Praktikum 2
Anggota kelompok:
Pertanyaan:
Diketahui
Jantan Betina
Dewasa Anakan Dewasa Anakan
4 6 35 17
Gejala Klinis : 48 ekor
Pertanyaan:
1. Hitunglah case fatality rate akibat penyakit saluran pernafasan tersebut.
Pertanyaan apakah yang harus ditanyakan kepada peternak agar diperoleh
informasi case fatality rate yang akurat?
Total ayam yang mati akibat penyakit = 30 ekor
Total ayam yang menderita penyakit = 48 ekor
Hitunglah :
a. Prevalensi pada 1 Juli 2003
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
Prevalensi (P) = × 100%
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
100
= × 100%
600
= 16,67%
Prevalensi suatu penyakit pada sapi di daerah tersebut pada 1 Juli 2003 adalah
16,67%
Hitunglah :
a) Mortality Rate per 100.000
b) Case Fatality Rate
c) Apa kepentingan ekonomis dari CFR?
Jawab :
Total individu mati pada periode wkt tertentu
a) Crude Mortality (true) Rate : Populasi berisiko pd periode wkt tertentu x ITC
15 15
= (100.000+99.985)/2 = 99.992,5= 0.00015= 0.015%
Total yg mati akibat penyakit X dalam periode waktu tertentu
b) Case Fatality Rate : Total hewan yang menderita penyakit X
15
= 15 = 1= 1x100%= 100%
c) Penhitungan CFR untuk mengetahui tingkat kematian serta distribusi dari
suatu penyakit/wabah. Setelah mengetahui berapa persentase hasil CFR, maka kita
dapat mengambil tindakan cepat seperti pengendalian dan pencegahan suatu
penyakit, sehingga dapat menghindari kerugian ekonomi yang akan dihasilkan
nantinya, Penyakit akibat Septichaemia Epizootica mngakibatkan kerugian ekonomi
yang tidak sedikit. Kerugian ini dapat berupa : kehilangan tenaga kerja, hewan mati,
turunnya berat badan yang akan membuat adanya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan dan pengendaliannya (Agustini et al. 2014).
Farm
Umur X Y
Tingkat Insidensi penyakit Z Tingkat insidensi penyakit Z
(/1000 ekor) (/1000 ekor)
<1 tahun 0,004 0,004
1 – 3 tahun 0,012 0,016
>3 tahun 0,030 0,030
Perhitungan Insidensi :
<1 tahun, Farm X : 4/1000 = 0,004 Farm Y : 4/1000 = 0,004
1 – 3 tahun, Farm X : 12/1000 = 0,012 Farm Y : 16/1000 = 0,016
>3 tahun , Farm X : 30/1000 = 0,030 Farm Y : 30/1000 = 0,030
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa tingkat
insidensi penyakit Z paling tinggi berada pada umur >3 tahun pada Farm X dan
Farm Y. Adapun urutan tingkat insidensi penyakit Z dari yang paling tinggi
berdasarkan pengelompokan umur, yaitu >3 tahun - 1-3 tahun - <1 tahun. Tingkatan
insidensi penyakit Z tersebut berlaku untuk kedua Farm.
5. Kita akan mengukur Incidence rate penyakit surra pada populasi kerbau (10 ekor)
selama 1 tahun. Setelah satu tahun pengamatan, hasilnya adalah sebagai berikut
:
No. Waktu timbul penyakit Kontribusi sebagai hewan berisiko
Kerbau sejak awal pengamatan (ekor tahun)
1 3 bulan 0,25
2 Tidak sakit 1
3 Tidak sakit 1
4 6 bulan 0,5
5 9 bulan 0,75
6 4 bulan 0,33
7 Tidak sakit 1
8 Tidak sakit 1
9 4 bulan 0,33
10 Tidak sakit 1
Jawab:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
a. IR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖
5
= 0,25+1+1+0,5+0,75+0,33+1+1+0,33+1
= 5/7,16 = 0,69 x 100 ekor = 69 kasus per 100 ekor-tahun
b. IR=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑑𝑖𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛+𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑑𝑖𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛/2
= 5/{[(10+5)/2]x1
= 5/7,5 = 0,67 x 100 ekor = 67 kasus per 100 ekor-tahun
Daftar pustaka :
Agustini NLP, Supartika IKE, Joni Uliantara IGA. 2014. Case report of septicaemia
epizootica on bali cattle in Timor Tengah Utara district, East Nusa Tenggara
Province year 2014. Bule. Vet. BBVet Denpasar. 26(85): 1-11.