminasi obat ini melalui feses.3 Imatinib berikatan dengan domain
BCR-ABL1 kinase yang mengikat ATP, sehingga mencegah transfer gugus fosfat
ke tirosin pada substrat protein dan aktivasi selanjutnya dari protein terfosforilasi.
Selain itu Imatinib juga menghambat Platelet Derivate Growth Factor Receptor
angiogenesis.2
Nilotinib merupakan obat golongan TKI generasi kedua yang lebih poten
dibandingkan Imatinib . Nilotinib disetujui oleh FDA pada tahun 2007 untuk
pasien CML fase kronik maupun fase accelerated yang resisten terhadap imatinib.
Jika dikonsumsi bersama lemak , bioavailabilitas obat ini meningkat hingga 80%.
sekitar 17 jam. Nilotinib merupakan inhibitor kompetitif dari CYP3A4, 2C8, 2C9
dan 2D6.3
Imatinib sangat efektif untuk 60% pasien CML.Tetapi kurang poten jika
dibandingkan dengan obat TKI generasi kedua yaitu Nilotinib. Rasio dari respon
molekular mayor dengan pemberian imatinib pada fase kronik sebesar 30% dalam
satu tahun, sedangkan untuk pemberian Nilotinib sebesar 71% dalam 2 tahun.26
Profil Lipid merupakan tes biokimia darah yang mengukur kolesterol total,
lipoprotein. Sekitar 90% trigliserida didapatkan dari lemak makanan. Nilai normal
dari TG ialah < 150 mg/dl, dianggap berisiko sedang jika kadar TG 150-199
melakukan berbagai fungsi salah satunya membentuk dinding sel. Nilai normal
yaitu < 200 mg/dl , kadar kolesterol 200 – 239 mg/dl merupakan risiko sedang,
dan jika kadar kolesterol > 240 mg/dl merupakan risiko tinggi. Kolesterol total
kadar glukosa dalam darah pada waktu tertentu atau dalam jangka waktu yang
puasa, glukosa darah sewaktu, glukosa darah 2 jam postprandial, toleransi glukosa
dilakukan setelah pasien diminta berpuasa selama 8 – 12 jam. Nilai normal dari
kadar serum GDP adalah < 100 mg/dl, kadar serum GDP 100 – 126 mg/dl
merupakan indikasi glukosa darah terganggu. Sedangkan kadar serum GDP > 126
darah yang menentukan jumlah glukosa darah setelah memakan glukosa oral 75
gram. Nilai normal dari kadar serum GD2PP adalah < 140 mg/dl, jika kadar
serum GD2PP 140 – 199 mg/dl merupakan indikasi glukosa darah terganggu.
Sedangkan kadar serum GD2PP > 200 mg/dl merupakan indikasi Diabetes
Mellitus.17
A. Landasan Teori
onkogen BCR-ABL1 akibat dari translokasi kromosom 9 dan 22. Pasien CML
diterapi dengan obat TKI lini pertama yaitu Imatinib. Namun, kekambuhan masih
terjadi pada 17% pasien karena amplifikasi dan mutasi dari protein onkogen BCR-
tersebut.18
Mekanisme kerja dari obat golongan TKI adalah dengan menghalangi lokus
perubahan genetik yang merupakan etiologi dari proses keganasan penyakit CML.
terhambatnya proliferasi sel CML. Nilotinib merupakan obat TKI selektif yang
lebih efektif dibandingkan Imatinib. Kedua obat ini memiliki efek kontradiksi
mengalami perbaikan profil lipid dalam 30 hari. 7. Efek dari Imatinib terhadap
11
profil lipid dijelaskan melalui hipotesis inhibisi dari PDGFR. PDGFR berperan
dalam sintesis lipoprotein lipase (LPL) dan regulasi dari Lipoprotein Receptor
ekspresi gen protein yang terlibat dalam regulasi lipid plasma yaitu gen HMG
CoA reductase dan apobec1h untuk sintesis lipid, gen LDLR untuk pembersihan
lipid dan CETP gen untuk merubah VLDL atau LDL menjadi HDL. Sedangkan
diketahui.4
insulin dan meningkatkan masa hidup sel beta pankreas. Haguet et al4
kelangsungan hidup sel beta pankreas melalui aktivasi sinyal NF-κB dan
Terjadi proliferasi
Adverse event: Adverse event: sel-sel Myeloid
yang tidak
Menghambat Peningkatan terkontrol pada
PDGFR sensitivitas insulin, pasien CML
meningkatkan masa
hidup sel beta pankreas
Menurunkan sintesis
lipoprotein lipase
Gambar 3.1 Skema Kerangka Teori Penelitian Perbedaan profil lipid dan
glukosa pasien CML yang Mendapatkan Terapi Imatinib dan Nilotinib
CHRONIC MYELOGENOUS
LEUKEMIA
IMATINIB NILOTINIB
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
Gambar 3.2 Skema Kerangka Konsep Penelitian Perbedaan profil lipid dan
Glukosa Pasien CML yang Mendapatkan Terapi Imatinib dan
Nilotinib
B. Hipotesis
1. Ho : Tidak ada perbedaan tes Profil lipid dan glukosa pada pasien CML yang
kadar TG dan Kolesterol total lebih banyak dari pada yang mendapatkan terapi
Nilotinib.
kadar GDP dan GD2PP lebih banyak dari pada yang mendapatkan terapi
Nilotinib
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Kohort dengan pengambilan data secara retrospektif rekam medis pasien CML di
instalasi Lab Patologi Klinik dan Poli Hemato-onkologi RSUD Ulin Banjarmasin
dan Klinik Global Farma Banjarmasin untuk mengetahui perbedaan profil lipid dan
Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis menderita CML di
RSUD Ulin Banjarmasin dan Klinik Global Farma Banjarmasin. Sampel penelitian
diambil dari data rekam medis pasien CML di RSUD Ulin Banjarmasin dan Klinik
Global Farma banjarmasin dengan teknik total sampling. Sampel diambil berdasarkan
kriteria inklusi yaitu pasien yang terdiagnosis CML yang mendapatkan terapi
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah data rekam medis dan
hasil lab pemeriksaan biokimia darah berupa kadar TG, Total Kolesterol, GDP, dan
16
Banjarmasin.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah obat Imatinib dan Nilotinib
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil tes profil lipid dan glukosa pada
3. Variabel Perancu
Variabel perancu pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, dan kepatuhan
minum obat.
E. Definisi Operasional
1. Imatinib merupakan obat lini pertama pada pasien CML dengan dosis 400 mg
2. Nilotinib merupakan obat lini kedua pada pasien CML yang resisten Imatinib.
Dosis obat ini yaitu 150 mg dengan durasi untuk satu siklus pengobatan adalah 3
bulan.
3. Profil Lipid merupakan hasil tes biokimia darah yang dapat memberikan
HDL, dan kolesterol LDL. Pada penelitian ini profil lipid yang dinilai adalah
4. Trigliserida merupakan salah satu komponen profil lipid yang diukur setelah
pasien berpuasa selama 12 jam. Nilai normal TG pada dewasa adalah <150 mg/dl.
5. Kolesterol total merupakan kadar kolesterol yang diukur setelah pasien berpuasa
selama 12 jam. Nilai normal kolesterol total adalah <200 mg/dl .Variabel ini akan
6. Glukosa darah puasa merupakan kadar glukosa darah yang diukur setelah pasien
berpuasa selama 12 jam. nilai normal GDP pada dewasa adalah <126 mg/dl. 21
7. Glukosa darah 2 jam postprandial merupakan kadar glukosa darah yang diukur
setelah pengukuran GDP lalu mengukur kadar glukosa darah 2 jam setelah pasien
mengonsumsi glukosa oral 75 gram. Nilai normal GD2PP adalah <200 mg/dl.
yaitu bagaimana pasien bertindak terhadap obat yang diberikan meliputi dosis,
waktu dan frekuensi. Variable ini akan ditampilkan dalam skala kontinu.
9. Usia pada penelitian ini adalah lamanya seseorang telah hidup dimulai dari
tanggal lahir di rekam medis, sampai waktu pemeriksaan sesuai tanggal yang
F. Prosedur Penelitian
Surat permohonan penelitian dari Unit Pengelola Karya Tulis Ilmiah (UP- KTI)
2. Pengumpulan Data
Data pasien di Instalasi Lab Patologi Klinik RSUD Ulin Banjarmasin yang
sesuai dengan kriteria inklusi diambil menjadi sampel penelitian. Hasil pemeriksaan
profil lipid dan glukosa diperoleh dariinstalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD
Ulin Banjarmasin.
Gambar 4.1 Alur Penelitian pengaruh terapi Imatinib dan Nilotinib terhadap profil
lipid dan glukosa pada pasien CML di RSUD Ulin Banjarmasin.
Mengambil data rekam medik pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diambil dari rekam
medik yaitu berupa data hasil laboratorium kadar TG, Total Kolesterol, GD2PP, dan
GDP pada pasien CML di RSUD Ulin Banjarmasin, kemudian data dimasukan dalam
analitik dengan menampilkan data tersebut dalam bentuk tabel frekuensi. Analisis
dalam tes profil lipid dan glukosa (TG, kolesterol total, GD2PP, dan GDP) dianalisis
dengan uji regresi linear. Variabel yang memiliki pengaruh signifikan diuji dengan
pengganggu yaitu usia, jenis kelamin dan kepatuhan minum obat,. Analisis dilakukan
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Perbandingan Profil
Lipid dan Glukosa pada pasien CML yang mendapat terapi Imatinib dan
Nilotinib
Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12
0
Pengumpulan dan X X
persiapan referensi
Penyusunan proposal X X X
Konsultasi X X X X X X X X X X X
Seminar Skripsi I X
Perbaikan X X
Pelaksanaan X X X
Penelitian
Pengolahan Data X X X
Seminar Skripsi II X
J. Biaya Penelitian
DAFTAR PUSTAKA