Anda di halaman 1dari 42

SCREENING/PENYARINGAN

DIYAN MUTYAH S.KEP., NS., M.KES


Pengertian
Usaha untuk mengidentifikasi
penyakit-penyakit yg secara klinis
belum jelas dengan menggunakan
pemeriksaan tertentu / prosedur lain
yg dapat digunakan secara cepat utk
membedakan orang-orang yang
kelihatannya sehat tetapi mempunyai
kemungkinan sakit / benar-benar
sehat (Mausner & Bahn, 1974)
Pengertian screening
• Pengidentifikasian orang yang
berisikotinggi terhadap suatu
penyakit.

• Skrining :  alat u/diagnosa


Seseorang dengan tes (+) /
dicurigai ada penyakit  perlu
dirujuk kembali u/pemx lebih
lanjut
Skrining :  kemauan penderita
Tujuan
• Untuk research / survei
• Untuk perlindungan terhadap
kesehatan masyarakat
• Untuk anjuran / petunjuk tertentu
1. Untuk Penelitian Epidemiology/ surveilens :
menghitung
Insidens, Prevalensi distribusi & trend
2.Protection of the public’s health
misal : X-Ray massal deteksi tb aktif
pengobatan
3. Prescriptive Screening
sebagai landasan petunjuk / anjuran
terhadap individu
misal : tes tuberkulin + dianjurkan
profilaksis INH

Free template from www.brainybetty.com 5


Macam Screening
• Mass screening
• Selective screening
• Single disease screening
• Multiphase Screening
• Periodic Health Examination
• Mass Screening
misal X-Ray massal

• Selective Screening
kelompok penduduk, msl
wanita 40 th Ca cervik

• Single Disease Screening 1


jenis penyakit, misal tb

Free template from www.brainybetty.com 7


• Multiphase Screening
Untuk mengetahui kemungkinan
beberapa penyakit (kombinasi
beberapa pemeriksaan/multipletest/
procedure.
Misal: tes kesehatan seleksi
mahasiswa, pegawai

• Periodic Health Examination :


pemeriksaan kesehatan berkala
untuk staf eksekutif

Free template from www.brainybetty.com 8


Contoh
Mammography  ca mammae
Pap smear  ca cervix
Pemeriksaan tekanan darah 
hipertensi
Pada awal usaha pemberantasan TBC di
Indonesia 
- Pemeriksaan dengan sinar x
- Pemeriksaan sputum
- Pembuatan pembiakan basil
Dasar skrining pada populasi
- Penyakit kronis lebih efektif
bila diterapi lebih awal
-Beberapa kondisi dapat
dicegah dengan mendeteksi
sebelum adanya gejala.
Prinsip-prinsip dasar screening
• Penyakit harus merupakan masalah
kesehatan masyarakat yg penting (Morbiditas
& Mortalitas)
• Prevalensi penyakit cukup tinggi
• Harus ada fasilitas Dx dan pengobatan yang
efektif untuk kasus yang positif &Tersedia
fasilitas pengobatan dan diagnosa
• Faham riwayat alamiah penyakit
Lanjutan…

• Diketahui dalam stadium simptomatik


dini dan masa laten

• Test harus cocok

• Dapat diterima oleh masyarakat


Prinsip-prinsip dasar screening 2

• Biaya hrs seimbang dengan jumlah kasus-


kasus yang dideteksi serta konsekuensi-
konsekuensi yg timbul akibat tdk ikut dlm
program screening

• Penemuan kasus harus terus – menerus


Tujuan Screening
Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan
gejala tidak khas terhadap orang- orang yang
tampak sehat, tetapi mungkin menderita
penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko
tinggi terkena penyakit (Population at risk).

Dengan ditemukan penderita tanpa gejala


dapat dilakukan pengobatan secara tuntas
sehingga tidak membahayakan dirinya atau
lingkungan dan tidak menjadi sumber
penularan penyakit.
PROSES PENYARINGAN
Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok
penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi
menderita penyakit.
• Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.

Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2

2. Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik

• Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.

Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang


secara periodik).
Kriteria untuk evaluasi screening

1. VALIDITAS
 Kemampuan utk menentukan yg
mempunyai peny dan tdk mempunyai peny

 Indikator /komponen:
• 1. Sensitivitas
2. Spesivisitas
Sensitivitas

Yaitu : Kemampuan utk menentukan orang


yg mempunyai penyakit

• Kemampuan dari suatu test utk


mengidentifikasi secara benar orang-orang
yang mempunyai penyakit

• Persentase dari mereka yg sakit yang


kemudian dinyatakan positif oleh test
Spesivisitas

Yaitu : kemampuan utk menentukan orang yg


tidak mempunyai peny.

• Kemampuan dari suatu test untuk


mengidentifikasi secara benar orang-orang
yang tdk mempunyai peny

• Persentase dari mereka yg tidak sakit yg


kemudian dinyatakan negatif oleh test
Dx
Penyakit + Penyakit –
+ a (TP) b (FP) a+b
hasil tes: - c (FN) d (TN) c+d
a+c b+d

Sensitivitas = a = TP Spesifisitas = d = TN
a+c TP+FN b+d TN+FP
FN = c FP = b
a+c b+d

Contoh : pop = 1000 orang 100 menderita penyakit


900 tidak menderita penyakit
skrining dilakukan pada 100 orang yang mempunyai
penyakit hasil :
keadaan sebenarnya :
sakit tidak sakit
Hasil + 80 100 180
pemeriksaan: - 20 800 820
100 900 1000

Sensitivitas = 80 = 80 %
100
Spesifisitas = 800 = 89 %
900

* Makin tinggi sensitivitas tes, akan makin sedikit FN


* Makin tinggi spesifisitas tes, akan makin sedikit FP
Hubungan Prevalensi Penyakit dengan % FP :
Prev. DM Hsl tes Sakit Tdk Sakit Total %FP
+ 99 495 594 495 = 85%
1% - 1 9405 9406 594
Total 100 9900 10000

+ 198 490 970 490 = 71%


2% - 2 9310 9312 688
Total 200 9800 10000

+ 495 475 970 475 = 49%


5% - 5 9025 9030 970
Total 500 9500 10000

Bila dilakukan skrining :


Prevalensi penyakit False Positive rate
Prevalens 25% prediktif positif (PV+)
penyakit
A
+ - A+B
+ 125 375
Test
- 125 375

250 750 1000

125
PV + = x 100%
125 + 375
= 25%
Prevalens 50% prediktif positif (PV+)
penyakit

+ -

Test + 250 250

- 250 250

500 500 1000

250
PV + = x 100%
250 + 250
= 50%
Prevalens 50% prediktif negativ (PV-)
penyakit D

+ - C+D

Test + 250 250

- 250 250

500 500 1000

250
PV - = x 100%
250 + 250
= 50%
2. Reliabilitas
 kemampuan test menghasilkan nilai yg
konsisten bila test dilakukan > 1 kali, pada
individu & kondisi yg sama
 dipengaruhi oleh :
variasi observasi : interobserver
intraobserver
variasi metoda  instrumen

Diatasi dgn : (mengurangi variasi)


• Standardisasi prosedur

• Pelatihan secara Periodik bagi


observer

• Cek sec periodik kerja observer yg


bekerja sendiri-sendiri
3. YIELD
 hasil dari suatu test
adalah jumlah kasus yang dahulu tdk diketahui

dan sekarang diketahui


menderita tanpa gx

melalui screening
Yield 2

Dipengaruhi oleh :
a. Sensitivitas dari test
b. Prevalensi dari peny. Yg tdk
dikenal
c. Ada tidaknya penemuan kasus
terdahulu
d. Sikap penduduk
e. Prevalens penyakit rendah
Predictive value (nilai prediktif)
1. Positive Predictive value (PPV)
 persentase dari mrk dg hasil test (+) yang
benar-benar sakit
TP
=
TP + FP

2. Negative predictive value (NPV)


 Persentase dari mereka dengan hasil test (-)
dan tidak mempunyai penyakit
TN
=
FN + TN
COMBINATION OF TEST

1. Series test
 seseorang disebut positif bila seluruh
rangkaian menghasilkan positif dan negatif
bila ada satu hasil test negatif

 meningkatkan spesitivitas
2. Paralel test
 seorang disebut positif bila ada satu hasil
positif dari rangkaian test dan negatif bila
semua rangkaian test negatif
 Meningkatkan sensitivitas
contoh
1. Series test
Populasi = 1000
Test I
penyakit
-
+
Test + 10 50 60
- 40 900 940
50 950 1000

900
Spesitivitas = x 100% = 94,74%
950
Test II
status penyakit

+ -
Test + 3 5 8
- 7 45 52
10 50 60

Sensitivitas = 3 x 100% = 6%
50

Spesitivitas = (900 + 45) x 100% = 99,47%


950
2. Paralel test

Populasi = 1000
Test I
penyakit

+ -

Test +  10 50 60
- 40 900 940
50 950 1000

10
Sensitivitas = x 100% = 20%
50
Test II
Penyakit

+ -

+  10 100 110
Test
- 30 800 830
40 900 940

Sensitivitas = (10 + 10) x 100% = 40%


50

Spesitivitas = 800 x 100% = 84,21%


950
TUGAS Kelompok 1
Sebuah Tes Skrining untuk suatu penyakit yang
baru ditemukan sedang dievaluasi keefektifan dan
sensitivitasnya. Tes yang baru tersebut dilakukan
pada 880 pekerja. Dan didapatkan fakta
bahwa 120 orang yang didiagnosis Terkena
penyakit, hasil ujinya Positif. Sedangkan 50 orang
yang terkena penyakit, menunjukkan hasil uji
yang Negatif. Dan terdapat 40orang yang tidak
terkena penyakit, hasil ujinya Positif. Berdasarkan
Informasi tersebut, maka :
Identifikasikan jumlah orang-orang / pekerja yang
masuk dalam kategori.

38
Kelompok 2
• Suatu Mass Screening dilakukan
pada 12.400 wanita usia subur yang berada
pada suatu kabupaten. Setelah 3 tahun,
dari 8.250 WUS yang termasuk kelompok
dengan hasil uji/tes skrining Negatif dilaporkan
sejumlah 7.500 orang Tidak mengidap
Penyakit. Sedangkan dari 2.075orang yang
merupakan kelompok Wanita Usia Subur yang
didiagnosa menderita penyakit,
dikonfirmasi 750 diantaranya hasil ujinya
Negatif. Berdasarkan informasi yang seperti ini,
maka :

Free template from www.brainybetty.com 39


Kelompok 3
• Dari suatu Uji Skrining untuk penyakit
Ca. Serviks yang dilakukan
pada 10.000 wanita usia 45 – 60 tahun
disebuah Propinsi didapatkan hasil
bahwa 98 dari 164 orang yang
dinyatakan Positif oleh hasil Uji/Tes
merupakan bagian dari 9.850 orang yang
dinyatakan Tidak Menderita Ca. Serviks
oleh diagnosis. Berdasarkan hasil
tersebut, maka :

Free template from www.brainybetty.com 40


PERTANYAAN SOAL
1. Identifikasikan jumlah orang-orang /
pekerja yang masuk dalam kategori :
True Positive ; False Positive; False
Negative dan True Negative…!!!
2. Hitunglah presentase
Sensitivitasnya…!!!
3. Tentukan berapa Spesivisitasnya…!!!
4. Berapakah nilai prediktif positifnya…?
5. Berapakah nilai prediktif negatifnya…?

41
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai