Disusun oleh:
Pembimbing:
Dr. Dra. Cucu Zubaedah, MS.
dr. Nurhidayanti
drg. Medila Dahlan
drg. Dian Fajarwati
PENYUSUN
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1.3 Tujuan................................................................................................9
2.1.4 Sasaran.............................................................................................10
2.2.2 Sasaran.............................................................................................15
2.3.1 Sasaran.............................................................................................17
2.4 Perilaku....................................................................................................17
BAB IV PENUTUP..............................................................................................47
4.1 Simpulan..................................................................................................47
4.2 Saran........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................50
LAMPIRAN..........................................................................................................51
DAFTAR TABEL
Y
Gambar 3. 1 Pedoman teori H.L. Blum................................................................35
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
C-tra arena dan mudah untuk dicapai dari jalan utama baik dengan kendaraan
gigi, 1 perawat gigi dan 1 unit dental chair. Jumlah rata-rata pasien yang
datang ke poli gigi berkisar 15-25 pasien per hari. Angka prevalensi kesehatan
gigi mulut periode Januari hingga Oktober 2017 meliputi karies email,
angka yang stabil di setiap bulannya dan tidak ada kenaikan yang signifikan.
Sedangkan, penyakit gigi dan mulut yang paling banyak terjadi adalah
Hasil rasio tambal cabut pada gigi tetap di wilayah UPT Puskesmas
Neglasari periode januari hingga oktober 2017 adalah 1:2, sedangkan hasil
rasio tambal cabut pada gigi sulung adalah 1:5. Hal ini menunjukkan
banyaknya kasus gigi mulut yang sudah parah dan masyarakat tidak inisiatif
1
2
memeriksakan diri ke dokter gigi secara rutin dan hanya datang ketika ada
kurangnya kesadaran orantua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak. Hanya
baru datang ketika ada keluhan. Berdasarkan observasi pada saat pendataan,
masih ada masyarakat yang seumur hidupnya belum pernah ke dokter gigi.
namun pada 3 kelurahan rasio dokter gigi dengan masyarakat lebih dari
1:2500, melebihi standar yang ditetapkan WHO, hal ini menunjukkan tenaga
dan mulut di wilayah kerja UPT Puskesmas Neglasari meningkat. Salah satu
dan lebih optimal apabila diberikan sedini mungkin. Partisipasi yang aktif dari
masyarakat sekitarnya.
3
Kesehatan gigi anak merupakan bibit yang harus dijaga agar anak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka dari itu, anak-anak juga harus
dan mulut yang baik. Mungkin juga hal tersebut disebabkan karena kurangnya
perhatian orangtua terhadap anak. Sudah ada sedikit kesadaran untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilihat dari permintaan para guru untuk
1. Tujuan Umum
Puskesmas Neglasari
2. Tujuan Khusus
Pribadi sehingga angka kesehatan gigi dan mulut anak di wilayah kerja
SD Pribadi.
SD Pribadi
PEMBAHASAN
Neglasari adalah promosi kesehatan gigi dan mulut belum berjalan secara optimal
hal ini ditunjukan dari UKGS dan UKGM yang belum berjalan optimal.
dapat dilakukan melaui kegiatan UKGS dan UKGM, dengan dilakukan kegiatan
kuratif yang disertai dengan promotif dan preventif. Beban kerja petugas dalam
5
6
kesehatan gigi di Posyandu, TK dan sikat gigi massal pada anak SD/MI.
telah dapat dilakukan untuk semua TK yang ada. Pemberdayaan dan bimbingan
sikat gigi massal terutama pada kelas selektif (1,3,5) tidak dilakukan pada semua
meliputi kesehatan ibu hamil, lansia dan balita. Posyandu terbagi menjadi empat
bagian berdasarkan jumlah kader yang aktif, kesuksesan untuk mencapai derajat
kelompok madya dimana kader yang aktif lebih dari 5 di setiap wilayah kerjanya.
ditandai dengan Kesadaran pasien mengenai tindakan preventif dari pada kuratif
masih terbilang rendah. Penyakit gigi dan mulut masih menjadi penyakit dengan
kesehatan gigi dan mulut periode Januari 2017 hingga Oktober 2017 menurut
penyakit gigi dan mulut yang tertinggi di UPT Puskesmas Neglasari adalah
penyakit pulpa. penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi di Puskesmas
Neglasari adalah penyakit pulpa. Sebanyak lebih dari 100 kasus penyakit pulpa
bulan terakhir puncaknya yaitu terjadi pada bulan mei. Hal ini disebabkan
pelayanan preventif dan kuratif belum dilaksanakan dengan baik oleh Puskesmas
Promosi kesehatan memilki visi dan misi dimana visi dan misi sebagai
kontrol apakah promosi kesehatan sudah berjalan dengan baik dan sudah
kesehatannya baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi
maupun sosial. Sedangkan misi promosi kesehatan dapat dilakukan dengan upaya
dari agenda, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Determinan pokok
kesehatan adalah aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang seringkali berada di
1994). Menurut pengertian tersebut, terdapat dua unsur tujuan dan proses kegiatan
promosi kesehatan yaitu memperbaiki kesehatan dan memiliki kontrol yang lebih
Pemberdayaan
Proses
Masyarakat
Mampu
Pembelajaran memelihara dan
(Kesadaran, Kemauan, meningkatkan
Kemampuan) derajat
kesehatannya
Dari, Oleh, Untuk dan Bersama
Masyarakat
Memengaruhi Lingkungan
khususnya kesehatan gigi dan mulut harus mengupayakan perubahan dari semua
1.3.3 Tujuan
yang optimal, baik dari fisik, mental maupun sosial, masyarakat harus mampu
1.3.4 Sasaran
1. Sasaran Primer
tersebut
2. Sasaran Sekunder
3. Sasaran Tertier
berbagai kegiatan. Strategi global promosi kesehatan menurut WHO tahun 1984
dikenal sebagai strategi ABG (A, advokasi kesehatan; B, bina suasana; G, gerakan
masyarakat).
1. Advokasi Kesehatan
terhadap kesehatan.
terbilang rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya rasio pencabutan
pasien yang datang dan juga sedikitnya warga yang datang ke puskesmas untuk
kontrol enam bulan sekali. Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja UPT
kurangnya tindakan preventif (pencegahan). Hal tersebut dapat dilihat dari rasio
tambalan dan cabut pada pasien dewasa dan anak, dimana pada pasien anak rasio
cabut lebih tinggi sedangakan pada pasien dewasa rasio tambalan lebih tinggi
dari cabut dan juga sedikitnya warga yang datang ke puskesmas untuk kontrol
tidak dapat dilakukan secara optimal. Terbatasnya tenaga kesehatan gigi dan
mulut menjadi faktor utama kurang optimalnya pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di UPT Puskesmas Neglasari dan wilayah kerjanya. Cakupan wilayah kerja
UPT Puskesmas Neglasari yang luas juga menjadi pokok persoalan timbulnya
Tenaga kesehatan gigi dan mulut yang tersedia pada puskesmas berupa
dua dokter gigi dengan satu perawat gigi. Menurut WHO, rasio dokter gigi dengan
penduduk yang ideal adalah 1:2500, namun rasio dokter gigi dan penduduk di
wilayah kerja UPT Puskesmas Neglasari masih banyak yang lebih dari 1:3000.
Berdasarkan hal tersebut, pelayanan dan promosi kesehatan UKGS dan UKGM di
serta masyarakat seperti kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi,
preventif serta rujukan kesehatan berbasis posyandu dengan sasaran anak usia
15
balita, ibu hamil dan menyusui serta kelompok usia lanjut (KEMENKES RI,
2012).
1.4.2 Sasaran
Neglasari
masyarakat.
16
polindes/poskesdes.
terintegrasi di polindes/poskesdes
puskesmas
17
2012).
mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya
kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang
dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta
didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (KEMENKES RI,
2012).
Salah satu resolusi The 60th World Health Assembly (WHA) oleh WHO
dan mulut serta pencegahan penyakit gigi dan mulut sebagai bagian dari promosi
kesehatan di sekolah dengan fokus pada PHBS. Pelayanan kesehatan gigi dan
kegiatan UKS dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Program
1.5.1 Sasaran
1. Sasaran primer: peserta didik (murid sekolah) TK, SD, SMP, SMA dan
sederajat.
1.6 Perilaku
menggosok gigi pada waktu mandi pagi atau sore, masyarakat yang menggosok
gigi setelah makan pagi hanya 12,6% dan sebelum tidur 28,7%. Keadaan tersebut
masih kurang sehingga perlu ditingkatkan program sikat gigi bersama sesuai
anjuran sekolah karena perilaku merupakan kebiasaan yang akan terbentuk bila
gigi-mulut dan yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi dalam 12 bulan
terakhir adalah 23,4% dan 1,6% telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Penduduk
Penyuluhan adalah suatu usaha yang terencana dan terarah dalam bentuk
pendidikan nonformal yang bertujuan merubah sikap dan tingkah laku indivivdu
adalah suatu proses belajar yang memiliki karakteristik adanya perubahan tingkah
laku yang relatif menetap dan terbentuk karena latihan dan pengalaman.
tahu dan mengerti tapi juga mau dan bisa melakukan tindakan dan sikap sesuai
pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan ini merupakan suatu
(dari tidak memahami suatu hal menjadi memahami). Sikap dari tidak mau
melakukan kegiatan menjadi mau melakukan kegiatan dan keterampilan dari tidak
kemampuan masyarakat untuk tetap hidup sehat dan aktif berperan serta dalam
upaya kesehatan. Adapun tujuan dari penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
sebagai berikut.
20
mulut
3. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut baik sendiri maupun kesehatan
keluarga
4. Mampu menjalankan upaya mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut serta
mulut
tindakan tertentu yang konsisten sesuai dengan tujuan yang telah dintentukan.
1. Persepsi adalah meningkatkan daya tarik yang dimiliki oleh sutu hal sehingga
kesehatan dapat bekerja dan menggunakan strategi yang tepat untuk tujuan
edukasi.
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut harus sesuai dengan tingkat kemampuan
3. Pesan adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh kepada
sasaran sesuai dengan pengetahuan yang jelas sumbernya. Sebuah pesan dapat
1. Persiapan. Persiapan berupa hal yang harus diperhatikan adalah materi yang
akan disampaikan, alat bantu peraga yang akan digunakan serta kesiapan
penyuluh.
22
2. Sikap. Sikap penyuluh harus memiliki pandangan yang luas sehingga dapat
menguasai seluruh peserta dan tidak hanya membaca bahan yang akan
emosial dan diselingi humor agar suasana yang terbentuk lebih rileks dan
tidak tegang.
3. Suara. Suara pada saat penyuluhan harus terdengan cukup keras dan jelas
4. Alat peraga. Peraga yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan
mulut.
umum digunakan adalah metode didaktik (one way method) dan metode sokratik
1. Metode didaktik (one way method). Dalam metode ini penyuluh yang aktif
pendapat.
2. Metode sokratik (two ways method). Dalam metode ini komunikasi dua arah
pendapat serta bekerja sama saling meberikan keterangan. Salah satu contoh
23
pada proses tanya jawab dan pengetahuan sasaran setelah diberikan materi. Kedua
sikap atau tanggapan sasaran terhadap materi yang diberikan. Sikap sendiri adalah
reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup stimulus atau objek. Ketiga
adalah tindakan yaitu sasaran melakukan tindakan (practice) sesuai dengan materi
dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun jika dilihat dari segi jumlah
sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), metode pendekatan perorangan
pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya,
relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun
Dengan cara ini kontak antara pasien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh pasien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
b. Interview (wawancara)
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apalagi
masyarakat seperti persatuan orang tua murid, guru-guru sekolah dan ibu-ibu
produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat
yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya
tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang
bersangkutan.
Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Metode
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.
1. Kelompok Besar
26
Kelompok besar disini adalah apabila pserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-
yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan
2) Seminar
orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap
hangat masyarakat.
2. Kelompok Kecil
27
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
lain:
1) Diskusi Kelompok
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus
kasus sehubungan dengan topic yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang
group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak
atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Oleh karena sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai
terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya
29
antara lain :
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Bulan Kesehatan Gigi dan Mulut,
3. Tulisan-tulisan di leaflet, majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan gigi dan mulut adalah
5. Bill board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya
proses terjadinya penyakit tersebut. Penyakit gig yang banyak dideritakan oleh
masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal, di mana prosesnya adalah
karena adanya interaksi antara host (gigi, gusi, saliva), penjamu (bakteri/plak) dan
sangat mudah.
30
memelihara kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi secara benar
dan teratur, memperkuat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung
melalui tindakan mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut sedini mungkin,
serta dapat mencari pengobatan yang tepat bila diperlukan. Dengan demikian akan
gigi. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa program kuratif lebih tinggi dari
rehabilitatif. Namun, angka penambalan gigi masih lebih tinggi dari tindakan
perawatan pembersihan karang gigi dan pemeriksaan rutin. Ini menyatakan bahwa
fase preventif masih lebih rendah daripada kuratif. Factor tersebut disebabkan
dari kelurahan Cigadung RW 12 pada hari Kamis, tanggal 7 Desember 2017, dan
Menentukan penyuluh
Menghubungi dan
mendapatkan izin
Menyusun jumlah
sasaran
Pembagian kelompok
sasaran (kelompok kecil)
Mempersiapkan materi
Mempersiapkan alat
peraga
Instruksi persiapan
kepada sasaran
Penyuluh mampu
meyakinkan sasaran
gigi. Di SD Pribadi, penyaji materi akan disampaikan oleh Ong Sing Yeh dan
Silmi Azhari. Demonstrasi dan penyuluhan cara sikat gigi akan disampaikan oleh
Silmi Azhari, Khodijah Syukriyah, Riri Werdhany, Ridha Widyastuti, dan Tan
Wei Wen.
33
kepada pihak yang bersangkutan. Pada waktu yang sama, sasaran dan jumlah
yang hadir masuk dalam kriteria kelompok kecil. Siswa dan siswi SD Pribadi
dikelompokkan sesuai form mereka, jadinya 1 form ada lebih kurang 25 orang.
yang benar, kepentingan sikat gigi, pola makanan yang sehat, dan pola hidup
sehat. Alat peraga yang diperlukan adalah model gigi untuk demonstrasi cara sikat
gigi, video, poster, dan leaflet untuk membantu dalam penyampaian materi
disampaikan kepada siswa dan siswi kelas 1 hingga 6 untuk membawa sikat gigi,
pasta gigi dan gelas kumur sendiri untuk demonstrasi cara sikat gigi.
evaluasi berupa tanya jawab untuk memastikan sasaran telah memahami materi
untuk siswa dan siswi SD Pribadi sebagai cara evaluasi yang lebih menari
PEMECAHAN MASALAH
meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut melalui UKGM dan UKGS
36
37
2. Intervensi lingkungan :
Neglasari.
Puskesmas Neglasari.
salah satu alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Cara memilih prioritas
jalan keluar yang dianjurkan dengan menggunakan teknik matriks. Kriteria yang
dimaksud adalah:
angka 1 (paling tidak efektif) sampai dengan 5 (paling efektif). Kriteria tambahan
(paling tidak efisien) sampai 5 (paling efisien), nilai efisiensi biasanya dikaitkan
dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk menentukan jalan keluar. Makin besar
menggunakan media penyuluhan berupa power point, video, poster, dan leaflet,
kepada para kader RW 12 Cigadung dan siswa/I SD Pribadi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Neglasari.
1. Strength
2. Weakness
hadir.
3. Opportunity
4. Threat
Kader tidak semua hadir atas alasan keperluan keluarga serta perlu
1. Strength
.Peserta terdiri atas pelaku UKM diantaranya dokter gigi dan mahasiswa
2. Weakness
Perlu adanya kontrol perilaku kesehatan gigi dan mulut oleh guru.
3. Opportunity
4. Threat
di jalankan di suasana yang bising dan tidak fokus sehingga materi tidak dapat
12 Cigadung
Masalah utama yang ada di UPT Puskesmas Neglasari dalam bidang gigi dan
mulut dapat dilihat dari laporan tahunan UPT Puskesmas Neglasari tahun 2016,
yaitu penyakit pulpa dan jaringan periapikal. Pasien yang datang berobat ke poli
42
gigi tidak mempunyai pengetahuan tentang penyebab keluhan gigi dan mulutnya
tingkat pengetahuan pasien tentang kesehatan gigi dan mulut masih relatif rendah.
kesehatan gigi dan mulut sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diberikan
Cigadung.
43
mudah mengerti oleh kader sehingga mudah disampaikan kepada kader dan
masyarakat.
Puskesmas Neglasari yang diwakili oleh enam Dokter Gigi Muda dari FKG
Peralatan yang dibutuhkan berupa media visual seperti power point, poster
dan leaflet mengenai informasi kesehatan gigi dan mulut serta penyakit umum
yang sering dihadapi masyarakat. Media visualnya didesain, dan dicetak oleh
ketua RW 12 Cigadung.
1.12.1.8 Pelaksanaan
pada hari Kamis 07 Desember 2017 pukul 09.00 – 11.00. Media penyuluhan
berupa power point dan leaflet dicetak untuk diberikan kepada para kader
44
penyuluhan dan diberikan soft copy untuk diperbanyak saat mereka menyebarkan
Evaluasi kegiatan ini terdiri dari evaluasi input, proses, dan output. Evaluasi
input yaitu sumber daya sudah sesuai dengan rencana, sumber daya manusia yaitu
pemateri yang berjumlah enam orang mahasiswa dapat hadir semua dan sumber
daya pendukung seperti alat bantu penyuluhan dan materi penyuluhan sudah
terpenuhi. Evaluasi output diantaranya kegiatan berjalan lancar dan tidak banyak
hambatan yang berarti, untuk pra kegiatan informasi untuk sasaran dapat
kegiatan, waktu pelaksaan terlambat 30 menit karena telat kehadiran kader dan
sebagian sasaran tidak hadir atas alasan keluarga. Untuk evaluasi output
diantaranya peserta sangat antusias atas materi yang diberikan sehinggan banyak
dan poster sehingga tujuan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan
Masalah utama yang ada di UPT Puskesmas Neglasari dalam bidang gigi dan
mulut untuk anak-anak yang dapat dilihat dari laporan tahunan UPT Puskesmas
Neglasari tahun 2016 adalah penyakit karies di usia dini. Pasien yang datang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut siswa siswi SD sehingga kebiasaan baik
4. Memberikan penyuluhan kepada siswa dengan power point, sesi tanya jawab,
peragaan dan praktik cara sikat gigi yang baik dan benar.
46
Puskesmas Neglasari yang diwakili oleh enam Dokter Gigi Muda dari FKG
Peralatan yang dibutuhkan berupa media visual seperti power point mengenai
informasi kesehatan gigi dan mulut, phantum gigi, sikat gigi dan pasta gigi. Media
pukul 13.00-15.00.
1.12.2.8 Pelaksanaan
Desember 2017 pukul 13.00 – 15.00. Media penyuluhan berupa power point
memperagakan cara sikat gigi secara langsung dengan sikat gigi dan pasta gigi
yang dibawa oleh siswa/i SD di bawah instruksi dan supervisi dokter gigi UPT
Evaluasi kegiatan ini terdiri dari evaluasi input, proses, dan output. Evaluasi
input yaitu sumber daya sudah sesuai dengan rencana, sumber daya manusia yaitu
pemateri yang berjumlah satu orang dokter gigi UPT Puskesmas Neglasari dan
enam orang mahasiswa dapat hadir semua dan sumber daya pendukung seperti
alat bantu penyuluhan dan materi penyuluhan sudah terpenuhi. Evaluasi output
diantaranya kegiatan berjalan lancar dan tidak banyak hambatan yang berarti,
untuk pra kegiatan informasi untuk sasaran dapat tersampaikan secara menyeluruh
. Saat kegiatan, waktu pelaksaan dimulai tepat waktu. Namun kedisiplinan siswa
dan kurang fokus sehingga materi tidak dapat disampaikan dengan maksimal.
Untuk evaluasi output diantaranya peserta sangat antusias atas materi yang
pemateri, selain itu para siswa/i juga dapat dengan mudah menjawab pertanyaan-
memperagakan cara sikat gigi yang benar saat sesi sikat gigi.
BAB IV
PENUTUP
1.13 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis situasi dan data yang dilakukan di wilayah UPT
kesehatan gigi dan mulut belum berjalan di wilayah kerja UPT Puskesmas Neglasari.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya hal tersebut diantaranya, kurangnya tenaga
kesehatan gigi dan luasnya cakupan wilayah kerja UPT Puskesmas Neglasari. Kedua
faktor tersebut memberikan dampak pelaksanaan UKGM dan UKGS yang tidak optimal
mulut.
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut melalui UKGM dan UKGS, yaitu
mengenai hal-hal dasar kesehatan gigi dan mulut yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan akibatnya jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut,
sehingga dapat lebih mengerti dan peduli akan kesehatan gigi dan mulut.
48
49
penyuluhan secara langsung mengenai hal-hal dasar kesehatan gigi dan mulut
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat lebih mengerti
dan peduli akan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan yang dilakukan pada
hal dasar mengenai kesehatan gigi dan mulut seperti cara menyikat gigi yang baik
dan benar, waktu yang tepat untuk menyikat gigi, makanan yang baik dan buruk
untuk kesehatan gigi, dan lain sebagainya, sehingga kesehatan gigi dan mulut
untuk penyuluhan kader RW 12 Cigadung, tidak semua kader hadir karena alasan
bising dan tidak fokus sehingga materi tidak dapat disampai dengan maksimal.
1.14 Saran
menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga angka kesakitan gigi anak di
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut di
EGC.
Poernomo, SD. 2007. Metode Pendidikan Kesehatan Gigi. Jurnal Ilmiah dan
Riyanti, E., Saptarani R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui
2017.
51
LAMPIRAN
52
53
Kegiatan Posyandu
Kegiatan BIAS
54
Kegiatan Pendataan
55
Kegiatan Penjaringan
56