dr. Andiani
Fakultas kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma surabaya
Pengertian
(Mausner & Bahn, 1974)
Usaha untuk mengidentifikasi penyakit-
penyakit yang secara klinis belum jelas dengan
menggunakan pemeriksaan tertentu /
prosedur lain yang dapat digunakan secara
cepat untuk membedakan orang-orang yang
kelihatannya sehat tetapi mempunyai
kemungkinan sakit / benar-benar sehat
Pengertian
(Bambang Sutrisna, 1986)
Penemuan peny. secara aktif pd orang-orang
yg tanpa gejala & nampaknya sehat
Umur: 25 35 45 55 70
LEAD TIME
Deteksi Deteksi
dalam screening secara klinis
Lead Time
1966 1968 1972 1974
Onset screening dx
- outcome -cacat
biologi -sembuh
program tx -wafat
lead time
Interval waktu antara saat ditegakkan dx lebih dini dengan saat
penegakan dx dgn cara yg normal dilakukan (px merasakan gx)
Prinsip-prinsip dasar screening
1. Pilihan penyakit tepat ;
- merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting / serius
- Memiliki stadium sub-klinis yang bisa
dideteksi,diketahui riwayat alamiah penyakit
- Bermanfaat jika ditangani dini
2. Pilihan metode yang tepat ;
- Dapat mendeteksi penyakit pre-simptomatik
- Aman, akurat, dapat diterima
- Cost effective
3. Program yang tepat ;
- Menjangkau populasi target yang sesuai
- Menjaga mutu test yang dipakai
- Follow up yang baik untuk hasil screening positif
- Policy yang jelas
- Efisien
4. Sumber daya yang tepat ;
- Pelaksana yang kompeten
- Biaya screening,biaya lanjutan Dx,biaya Tx
- Kesiapan Metode alternatif
Kriteria untuk evaluasi screening
1. VALIDITAS
Kemampuan utk menentukan yg
mempunyai peny dan tdk mempunyai peny
Indikator :
Sensitivitas
Spesivisitas
Sensitivitas
Pos TP FP TP+FP
Neg FN TN FN+TN
Contoh :
Populasi = 1000
Sensitivitas = 50%
Spesitivitas = 50%
Prevalens 25%
penyakit
+ -
+ 125 375
Test
- 125 375
125
PPV = x 100%
125 + 375
= 25%
Prevalens 50%
penyakit
+ -
- 250 250
250
PPV = x 100%
250 + 250
= 50%
2. Reliabilitas
kemampuan test menghasilkan nilai yg
konsisten bila test dilakukan > 1 kali, pada
individu & kondisi yg sama
dipengaruhi oleh :
variasi observasi : interobserver
intraobserver
variasi metoda instrumen
melalui screening
Yield 2
Dipengaruhi oleh :
a. Sensitivitas dari test
b. Prevalensi dari peny. Yg tdk dikenal
c. Ada tidaknya penemuan kasus
terdahulu
d. Sikap penduduk
e. Prevalens penyakit rendah
COMBINATION OF TEST
1. Series test
seseorang disebut positif bila seluruh
rangkaian menghasilkan positif dan negatif
bila ada satu hasil test negatif
meningkatkan spesitivitas
2. Paralel test
seorang disebut positif bila ada satu hasil
positif dari rangkaian test dan negatif bila
semua rangkaian test negatif
Meningkatkan sensitivitas
contoh
1. Series test
Populasi = 1000
Test I
penyakit
-
+
Test + 10 50 60
- 40 900 940
50 950 1000
900
Spesitivitas = x 100% = 94,74%
950
Test II
status penyakit
+ -
Test + 3 5 8
- 7 45 52
10 50 60
Sensitivitas = 3 x 100% = 6%
50
Populasi = 1000
Test I
penyakit
+ -
Test + 10 50 60
- 40 900 940
50 950 1000
10
Sensitivitas = x 100% = 20%
50
Test II
Penyakit
+ -
+ 10 100 110
- 30 800 830
40 900 940