Anda di halaman 1dari 5

2.

4 Sensitivitas dan Spesivisitas

2.4.1 Sensitivitas

Sensitivitas (sensitivity) merupakan kemampuan suatu tes untuk

mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil tes positif dan benar sakit.

Semakin besar persentase sensitivitas makin baik, karena akan mengurangi resiko

penularan atau kematian yang disebabkan penyakit tersebut. Dan sebaliknya,

semakin kecil persentase sensitivitas makin berbahaya, karena makin banyak

orang yang sebenarnya sakit tapi tidak merasa sakit sehingga tidak

berobat/diobati. Selain itu juga akan dapat menularkan penyakitnya ke orang lain

(bila screeningnya pada penyakit menular).

2.4.2 Spesivisitas

Spesivisitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu

dengan tepat, dengan hasil negative dan benar tidak sakit. Makin besar persentase

spesivisitas makin baik, karena akan mengurangi kesalahan pengobatan dan

perawatan sehingga orang yang sehat tidak dikira sakit dan tidak perlu dilakukan

pengobatan. Makin kecil persentase spesivisitas makin merugikan karena dapat

menyebabkan pemberian pelayanan kesehatan yang salah, karena memungkinkan

pemberian layanan kesehatan kepada orang yang tidak sakit.


2.4.3 Rumus Sensitivitas dan Spesivisitas

Status penyakit
Ada Tidak Ada Total
Uji Tapis/ Positif a b a+b
Skrining Negatif c d c+d
Total (a+c) (b+d) a+b+c+d

Keterangan:

a= jumlah positif benar

b= jumlah positif palsu

c= jumlah negative palsu

d=jumlah negatif benar

a. Rumus Sensitivitas
a
a+c

b. Rumus Spesivisitas
b
b+ d

Contoh soal:

Drg. Zano sebagai kepala Puskesmas selain melakukan analisis situasi pada

puskesmas dan wilayah binaannya, juga bertekad untuk memperbaiki kinerja

puskesmas yang nantinya akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya dengan melakukan perencanaan sampai ke tingkat

actuating, controlling, dan evaluating.

Dalam kurun berberapa waktu, kerja keras drg. Zano beserta stafnya

membuahkan hasil dengan kinerja puskesmas yang lebih efektif dan efisien serta

terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, walaupun

hasilnya belum yakin sampai ke taraf signifikan.


Drg. Zano mendengar kabar dari media dan masyarakat bahwa di luar

daerah kerjanya, di daerah tetangga, yaitu wilayah A, terjadi wabah flu burung.

Agar masyarakat daerah kerjanya terhindar dari wabah tersebut, drg. Zano

bermaksud untuk melakukan penelitian prospektif dengan melakukan uji tapis

(screening test) pada sietiap pendatang yang berasal dari wilayah A. Setiap

pendatang tersebut akan diperiksa, yang nantinya akan didapatkan nilai resiko

relatif, sensitivitas, dan spesifisitasnya.

Kegiatan uji tapis dilakukan selama satu minggu yang hasinya sebagai berikut:

selama pemeriksaan terdapat 250 orang yang diperiksa. 65 orang dalam keadaan

sakit dan hasil tes positif, 35 orang dalam keadaan tidak sakit tapi hasil tes

menyatakan positif, 105 orang dalam keaadaan tidak sakit dan hasil tes

menunjukkan negatif, 45 dalam keadaan sakit tapi hasil tes menyatakan negatif.

Status penyakit
Ada Tidak Ada Total

Positif 65 45 110
Uji Tapis/
Skrining Negatif 35 105 140

100 150 250


Total
a. Sensitivitas

65 = 65 = 0,65
65 +35 100

b. Spesifisitas

105 = 105 = 0,7

105 + 45 150

Anda mungkin juga menyukai