Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KASUS drg.

ZUMA

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah CD-2

Kelompok Tutorial 2

Annisa Permatahati (160110150015)


Eva Istikomah Kusuma Wardani (160110150016)
Pani Matin Anugrah (160110150017)
Sabrina Zafranika (160110150018)
Ahmad Salman Ali Ghufroni (160110150019)
Nur Alim (160110150020)
Alifah Evania (160110150021)
Izzati Adlina (160110150022)
Nailatul Husna (160110150023)
Sartika Florenti Silalahi (160110150024)
Rr. Yaumil Tri Oktaviyanti (160110150025)
Septina Puspa Dewi (160110150026)
Rahmi Amran (160110150027)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2017

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya dan karena bimbingan-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Case 2 : Drg. Zuma”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Community


Dentistry 2 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
kelompok tutorial 2 kasus 2 CD 2, Dr. Gilang Yubiliana, drg., M.Kes atas
bimbingannya selama proses tutorial berlangsung.

Penulis telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.


Namun, apabila masih terdapat kekurangan penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang membangun demi penyusunan makalah di lain kesempatan.

Jatinangor, 10 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR TABEL vi

BAB I 6

PENDAHULUAN 6

1.1 Overview Kasus 6

1.2 Tabel 7 Jumps 7

1.3 Mekanisme 8

BAB II 6

TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Analisis Situasi dengan Pendekatan Blum 6

2.1.1 Analisis Situasi Perilaku Kesehatan............................................................7


2.1.2 Analisis Situasi Lingkungan.......................................................................8
2.1.3 Analisis Situasi Program dan Pelayanan Kesehatan...................................8
2.2 Problem Solving Cycle 9

2.2.1 Menerapkan Prioritas Masalah (Problem Priority)...................................10


2.2.2 Menerapkan Prioritas Jalan Keluar (Solution Priority).............................10
2.2.3 Tahap Menentukan Prioritas Masalah (Problem Priority).......................12
2.3 Pengkajian Data 14

2.3.1 Siklus Pengolahan Data............................................................................15


2.3.2 Pengolahan Data Kesehatan.....................................................................15
2.4 Merumuskan, Mengidentifikasi dan Menetapkan Prioritas Masalah 15

iii
2.4.1 Merumuskan Masalah..............................................................................15
2.4.2 Identifikasi Masalah.................................................................................16
2.5 Menerapkan Prioritas Jalan Keluar (Solution Priority) 17

2.5.1 Menetukan Target, Tujuan, Solusi dan Perencanaan Evaluasi..................17


2.6 Penelitian Kasus Kontrol 22

2.6.1 Tujuan.......................................................................................................23
2.6.2 Kelebihan.................................................................................................23
2.6.3 Kekurangan..............................................................................................23
2.6.4 Langkah Penelitian...................................................................................23
2.6.5 ………………………………………..(ALIM)……………………………..
25
2.7 Menentukan Odd Ratio 25

2.7.1 Rumus Odds Ratio....................................................................................25


2.8 Penelitian Kohort 26

2.8.1 Definisi.....................................................................................................26
2.8.2 Tujuan.......................................................................................................26
2.8.3 Ciri-ciri.....................................................................................................27
2.8.4 Jenis..........................................................................................................27
2.8.5 Langkah-langkah......................................................................................27
2.8.6 Kelebihan.................................................................................................28
2.8.7 Kekurangan..............................................................................................28
2.8.8 Rumus......................................................................................................28
BAB III 29

PEMBAHASAN 29

BAB IV 30

PENUTUP 30

4.1 Kesimpulan 30

4.2 Saran 30

DAFTAR ISI 6

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1 Skema Problem Solving Cycle……………………………………9


Gambar 2.6.1 Pengelompokan kasus dan control pada desain penelitian kasus
kontrol……………………………………………………………………………24

v
DAFTAR TABEL

Table 2.1.1 Diagram HL Blum…………………………………………....... 6

Table 2.5.1 Fishbone Diagram……………………………………………… 19

Table 2.7.1 Rumus Odd Ratio………………………………………………. 25

Table 2.7.2 Penyelesaian Kasus…………………………………………….. 26

Table 2.8.1 Rumus Kohort………………………………………………….. 28

vi
vii
6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Overview Kasus


Drg. Zuma baru saja 2 bulan ini ditempatkan di Puskesmas Sari Indah
Kecamatan Pondok Bambu, sebagai Kepala Puskesmas. Di awal kerjanya,
drg. Zuma mempelajari laporan-laporan pada sistem informasi di
Puskesmas, dan melihat status kesehatan gigi masyarakatnya masih rendah,
dan target pencapaian program tidak tercapai. Data-data yang berhubungan
dengan kesehatan gigi tidak lengkap, dan program kesehatan gigi tidak jelas.
Hal tersebut karena langkah-langkah perencanaan (process of planning)
yang dibuat tidak mengikuti proses perencanaan program yang benar.
Terlihat dari analisis situasi yang tidak lengkap, dimana kajian data
menjadi informasi (transformasi data menjadi informasi) tidak diproses
dengan baik, sehingga data dan informasi tidak valid dan engkap. Hal ini
menyulitkan dalam merumuskan masalah, sehingga tidak dapat
mengidentifikasi masalah dengan jelas, dan penentuan prioritas masalah
menjadi tidak sesuai dengan data kebutuhan kesehatan gigi masyarakat
setempat. Akibatnya, penentuan tujuan menjadi tidak fokus, dan penentuan
target menjadi tidak realistik, sehingga penentuan jalan keluar (solusi)
tidak efektif efisien, juga tidak ada perencanaan evaluasinya. Melihat hal
tersebut, drg. zuma tergerak untuk segera membuat perencanaan yang baik
sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya, yaitu melakukan pengambilan data
10thn sebelumnya yang bersifat retrospektif, ternyata di Puskesmas tersebut
terdapat pasien-pasien perokok yang mengidap kanker mulut. Dengan
fenomena tersebut, drg. zuma berinisiatif untuk melakukan penelitian kasus
kontrol supaya bisa dicari nilai odd ratio mengenai hubungan anara
keterpaparan merokok dengan kejadian kanker mulut dan seberapa besar
7

faktor merokok berakibat pada kejadian kanker mulut. Dari penambilan data
ternyata tersingkap bahwa pasien perokok yang mengidap kanker mulut ada
25 orang, pasien perokok yang tidak mengidap kanker mulut ada 35 orang,
pasien yang mengidap kanker mulut tetapi bukan perokok ada 21 orang dan
pasien bukan kanker mulut dan juga bukan perokok ada 40 orang. Drg. zuma
selain melakukan penelitian juga berencana membuat perencanaan
program kesehatan gigi dan mulut dengan kerangka konsep dan
sistematika analisis situasi elalui kajian data kesehatan masyarakat,
yang didasarkan pada konsep BLUM. Process of planning ini akan
mengikuti prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle),
berdasarkan kajian data yang lengkap dan valid, sehingga didapat data
yangsesuai dengan keadaan dan kebutuhan kesehatan gigi masyarakat di
wilayah Puskesmas Sari ndah ecamatan Pondok Bambu. Drg. zuma berpikir
jika masalah ini dibiarkan, akan menjadi akumulasi permasalahan yang akan
membawa pada komppleksitas penyakit gigi dan mulut, pada masyarakat.

1.2 Tabel 7 Jumps

Terms Problems Hypothesis Mechanism


- Odd ratio - Data yang berhubungan - Puskesmas Sari
- Konsep BLUM
dengan kesehatan gigi Indah, kec.
tidak lengkap Pondok Bambu
- Target pencapaian
status kesehatan
program tidak tercapai
giginya masih
- Langkah-langkah
rendah dan
perencanaan tidak
target
mengikuti sistem
pencapaian
perencanaan program
program tidak
yang benar
- Data dan informasi tidak tidak tercapai
valid dan tidak lengkap karena process
- Pasien di puskesmas
of planning
banyak yang merokok
8

- Status kesehatan gigi yang dibuat


yang rendah tidak mengikuti
proses
perencanaan
yang benar

More Info IDK Learning Issues


- Metode 1. Apa yang dimaksud dengan
epidemiologi process of planning?
2. Apa yang dimaksud dengan data
retrospektif?
3. Apa itu problem solving cycle?
4. Bagaimana cara menganalisis
data?
5. Bagaimana cara mengkaji data
menjadi informasi?
6. Bagaimana cara merumuskan,
mengidentifikasi, dan
menentukan prioritas masalah?
7. Bagaimana menentukan target,
tujuan, solusi, dan perencanaan
evaluasi?
8. Apa dan bagaimana cara
penelitian kasus kontrol?
9. Bagaimana cara penentuan odd
rasio?

1.3 Mekanisme
9
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.4 Analisis Situasi dengan Pendekatan Blum


Paradigma HL Blum

HL Blum mengemukakan konsep tentang faktor-faktor yang


mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (kependudukan dan genetic,
perilaku, program dan pelayanan kesehatan, lingkungan)

Table 2.1.1 Diagram Paradigma HL BLUM

Faktor penduduk
herediter/ keturunan

Faktor Faktor
lingkungan Derajat pelayanan
Kesehatan kesehatan
Fisik
Fisik Promoti
Biologi f
Sosioku Ment
Preventi
ltural al
f
sosial Kuratif

Rehabili
tatif
Factor perilaku
Sikap
Gaya hidup
Cara Melakukan Analisis Situasi dengan Pendekatan BLUM

1. Analisis Kependudukan
 Jumlah Penduduk
 Struktr Umur Penduduk
7


Vital Statistik

Mobilitas

Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah Kelompok Khusus/Rentan
2. Analisis Derajat Kesehatan

 10 penyakit terbanyak di puskesmas


 5 penyakit gigi mulut terbanyak di puskesmas
 Indeks DMF-T/def-t
 Prevalensi karies
 Incidensi karies
 Rasio tambal : cabut

1.4.1 Analisis Situasi Perilaku Kesehatan


Terdapat dua paradigma dalam kesehatan yaitu paradigma sakit dan
paradigma sehat.Paradigma sakit adalah paradigma yang beranggapan
bahwa rumah sakit adalah tempatnya orang sakit. Hanya di saat sakit,
seseorang diantar masuk ke rumah sakit. Ini adalah paradigma yang salah
yang menitikberatkan kepada aspek kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan
paradigma sehat Menitikberatkan pada aspek promotif dan preventif,
berpandangan bahwa tindakan pencegahan itu lebih baik dan lebih murah
dibandingkan pengobatan.
Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan ini
ada yang dapat dicari dai susenas, SKRT, dan lain-lain. Dab ada pula yang
dapat dicari secara kualitatif dari sumber data yang lansung dimsyarakat
seperti tokoh masyarakat, bidan, dukun dan lain-lain. Secara teknis tidak
semua indikator perilaku kesehatan in dapat didapat.
Analisis ini memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat sehubungan dengan kesehatan maupun upaya
kesehatan Dapat menggunakan teori pengetahuan, sikap praktek, atau
health belief model atau teori lainnya .
Yang harus diperhatikan dalam analisis ini yaitu :

1) Kepercayaan : ada kepercayaan dibeberapa daerah guna merencanakan


intervensi program kesehatan.
8

2) Gaya hidup : kebiasaan masyarakat


3) Pola pencarian pengobatan

1.4.2 Analisis Situasi Lingkungan


Aspek lingkungan merupakan factor paling besar yang
mempengaruhi kesehatan. Aspek lingkungan yang berkaitan dengan
kesehatan dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

 Lingkungan Fisik : suhu, udara, kelembapan air


 Lingkungan Biologi : sanitasi, hygiene, kuman penyakit, binatang ternak
 Lingkungan makro : social, budaya, ekonomi, demografi, politik,
pemerintahan.

1.4.3 Analisis Situasi Program dan Pelayanan Kesehatan


Pelayanan atau upaya kesehatan meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif . Analisis ini menghasilkan data tau
informasi tentang input, proses, out put dan dampak dari pelayanan
kesehatan.
Sumber-sumber data yang ada untuk analisis ini adalah sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP), sistem pencatatan
dan pelaporan rumah sakit (SP2RS), survey sosial ekonomi nasional
(SUSENAS), survey kesehatan rumah tangga (SKRT) dan lain-lain.
 Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan system, yaitu :
(1) Input (sumber daya) : tenaga, dana, fasilitas sarana dan prasarana,
teknologi, kebijakan, dll.
(2) Proses
(3) Output : hasil jangka pendek dari suatu proses
(4) Outcome : hasil jangka panjang dari suatu proses
(5) Impact : manfaat dan dampaknya terhadap lingkungan
 Mengevaluasi Program dan Pelayanan Kesehatan dengan melihat dari
target dan tujuan yang telah ditetapkan
 Evaluasi puskesmas/poli klinik gigi di puskesmas
 Evaluasi Program Kesehatan
9

1.5 Problem Solving Cycle


Problem Solving Cycle merupakan suatu metode pemecahan masalah dengan
mengidentifikasi masalah yang paling diprioritaskan, kemudian mengidentifikasi
solusi / jalan keluar dari masalah tersebut, baru melakukan pelaksanaan terhadap
pemecahan masalah tersebut (Azwar, 1996). Metode ini sudah umum digunakan
dalam setiap pemecahan masalah kesehatan, misalnya pada kasus penyakit
maupun gizi pada masyarakat.

Skema Problem Solving Cycle :

Gambar 2.2.1 Skema Problem Solving Cycle


Sumber : Van Strein 1997

Menurut Azrul Azwar, proses perencanaan program kesehatan dengan


prinsip Problem Solving Cycle terdiri atas dua kelompok kegiatan dimana
masing-masing kelompok terdiri atas beberapa tahap, adapun dua kelompok
tersebut, yakni :

1.5.1 Menerapkan Prioritas Masalah (Problem Priority)


Melaksanakan prioritas masalah merupakan kelompok kegiatan
yang pertama kali dilakukan untuk memecahkan masalah, dimana pada
kelompok penerapan prioritas masalah memiliki beberapa tahapan atau
10

kegiatan yang harus dilakukan pada Problem Solving Cycle yaitu analisis
situasi, identifikasi masalah dan prioritas masalah.
a. Analisis Situasi
Kelompok ini, dimulai dengan tahapan analisis situasi. Dimana pada
analisis situasi dilakukan proses penyusunan perencanaan sampai
menghasilkan suatu rumusan masalah.
b. Identifikasi Masalah
lalu setelah didapatkan rumusan masalah, masalah-masalah pada
masyarakat dapat teridentifikasi dengan baik yang tentunya harus
segera diselesaikan dengan mencari jalan keluarnya.
c. Prioritas Masalah
selanjutnya, dikarenakan masalah-masalah pada masyarakat itu
beragam yang terkadang disertai dengan beberapa keterbatasan, maka
dari itu dilakukan pemilihan masalah sesuai dengan prioritas
masalahnya.

1.5.2 Menerapkan Prioritas Jalan Keluar (Solution Priority)


Kelompok yang kedua yaitu kelompok dalam penerapan prioritas
jalan keluar. Setelah dilakukan penentuan hasil penetapan prioritas
masalah utama, dilakukan beberapa tahapan atau kegiatan lagi yakni
menentukan tujuan penyelesaian masalah, menyusun alternative jalan
keluar, menentukan prioritas jalan keluar, mengkaji hambatan dan
kelemahan, menentukan rencana kerja operasional, Actuating serta
Evaluating.
a. Menentukan Tujuan Penyelesaian Masalah
Setelah menentukan prioritas masalah, hendaknya segera
menentukan tujuan perencanaan terhadap masalah yang akan diatasi
sesuai dengan rencana
b. Menentukan Alternatif Jalan Keluar
Lalu setelah menentukan prioritas masalah serta tujuan
perencanaan, agar tercapainya jalan keluar serta tujuan yang telah
direncanakan, maka penting untuk menyusun alternative jalan keluar
agar menambah wawasan dalam menghadapi masalah
c. Menetapkan Prioritas Jalan Keluar
11

Setelah mendapatkan alternative jalan keluar, segera dilakukan


penetapan prioritas jalan keluar, karena tidak semua alternative jalan
keluar dapat terlaksana, oleh karena itu dipilih alternative jalan keluar
yang terbaik
d. Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program
Lalu, berhubung tidak semua alternative jalan keluar dapat
terlaksana dengan baik dan mudah, maka diperlukan proses mengkaji
hambatan serta kelemahan program
e. Rencana Kerja Operasional
Setelah selesai mengkaji berbagai kelemahan, barulah dapat segera
ditentukan mengenai rencana kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah
dibuat
f. Actuating
Setelah rencana kerja operasional telah ditentukan, maka langkah
selanjutnya yang perlu ditempuh adalah mewujudkan rencana tersebut
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Karena Actuating itu
sendiri berarti pelaksanaan dalam bekerja
g. Evaluating
Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap kegiatan yang telah
diimplementasikan untuk mendapatkan suatu perbaikan di kegiatan
selanjutnya. Demikian seterusnya sehingga menjadi suatu siklus tanpa
henti

1.5.3 Tahap Menentukan Prioritas Masalah (Problem Priority)


Langkah langkah kegiatan proses perencanaan program kesehatan,
tahap penentuan prioritas masalah dengan menggunakan kajian data ada
beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:
1. Analisis Situasi
Langah ini dilakukan pengkajian dan merumuskan masalah program
dan masalah kesehatan masyarakat sebagai landasan kerja penyusunan
perencanaan sebuah program intervensi. Analisis situasi bertujuan
untuk mengumpulkan jenis data atau fakta yang berkaitan dengan
masalah kesehatan yang dijadikan dasar penyusunan perencanaan.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
 Pengumpulan data
12

Data merupakan hasil dari suatu pengukuran atau pengamatan.


Pengumpulan data harus selengkap mungkin, valid dan akurat.
Jenis data yang diperlukan:
 Jenis Data
Biasanya untuk kesehatan masyarakat mengikuti prinsip
HL Blum (1974)
 Sumber Data
Bila jenis data yang dikumpulkan sudah ditentukan, lalu
ke sumber data yang akan digunakan. Untuk ini ada 3
sumber data yaitu : data primer (hasil pemeriksaan dan
wawancara/observasi), data sekunder (laporan
puskesmas, rekam medis, daridata kecamatan dll), data
tersier (hasil publikasi badan resmi dinas statistik,kantor
dinkes, dl)
 Jumlah responden
Kumpulkan data secara lengkap mencakup seluruh
penduduk, jika sulit, bisa diambil hanya sebagian
penduduk (sampel) besarnya berdasarkan tujuannya dan
perhitungan sampel yang valid.
 Cara mengumpulkan data
o Mendengar keluhan masyarakat secara langsung
dilapangan
o Membahas langsung masalah kesehatandan
kebtuhan pelayanan kesehatan yang
dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan
informal masyarakat setempat.
o Membahas program kesehatan masyarakat
bersama petugas kesehatan petugas sektor lain,
atau bersamastaf terkait diwilayah kerja
puskesmas.
o Diperoleh dari sistem informsi anajemen
pelayanan kesehatan dengan cara membaca
program kesehatan pada pusat peayanan
kesehatan disuatu wilayah
13

o Sensus penduduk, statistik kependudukan, hasil


survey dll
 Melakukan pengolahan data (data processing)
Pada prinsipnya pengolahan data adalah proses meringkas data,
dari banyak data yang sudah dikumpulkan, diringkas menjadi
serangkaian ukuran atau indikator. Pengolahan data dapat
dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan bantuan
kalkulator sampai perhitungan dengan bantuan komputer
(contoh : Ms.Excel).
 Penyajian Data
Data yang telah diolah disajikan melalui tabel tekstular, tabular
dan grafikal. Penyajian data bertujuan untuk memperudah
peneliti untuk menganalisis sehingga pilih yang paling tepat
dan mudah untuk dianalisis.
 Melakukan Analisis Data dan Merumuskan Masalah
Pada tahap ini,dilakukan analisis mendalam terhadap data
yang telah disajikan dan sudah di validasi. Hasil analisis data
dapat dijadikan informasi. Informasi-informasi yang didapat
nantinya akan bermanfaat dalam merumuskan masalah
kesehatan. Penggabungan beberapa data dapat memberikan
sejumlah informasi tergantung pada banyaknya data yang
terkumpul dan kemampuan kita dalam menganalisis. Kaitkan
informasi-informasi yang didapat sehingga menghasilkan
rumusan masalah kesehatan, juga berbagai faktor yang
berkaitan dengan msalah kesehatan masyarakat yang diamati
dan diketahui juga kemampuan organisasi yang digunakan
untuk intervensi.

1.6 Pengkajian Data


Informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa sehingga
memiliki makna tertentu bagi penggunanya.

Kriteria: harus akurat, relevan, tepat waktu

1. Akurat: mendukung pihak manajemen dalam mengambil keputusan


14

2. Relevan: benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan


3. Tepat waktu: tidak ada keterlambatan saat dibutuhkan

Data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang dihadapi. Dapat berupa
catatan, gambar, atau suara yang tersimpan dalam file. Suatu data belum dapat
berbicara banyak sebelum diolah lebih lanjut.

1.6.1 Siklus Pengolahan Data


Suatu proses pengolahan data terdiri dari 3 tahapan dasar yang disebut
dengan siklus pengolahan data yaitu input, processing, output. Menurut
Jogiyanto, dikembangkan menjadi:
1. Originatio
Proses pengumpulan data yang biasanya merupakan proses pencatatan
(recording) data kedokumentasian.
2. Input
Memasukkan data ke dalam komputer.
3. Processing
Proses pengolahan data berupa pengklasifikasian, penyusunan,
perhitungan, dan pengendalian data.
4. Output
Proses menghasilkan output dari hasil pengolahan data ke alat output,
berupa informasi.
5. Distribusi
Dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Storage
Hasil pengolahan yang disimpan di storage dapat digunakan sebagai
bahan input untuk proses selanjutnya.

1.6.2 Pengolahan Data Kesehatan


Pengumpulan data dapat berupa data layanan kesehatan (registrasi
pasien, kunjungan pasien, data penyakit) dan data penelitian kesehatan
(kuesioner dan eksperimen)  input data  proses penghitungan
biostatistik  penyajian data, bisa dalam bentuk gambar, grafik, dll.
15

1.7 Merumuskan, Mengidentifikasi dan Menetapkan Prioritas Masalah

1.7.1 Merumuskan Masalah


Rencana yang baik harus memiliki rumusan masalah (problem
statement) yang ingin diselesaikan. Rumusan masalah yang baik,
banyak syaratnya. Beberapa diantaranya yang terenting adalah
a. Harus mempunyai tolok ukur
Tolok ukur yang dimaksud banyak macamnya. Paling tidak
mencakup lima hal pokok, yakinik tentang apa masalahnya, siapa yang
terkena masalah, diamana masalah ditemukan, bilamana masalah
terjadi serta berapa besar masalahnya.
b. Bersifat netral
Bersifat netral dalam arti tidak mengandung uraian yang dapat
diartikan sebagai menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab
timbulnya masalah dan ataupun cara mengatasi masalah dan ataupun
cara mengatasi masalah.
Cara merumuskan masalah:
1. Melihat kesenjangan antara yang diharapkan (das sollen) dengan
hasil sebenarnya (das sein)
2. Kesenjangan disajikan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif
3. Mengajukan pertanyaan dalam merumuskan masalah (5W+1H)
- What : apa masalah yang sedang dihadapi ?
- How many : berapa besar ?
- Who : siapa yang terkena masalah tersebut?
- When : kapan masalah berkembang ?
- Where : dimana masalah berkembang ?
- Why : faktor-faktor yang menimbulkan masalh ?

1.7.2 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah merupakan tahapan pengelompokan dan
pengklasifikasikan masalah yang ditemukan.
Masalah dapat dikelompkkan dalam tiga kategori masalah yaitu :
a. Masalah kesehatan masyarakat
Penyakit yang berkembang pada masyarakat tertentu, pada wilayah
tertentu, dalam kurun waktu tertentu
16

b. Masalah program
Masalah dalam program kesehatan
c. Masalah perilaku
Mengenai sikap, perilaku, pengetahuan masayarakat tentang
penyakit dam kegiatan program kesehatan
Dalam mengidentifikasi masalah, terdapat enam pertanyaan :
- What : apa masalah yang sedang dihadapi ?
- Who : siapa yang terkena masalah tersebut?
- When : kapan masalah berkembang ?
- Where : dimana masalah berkembang ?
- Why : faktor-faktor yang menimbulkan masalh ?
- How many : berapa besar ?

1.8 Menerapkan Prioritas Jalan Keluar (Solution Priority)

1.8.1 Menetukan Target, Tujuan, Solusi dan Perencanaan Evaluasi


Terdapat beberapa tahapan dalam menentukan solution
priority, yaitu :

1. Menentukan Tujuan Penyelesaian Masalah


2. Menetapkan Alternatif Jalan Keluar
3. Menetapkan Prioritas Jalan Keluar
4. Mengkaji Hambatan dan Kelemahan Program
5. Memperbaiki Prioritas Jalan Keluar
6. Rencana Kerja Operasional

1. Menentukan Tujuan Penyelesaian Masalah


Menentukan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat
ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan
tersebut. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan maka akan
semakin mudah menentukan tujuan. Penetapan tujuan yang baik
apabila dirumuskan secara kongkret dan dapat diukur. Pada umumnya
menetukan tujuan dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Tujuan Umum

Tujuan bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke dalam


tujuan-tujuan khusus, dan umumnya masih abstrak, contoh :
menurunnya prevalensi karies pada masyarakat
17

2) Tujuan khusus
Tujuan-tujuan yang di jabarkan dari tujuan umum. (lebih rinci :
what, who, where, how far, how long), contoh : menurunkan
prevalensi karies masyarakat di Desa Sumber Makmur, dari 75%
menjadi 50% dalam 2 tahun.
Perumusan sebuah Tujuan Operasional/ Tujuan Khusus
program kesehatan harus bersifat SMART: spesific (jelas
sasarannya dan mudah dipahami oleh staf pelaksana), measurable
(dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai dengan strategi
nasional, tujuan program dan visi/misi institusi, dan sebagainya),
realistic (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas
organisasi yang ada), time bound (sumber daya dapat dialokasikan
dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan program
seuai dengan target waktu yang telah ditetapkan).

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tujuan program:

• Tujuan adalah hasil akhir dari sebuah kegiatan.


• Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai
dengan kemampuan organisasi, dan dapat diukur.
• Tujuan operasional basanya ditetapkan dengan batas waktu
(batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang ingi dicapai pada
akhir kegiatan program (dead line).
• Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai
tujuan.
• Masalah, faktor penyebab masalah, dan dampak masalah yang
telah dan akan mungkin terjadi dimasa depan sebaiknya dikaji
terlebih dahulu.
2. Menetapkan Alternatif Jalan Keluar
Untuk mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan,
langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif jalan keluar, hal ini
penting karena terkait dengan upaya memperluas wawasan. Jalan
18

keluar untuk menyelesaikan prioritas masalah banyak cara/


alternatifnya. Hal ini lebih baik dilakukan dengan cara berfikir
kreatif (creative thinking), karena penting peranannya dalam
membantu kelancaran pelaksanaan jalan keluar dan tercapainya
tujuan.
Menyusun alternatif jalan keluar, jika dengan cara berfikir
kreatif ini belum dihasilkan jalan keluar, kita coba gunakan
langkah-langkah berikut :

 Menentukan berbagai penyebab masalah (lakukan curah


pendapat/ brain storming) dapat digunakanhubungan sebab-akibat
atau diagram tulang ikan (fish bone diagram)

Table 2.5.1 Fishbone Diagram


FISHBONEDIAGRAM
(ISHIKAWA DIAGRAM)

CAUSE EFFECT

money man material

PROBLEM
secondary cause

Primarycause

informa on methode market

 Memeriksa kebenaran penyebab masalah (kadang


penyebab ini baru bersifat teoritis, sehinga perlu dilakukan
pemeriksaan kebenarannya penyebabnya, yaitu dilakukan
pengumpulan data tambahan/ dilakukan uji statistik dll.
 Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk
kegiatan.Usahakan satu penyebab masalah tersusun untuk
satu kegiatan penyelesaian masalah. Sehingga akhirnya
tersusun alternatif cara penyelesaian masalah.
19

Contoh Masalah : tingginya prevalensi karies,


Penyebabnya: pengetahuan kurang, kesadaran kurang,
belum ada pemberian informasi. Alternatif jalan keluar :
penyuluhan kesehatan, pengobatan, pelatihan kader.

3. Menetapkan prioritas jalan keluar

Semua alternatif jalan keluar yang telah disusun, bila dapat


dilaksanakan semuanya, lebih baik. Tetapi sering kali karena
kemampuan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, tidak
mungkin semua alternatif dilaksankan sehingga untuk mengatasinya
diperlukan jalan keluar yang terbaik, yaitu sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.
Kriteria yang digunakan dalam memilih prioritas jalan keluar
yaitu teknik kriteria Matriks. :

1) Efektivitas Jalan Keluar

Tentukan nilai efektivitasnya, angka 1 ( paling tidak efektif),


sampai denga angka 5 (paling efektif), dan gunakan kriteria dibawah
ini :

a. Besarnya masalah yang dapat diselesaikan


b. Pentingnya jalan keluar
c. Sensitivitas jalan keluar

2) Efektivitas Jalan Keluar

Tentukan nilai efisiensi, angka 1 (paling tinggi) sampai angka 5


(paling rendah)., semakin kecil angkanya semakin efisien. Nilai
efisiensi dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk
melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang dikeluarkan makin
tidak efisien.

Prioritas Jalan Keluar = M x I x V.

C
20

Nilai P tertinggi, maka jalan keluar yang dipilih.

4. Mengkaji Hambatan dan kelemahan Program


Jenis hambatan dan kelemahan dapat dikategorikan sebagai:
1) Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
Contohnya :
a. Motivasi kerja staff rendah
b. Pengetahuan dan keterampilan kosong
c. Peralatan belum tersedia
d. Jumlah operasional dan akurang
2) Hambatan yang terjadi pada lingkungan.
Contohnya :
a. Hambatan geografi
b. Iklim atau musim hujan
c. Tingkat pendidikan masyarakat rendah
d. Prilaku masyarakat

5. Memperbaiki Prioritas Jalan keluar

Selesai uji lapangan dan mengkaji hambatan, maka dilakukan


dengan memperbaiki prioritas jalan keluar, yaitu memanfaatkan berbagai
factor pendukung dan menghilangkan factor penghambat.

6. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang


akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pada umumnya kegiatan-kegiatan mencakup 3 kegiatan pokok, yakni :

a. Kegiatan tahap persiapan


b. Kegiatan tahap pelaksanaan
c. Kegiatan pada tahap penilaian

Proses penyusunan RKO antara lain :


21

1. Alas an utama disusun rencana kegiatan (WHY)


2. Tujuan yang dicapai (WHAT)
3. Kegiatan/ bagaimana mengerjakannya (HOW)
4. Pelaksana dan sasarannya (WHO)
5. Sumber daya pendukung (What kind of support)
6. Tempat kegiatan yang akan dilaksanakan (WHERE)
7. Waktu pelaksanaan (WHEN)
8. Metode penilaian/evaluasi

1.9 Penelitian Kasus Kontrol


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusidan determinan
keadaan-keadaan yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu
untukmemberikan informasi yang akurat dan berguna dalam pengambilan
kebijakan dan tindakan kesehatan masyarakat.
Penelitian kasus kontrol atau retrospektif merupakan studi observasional
analitik yg menilai hubungan paparan dan penyakit dengan cara menentukan
sekelompok orang yang berpenyakit (disebut kasus ) dan sekelompok orang
tidak berpenyakit (disebut kontrol), lalu membandingkan frekuensi paparan
(kuantitatif, level paparan) pada kedua kelompok tersebut (Last, 2001;
Gordis, 2000; Moy,1998 dalam Murti,2003).
Desain penelitian kasus kontrol merupakan kebalikan dari desain
penelitian kohort, dimana penelitian dilakukan dengan melihat faktor resiko
terlebih dahulu (efek) sampai prosesnya menjadi penyebab (penyakit) yang
dilakukan secara retrospektif atau melihat kejadian yang telah terjadi di masa
lalu (backward). Desain penelitian kasus kontrol secara skematis dapat
digambarkan sebagai berikut.

1.9.1 Tujuan
1. Mengidentifikasi faktor resiko suatu penyakit
2. Mengidentifikasi faktor penyembuhan suatu penyakit
3. Menguji efikasi hasil suatu pengobatan
4. Menguji efikasi uji screening
5. Penanggulangan penyakit langka

1.9.2Ciri – ciri
1. Penelitian merupakan penelitian yag bersifat observasional
2. Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
22

3. Terdapat kelompok kontrol


4. Kelompok kontrol harus memiliki resiko terpajan oleh faktor
resiko yang sama dengan kelompok kasus

2.6.3 Kelebihan
1. Sesuai untuk penyakit langka
2. Jangka waktu peneliatian relatif singkat
3. Biaya relatif murah
4. Dapat menilai beberapa faktor resiko

1.9.3 Kekurangan
1. Tidak efisien untuk menyelidiki paparan yang jarang terjadi
2. Tidak bermanfaat untuk tujuan deskriptif

1.9.4 Langkah Penelitian


1. Prosedur pemilihan kasus dan control
Sekelompok orang yg berpenyakit disebut kasus dan sekelompok
orang tidak berpenyakit disebut kontrol. Kriteria yang perlu
diperhatikan :
1) Kriteria Diagnosis / Penentuan Kasus
Kriteria diagnosis dan definisi kasus harus dibuat dulu sejelas-
jelasnya, supaya tidak menimbulkan bias pengukuran
2) Populasi Sumber kasus
Bisa dari rumah sakit (hospital base) atau komunitas (population
base)
3) Jenis data penyakit
Kontrol harus dipilih dari populasi individu-individu yang
memiliki karakteristik serupa dengan populasi asal kasus. Kriteria yang
perlu diperhatikan :
1) Karakteristik populasi sumber kasus
2) Keserupaan antara kontrol dan kasus
3) Pertimbangan praktis dan ekonomis

Terpapar
faktor resiko

Tidak terpapar
faktor resiko

Terpapar
faktor resiko

Tidak terpapar
faktor resiko
23

Gambar 2.6.1 Pengelompokan kasus dan control pada desain penelitian


kasus kontrol
2. Pengumpulan data
Mengumpulkan data dari paparan yang dialami pada waktu yang lalu
dapat melalui :
1) Wawancara
2) Catatan medik
3) Memeriksa hasil lab
3. Analisis
Hasil pengukuran pada studi kasus control biasanya disusun dalam table
2x2. Pada studi ini peneliti dapat melihat hubungan sebab akibat antara
efek (penyakit) dan faktor resiko secara tidak langsung dengan
menggunakan penghitungan resiko relative yang dinyatakan sebagai
Odds Ratio (OR).Odds ratioadalah perbandingan antara peluang
terjadinya sesuatu dengan peluang tidak terjadinya sesuatu.

1.10 Menentukan Odd Ratio


Odds Ratio (OR) adalah ukuran asosiasi paparan (factor resiko)
dengan kejadian penyakit; dihitung dari angka kejadian oenyakit pada
kelompok ( terpapar factor resiko) dibanding angka kejadian penyakit
pada kelompok yang tidak beresiko (tidak terpapar factor resiko).

1.10.1 Rumus Odds Ratio


ad/bc

Table 2.7.1 Rumus Odd Ratio

rokok Kanker mulut


24

ya tidak
ya a b
tidak c d

Pada kasus ini, didapat data sebagai berikut:

 Pasien perokok pengidap kanker mulut = 25


 Pasien perokok yang tidak mengidap kanker mulut= 35
 Pasien yang mengidap kanker mulut tapi bukan perokok= 21
 Pasien tidak mengidap kanker mulut dan tidak merokok= 40

Table 2.7.2 Penyelesaian Kasus

rokok Kanker mulut


ya tidak
ya 25 35
tidak 21 40

Odds ratio= ad/bc

25x40/35x21= 1000/735

=1.36

1.11 Penelitian Kohort

1.11.1 Definisi
Rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok terpapar
(faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit
(outcome) dan mengikuti hingga waktu tertentu. Pemilihan subyek
berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan atau
pencatatan apakah subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit
yang diteliti atau tidak
25

1.11.2 Tujuan
5. Menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang
diteliti
6. Untuk membedakan pasien terpapar dengan pasien tak terpapar,
atau pasien terpapar A dan terpapar B

1.11.3 Ciri-ciri
1. Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit
2. Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya
7. Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach)
8. Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu
9. Diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau penyakit
yangditeliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada
kelompok tanpa faktor risiko
10. Hasil analisis→ untuk melihat hubungan dan pengaruh

1.11.4 Jenis
1. Kohort prospektif dengan kelompok pembanding internal
2. Kohort prospektif dengan kelompok pembanding eksternal
3. Kohort retrospektif
4. Nested Case-Control Study

1.11.5 Langkah-langkah
1. Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko
(variabel independen) serta variabel-variabel pengendali
(variabel kontrol).

a. Variabel dependen : frekuensi kasus hipertensi

b. Variabel independen : Merokok

c. Variabel pengendali : Umur, pekerjaan dan pengetahuan

2. Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel


penelitian
3. Mengidentifikasi subjek yang (resiko positif) dari populasi
tersebut, dan mengidentifikasi subjek yang tidak (resiko
negatif)
26

4. Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok orang-


orang yang (resiko positif) dan kelompok orang (kontrol)
sampai pada waktu tertentu,
5. Mengolah dan menganalisis data secara deskriptif dan analitik.

1.11.6 Kelebihan
1. Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang
jarang • Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu paparan
2. Dapat menerangkan “temporal relationship” antara paparan dan
outcome (penyakit) • Dapat menghitung laju insiden &
perjalanan penyakit

1.11.7 Kekurangan
1. Pada kohort prospektif dapat sangat lama dan mahal
2. Pada kohort retrospective perlu sumber data yang lengkap dan
handal
3. Tidak efisien untuk mempelajari penyakit yang jarang
4. Mempunyai risiko untuk “loss to follow up”

1.11.8 Rumus
1. Insidence kelompok terpapar (Po)= a/ a+b
2. Insidence kelompok tidak terpapar (P1)= c/ c+d
3. Relative Risk (RR) = Po / P1

Table 2.8.1 Rumus Kohort


27

BAB III
PEMBAHASAN

Puskesmas Sari Indah Kecamatan Pondok Bambu tempat drg Zuma


bekerja tidak memeiliki data data yang legkap karena langkah-langkah
perencanaan (process of planning) yang dibuat tidak mengikuti proses
perencanaan program yang benar. Perencanaa tersebut dapat dilakukan
dengan menerapkan langkah – langkah yang terdiri dari analisis situasi ,
problem solving cycle, pengkajian data menjadi informasi (transformasi data
menjadi informasi. Setelah itu drg Zuma dapat merumuskan masalah dan
mengidentifikasi masalah dengan jelas, kemudian dapat melakukan
penentuan prioritas masalah menjadi tidak sesuai dengan data kebutuhan
kesehatan gigi masyarakat setempat. Setalah melaksanakan proses diatas
drg. zuma tergerak untuk segera membuat perencanaan yang baik sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya, yaitu melakukan pengambilan data 10thn
sebelumnya yang bersifat retrospektif, terhadap pasien-pasien perokok yang
mengidap kanker mulut. Penelitian Retropekstif dipiliha karena penelitian
ini bersifat observasional dengan waktu dan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan penelitan lain. Selain itu, metode yang digunakan pada
penelitian ini juga tepat berdasarkan penyebab penyakit. Drg. zuma selain
melakukan penelitian juga berencana membuat perencanaan program
kesehatan gigi dan mulut dengan kerangka konsep dan sistematika analisis
situasi elalui kajian data kesehatan masyarakat, yang didasarkan pada
konsep BLUM. Process of planning ini akan mengikuti prinsip lingkaran
pemecahan masalah (problem solving cycle), berdasarkan kajian data yang
lengkap dan valid, sehingga didapat data yangsesuai dengan keadaan dan
kebutuhan kesehatan gigi masyarakat di wilayah Puskesmas Sari Indah
Kecamatan Pondok Bambu.
28

BAB IV
PENUTUP

1.12 Kesimpulan
Puskesmas Sari Indah, kec. Pondok Bambu status kesehatan giginya
masih rendah dan target pencapaian program tidak tidak tercapai karena
process of planning yang dibuat tidak mengikuti proses perencanaan yang
benar. Melihat hal tersebut, drg. zuma tergerak untuk segera membuat
perencanaan yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya, yaitu
melakukan pengambilan data 10thn sebelumnya yang bersifat retrospektif,
ternyata di Puskesmas tersebut terdapat pasien-pasien perokok yang
mengidap kanker mulut. Dengan fenomena tersebut, drg. zuma berinisiatif
untuk melakukan penelitian kasus kontrol supaya bisa dicari nilai odd ratio
mengenai hubungan anara keterpaparan merokok dengan kejadian kanker
mulut dan seberapa besar faktor merokok berakibat pada kejadian kanker
mulut. Nilai odd ratio dari penelitian ini adalah 1,36 yang menandakan bahwa
faktor resiko dapat menyebabkan suatu penyakit.

Drg. zuma selain melakukan penelitian juga berencana membuat


perencanaan program kesehatan gigi dan mulut dengan kerangka konsep dan
sistematika analisis situasi elalui kajian data kesehatan masyarakat, yang
didasarkan pada konsep BLUM. Process of planning ini akan mengikuti
prinsip lingkaran pemecahan masalah (problem solving cycle), berdasarkan
kajian data yang lengkap dan valid, sehingga didapat data yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan kesehatan gigi masyarakat di wilayah
Puskesmas Sari Indah Kecamatan Pondok Bambu. Drg. zuma berpikir jika
masalah ini dibiarkan, akan menjadi akumulasi permasalahan yang akan
membawa pada komppleksitas penyakit gigi dan mulut, pada masyarakat.
29

1.13 Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih menggali lebih
dalam mengenai permasalahan seperti yang dialami drg. Zuma. Supaya pada
saat pembaca ditempatkan di suatu Puskesmas bisa memecahkan masalah
agar tidak terjadi kompleksitas penyakit gigi dan mulut pada masyarakat.
6

DAFTAR ISI

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara

Budiarto, Eko. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC

Evendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC

Morton, Richard. 2009. Panduan Epidemiologi dan Biostatik. Jakarta: EGC

Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:


CV Sagung Seto

Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Anda mungkin juga menyukai