Anda di halaman 1dari 4

1.

Euthanasia secara fisik


a. Cara stunning
Pembunuhan hewan secara fisik dengan cara stunning biasanya dipergunakan untuk
membunuh hewan percobaan yang tergolong rodent kecil dilakukan dengan jalan
merusak bagian tengah tengkorak agar hewan menjadi tidak sadar diikuti
penyembelihan untuk mengeluarkan darah dengan memotong pembuluh darah
utama di bagian leher. Teknik ini sangat cocok untuk diterapkan pada hewan potong
serta hanya bias dioperasikan apabila tes diagnostik pada otak tidak diperlukan.
b. Cara decompression
Cara decompression bertujuan agar lingkungan hewan kekurangan oksigen dalam
waktu singkat. Jadi pada hewan dilakukan simulasi, seolah- olah pada ketinggian
diantara 50.000 sampai 60.000 kaki. Hal yang tidak menguntungkan ialah gas yang
terperangkap (misalnya dalam sinus atau usus) tidak dapat dikeluarkan. Gas tersebut
terlebih dahulu akan menekan sekitarnya (pada kondisi dimana tekanan udara
rendah) dan menyebabkan rasa sakit sebelum efek anoksia otak tercapai.
c. Cara cervical dislocation (pemutaran leher)
Teknik cervical dislocation dengan menggunakan alat-alat yang tersedia secara
komersiil, metode euthanasia untuk burung, hewan dengan bobot <125 gr, kelinci
dan rodensia dengan BB 125 gr – 1 kg. Hewan yang akan dimatikan harus dalam
keadaan telah anaestesi dan tidak boleh dilakukan pada hewan dalam keadaan sadar.
Metode ini tidak diperbolehkan untuk meng-euthanasia kelinci atau rodensia dengan
BB > 1 kg, anjing, kucing, ternak potong. Dilakukan dengan cara memisahkan
tengkorang dan otak dari sum-sum tulang belakang. Teknik untuk melakukan
metode ini ialah dengan memberikan tekanan ke bagian posterior dasar tulang
tengkorak dan sum-sum tulang belakang. Bila sum-sum tulang belakang terpisah
dari otak, refleks kedip menghilang dengan segera, rangsangan rasa sakit
menghilang sehingga hewan tak peka rasa sakit.
d. Teknik electrocuion
Teknik electrocution jarang digunakan dalam laboratorium, kecuali pada beberapa
institusi kedokteran hewan untuk destruksi hewan peliharaan besar. Cara ini sering
dilakukan untuk membunuh ikan atau reptil. Untuk aplikasi cara ini, spesies hewan
ini harus didinginkan dulu, dimasukkan kedalam refrigerator (suhu 40 C), supaya
aktifitas metabolismenya lebih rendah, sebagai penyebab tingkat permulaan depresi.
Dapat pula digunakan untuk membunuh anjing, tak dianjurkan untuk membunuh
kucing. Bila teknik ini dilakukan, mula-mula letakkan elektroda pada telinga hewan,
kemudian berikan kejutan awal melalui otak untuk menghasilkan depresi Susunan
Syaraf Pusat (seperti pada cara stunning). Kemudian berikan kejutan kedua yang
menyebabkan fibrilasi jantung, sehingga merusak aliran darah (02) ke otak.
e. Teknik pithing
Untuk euthanasi kodok, amfibi lainnya dan reptil, digunakan cara pembunuhan
hewan dengan teknik pithing, yaitu dengan jalan merusak otaknya. Teknik ini amat
memeriukan persyaratan baik keterampilan maupun kecakapan operator. Setelah
hewan didinginkan pada suhu 4 C, maka hewan digenggam dengan tangan dan
ditekan kepalanya dengan ibu-jari, sehingga sambungan antara tulang tengkorak
dengan tulang atlas dapat dimanipulasi dan didentifikasi. Kemudian masukkan
"probe" berbentuk tajam menembus kulit masuk diantara tulang tengkorak dan
tulang atlas, kemudian dengan gerakan berkelok-kelok probe didorong kedepan
melalui foramen magnum kedalam ruang kranial. Pada teknik double pithing,
sumsum tulang belakang juga dirusak, yaitu dengan memindahkan arah dari probe,
probe didorong kebelakang masuk kedalam vertebra servikal, sehingga hubungan
antara sentral syaraf spiral terputus.

f. Teknik decapitation
Decapitation dilakukan dengan jalan memotong kepala hewan dengan menggunakan
peralatan tajam dengan tujuan untuk memutus kepekaan saraf tulang belakang.
Hewan yang diperbolehkan untuk di-decapitation sama dengan pada cervical
dislocation.

g. Cara shooting
Cara yang paling efektif di lapangan untuk membunuh hewan secara manusiawi
adalah dengan cara shooting. Harus dilakukan oleh operator yang betul-betul ahli,
subjeknya harus ditembak dari jarak yang dekat dan pelurunya harus betul-betul
mengenai otak apabila otaknya diperlukan untuk tes diagnostik maka penembakan
dilakukan di leher, dengan maksud membuat hewan tidak peka dengan segera
terhadap kesakitan. Diperlukan peralatan senapan dengan kaliber 12 atau 20, bedil
berkaliber 22 atau pistol, tergantung dari spesies dan besamnya hewan yang akan
dibunuh.

2. Euthanasia secara kimia


Prosedur inhalasi hanya boleh dilakukan oleh operator yang telah mendapat izin untuk
menggunakan bahan kimia karena material yang akan digunakan sangat berbahaya bagi
manusia. Inhalasi ditujukan untuk membuat hewan dengan bobot <7 kg. Agen inhalasi
yang dipilih harus menjadikan hewan tidak sadar secara cepat.
a. Adapun agen yang diperbolehkan adalah halothane, enflurane, methoxyflurane,
nitrous oxide karena nonflammable dan nonexplosive.carbondioxide, derivat
barbiturat, magnesium sulfat, KCl
b. Sedangkan agen inhalassi yang tidak boleh ddipergunakan adalah Chloroform, gas
hydrogen sianida, CO, Chloral hidrat, striknin dan franson
Umumnya dilakukan untuk euthanasia burung mencit atau tikus dalam jumlah banyak
dengan jalan meletakkan hewan pada kotak yang tertutup plastik yang dialiri gas CO2
secara bertahap. Agen inhalasi juga bisa dicelupkan dan diletakkan di dalam kotak
sampai hewan tidak sadar dan mati apabila fasilitas di bawah ini tidak tersedia.
Inhalasi dosis lethal umum diberikan pada hewan peliharaan yang sudah tua yang
menderita sakit. Prosedur ini apabila titerapkan pada hewan percobaan kemungkinan
besar akanmempengaruhi hasil akhir penelitian serta karkasnya tidak bias dikonsumsi.

Anda mungkin juga menyukai