3)
Gingivitis
krn Perry sistemik .
ftp.ianyaea.ar.in
•
→ edema
inertia:
" " '
'
ntpiaamasi
'
" naval
''
Inflammatory
a) KronIs akumulasi plak
[ OH bunk • Pubertas
- F Saket
q
-
histopatologi
-
le si berwarna merah tua thaws ski lap) smudah berdarah • Defisiensi vit C ( scurvy )
-
terdapat Cavan inflamasi
g- perdarahan [ edema
-
ada
Kapil er baru •
Gingivitis set Plasma ( gingivitis atypical / gingiva stomatitis set plasma)
-
le si terlokalisasi
,
Merah ,
kdg ber granola
tanda Klin is -
krn alergi
-
terlokahsir , Sak H
-
9191 tetangga sensitive •
Granuloma Pyogenlc
-
le si ber exo dat S da Pat -
berbentuk Spt tumor
b) Perry .
sistemik
[
•
-
awalnya f Saki' t L Ca blocker ( dilatasi artem koroners arterial ) -
lunar ,
-
bengkakawalnya di papila Interdental Smeluas ke margin Sbs bersatu -
mu dah berdarah
-
le si berbentuk Mulberry ,
Pink ,
f berdarah → pre lhflamasi
- le si bertambah ,
Merah , berdarah → lnflamasi • Granuloma ( weigh ers )
-
gingival enlargement
abnormal
-
mobility
Pertumbuhan trs ? an ,
f ter Kendal ,
• sarcoidosis , f- ada fungsi
f
4) Pembesaran Neoplastic → tumor
a) Tina K ( Benign ) a
Papi toma -
Leukoplakia
-
Peri feral Giant cell
-
Kist a gingiva
•
Carcinoma → Paling Serino dltemukan Pembe Sarah
Ii
gingiva
-
- -
-
Fada gejala -
[
.
krnobat
•
Malignant Melanoma
-
Pembesaran Pals u -
crown lengthening
•
klaslfikasi
-
9191 hipersensltif
3) marginal → Pd margin / tepi gingiva Cernat
-
gingiva sempit
6) discrete → terisolasilbertangkai
derajat that
-0
.
→ Fada
2 → -
H- meliputi Papilla s margin
3 → - 11 -
dpt teryadi Pd =
1) Gingiva
-
terlokallsir
-
Sant
teryadi Hba ?
etiologl
-
Pembuangankalkulus Kwang temp at rebar pus tertutup electrosurgery f y pas ien dgn
-
sempurna → →
-
trauma gigi / per for di dividing aka r al at pacujantung
Procedure → di scaling s root
planing dulu
Treatment
•
Glnglvektoml →
Y
Pemotongan
memperlvas
gingiva
lap .
, buang
panda ng s
pocket
memudahkan 4
: ::::: :O
3) tandai dgn pocket
4)
5)
outline
d'Potong
..
Jar
..
yg akan
.. .
marker
di exist
Perm → Kirkland / 11
":::is:i::i
-
Insist I
lebih apical
Perdarahan
l mm
dr titik
melakukan Taringa n no s iz
scaling
q
S root planning
. .
interdental → Orban
⑤ -
teknik Seder haha
① - luka was
-
eliminasi Pocket - sa Kit Pascoe gingwektomi
6) ambit jar
yg
ter potong dgn pin set
-
t alveolar ter expose
8) scaling S root planning dgn better access
.
-
profit aksls
- Irl gast
Hz Oz 3 to
2- ardw
Pengendahan kecemasah
-
Pemihhananestesi tepat -
Pakal .
Trg dlgunakan
•
) Pascoe Operative -
ked ataman aka Obat f dptdlkontrol
-
ab 's opera si f bolete makan sminum dulusegam
-
bs merusak Jar Perle Katan se hat
-
Ign mlnum panas s alcohol 24 Jam hab is operas ,
-
men
gunyah di baglan yg
F di operas ,
1) terpellharanya keratin Sasi gingiva
sik at baglan 99 F di
periodontal 3) akses adekuat ke defer twang
pack
-
,
S .
-
bila berdarah tekan periodontal pack 15 Mnt
•
Penyembuhan setelah gingwektoml
-
resp on awal
=
'
gumpalanpelindung - jar granola si
jar dibawah
Permvkaan
, nfiamasisnekrosls
-
12 Yd 24 jam = set epitel migrasi ke at as
jar gram last
-
24 jam = IT ) set jar Ikat baru
-
24 Yd 36 h =
Puncak aktivttas epttel pd margin
- S Sld 14 days =
Kapler m, grass ( Pemb
"g
.
dar
periodontal
→ granola,)
dgnpemb dar
2
-
Mlnggv =
berikatan gingiva
keratin Sasi ⑦
-
1 bln =
Per balkan epitel lengkap
-
- 7 weeks = - 11 -
Jar Ikat
Teknik Lain
1) Electrosurgery
① =
-
contour lebih balk ① = -
bau f- enak
I
-
Perdarahan leblhsedlklt -
balik 19
-
P roses Penyembuhan
lamb at
dat
-
s
glnglvoplasty
2) Tarun elektro da / → insist drainage abses periodontal Sperl Coron HIS
3) elektro da O → -
hemostasis
3. Biologis: lingkungan internal yaitu beberapa perubahan yang terjadi di dalam tubuh.
Misalnya penyakit, cedera, kelelahan, dan lain-lain.
Setiap trauma fisik atau mental akan memicu reaksi yang segera dalam
menghambat stres. Akibat dari sistem imun tubuh yang pada awalnya tertekan,
tingkat normal daya tahan tubuh akan menurun menyebabkan tubuh lebih rentan
terhadap infeksi dan penyakit. Jika stress yang dihadapi ringan dan tidak
berlangsung lama, tubuh akan kembali normal dan pulih dengan cepat.
Pada tahap kedua GAS, terjadinya resistensi atau adaptasi tubuh akibat dari
stresor yang tidak dapat diatasi.
Tubuh telah kehabisan energi dan daya tahan tubuh. Tubuh mengalami kelelahan
adrenal yang hebat dari segi mental, fisik dan emosi. Apabila adrenal semakin
berkurang, terjadinya penurunan kadar gula darah menyebabkan penurunan
toleransi terhadap stres, kelelahan mental dan fisik yang terus berkembang maka
tubuh tidak berdaya, timbul penyakit. Contohnya sariawan setelah lama akan
membesar dan bertambah banyak.
Hubungan Stress dan Sariawan
Terdapat hubungan yang signifikan antara stresor psikologis dengan pengaruh sistem
imun, dimana respon imun tubuh dapat dimodulasi oleh stresor psikologis. Pada kondisi
stres, hipotalamus memicu aktivitas sepanjang aksis HPA (hypothalamus-pituitary-adrenal
cortex). Aderenal korteks mengeluarkan kortisol yang menghambat komponen dari respon
imun. Kortisol ini akan melepaskan glukokortikoid dan katekolamin yang akan
menyebabkan penurunan produksi INF-γ (sitokin tipe 1) dan meningkatkan produksi IL-10
dan IL-4 (sitokin tipe 2) yang akan memicu terjadinya perubahan keseimbangan sitokin
tipe 1/tipe 2 yang lebih ke arah respon tipe 2.
Stres akibat stresor psikologis dapat mengakibatkan perubahan tingkat molekul
pada berbagai sel imunokompeten. Berbagai perubahan tersebut dapat
mengakibatkan keadaan patologis pada sel epitel mukosa rongga mulut, sehingga
sel epitel lebih peka terhadap rangsangan. Atau lebih spesifiknya adanya aktivitas
sitolik sel T pada sel epitel rongga mulut sehingga sel epitel di rongga mulut
dilisiskan maka terbentuklah ulser.
hubungan buah dan sayur terhadap kesembuhan
sariawan
konsumsi buah,sayur, banyak minum akan mempercepat penyembuhan luka,
pada kasus ini adalah sariawan. kadar zat besi serum, folat, atau vitamin B12
tampaknya menjadi faktor etiologis pada 5% -10% pasien dengan ulkus seperti
recurrent aphthous stomatitis. kandungan zat besi, folat, dan vitamin B12 dapat
diperoleh dengan mengonsumsi buah dan sayur, rutin meminum air agar
memenuhi kebutuhan nutrisi penting
Mengapa sariawan hilang timbul?
Sariawan dapat timbul karena adanya faktor mekanis, infeksi bakteri dan virus,
penyakit sistemik, defek hormonal, alergi, defisiensi vitamin dan mikroelemen,
stress, dan anxiety. Pada kasus ini, stress merupakan faktor predisposisi utama
yang menyebabkan timbulnya sariawan yaitu dengan terjadinya penurunan kerja
sistem imun, dan sariawan tersebut akan hilang apabila faktor predisposisi
dihilangkan (stress berkurang dan dibantu dengan mengkonsumi sayur, buah, dan
air) dan hal ini dapat terus terjadi dalam siklus yang berulang apabila faktor
predisposisi tetap ada/kembali terjadi.
LESI DASAR
1. Makula → lesi flat/rata dengan adanya perubahan warna dari mukosa/kulit normal (merah →
inflamasi (eritema); pigmented → adanya melanin)
2. Papula → lesi yang mengalami peninggian diatas 3. Plak → raised lesion dengan diameter yang lebih
kulit/mukosa (raised lesion) dan bisa berbentuk kubah besar dari papula (>1cm)
ataupun rata; diameter kurang dari 0,5 cm. Contoh:
papula kuning-putih pada pseudomembranous
candidiasis
4. Nodule → lesi pada dermis/mukosa; dapat 5. Vesikel → blister (lesi berbentuk poket
mengalami protrusi diatas kulit/mukosa; lesi yang mengandung cairan) berisi cairan bening
berbentuk kubah dengan diameter < 1 cm
6. Bulla → blister berisi cairan bening dengan 7. Erosi → lesi merah yang disebabkan oleh
diameter > 1 cm rupturnya vesikel/bulla, trauma, dan secara
umum lembap pada kulit; dapat pula karena
atrofi epitel pada inflammatory disease
8. Pustula → blister yang mengandung material 9. Ulser → lesi dengan batas yang jelas,
purulent dan berwarna kuning terkadang mengalami depresi; terdapat defek
epitel yang ditutupi oleh fibrin clot,
menyebabkan tampilan berwarna kuning-putih.
10. Purpura → diskolorasi berwarna merah/ungu karena darah dari pembuluh darah mengalami
kebocoran ke dalam jaringan ikat; tidak memucat ketika ditekan; diklasikasikan berdasarkan ukuran:
petechiae (< 0.3 cm), purpura (0.4-0.9 cm) dan ecchymoses (> 1 cm)
LESI MULTIPEL AKUT
→ karena infeksi bakteri/virus, alergi/hipersensitivitas dan obat-obatan
- virus RNA (bagian dari kelompok Enterovirus) → virus pertama bereplikasi di mulut kemudian
bereplikasi pada lower GI tract
- pada rongga mulut, CV infection menyebabkan HFM disease dan herpangina
- HFM disease
- keluhan demam, sakit mulut dan sakit tenggorokan
- lesi mulai sebagai makula eritema → membentuk vesikel → vesikel pecah menjadi
ulcer
- lesi biasanya berada pada lidah, hard & soft palate, mukosa buccal, tetapi bisa
muncul pada permukaan mukosa oral manapun
- Herpangina
- keluhan sakit tenggorokan dan sakit menelan
- eritema pada oropharynx, soft palate dan tonsillar pillars
- terbentuk vesikel-vesikel kecil → pecah dengan cepat → membentuk ulcer (2-4
mm)
- Lymphonodular pharyngitis
- nodul-nodul kecil yang diffuse (pada oropharynx)
Ulser pada pasien herpangina
4. Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG) dan Necrotizing Ulcerative Periodontitis (NUP)
- inflamasi akut pada lapisan mucocutaneous yang bermanifestasi pada kulit dan mukosa oral
dan terkadang pada area genital
- sebagai reaksi hipersensitivitas pada agen infeksius (HSV, mycoplasma dan Chlamydia
pneumonia) atau obat-obatan (NSAID, anticonvulsant)
- EM minor: permukaan kulit yang terlibat < 10%; minimal sampai tidak ada keterlibatan
mukosa
- EM mayor: permukaan kulit yang terlibat luas dengan keterlibatan mukosa oral dan mukosa
lainnya
- lesi kulit → pertama sebagai makula merah yang lama kelamaan menjadi papula (common
site: alat gerak atas, wajah, leher) → lesi dengan beberapa macam bentuk/multiforme:
- lesi klasik: “target”/”iris” lesion yang merupakan ciri khas EM (lesi bulat dengan 3 zona
warna konsentrik → 1) zona central berupa blister/zona nekrosis, 2) cincin konsentrik
berwarna pink pucat yang mengalami edema dan mengelilingi zona central, dan 3)
cincin terluar berwarna merah terang
- lesi “target atypical”
- kulit terasa gatal dan terbakar
- MANIFESTASI ORAL:
- eritema ringan dan erosi sampai ulserasi besar dan sakit
- dalam keadaan parah → kesulitan dalam makan, minum, dan menelan, saliva berdarah
- Most commonly affected sites: bibir, mukosa buccal, lidah, dan mukosa labial
- Lesi intraoral: bulla irregular, erosi atau ulserasi dikelilingi oleh daerah eritema yang
luas, kadang terjadi crusting dan pendarahan pada bibir
EM dengan target lesion pada kulit jari dan ulcer
EM dengan aphthous-like ulcers intraoral
Sindroma Steven Jhonson, Toxic Epidermal Necrolysis
Penyakit ini merupakan lanjutan dari Erythema Multifome yang terdapat pada
kulit, membran mukosa, mata, dan genital. Dapat membahayakan jiwa atau
akibatnya fatal. Biasanya terjadi karena hipersensitivitas obat-obatan. Terdapat
makula pada wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Krusta hemoragik juga
terdapat pada bibir. Krusta hemoragik ini menyebabkan pasien tidak dapat
makan, menelan, dan bicara.
SJS dan TEN merupakan reaksi hipersentitivitas (termasuk tipe Hipersentitivitas
tipe I dan IV) Imun-kompleks yang biasanya melibatkan kulit dan membran
mukosakutaneus berat yang melibatkan kulit dan membran mukosa.
Etiologi SJS dan TEN
berasal dari obat-obatan, dengan berbagai hipersentitivitas, sbb :
Karakteristik lesi datar, lunak, bersatu antara satu lesi dengan lesi lainnya.
suatu penyakit vesikulobulosa yang berpotensi fatal pada kulit dan mukosa. Pemphigus Vulgaris merupakan tipe paling umum
dari pemphigus intraoral namun jarang ditemukan, biasanya terjadi antara usia 30 dan 50 tahun, tetapi jarang terjadi pada pasien di atas
60 tahun. Dijumpai pada pria dan wanita dan biasanya terjadi pada pasien-pasien berkulit pucat, Yahudi atau berasal dari Laut Tengah.
Etiologi
2. Penyakit autoimun, dimana antibodi diarahkan pada protein desmoglein yg berhubungan dengan desmoglein 3 atau
desmoglein 1.
Gambaran Klinis
1. Lesi pada mulut dimulai dengan suatu bula dengan dasar yang tidak meradang, cepat pecah. Sering ditemukan pada mukosa
bukal, palatum dan gingival.
2. Lesinya terjadi akibat destruksi dalam lapisan sel spinosum.
3. Lesi berbentuk bula berdinding tipis pada kulit atau mukosa normal. Bula ini dengan cepat akan pecah dan terus meluas di
bagian perifernya dan akhirnya akan menghasilkan suatu daerah yang luas dan terkelupas dari kulit tersebut.
4. Tanda khas nicolsky positif.
Diagnosis Banding
● Erythema multiforme
● Pemphigoid Membran Mukosa (Cicatrical)
● Erosive lichen planus
● Reaksi obat
● Paraneoplasik pemphigus
Perawatan
Prognosis
● Sedang
● Sekitar 5% mortalitas sekunder untuk jangka panjang mengalami komplikasi sistemik terkait kortikosteroid
b. Pemphigus Vegetan
Merupakan varian yang relatif jinak daripada pemphigus vulgaris, dimana pasien menunjukkan kemampuan sembuhnya pada daerah
yang sudah mengalami denudasi.
Etiologi
Etiologi dari Pemphigus Vegetan yaitu penyakit autoimun. Ada 2 bentuk pemphigus vegetan yang sudah dikenal yaitu :
a. Jenis Neumann
Jenis Neumann lebih sering terjadi dan lesi yang dini akan terlihat mirip dengan lesi yang dijumpai pada pemphigus vulgaris dengan
bula yang besar dan daerah yang mengalami denudasi. Daerah tersebut akan berusaha untuk sembuh dengan membentuk vegetasi dari
jaringan granulasi heperplastik.
b. Jenis hallopeau.
Pada jenis haallpeau, lesi dininya berbentuk pustula bukan bula. Pustula ini disusul dengan verukosa, vegetasi hiperplastik.
Gambaran Klinis
1. Lesi mulut sering dijumpai pada kedua bentuk dari pemphigus vegetan.
2. Lesi gingival digambarkan sebagai ulser seperti kisi-kisi dengan permukaan purulen dengan dasar yang merah. Lesi
gingivanya memiliki gambaran granular atau batu kerikil.
3. Lesinya dapat juga terdapat pada mukosa bukal dan sublingual.
4. Lesi gingival memiliki dasar kemerahan dan memiliki suatu permukaan yang kusut dengan bercak-bercak putih
Perawatan
Seperti pemphigus vulgaris, sifat kronis dari lesi yang multiple ini memberikan kesan sebagai pemhigus sehingga harus dilakukan
biopsi.
c. Pemphigoid Bulosa
Pemphigoid bullosa, yaitu tipe yang lebih jarang terjadi dari pemphigoid vulgaris dan pemphigoid vegetan, terjadi pada kulit dan
rongga mulut, tidak mempunyai predileksi jenis kelamin atau ras. Biasanya terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun dan pada
orang dewasa di atas 60 tahun. Penyakit ini bersifat self limiting dan jarang yang bertahan lebih dari 5 tahun.
Etiologi
Tidak diketahui, akan tetapi antibodi dalam sirkulasi yang melawan antigen zona membrana basalis dapat dideteksi pada diri
penderitanya. Tidak ada predisposisi seksual ataupun ras dalam penyakit ini.
Gambaran Klinis
1. Pada pemphigoid defek pertamanya lebih cenderung subepitelial di regio membrana basalis.
2. Tidak akan ada tolisis dan tidak ada tanda-tanda nikolsky.
3. Gejala mulut agak jarang pada pemphigoid bulosa.
4. Lesi mulut paling sering terjadi pada mukosa bukal. Lesinya lebih kecil, terbentuk lebih lambat, dan tidak begitu sakit
dibandingkan dengan lesi yang dijumpai dalam pemphigus vulgaris.
5. Lesi gingivanya terdiri dari edema yang menyeluruh, peradangan dan deskuamasi disertai dengan pembentukan vesikel yang
diskret.
Perawatan
1. Kortikosteroid sistemik dengan dosis yang rendah dan waktu yang lebih singkat.
2. Immunosupresi dengan kortikosteroid.
3. sulfone dan sulfapyeridine.
Pemphigoid membran mukosa adalah penyakit subepithelial autoimmune kronik yang mempengaruhi membran mukosa dari pasien di
atas usia 50 tahun, menyebabkan ulserasi pada mukosa dan jaringan parut. Lesi mulut merupakan tanda yang paling sering ditemukan
dan mulut mungkin merupakan satu-satunya tempat yang terserang. Diawali dengan erosi non spesifik yang mirip dengan pemphigus
atau sebagai vesikel yang utuh. Tidak jarang dijumpai erosi pada pipi dan vesikel pada palatum. Merupakan penyakit yang terjadi lebih
lambat dibanding pemphigus dan lesinya lebih kecil dan jarang yang meluas. Lesi gingival digambarkan sebagai suatu bentuk gingivitis
deskuamatif.
Etiologi
Memiliki tanda-tanda autoimmune. Tidak jarang terjadi. Terutama mengenai wanita setengah baya atau lanjut usia.
Tanda Klinis
Mulut lepuh ( kadang terisi darah), di daerah manapun, terutama di daerah yang terkena trauma. Ulser dapat sembuh disertai jaringan
parut, sering terlihat desquamative gingivitis. Disertai juga dengan lesi konjungtiva yang mengganggu penglihatan (entropion atau
simbleparon), lesi laring yang menimbulkan stenosis.
Perawatan
Perawatan pemphigoid membran mukosa tergantung berat dari gejalanya. Ketika lesi terbatas pada mukosa oral, kortikosteroid
sistemik akan menekan pembentukannya, tetapi klinisi harus mempertimbangkan manfaat dan bahaya dari efek yang ditimbulkan obat
tersebut. Pasien dengan penyakit yang ringan harus dirawat dengan steroid topikal dan intralesional.
Ketika terapi topical atau intralesional tidak berhasil, terapi dapsone mungkin dibutuhkan. Dalam kasus yang berat steroid sistemik
mungkin dibutuhkan 40-60 mg prednisone untuk mengontrol penyakit dan dosisnya harus dikurangi secara perlahan-lahan sampai
mencapai dosis terendah untuk mengontrol gejala-gejalanya.
Linchen planus, merupakan lesi permukaan yang bersifat bilateral. Manifestasinya berupa cincin atau renda berwarna putih atau abu-
abu, dan sebaiknya dibiopsi, karena diduga merupakan prakeganasan. Lichen planus lazimnya berlokasi di mukosa bukal, lidah,
gingival, dan bibir serta kulit. Penyakit ini dapat diambil dengan terapi laser atau diseset.
Dalam beberapa kasus, lesi yang dimulai dari vesicle atau bullae: ini diklasifikasikan sebagai “ lichen planus bulosa”. Dalam
kebanyakan kasus, penyakit yang dikarakteristikkan sebagai ulser disebut “ lichen planus erosif”. Erosif lichen planus dihubungkan
dengan terapi obat, gangguan medis, dan reaksi terhadap dental restorasi.
.
Etiologi
Biasanya tidak ditemukan faktor penyebab. Sebagian kecil diantaranya disebabkan oleh: obat, penyakit host vs graft. Lichen planus
jarang menyerang bibir atau kulit wajah. Sering terutama pada wanita setengah baya dan lanjut usia.
Gambaran klinis
Lesi mungkin tidak terasa sakit, sering berupa striae putih jarang berupa erosi, plak berwarna putih, daerah-daerah berwarna merah,
ulkus dalam mulut, papula berwarna keunguan pada kulit. Lesi cenderung bilateral. Keadaan ini bisa asimptomatik, disertai rasa pegal
atau nyeri. Erosi tidak teratur, sakit dan sulit dihilangkan, dengan lapisan kekuningan dan seringkali berhubungan dengan lesi putih.
Erosif lichen planus dikarakteristikkan berdasarkan adanya vesicle, bullae, atau ulser dangkal irregular pada mukosa mulut. Lesi
biasanya hadir beberapa minggu atau bulan. Bulosa lichen planus belakangan ini sangat jarang terjadi, oral bullae banyak ditemui di
mukosa bukal dan muncul seperti plak bullous bergelatin disekitar erythema. Memiliki sedikit kemungkinan perubahan keganasan (1%).
Perjalanan penyakit
Perawatan
Jika ada gejala, pasien dengan lichen planus berat harus diberi terapi obat. Terapi terpilih untuk penyakit ini adalah berikan
kortikosteroid topikal (misal krem atau salep betametason valerat 0,1%), kadang-kadang steroid intra lesional dapat digunkan untuk
lesi indolen. Dalam kasus eksaserbasi yang hebat, steroid sistemik mungkin dapat dipertimbangkan untuk jangka waktu pendek.
Lesi Tunggal
Penyebab paling umum dari ulkus tunggal pada mukosa mulut adalah
trauma. Semua ulkus hadir selama dua hingga empat minggu.
tetapi sedikit bukti penyembuhan , sehingga harus dibiopsi untuk menyingkirkan
squamous cell sinoma atau patologi lainnya, dan di immunocompromised
pasien, infeksi jamur atau virus yang dalam.
Ulkus Traumatikus
Adalah lesi ulserasi yang terbentuk karena destruksi jaringan epitel disebabkan
Trauma. Trauma dapat bersifat kronis, ataupun akut yang menyebabkan
kerusakan epitel dan jaringan di bawahnya. Jenis trauma dapat berasal dari
1. mekanis,
2. kimiawi, dan
3. termal.
Trauma Mekanis/Fisik
seperti :
Untuk Nyeri dapat dikurangkan dengan obat kumur yang mengandung anastesi,
misalnya :
1. Viscous lidocaine
2. dyclonin HCl
3. Hydroxypropyl cellulose
Catatan : Azathioprine dan obat imunosupresif lainnya dikombinasikan dengan prednison telah terbukti mengurangi
okular penyakit serta keterlibatan oral dan genital. Pentoxi-filin, yang memiliki efek samping lebih sedikit daripada
imunosupresanive obat atau steroid sistemik, juga telah dilaporkan efektif dalam mengurangi aktivitas penyakit, terutama
oral dan lesi genital. Dapsone, colchicine, dan thalidomide juga telah digunakan secara efektif untuk mengobati lesi
mukosa BD.Terapi dengan antibodi monoklonal seperti inflix- imab dan etanercept memiliki peran yang semakin
meningkat dalam terapi BD terutama pada pasien yang tidak menanggapi anti-in- obat yang mudah terbakar dan
imunosupresif.
Merupakan gangguan pada mukosa yang ditandai dengan timbulnya ulcer berulang dan tidak terkait
dengan tanda-tanda penyakit lain.
● Etiologi
○ RAS tidak disebabkan oleh HSV. Terdapat terapi yang spesifik untuk HSV tapi tidak spesifik untuk
RAS.
○ Tidak ada kesimpulan yang mengatakan adanya hubungan antara RAS dengan spesific
microorganism.
○ Major factors :
■ Genetic factors
■ Hematologic/Immunologic abnormaities
■ Local factors (trauma, smoking)
○ Disfungsi dari mucosal cytokine network
● Etiologi (lanjutan)
○ Heredity
Ditemukannya genetically spesific Human Leukocyte Antigen (HLAs).
○ Hemotologic deficiency
Serum iron, folate, Vit B12
○ Smoking
Ras akan mengalami eksaserbasi bila penderita berhenti merokok. Metabolisme Nikotin teridentifikasi
pada darah penderita RAS dan sudah dikonfirmasi bahwa insidensi RAS secara signifikan lebih rendah
pada perokok. Metabolisme nikotin akan menurunkan tingkat proinflammatory cytokine dan
meningkatkan anti-inflammatory cytokines.
○ Other factors
■ Anxiety, period of pshychological stress
■ Localized trauma to the mucosa
■ Upper respiratory infection
■ Food allergy
● Klasifikasi
● Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi
Diindikasikan bila keluhan atau tanda klinis mirip dengan penyakit lain seperti granulomatous
disease (e. g. Crohn disease).
2. Pemeriksaan Darah
Untuk melihat adanya penurunan zat besi, folate, Vit B12, dan ferritin. Untuk penderita HIV
Recurrent Aphthous Stomatitis
1.Histopatologi
Gambaran mikroskopik dari ulser pada RAS tidak spesifik. Pada membran
mukosa lesi RAS terdapat jaringan nekrosis disuperficial disertai
fibropurulen yang menyelimuti area ulserasi. Daerah nekrosis ditutupi oleh
debris dan netrofil, epithelium dari infiltrasi oleh limfosit dan netrofil,
filtrasi sel inflamasi terutama netrofil berada langsung dibawah ulser
sedangkan limfosit mononuclear tersebar disekitar area tersebut.
2. DD
a. HSV Primer dan rekuren
b. Hand, foot, and mouth disease dan herpangina
c. Chancre(ulserasi keras, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak gatal, dan
disebabkan oleh bakteri Haemophilus) dan mucous patches
d. Cyclic neutropeniaàkelainan hematologi yang sering terjadi dan
penyakit bawaan lahir yang cenderung terjadi kira-kira setiap 3 minggu
dan berlangsung selama beberapa hari pada suatu waktu, karena
perubahan tingkat produksi neutrofil oleh sumsum tulang.
Keterangan.
Herpangina adalah penyakit masa kanak-kanak usia 3-10 tahun bahkan orang
dewasa yang umum sering disebabkan oleh virus Coxsackie kelompok A. Gejalanya
berupa luka yang muncul dimulut, tenggorokan, kaki, tangan, dan bokong.
Gambaran klinisnya dasarnya putih dan pinggiran merah (menyakitkan) biasanya
disertai dengan demam, sakit kelapa dan tenggorokan, dan kesulitan menelan
3. Terapi
a.Pada ulserasi dengan gejala ringanà kenalog in orabase, antiseptik kumur, dan
analgesik topikal
b.Gejala Beratà kortikosteroid topikal
c.Parahà Topikal tetrasiklin/ber-gargle (berkumur sampai rongga tenggorokan
dengan cairan kumur yang mengandung antiseptik) dan kortikosteroid sistemik
Farmakologi Chlorhexidine
1. Farmakokinetik:
- Absorbsi: Vaskularisasi pada rongga mulut, dikombinasikan dengan lapisan
epitel tipis, memungkinkan untuk penyerapan obat dengan cepat
- Distribusi: Ketika obat diberikan secara topikal di rongga mulut, obat
melakukan aktivitas pada target (co: Bakteri dalam plak), atau dapat dipartisi
ke kompartemen jika obat tidak terikat secara spesifik.
- Metabolisme: Dalam rongga mulut, metabolisme obat terjadi pada sel epitel
mukosa, mikroorganisme, dan enzim yang ditemukan dalam saliva
- Eksresi: Melalui aliran saliva
2. Farmakodinamik: Sifat kationik dari chlorhexidine memungkinkannya untuk
berikatan dengan jaringan keras dan lunak dalam rongga mulut kemudian
memberikan efek bakteriostatik yang berkelanjutan dengan melekat pada
membran sitoplasmik mikroba, sehingga mengganggu fungsi membran.
3. Indikasi:
6. Dosis
Penggunaan yang disarankan adalah pembilasan dua kali sehari selama 30 detik,
pagi dan sore setelah menyikat gigi, dengan dosis 15mL.
Triamcinolone Acetonide
Triamcinolone Acetonide adalah obat sintetik glukokortikosteroid yang memiliki
sifat sebagai immunosuppressive dan anti-inflamasi. Digunakan untuk
merawat berbagai macam infeksi pada kulit dan mukosa.
CHEMICAL STRUCTURE
Triamcinolone Acetonide 0,1%
Mengandung 1 mg triamcinolone acetonide
dan dalam pasta dentalnya mengandung
gelatin, pectin, cream flavor,
carboxymethylcellulose sodium dalam
plasticized gel hidrokarbon , dan polietilen
GLUCOCORTICOSTEROIDS
Kelompok dari kortikosteroid yang memberikan efek berupa:
MERK DAGANG
● Kenalog in Orabase
● Aristocort
● Kenacort