Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN FARMASI DALAM KHAZANAH IPTEK

ANTI AGING

Kelompok VI
1. Avida In Amy (K1A018012)
2. Elma Vanani Emilga (K1A018026)
3. Fania Rahman (K1A018028)
4. Nisa Rahmadania Erlan (K1A018058)
5. Nurul Hidayah (K1A018062)

Proses menua atau aging merupakan proses biologis yang terjadi secara alami dan
mengenai semua makhluk hidup dan meliputi seluruh organ tubuh seperti jantung, paru, otak,
ginjal, termasuk kulit. Penuaan kulit biasanya ditandai dengan kondisi kulit kering, bersisik,
kasar dan disertai munculnya keriput dan noda hitam atau flek. Proses menua dibedakan atas 2,
yaitu proses intrinsik dan proses ekstrinsik. Proses intrinsik merupakan proses menua alamiah
yang terjadi sejalan dengan waktu. Proses biologis yang berperan dalam menentukan jumlah
multiplikasi pada setiap sel sampai sel berhenti membelah diri dan kemudian mati, diyakini
merupakan penyebab penuaan intrinsik. Sedangkan proses menua ekstrinsik yakni proses menua
yang dipengaruhi faktor eksternal, yaitu paparan sinar matahari yang berlebihan, polusi,
kebiasaan merokok, dan nutrisi tidak berimbang. Penuaan tidak dapat dihindarkan dan berjalan
dengan kecepatan berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya
hidup, sehingga penuaan dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung kesehatan masing-
masing individu (Nisa, 2016).
Pada zaman modern ini, peremajaan dan elastitas dianggap sangat berpengaruh dalam
relasi atau posisi seseorang. Banyak orang menghabiskan waktu dan uang untuk tetap kelihatan
muda. Tampil sempurna memang merupakan idaman setiap orang, terlebih bagi wanita yang
begitu memperhatikan penampilan dan memperdulikan usaha anti aging wajah. Anti aging bisa
diterjemahkan sebagai usaha untuk mencegah proses penuaan atau tetap kelihatan lebih muda
(Atmaja,2009).
Indonesia mempunyai iklim tropis dengan sinar matahari yang melimpah yang dapat
menyebabkan resiko tinggi terhadap kerusakan kulit atau penuaan dini (premature aging).
Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya, banyak orang
yang mulai timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang relatif lebih muda, bahkan pada usia
awal 20-an. Adapun yang menyebabkan timbulnya kerutan pada kulit wajah karena faktor
internal maupun eksternal. Faktor internal disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam tubuh,
misalnya sakit berkepanjangan, faktor keturunan, kesehatan, stres, gaya hidup tidak sehat seperti
begadang, beraktivitas tanpa istirahat dan daya tahan, kejiwaan, serta kekurangan asupan gizi.
Sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap rokok, perawatan kulit
yang tidak tepat, makanan yang tidak sehat, dan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum
alkohol. Selain itu semua orang terutama kaum wanita menginginkan agar penuaan dini tidak
terjadi pada dirinya. Disamping itu adapun untuk mengurangi kerutan pada wajah dengan
melakukan senam otot pada wajah. Letak geografis Indonesia yang beriklim tropis dan sinar
matahari yang panas menyinari menyebabkan kulit masyarakat Indonesia cenderung coklat dan
banyak yang mengalami pigmentasi, kulit terlihat kusam, dan timbulnya kerutan pada wajah.
Oleh sebab itu banyak wanita Indonesia yang memilih kosmetik yang mengandung anti aging
(Atmaja, 2009).
Pengobatan dermatologis adalah pengobatan yang dilakukan oleh ahli kulit mengenai
ilmu tentang kulit dan penyakit atau kelainan kulit. Ahli Dermatologis menggunakan toksin
botulinum yang dimurnikan dalam jumlah yang sangat sedikit untuk diinjeksikan pada target
wajah. Hasilnya saraf yang memblokade otot menyebabkan imobilisasi lokal pergerakan otot.
Imobilisasi ini mencegah pembentukan garis-garis kerut dan keriput ketika pasien mengerutkan
dahi. Toksin botulinum berguna untuk mengobati efek dari penuaan seperti garis-garis pada dahi
dan keriput pada wajah. Kolagen merupakan zat yang terdiri atas serat protein dari jaringan
manusia dan binatang. Kolagen memberikan kekuatan dan struktur pada kulit dan tulang,
sebagian besar kolagen yang digunakan untuk pengobatan cara ini berasal dari binatang. Produk-
produk OTC (Over The Counter) mengandung retinol (keluarga vitamin A), AHA, CLA,
antioksidan seperti vitamin C dan E serta pelembab yang dapat mengurangi munculnya garis-
garis halus dan keriput. Produk yang digunakan secara terus menerus ini relatif lebih praktis dan
aman sehingga lebih disukai. AHA memberikan efek dan bereaksi bagian luar lapisan kulit,
memperlemah ikatan yang menahan sel-sel kulit mati. CLA berfungsi menstimulasi aktivitas
kulit yang sehat untuk pembentukan sel-sel kulit baru dan mempertahankan kadar kolagen yang
sehat. Retinol adalah bahan anti aging terbaik yang merupakan bentuk dari vitamin A yang dapat
ditemukan dikulit secara alami. Retinol akan masuk lebih dalam kedalam kulit, sehingga
membantu merangsang pertumbuhan sel-sel baru dan menstimulasi produksi kolagen (Atmaja,
2009).
Konsep kedua adalah penuaan ekstrinsik (photoaging) terjadi sebagai akibat kerusakan
kumulatif dari radiasi UV. Radiasi UV (dengan panjang gelombang 100-400 nm) merupakan 5%
dari seluruh kisaran radiasi sinar matahari. Secara umum dibagi menjadi 3, yaitu UV A (320-400
nm), UV B (280-320 nm), dan UV C (100-280 nm). UV C terabsorbsi langsung oleh lapisan
ozone di atmosfer. Berdasarkan perkembangan peradaban manusia di zaman modern, ditemukan
beberapa metode instan yang digunakan kaum hawa sebagai penuaan kulit, misalnya dengan
menggunakan bedah kosmetik untuk mengencangkan kulit yang keriput, dengan teknologi laser
untuk menghilangkan garis-garis keriput, dan dengan cara yang paling diyakini ampuh untuk
menangkal penuaan dini dengan mengandalkan antioksidan yang bersumber dari makanan dan
minuman. Metode terakhir inilah yang dapat diyakini lebih memberikan manfaat secara alami
terhadap kulit, lebih aman dan relatif murah (Atmaja, 2009)..
Laser untuk program anti-aging merupakan suatu kebutuhan sekunder dari sebuah terapi,
yang tidak ingin pemanfaatannya member cedera yang menetap pada sisi estetika. Oleh karena
itu, pemakaian laser yang aman adalah jenis infrared (λ: 550-1100 nm). Laser untuk bidang anti-
aging dalam estetika, tidak hanya perlu reaksi biologi langsung setelah rangsangan, tetapi juga
rasa nyaman setelah rangsangan laser; karena perpaduan antara reaksi fisik dan psikis menjadi
kunci keberhasilan terapi laser (Saputra, 2014).
Laserneedle dengan panjang gelombang (λ) 685 nm, sinar kontinu dan power density 4,6
2
W/cm dalam periode terapi 20 menit. Pada permukaan kulit aktivasi dalam dua menit setelah
penyinaran laser antara lain berpengaruh pada temperature permukaan tubuh, peningkatan alirah
darah local, dan peningkatan konsentrasi eritrosit sekitar penyinaran. Tentunya hasil tersebut
menimbulkan pembentukan model jaringan (remodeling) dan perbaikan parameter
mikrosirkulasi. Laser akupuntur dapat dimanfaatkan untuk program anti aging dengan jenis laser
infrared yang ditujukan pada dua target, yaitu target lokal dan target hormonal. Dalam
mengaplikasikan laser akupuntur untuk program anti aging dibutuhkan pengetahuan laser
biomedik yang mendasar demi keberhasilan terapi dan untuk menghindari kecelakaan atau
kesalahan terapi akibat laser (Saputra, 2014).

Referensi:
Atmaja, Nila Surya. 2009. Pengaruh Kosmetika Anti Aging Wajah Terhadap Hasil Perawatan
Kulit Wajah Pada Ibu-Ibu Guru SMK Negeri Karanganyar Kabupaten Karanganyar.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Saputra, Koosnadi. 2014. Laser Akupuntur. Surabaya: Airlangga University Press.
Nisa, Khairun dan Surbakti, Erisa S.B. 2016. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Sebagai
Anti Penuaan Kulit. Majority. 5 (3). Hal. 73-78.

Anda mungkin juga menyukai