Setyawan Budiharta
Acuan
Martin et al (1987)
Veterinary Epidemiology Principles and
Methods
Trushfield (2007)
Veterinary Epidemiology
Lokakarya Epidemiologi
Setyawan Budiharta dan W. Suardana
(2007). Epidemiologi dan Ekonomi
Veteriner
: Strategi Penanganan
Penyakit hewan
: Jenis-jenis kajian
observasional analitik
: Surveillance anthrax
EPIDEMIOLOGI 1.
1. Epi
: Upon, apa yang ada pada (dalam)
demos : Populi, populasi
logos
: 1. reason, speech, account
2. oral/written expression
3. doctrine, theory, science
2. Epidemics : wabah
logos
: science
3. Epidemiolgi
: Kesehatan dan Penyakit populasi
EPIDEMIOLOGI 2.
Populasi target
Sampling
Rancangan
penyelidikan
Variabel
ikutan
Populasi
kajian
baur
Jujuh,
Dikotomik,
Kategoris
Bias
seleksi
asosiasi
Variabel
ikutan
outcome
Bias
informasi
Hewan,
Peternak,
Desa
ANALISIS
-DETEKSI
PENYAKIT
- ARAS PENYAKIT
-EVALUASI
PENGENDALIAN
- EKONOMI
PENYAKIT
SAMPEL
NONRAMBANG
Convienient
By Jugdement
SENSUS
RAMBANG
Sederhana
Sistematis
Strata Tahapan
Klaster
Jumlah
populasi
1.
2.
3.
4.
5.
1000
200
5000
50
800
proporsi
relatif
20
4
100
1
16
Nomor yang
diberikan
001 020
021 024
025 124
125
126 141
4. SAMPLING KLASTER
a. Diambil semua hewan dalam kelompok terpilih
b. Keuntungan dan kerugian seperti sampling
tahapan ganda
BESARAN SAMPEL
PERTIMBANGAN: penggunaan sampel
1. Mendeteksi adanya penyakit pada populasi
2. Estimasi aras penyakit pada populasi
3. Menyidik penyebab penyakit
1. Mendeteksi Penyakit
a. Diperlukan perkiraan:
1) tingkat keyakinan (konfidensi)
2) prevalensi penyakit bila ada
3) jumlah hewan dalam populasi
b. Rumus:
n = [1 (1 a)1/D][N (D 1)/2]
n: jumlah sampel
a: tingkat konfidensi
N: jumlah populasi
D: tingkat penyakit
contoh
Populasi sapi 1000(N), ada yang sakit 10 (D), Jika
kita ingin menguji paling sedikit ada 1 ekor yang
+ dgn tingkat konfidensi 95 %, berapa sampel (n)
yang dibutuhkan ?
n = [1 (1 0,95)1/10][1000 (10 1)/2]
= (1-(1-0,95)0,1) (1000-4.5)
= 0.259 x 995.5 = 258
(Konf. 99 % = 0,369 x 995.5 = 367)
D = [1 (1 a)1/n][N (n 1)/2]
Berapa maksimum hewan sakit jika sampel
yang diperksa semuanya negatif
Jika dari Populasi ayam 5000(N), diperksa secara rambang 20
sampel semuanya negatif pulorum, berapa maksimum jumlah yg
terkena pulorum ?
D= (1-(1-0.95) 1/20) ( 5000- (20-1)/2)
= 1-(1-0.95)0.05) (5000-19/2)
= 0.139 x 4990,5
= 694
Prev 694/5000 : 13.9 %
pop
1%
5%
10%
50%
30
29/30
23/27 19/23
5/7
60
57/60
38/47 23/31
5/7
100
95/99
45/59 25/36
5/7
300
5/7
1000
5/7
10000
5/7
b. Rumus
n = 4PQ/L2 95%
n = 9PQ/L2 99%
P: perkiraan aras
Q: 1 P
L : Galat yang diinginkan
1
1/n1+ 1/N
Contoh perhitungan:
Prevalensi = 0,2
Konfidensi = 95 %
Galat = 5 %
n = 4PQ/L2
= 4(0,2)(0,8)/(0,5)(0,5)
= 0,64/0,01 = 64
Populasi misal 150> 10 %
N2 = 1/(1/n1 + 1/N)
= 1/(1/64 + 1/150)
=
3. Menyidik Penyebab
a. Diperlukan
1) Estimasi akibat dalam kedua kelompok
yang dibandingkan
2) Tingkat konfidensi
a) galat tipe I
b) galat tipe II
b. Rumus
[Z (2PQ)1/2 - Z (PeQe + PoQo)1/2]2
n=
(Pe Pe)2
Qo = 1 Po
P = (Pe + Po)/2
Q=1-P
PENGUJIAN DIAGNOSTIK
SETIAP PROSEDUR YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENDIAGNOSIS SEEKOR HEWAN
CONTOH:
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan rektal
3. Riwayat penyakit
4. Pengujian laboratorium
a. Serologi
b. Isolasi
c. Patologi
d. lain-lain
Sensitivitas
Proporsi hewan sakit yang bereaksi positif
100 ekor sapi terinfeksi brucela
95 ekor + pada CFT
5 ekor pada CFT
sensitivitas CFT = 95/100 = 95 %
5 ekor negatif: negatif palsu
Spesifisitas
Proporsi hewan tidak sakit yang bereaksi negatif
100 ekor sapi tidak terinfeksi brucela
98 ekor - pada CFT
2 ekor + pada CFT
spesifisitas CFT = 98/100 = 98 %
2 ekor positif: positif palsu
Negatif palsu
1. Toleransi (individual)
2. Malfungsi sistem imun
3. Tahap penyakit terlalu dini
4. Variasi imunologis antar individu
5. Lain-lain
Positif palsu
1. Vaksinasi
2. Reaksi silang
3. Antibodi perolehan
- Kolustrum
- Plasenta
4. Lain-lain
Ringkasan Tabel 2 x 2
Penyakit Penyakit
(+)
(-)
(+)
a
b
Pengujian
(-)
c
d
a+c
a = positif benar
c = negatif palsu
b+d
b = positif palsu
d = negatif benar
a+b
c+d
n = a +b+c+d
Frekuensi relatif
50%
Tidak Sakit
Titer pemilah
Sakit
0%
Negatif palsu
Positif palsu
titer
Tidak Sakit
Titer pemilah
Sakit
0%
Negatif palsu
Positif palsu
titer
Contoh:Se = 95 %; Sp = 95 %
1000 ekor hewan, True prevalence = 5 %
Penyakit
+
48
47
95
903
905
50
950
1000
Pengujian
+
Pengujian
-
19
49
68
931
932
20
980
1000
Contoh:Se = 95 %, Sp = 95 %
1000 ekor hewan, True p = 5 %
Penyakit
+
48
47
95
903
905
50
950
1000
Pengujian
+
Pengujian
-
19
49
68
931
932
20
980
1000
Uji I : Se = 50 %; Sp = 98,7 %
Uji II : Se = 60 %; Sp = 98,6 %
Uji II ( T2)
+
+
Total
D+
D- Total
30
70
50
80
70
30
50 7620
200 7800 8000
Interpretasi paralel
1. T+ : Merupakan jumlah antara
a. T1+
b. T2+
c. (T1,T2)+
2. T adalah (T1,T2)
Interpretasi seri
1. T+ adalah (T1,T2) +
2. T adalah
a. T1
b. T2
c. (T1,T2)
Interpretasi
Paralel
Seri
Sensitivitas
150/200 = 75 %
70/200 = 35 %
Spesifisitas
7620/7800 = 97,7 %
7770/7800 = 99,6 %
T1
D+
D-
Jumlah
T1+
T1-
95
5
99
9801
194
9806
Jumlah
100
9900
10000
T2
D+
D-
Jumlah
T2+
T2-
93
2
1
98
94
100
Jumlah
95
99
194
Jumlah
UJI BARU
Jumlah
UJI BAKU
Jumlah
UJI BARU
Jumlah
Perhitungan Kappa:
Proporsi Kesesuaian = (a+d)/n
Peluang Proporsi Kesesuaian :
= (e/n x g/n) + (f/n x h/n)
[(exg)/n + (fxh)/n]
= ----------------------n
Proporsi Kesesuaian Peluang = X
Peluang Kesesuaian maks = 1 Peluang = Y
Kappa () = X/Y
Kappa : 0,7 (70 %) : Kesesuaian baik sekali
0,5 0,6 : Kesesuaian baik
0,4
: Kesesuaian cukup
< 0,4
: Kesesuaian jelek
UJI BAKU
Jumlah
46(a)
12(b)
58(g)
10(c)
32(d)
42(h)
56(e)
44(f)
100(n)
UJI BARU
Jumlah
Perhitungan Kappa:
Proporsi Kesesuaian = (a+d)/n = (46 + 32)/100 = 0,78
Peluang Proporsi Kesesuaian :
= (e/n x g/n) + (f/n x h/n)
Jumlah
60
65
35
900
935
95
905
1000
Jumlah
CFT
Jumlah
Pertanyaan:
Seberapa kesesuaian
kedua pengujian tersebut
Gangguan retina
Klinikus I
Klinikus II
32
12
44
10
46
56
42
58
100
Jumlah
Pertanyaan:
Seberapa kesesuaian
kedua klinikus tersebut
TERIMA KASIH