Anda di halaman 1dari 25

SCREENING

Fatiyani Alyensi,SST,M.Kes
DEFINISI SCREENING
• Penerapan tes terhadap orang yang tidak menunjukkan
gejala dengan tujuan mengelompokkan ke dlm kelp yang
mungkin menderita penyakit
• Usaha untuk mengidentifikasi suatu peny yang secara
klinis belum jelas dgn menggunakan pemeriksaan tertentu
• Deteksi peny yg muncul pada populasi yang sehat
• Uji yang sedehana , murah dan cepat untuk mengetahui
seseorang dgn faktor resiko dan penyakit sub klinis
SIFAT SCREENING
• Merupakan deteksi dini penyakit
• Bukan merupakan alat diagnostik
• Positif test akan mengikuti tes diagnostik/ prosedur untuk
memastikan penyakit
Tujuan screening
• Untuk mendeteksi/ diagnosa penyakit sedini mungkin
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian
• Riset/survey
• Perlindungan terhadap masyarakat
• Meningkatkan kualitas hidup
• Melihat besarnya masalah
• Mencegah meluasnya suatu penyakit di dalam
masyarakat
• Memberikan gambaran kepada petugas kesh tentang sifat
suatu penyakit agar waspada dalam melakukan
pengamatan terhadap suatu gejala dini/awal
PERTIMBANGAN PROGRAM
SCREENING
• Penyakit atau masalah yang akan di screening merupakan
masalah yang serius, prevalensinya tinggi, merupakan
masalah kesmas
• Pengobatan yg diterima harus tersedia
• Harus tersedia kses ke faskes utk dx dan pengobatan lanjtan
• Tes cukup sensitif dan spesifik
• Tes dapat diterima oleh masyarakat, aman, tidak berbahaya,
murah dan sederhana
• Kebijakan intervensi/pengobatan akan dilakukan setelah
dilaksanakan screening harus jelas
• Ada SOP tentang penyakit tersebut
• Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui pasti
Yang perlu diperhatikan saat melaksanakan
screening :
• Populasi yang akan di sceening harus ditentukan
• Gejala dini dan faktor resiko dari masalah/penyakit yang
akan di screening harus diketahui terlebih dahulu
• Metoda dari test/ pemeriksaan screening tersebut harus
jelas
Hipertensi contoh penyakit yang baik di skrining

• serius , mortalitas tinggi ; terdokumentasi


• pengobatan dini , menurunkan mortalitas & morbiditas
• prevalensi tinggi di populasi, 20 %
TYPE OF SCREENING

1.Mass screening

2.Selective screening

3.Single disease screening

4.Multiphasic screening

5. Case finding screening (Pencarian kasus)


CONTOH SCRINING
• Mammografi dan termografi
• Pap Smear dan IVA
• Sphygmomanometer dan stetoskop
• EKG
• Rectal Toucher
• DDSTK
• Pita Ukur LILA
TAHAPAN SCREENING
1. Tahap menetapkan masalah kesehatan yang ingin
diketahui
2. Tahap menetapkan cara pengumpulan data
3. Tahap menetapkan populasi yang akan dikumpulkan
datanya
4. Tahap melakukan screening/penyaringan
5. Tahap mempertajam penyaringan
6. Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI SKRINING
Tes skrining yang baik :
Mempunyai tk validitas dan reliabilitas yang tinggi

Validitas tes skrining


Kemampuan dari suatu pemeriksaan/test untuk menentukan individu
mana yang menderita penyakit dan Individu mana yang tidak
mempunyai penyakit /sehat

Komponen Validitas :
* sensitivitas : kemampuan dari suatu test utk mengidentifikasi secara
benar orang yg mengidap penyakit diantara mereka yg memang sakit
* spesifisitas : kemampuan dari suatu test utk mengidentifikasi secara
benar orang yg tidak mengidap penyakit diantara mereka yg memang
tidak sakit

Screening test valid : sangat sensitif dan sangat spesifik


Validitas dari screening test
Hasil Screening Status Penyakit Total
Sakit Tidak sakit
Positif A B A+B
True Positive (TF) False Positive TP+FP
(FP)
Negatif C D C+D
False Negative True Negative FN+TN
(FN) (TN)
Total A+C B+D n
TP+FN FP+TN
pengertian
• Sensitifitas dari tes adalah TP / (TP + FN) yaitu proporsi dari orang
yang sakit yang hasil tesnya positif

• Spesifisitas dari tes adalah TN/(TN +FP) yaitu proporsi dari orang
yang sehat yang hasil tesnya negatif

• TP atau True Positive adalah orang yang sakit dan hasil tesnya
dinyatakan positif oleh tes diagnostik
• FP atau False Positive adalah orang yang sehat/ tidak sakit tapi hasil
tesnya dinyatakan positif oleh tes diagnostik
• TN atau True Negative adalah orang yang sehat/tidak sakit dan hasil
tesnya dinyatakan negatif oleh tes diagnostik
• FN atau False Negatif adalah orang sakit tapi hasil tesnya dinyatakan
negatif oleh tes diagnostik
Contoh : populasi = 1000 orang 100 menderita penyakit
900 tidak menderita penyakit

skrining dilakukan pada 100 orang yang mempunyai


penyakit hasil :

keadaan sebenarnya :
sakit tidak sakit
Hasil + 80 100 180
pemeriksaan: - 20 800 820
100 900 1000

Sensitivitas = 80/100X 100 = 80 %


Spesifisitas = 800/900 X 100 = 89 %

* Makin tinggi sensitivitas tes, akan makin sedikit FN


* Makin tinggi spesifisitas tes, akan makin sedikit FP
PREDICTIVE VALUE
• Berguna untuk memperediksi bagaimana kemungkinan
seseorang memang sakit jika hasil testnya positif dan
bagaimana kemungkinan seseorang memang tidak sakit jika
hasil testnya negatif.
Ada 2 jenis :

1. Positive Predictive Value (PPV)


Proporsi pasien yg benar2 sakit (TF) diantara keseluruhan
pasien yg menunjukkan hasil tes konfirmasi positif

2. Negative Predictive Value (NPV)


Proporsi pasien yg benar2 sehat (TN ) diantara
keseluruhan pasien yg menunjukkan hasil tes konfirmasi
negatif
Predictive value dari sebuah test
Hasil test Populasi Total
Sakit Tidak sakit
Positif 80 100 180
Negatif 20 800 820
Total 100 900 1000

PPV = TP/(TP+FP) = 80/(80+100) X 100 % =


44 %

NPV = TN/(TN+FN) = 800/(800+20) x 100 % =


98 %
Hubungan Prevalensi Penyakit dengan % FP:
Prev. DM Hsl tes Sakit Tdk Sakit Total %FP
+ 99 495 594 495 = 85%
1% - 1 9405 9406 594
Total 100 9900 10000

+ 198 490 688 490 = 71%


2% - 2 9310 9312 688
Total 200 9800 10000

+ 495 475 970 475 = 49%


5% - 5 9025 9030 970
Total 500 9500 10000

Bila dilakukan skrining :


Prevalensi penyakit False Positive rate
Hubungan Sensitivitas dengan spesifisitas

Sensitivitas Spesifisitas dan


sebaliknya

Dalam program scrining hendaknya tes sangat


sensitif, sehingga dapat diketahui semua kasus
yang diduga positif

Tahap selanjutnya, uji lebih spesifik untuk


menyingkirkan kasus false positif : screning tk 2
Reliabilitas tes skrining
* Hasil konsisten jika dilakukan lebih 1 kali pada individu yang sama
pada situasi yang beda waktu berbeda (pengamat sama),
pengamat berbeda atau tes serupa.
* Dipengaruhi :
1. Variasi pada Metode Pemeriksaan
tergantung stabilitas instrumen alat harus dibakukan
2. Variasi didalam subyek / individu (biologis)
misal : hasil pengukuran suhu tubuh pagi berbeda dengan
siang dan malam hari
3. Variasi intraobserver
misal : pembacaan hasil rontgen pada waktu yang berbeda,
hasil berbeda karena jenuh, lelah & lingkungan
4. Variasi interobserver
misal : 2 radiologis mempunyai interpretasi yang berbeda
thd sebuah hasil rontgen gunakan orang terlatih
& motivasi tinggi
Reliabilitas dan Validitas
Perbedaan : matriks sasaran tembak ( bull’s eye ):
Reliabilitas (Precision / ketepatan)
+ ― Validitas • •
(Accuracy/ + • •
ketelitian • •
• •
•• • •
― •• •


SOAL KELOMPOK I :
Sebuah Tes Skrining untuk suatu penyakit yang baru ditemukan
sedang dievaluasi keefektifan dan sensitivitasnya. Tes yang baru
tersebut dilakukan pada 880 pekerja. Dan didapatkan fakta bahwa
120 orang yang didiagnosis Terkena penyakit, hasil ujinya Positif.
Sedangkan Lima Puluh orang yang terkena penyakit, menunjukkan
hasil uji yang Negatif. Dan terdapat 40 orang yang tidak terkena
penyakit, hasil ujinya Positif. Berdasarkan Informasi tersebut, maka :

Identifikasikan jumlah orang-orang / pekerja yang masuk dalam


kategori : True Positive ; False Positive; False Negative dan True
Negative…!!!
• Hitunglah presentase Sensitivitasnya…!!!
• Tentukan berapa Spesivisitasnya…!!!
• Berapakah nilai prediktif  positifnya…?
• Berapakah nilai prediktif  negatifnya…?
SOAL KELOMPOK  II :
Suatu Mass Screening dilakukan pada 12.400 wanita usia subur
yang berada pada suatu kabupaten. Setelah 3 tahun, dari 8.250
WUS yang termasuk kelompok dengan hasil uji/tes skrining
Negatif dilaporkan sejumlah 7.500 orang Tidak mengidap
Penyakit. Sedangkan dari 2.075 orang yang merupakan
kelompok Wanita Usia Subur yang didiagnosa menderita
penyakit, dikonfirmasi 750 diantaranya hasil ujinya Negatif.
Berdasarkan informasi yang seperti ini, maka :

• Tentukan berapa jumlah WUS yang dikategorikan sebagai :


True Negative, True Positive, False Negatif, False Positive..!!!
• Hitunglah besar Sensitivitasnya…!!!
• Hitunglah Nilai Prediksi Positifnya…!!!
• Berapa angka Prevalensi Penyakitnya…???
Terdapat 624 anak di kecamatan A. Skrining awal :
demam>5 hari, batuk- batuk, kesulitan bernafas dan
peningkatan ritme pernafasan
Untuk mengkonfirmasi kasus dilakukan pemeriksaan
darah mikroskopis untuk menemukan adanya parasit
malaria di dalam darah.
Hasil sebanyak 463 orang yang menunjukkan gejala klinis
malaria dan 220 diantaranya positif parasitemia.
Selanjutnya 161 orang tidak ditemukan gejala klinis namun
32 sampel darah anak menunjukkan hasil positif
parasitemia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai