Anda di halaman 1dari 5

TUGAS EPIDEMIOLOGI KLINIK DAN BIOSTATISTIK SESI 4

NAMA : DWI PRABAWATI


NIM : 20210309187
KAMPUS : KEBON JERUK
KELAS :B

1. Telah dilakukan skrining terhadap 950 orang dengan cara ‘rectal toucher’ yang dilakukan
oleh dokter untuk mendeteksi adanya ‘cancer prostat’. Dari pemeriksaan yang dilakukan
oleh dokter, 300 orang dinyatakan postif Ca-prostat. Dengan pemeriksaan lain yang lebih
pasti hasilnya yaitu dengan biopsy terhadap 950 orang tersebut diketahui bahwa sebanyak
250 orang positif Ca-prostat. Dari orang-orang yang dinyatakan positif dengan
pemeriksaan ‘rectal toucher’ yang dilakukan dokter ternyata hanya 100 orang yang
dinyatakan sehat dengan pemeriksaan biopsy. Dapatkah skrining dengan ‘rectal toucher’
memprediksi seseorang menderita Ca-prostat?

Biopsi Ca Prostat Biopsi Ca Prostat


Total
Positive (+) Positive (+) / Sehat
Hasil Rectal Toucher 200 100 300
Posutif (+)
Hasil Rectal Toucher 50 600 650
Negative (-)
Total 250 700 950

 Se = a / a + c = 200 / 200 + 50  Sp = d / b + d = 600 / 100 + 600

= 200 / 250 = 0,8 = 600 / 700 = 0,857

Sensitivitas 80 % Spesifisitas 86%

Suatu metode skrining dapat dinyatakan valid jika


 Jumlah nilai Se dan Sp harus lebih besar dari 1.5 atau 150%
Se + Sp = 166 %
 Selisih antara Se dan Sp harus lebih kecil dari 0.15 atau 15%.
Selisih Se dan Sp = 6 %
 Kesimpulannya adalah metode skrining dengan cara rectal toucher dapat digunakan
untuk diteksi penderita Ca Prostat
2. Kemampuan suatu fasilitas penyaringan dapat memproses 1000 orang perminggu. Dengan
asumsi bahwa prevalensi suatu penyakit sebesar 4 %, saudara diminta mencoba menguji
suatu alat yang dinyatakan mempunyai sensifitas 95% dan spesifisitas 90%.
Diketahui :
 Kapasitas fasilitas skrining 1000 orang / minggu
 Prevalensi penyakit 4 %
 Diagnose positif = 4/100 x 1000 = 40 orang
 Diagnose negative = 1000 – 40 = 960 orang
 Se 95 % → 0,95
 Sp 90 % → 0.9
Ditanya :
a. Jumlah orang yang betul2 positif (true positive)
b. Jumlah orang termasuk positif palsu (false positif)
c. Jumlah orang yang betul2 negatif (true negatif)
d. Jumlah orang yang negatif palsu (false negatif)
Jawab :
a. Jumlah orang yang betul2 positif (true positive)
Se = a / a + c
0,95 = a / 40
a = 0,95 x 40
a = 38
Jumlah yang betul-betul positif 38 orang
b. Jumlah orang termasuk positif palsu (false positif)
Sp = d / b + d → 0,9 = 864 / b + 864
0,9 = d / 960 b = 1 - 0,9
d = 0,9 x 960 b = 0,1 x 960
d = 864 b = 96
Jumlah yang termasuk positif palsu 96 orang
c. Jumlah orang yang betul2 negatif (true negatif)
Sp = d / b + d
0,9 = d / 960
d = 0,9 x 960
d = 864
Jumlah yang betul-betul negatif 864 orang
d. Jumlah orang yang negatif palsu (false negatif)
Se = a / a + c → 0,95 = 38 / 38 + c
0,95 = a / 40 c = 1 - 0,95
a = 0,95 x 40 c = 0,05 x 40
a = 38 c =2
Jumlah yang negatif palsu 2 orang

Jika di tuangkan dalam table 2 x 2 maka seperti berikut

Diagnosa Positive Diagnosa Negative Total

Test Positive 38 96 134


Test Negative 2 864 866
Total 40 960 1000

3. Dari 130 orang yang diperiksa dengan Benedict test, sebanyak 60 orang diduga menderita
Diabetes Mellitus. Untuk memastikan apakah orang-orang tersebut menderita DM
dilakukan penegakan diagnosa dengan melakukan pemeriksaan Gula darah puasa dan 2
jam sesudah makan. Dari 130 orang tersebut ternyata 67 orang dinyatakan TIDAK
menderita DM, dimana 5 orang diantaranya dinyatakan positive DM menurut
pemeriksaan dengan menggunakan Benedict Test.
Diketahui :
 Populasi : 130
 DM dengan Benedict test : 60
 Tidak DM dengan pemeriksaan Gula Darah Puasa & 2 jam sesudah puasa : 67
 DM dengan Benedict test, tidak DM dengan pemeriksaan Gula Darah Puasa & 2 jam
sesudah makan : 5
Ditanya :
a. Berapa nilai Sensitivitas
b. Berapa nilai Specificity
c. Berapa nilai false positive
d. Berapa nilai false negative

Positive DM Negative DM Total


Benedict test positive DM ? 5 60
Benedict test negative DM ? ? ?
Total ? 67 130
Jawaban :
 Tidak DM dengan Benedict test, tidak DM dengan pemeriksaan Gula Darah Puasa &
2 jam sesudah makan : 67 - 5 = 62
 DM dengan Benedict test, DM dengan pemeriksaan Gula Darah Puasa & 2 jam
sesudah makan : 60 - 5 = 55
 Tidak DM dengan Benedict test, DM dengan pemeriksaan Gula Darah Puasa & 2 jam
sesudah makan : 63 - 55 = 8
 Total DM dengan Benedict test dan pemeriksaan Gula Darah Puasa & 2 jam sesudah
makan : 130 - 67 = 63

Positive DM Negative DM Total


Benedict test positive DM 55 5 60
Benedict test negative DM 8 62 70
Total 63 67 130

a. Sensitivitas = a / a + c
= 55 / 55 + 8
= 55 / 63
= 0,87 atau 87 %
b. Spesifitas =d/b+d
= 62 / 5 + 62
= 62 / 67
= 0,925 atau 92,5 %
c. False positif = 1- Sp = 1- 0,925
= 0,075 = 7,5 %
d. False Negative = 1- Se = 1- 0,87
= 0,13 = 13%

4. Isilah dengan S bila jawabannya screening dan D bila jawabannya diagnosa standard
Nomor 1 Dilakukan pada orang-orang yang rupanya sehat (S)
Digunakan sebagai suatu dasar untuk pengobatan (D)
Nomor 2 Bukan suatu dasar bagi pengobatan (S)
Dilakukan pada orang2 dengan penemuan2 sugestif (D)
Nomor 3 Secara relatif mahal (D)
Dapat diterima pasien (S)
Nomor 4 Secara relatif tidak mahal (S)
Diberikan/dilakukan oleh para tehnisi (D)
5. Buatlah dengan bahasa saudara sendiri ( 3-5 kalimat) tentang:
 Konsistensi hubungan
 Kekuatan hubungan
 Kespesifikan hubungan
 Urutan waktu hubungan
 Biologik hubungan
Jawab :

 Konsistensi hubungan adalah konsistennya hasil dari beberapa penelitian yang


dilakukan beberapa orang pada populasi dan lingkungan yang beragam dan sudah
disebarluaskan maka semakin kuat pula keyakinan hubungan penyebab.
 Kekuatan hubungan adalah Semakin kuat hubungan tersebut semakin kecil hubungan
tersebut dipengaruhi oleh kesalahan-kesalahan yang terduga dan tidak terkontrol.
Hubungan yang lemah tidak serta merta dinyatakan tidak adak ada hubungan kausal,
karena kemungkinan hubungan tersebut terganggu oleh variabel perancu (pengganggu),
kesalahan dalam pengambilan sampel.
 Kespesifikan hubungan yaitu makin sedikit jenis penyakit lain yang muncul karena
faktor risiko yang dipelajari semakin besar kepastian bahwa penyakit yang sedang
dipeljari berhubungan dengan faktor risiko. Dengan perkataan lain, semakin spesifik
pengaruh (efek) faktor risiko terhadap terjadinya penyakit semakin kuat kesimpulan
kausal.
 Urutan waktu hubungan yaitu sebab-akibat harus menunjukkan sekuen waktu. Dengan
itu dalam suatu penelitian harus jelas bahwa faktor risiko mendahului kejadian penyaki.
Sehingga diperlukan urutan waktu hubungan.
 Biologik hubungan merupakan hal dapat memperkuat hubungan sebab-akibat antara
faktor risiko dan penyakit. Dengan perkataan lain hubungan kausal tersebut mendapat
dukungan penjelasan biologik. Perlu diingat bahwa sering sekali pengetahuan biologi
yang tersedia tertinggal sehingga tidak dapat menjelaskan hasil suatu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai