skrining
By Sri Wahyuni M, SKp.Ns
Kegiatan srening akan efektif bila tes & pemeriksaan
yg digunakan juga efektif
Setiap tes scrining memerlukan uji validitas &
reliabilitas yang kuat
Validitas tes ditunjukkan melalui sebrp baik tes sec.
aktual mengukur apa yg semestinya diukur.
Validitas ditentukan oleh sensitifitas & spesifitas suatu
uji
Reliabilitas didsrkan pd sebrp baik uji tsb dilakukan pd
waktu itu – dlm hal keterulangannya.
Adalah 2 rasio yg digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu uji saring atau uji diagnostik untuk
membedakan individu-individu yang mendapat
penyakit dengan yang tidak mendapat penyakit.
Sensitifitas Adl kemampuan suatu uji utk memberi
gambaran positif pada orang-orang yang benar-benar
sakit,
mereka yg terkena penyakit / menderita sakit,terbukti
sakit seperti yg diperlihatkan melalui uji
Positif Benar
Positif benar =
Sensitifitas = Semua org berpenyakit
Positif benar+negatif palsu
a
a+c
Keadaan
sesungguhnya
Penderita Bukan
penderita
Hsl Test positif a b
Hasil tes c d
negatif
Jumlah a+c b+d
Adl : kemampuan suatu uji untuk mengidentifikasi
dg benar persentase mereka yg tidak terkena penyakit
– org yg tidak terkena penyakit dan terbukti spt yang
ditunjukkan melalui suatu uji
d
=
d+b
Atau subyek yg tidak sakit dengan tes negatif dibagi dengan jmlh
org yg tdk sakit dikalikan 100
• Disebut positif palsu bila : tes skrining
memperlihatkan bahwa individu
terkena penyakit.
• Tes ini keliru dlm mengindikasikan
bahwa seseorg terkena penyakit
namun pada kenyataanya dia sehat &
tdk berpenyakit
• Hasil tes telah keliru mengatakan ya
terkena penyakit mencap org yg sehat
terkena penyakit
Contoh kasus : Test papsmear
dan penyakit ca servik
Status ca cervik
Positif Negatif
Sensitifitas = 83%
Spesifitas = 67%
Negatif palsu adalah kebalikan dari
positif palsu
Negatif palsu adl ketika uji skrining
mengindikasikan bahwa seseorg tdk
terkena penyakit tetapi pada
kenyataanya org tersebut menderita
penyakit.
Tes telah keliru mengatakan tdk
terkena penyakit, mencap org yg sakit
sbg org yg sehat.
Positif benar
Positif Negatif
Sensitifitas &
Spesifitas < 100%
NB
% Spesifitas = % org tanpa penyakit yg dg benar dinyatakan X 100
Tdk terkena penyakit melalui uji NB + PP
Penyakit
ada Tidak
Positif P Positif
a+b
Positif Benar e Palsu
PB + PP
a b
Uji
Negatif c d Negatif
Negatif c+d
Palsu a Benar
NP + NB
NB NP
PB PP
NB NP
Positif benar
Nilai prediltif uji positif = x 100 = %
Positif benar + positif palsu
Negatif benar
Nilai prediktif uji negatif = x 100 = %
Negatif benar + Negatif palsu
a+c
PREVALENCE =
A+b+c+d
a+d
Akuracy =
A+b+c+d
• Contoh kasus
• Tes skrining untuk TB dilakukan di Prodi
kebidanan Smg. Berikut hasil temuan tes
skrining tsb
A B 50 50
PB PP X 100
=
P50 75 50 + 75 125
NB = 40 %
NP
C 15 D 1710
Pertanyaan :
Berapa nilai prediktif uji positif
Berapa nilai prediktif uji negatif
Berapa prevalecenya
Berapa akurasinya
Contoh
2 org dokter mencoba Radiologi, fraktur
membuat kriteria yg akan ya tidak
dipakai sebagai pegangan
pada kasus trauma kepala, Sk
+ 92 973
dimana sebagai konfirmasi adl re
pemeriksaan radiologi kepala, ni
1 434
bbrp kriteria yg dipakai adl tdk ng -
sadar, adanya luka dikepala,
dan kelainan neurologis.
Mereka memeriksa 1500 org Hitunglah :
dan hasinya bisa dilihat sensitifitas,spesifitas,
ditabel berikt prediksi positif,
prevalens dan akurasi
MATUR SUWUN