Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Striknin adalah zat yang bekerja pada medulla spinalis. Striknin


merupakan alkaloid alkaloid utama dalam nux vomica. Striknin merupakan
penyebab keracunan tidak sengaja bagi anak. Striknin bekerja dengan cara
mengadakan antagonisme kompetitif terhadap transmitter penghambatan yaitu
glisin di daerah penghambatan pasca sinaps. Toksin tetanus juga mengblokade
penghambatan pasca sinaps, tetapi dengan cara menjegah pelepasan glisin dari
interneuron penghambat. Juga glisin bertindak sebagai transmitter penghambat
pasca sinaps yang terletak pada pusat lebih tinggi di SSP (Baniswarna dan Sulistia
1995).
Gejala keracunan striknin yang mula-mula muncul adalah kaku otot muka
dan leher. Setiap rangsangan sensorik dapat menimbulkan gerakan motorik hebat.
Pada stadium awal terjadi gerakan ekstensi yang masih terkordinasi yang
akhirnya akan terjadi konvulsi tetanik. Pada stadium ini badan berada dalam
keadaan hiperekstensi (opistotonus), sehingga hanya occiput dan tumit saja yang
menyentuh alas tempat tidur. Semua otot lurik dalam keadaan kontraksi penuh.
Nafas terhenti karena kontraksi otot diafragma, dada, dan perut. Kematian
biasanya disebabkan oleh paralisis batang otak karena hipoksia akibat gangguan
nafas. (Louisa dan Dewoto, 2007).

METODE KERJA

Striknin digunakan dalam stimulansia terhadap medulla spinalis pada


katak yang sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan fisologis terlebih dahulu.
Striknin disuntikkan secara SC pada daerah abdominal melalui saccus limphaticus
femoralis dengan dosis bertingkat mulai 0.05 ml, 0.1 ml, 0.2 ml dan seterusnya.
Perubahan fisiologis diamati setiap 5 menit pada setiap dosis penyuntikan.
Pemberian obat dan pengamatan dihentikan setelah terjadi konvulsi pada katak.
Bagian otak dari katak dirusak satu per satu mulai dari cortex cerebri, medulla
oblongata, dan medulla spinalis untuk mengetahui titik tangkap kerja dari obat
tersebut.
PEMBAHASAN

Tabel 1. Stimulansia medulla spinalis (striknin)


Menit Dosis Posisi Refleks Rasa Tonus Frek. Frek. Kejang
(ml) tubuh nyeri nafas jantung
2 0.1 - - - - - - +++

Normal (Sebelum disuntikan striknin) :


a. Posisi punggung bersudut
b. Ada rasa nyeri
c. Ada refleks nyeri
d. Ada tonus otot
e. Frekuensi nafas : 76x/menit
f. Frekuensi jantung : 96x/menit

Striknin merupakan obat konvulsan yang kuat. Hal ini terbukti dari hasil
percobaan dimana katak mengalami gejala konvulsan yang khas pada menit ke-2
setelah penyuntikan dengan dosis 0.05ml rute intraperitoneal. Sifat konvulsan
yang muncul yaitu spontan, simetris dan tetanis (tidak ada jeda tremor atau
kontinu). Setelah dilakukan perusakan cerebrum dan medulla oblongata, katak
tetap kaku. Sedangkan setelah medulla spinalis dirusak, katak menjadi lemas.
Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa striknin memiliki titik tangkap di
medulla spinalis sesuai dengan penelitian Louisa dan Dewoto (2007) yang
mengatakan striknin dapat merangsang medulla spinalis secara langsung. Efek
striknin dianggap kerjanya pada medulla spinalis dan konvulsinya disebut
konvulsi spinal. . Kematian biasanya disebabkan oleh paralisis batang otak karena
hipoksia akibat gangguan pernafasan. Kombinasi dari adanya gangguan napas dan
kontraksi otot yang hebat dapat menimbulkan asidosis respirasi maupun asidosis
metabolik hebat (Louisa dan Dewoto 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Baniswarna, Sulistia G . 1995. Farmakologi dan Terapi. Gaya Baru : Jakarta.


Louisa M & Dewoto HR . 2007. Perangsangan Susunan Saraf Pusat . Dalam :
Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta, hal. 247-248

Anda mungkin juga menyukai