Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PROFESI IKGMP

DOKTER GIGI KELUARGA

PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA DALAM PENINGKATAN


PENGETAHUAN MENGENAI PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT PADA KELUARGA ANAK “M” DI DESA SIDOMUKTI

Oleh:

Andry Anthony Tanujaya 220160100111019


Fairuz Dian Sartika 220160100111004
Daniella Lunetta Sekar Maheswari 220160100111022
Maulisa Enik Anisa 220160100111026
Fatimatuzzahroh Maftuch 220160100111024

Instruktur Profesi IKGMP:


(1) drg. Dyah Nawang Palupi P, M.Kes
(2) dr. Titis Ari Respatilatsih
(3) drg. Halida Hisbiatun Ni’mah

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROFESI IKGM-P

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DOKTER GIGI KELUARGA

PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA DALAM PENINGKATAN


PENGETAHUAN MENGENAI PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT PADA KELUARGA ANAK “M” DI DESA SIDOMUKTI

Disusun Oleh:
Andry Anthony Tanujaya 220160100111019
Fairuz Dian Sartika 220160100111004
Daniella Lunetta Sekar Maheswari 220160100111022
Maulisa Enik Anisa 220160100111026
Fatimatuzzahroh Maftuch 220160100111024

Telah dipresentasikan pada :


Hari : Jumat
Tanggal : 14 Oktober 2022

dan disetujui oleh:

Kepala Puskesmas Bululawang, Dosen Pembimbing IKGM-P

dr. Titis Ari Respatilatsih drg. Dyah Nawang Palupi P, M.Kes


NIP. 197305242002122007 NIK. 20080867082620
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan laporan profesi IKGM-P
Dokter Gigi Keluarga dengan judul “Pelayanan Dokter Gigi Keluarga dalam Peningkatan
Pengetahuan Mengenai Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Keluarga Anak “M” di
Desa Sidomukti”

Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan ini banyak memperoleh bimbingan
dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. drg. Nur Permatasari, MS selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Brawijaya Malang.
2. drg. Khusnul Munika Listari, Sp.Perio selaku ketua program studi Profesi Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Malang.
3. dr Titis Ari Respatilatsih selaku kepala Puskesmas Bululawang yang telah
membimbing penulis selama menyelesaikan laporan kegiatan ini
4. drg. Dyah Nawang Palupi Pratamawari, M.Kes selaku dosen pembimbing yang
memberikan dukungan dan bimbingan dalam penyelesaian penulisan laporan profesi
IKGM-P
5. drg. Halida Hisbiatun N. yang telah membimbing dan memberi kritik dan saran serta
pemecahan masalah selama penulis menyelesaikan laporan kegiatan ini
6. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. Semoga
laporan Dokter Gigi Keluarga ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, Oktober 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 5
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 6
BAB II ...................................................................................................................... 7
2.1 Dokter gigi keluarga ........................................................................................ 7
2.2 Visi Misi dokter gigi keluarga........................................................................... 7
2.3 Tujuan dokter gigi keluarga ............................................................................. 8
2.4 Peran dokter gigi keluarga ............................................................................... 8
2.5 Prinsip pelayanan dokter gigi keluarga ............................................................. 8
2.6 Karakteristik dokter gigi keluarga ................................................................. 10
2.7 Manfaat pelayanan dokter gigi keluarga ......................................................... 10
2.8 Ruang Lingkup Pelayanan ......................................................................... 11
2.9 Upaya dan Azaz Pelayanan Dokter Gigi Keluarga ...................................... 12
2.9.1 Upaya Pelayanan Dokter Gigi Keluarga .............................................. 12
2.9.2 Azaz Pelayanan Dokter Gigi Keluarga ................................................ 12
2.10 Model Pelayanan ....................................................................................... 13
2.11 Peningkatan SDM ..................................................................................... 13
2.12 Sistem Pembiayaan.................................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................... 15
3.1 Data Pasien dan Keluarga ............................................................................... 15
3.2 Data Anggota Keluarga .................................................................................. 15
3.3 Silsilah Keluarga ............................................................................................ 17
3.4 Hasil Eksplorasi ............................................................................................. 18
3.4.1 Eksplorasi Faktor Lingkungan ................................................................. 18
3.5 Diagnosis ........................................................................................................ 19
3.6 Rencana Intervensi ......................................................................................... 19
BAB IV ..................................................................................................................... 1
BAB V ...................................................................................................................... 1
5.1 Hasil dan Kesimpulan ....................................................................................... 1
5.2 Saran ............................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 1
LAMPIRAN .............................................................................................................. 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dialami anak usia sekolah
adalah karies gigi. Menurut WHO, Karies gigi adalah penyakit gigi multifaktorial yang
disebabkan oleh perubahan ekologis dalam biofilm gigi dan muncul sebagai pelarutan
lokal yang termineralisasi. Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi dan
diawali dengan terjadinya kerusakan pada permukaan gigi yaitu dari bagian enamel ke
dentin yang kemudian meluas kearah pulpa (Larasati et al., 2021). Anak dengan usia
6–14 tahun merupakan usia yang rawan dan kritis yang dapat terkena karies gigi dan
pada usia tersebut mempunyai sifat khusus yaitu masa di mana terjadi peralihan dari
gigi susu ke gigi permanen (Nugraheni et al., 2019). Hasil survei Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 menunjukkan prevalensi penduduk
Indonesia yang menderita karies gigi sebesar 80-90%, serta data Riskesdas 2018
menyatakan bahwa prevalensi karies pada usia sekolah di Indonesia masih tinggi
(92,6% pada kelompok umur 5-9 tahun dan 73,4% pada kelompok umur 10-14 tahun)
(Riskesdas, 2018).
Pelayanan kedokteran gigi keluarga adalah suatu pelayanan kesehatan dasar
perorangan paripurna dalam bidang kesehatan gigi dan mulut yang memusatkan
layanannya kepada setiap individu dalam keluarga binaan. Dokter gigi keluarga adalah
dokter gigi yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional dalam
menjaga dan memelihara kesehatan gigi dari keluarga binaannya dengan
menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dasar paripurna dengan
pendekatan holistik dan kesisteman yang dihadapi keluarga yang memilihnya sebagai
mitra utama pemeliharaan kesehatan gigi. Pelayanan kedokteran gigi keluarga atau
praktek dokter gigi keluarga adalah pelayanan kedokteran gigi keluarga yang bersifat
paripurna (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) dan sinambung dengan
mempertimbangkan dinamika keluarga dalam layanannya, sehingga pelayanannya
tidak dibatasi oleh golongan umur, jenis, kelamin, maupun sistem organ. Prinsip
pelayanan kedokteran gigi keluarga adalah dokter gigi kontak pertama (first contact),
layanan bersifat pribadi (personal care), pelayanan paripurna (comprehensive),
paradigma sehat, pelayanan berkesinambungan (continuous care), koordinasi dan
kolaborasi, dan family and community oriented.
Berdasarkan data hasil screening DMF-T yang dilakukan di SDN Senggrong
02 pada Senin, 10 Oktober 2022 didapatkan bahwa Anak “M” mengalami karies pada
beberapa giginya. Dari data tersebut, dilakukan pendataan lebih lanjut mengenai
keluarga yang tinggal serumah bersama Anak “M”. Keluarga Anak “M” memiliki 4
anggota keluarga yang tinggal serumah yaitu Bapak “N” sebagai kepala keluarga, Ibu
“S” sebagai istri dari Bapak “N”, Anak “O” sebagai anak pertama, dan Anak “M”
sebagai anak kedua. Melalui kegiatan dokter gigi keluarga, diputuskan untuk dilakukan
intervensi terhadap keluarga Anak “M” berdasarkan masalah-masalah yang dialami
keluarga tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyadari bahwa perlu dilakukan upaya
preventif dan promotif kepada keluarga Anak “M” melalui penyuluhan terhadap
kesehatan gigi dan mulut serta kondisi sistemik yang dialami oleh setiap anggota
keluarga. Penulis berharap bahwa program dokter gigi keluarga dapat meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan perilaku keluarga sasaran mengenai kesehatan gigi dan
mulut serta kondisi sistemik yang dialami.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan penyuluhan dan edukasi kepada keluarga Anak “M” melalui
pelayanan dokter gigi keluarga mengenai pentingnya pemeliharaan dan perawatan
kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
keluarga Anak “M” mengenai pemeliharaan dan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengamati perilaku kesehatan gigi dan mulut pada keluarga Anak “M”.
2. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan yang dialami pada keluarga Anak “M”.
3. Melakukan intervensi kepada keluarga Anak “M” sesuai dengan permasalahan
masing-masing anggota keluarga berdasarkan prinsip-prinsip dokter gigi
keluarga.
4. Melakukan evaluasi hasil intervensi mengenai pemahaman masing-masing
anggota keluarga sesuai dengan permasalahan yang terjadi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Akademik
1. Mengidentifikasi permasalahan gigi dan mulut serta kesehatan umum dalam satu
keluarga secara holistik dan komprehensif sesuai dengan tujuan dan prinsip dokter
gigi keluarga.
2. Mampu melakukan intervensi untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan di
keluarga Anak “M” sesuai dengan prinsip dokter gigi keluarga.
1.3.2 Manfaat Praktik
1. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku mengenai kesehatan gigi dan mulut pada
keluarga Anak “M”.
2. Meningkatkan kesadaran keluarga Anak “M” tentang kesehatan gigi dan mulut
serta pola hidup sehat sehingga meciptakan lingkungan keluarga yang peduli akan
kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dokter gigi keluarga

Pelayanan dokter gigi keluarga merupakan pelayanan kesehatan dasar perorangan


paripurna dalam bidang kesehatan gigi dan mulut yang memusatkan layanannya pada setiap
individu dalam keluarga binaan. Pelayanan ini bersifat paripurna, artinya mencakup upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta berkesinambungan, dengan
mempertimbangkan dinamika keluarga dalam layanannya. Pelayanan ini tidak dibatasi
golongan umur, jenis kelamin, maupun sistem organ. Sedangkan dokter gigi keluarga memiliki
pengertian sebagai dokter gigi yang mempunyai pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional
dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dari keluarga binaannya dengan
menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan gigi dasar paripurna dengan pendekatan
holistik dan kesisteman serta proaktif dalam antisipasi dan pemecahan masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga yang memilihnya, sebagai mitra utama pemeliharaan kesehatan gigi.

2.2 Visi Misi dokter gigi keluarga


2.2.1. Visi dokter gigi keluarga
Visi dokter gigi keluarga adalah tercapainya kemandirian dalam upaya
pemeliharaan kesehatan gigi melalui unit keluarga yang terselenggara secara
efisien, efektif, merata dan bermutu.

2.2.2. Misi dokter gigi keluarga


1. Mendorong kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan
gigi dan mulut.
2. Mengusahakan tersedianya pelayanan dokter gigi keluarga yang merata
bermutu dan terjangkau.
3. Memberikan pelayanan, memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi
perorangan serta masyarakat (keluarga binaan) sehingga tercapai derajat
kesehatan gigi dan mulut yang diharapkan.
4. Meningkatkan profesionalisme dokter gigi keluarga dalam mengemban peran,
tugas dan fungsinya.
5. Meningkatkan kemitraan dengan profesi, institusi pendidikan dan pihak-pihak
terkait.
2.3 Tujuan dokter gigi keluarga
1. Tercapainya kemandirian keluarga dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan
mulut
2. Terpenuhinya kebutuhan keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi yang
optimal, bermutu, terstruktur, dan berkesinambungan
3. Tertatanya pembiayaan dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga.
4. Tertatanya administrasi dan manajemen pelayanan kedokteran gigi keluarga.
5. Terbinanya profesionalisme dokter gigi keluarga secara berkesinambungan.

2.4 Peran dokter gigi keluarga


1. Pemberi layanan (care provider) dan memiliki komitmen untuk menjaga mutu, serta
memandang pasien dan keluarga sebagai mitra
2. Merupakan ujung tombak sistem pelayanan kesehatan strata pertama dan
melaksanakan rujukan ke fasilitas yang lebih memadai.
3. Koordinasi dan mengatur pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pasien.
4. Sebagai mitra dalam pengambilan keputusan medis berdasarkan evidence-based
dentistry dan memiliki etika.
5. Penggalang peran serta masyarakat.

2.5 Prinsip pelayanan dokter gigi keluarga


Pelayanan kedokteran gigi keluarga sebagai upaya kesehatan perorangan (UKP) strata
pertama merupakan pelayanan paripurna dalam bidang kesehatan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut yang setinggi-tingginya dari
pengguna jasa dalam konteks keluarga. Untuk itu dokter gigi keluarga selaku pemberi layanan
dituntut untuk memenuhi beberapa prinsip pelayanan kedokteran gigi keluarga yang
merupakan landasan berpikir dan bertindak yang profesional. Prinsip pelayanan yang
dimaksud adalah:
1. Dokter gigi kontak pertama (first contact)
Dokter gigi keluarga adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang pertama kali
ditemui oleh pasien klien dalam menyelesaikan masalah kesehatan gigi dan mulut.
Umumnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang ada di masyarakat dapat ditangani di
strata pelayanan pertama, maka dokter gigi keluarga berfungsi sebagai kontak pertama dan
penapis rujukan ke strata kedua dan ketiga.
2. Layanan bersifat pribadi (personal care)
Dokter gigi keluarga memberikan layanan kepada perorangan (pribadi) dengan
memperhatikan bahwa setiap orang merupakan bagian dari keluarganya. Adanya
hubungan baik dengan pasien dan seluruh keluarganya memberi peluang kepada seorang
dokter gigi keluarga untuk memahami masalah pasien secara lebih luas. Dengan demikian
keputusan medis dibuat tidak hanya dari aspek medis tetapi juga dengan
mempertimbangkan aspek sosial, budaya dan ekonomi si pasien beserta keluarganya.
3. Pelayanan paripurna (comprehensive)
Dokter gigi keluarga memberikan pelayanan menyeluruh dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif) pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) sesuai dengan kebutuhan pasien atau
klien. Namun dalam memberikan layanannya dokter gigi keluarga lebih menekankan pda
upaya promotif, perlindungan khusus (specific protection), deteksi dan tindakan
penanganan dini (early diagnosis and prompt treatment). Dengan demikian pelayanan
kesehatan gigi keluarga berorientasi pada paradigma sehat
4. Paradigma sehat
Dokter gigi keluarga mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif
5. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
Pelayanan kedokteran gigi keluarga berpusat pada pasien (patient oriented). Prinsip ini
melandasi hubungan jangka panjang antara dokter gigi keluarga dan pasiennya dengan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkesinambungan dalam beberapa tahap
kehidupan pasien
6. Koordinasi dan kolaborasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasiennya dokter gigi keluarga perlu berkonsultasi
dengan disiplin lain, merujuk ke spesialis dan memberikan informasi yang sejelas-jelasnya
kepada pasien. Karena itu dokter gigi keluarga bertindak sebagai koordinator yang
mengurusi segala hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut pasien. Bila pasien
membutuhkan pelayanan yang berada di luar kompetensinya, dokter gigi keluarga
seharusnya bekerja sama dan mendelegasikan pengelolaan pasien kepada pihak lain
(dokter gigi spesialis, dokter keluarga, dokter spesialis) yang lebih kompeten dalam
menangani kebutuhan pasiennya.
7. Family and community oriented.
Dalam mengatasi masalah pasiennya, dokter gigi keluarga mempertimbangkan kondisi si
pasien terhadap keluarga tanpa mengesampingkan pengaruh lingkungan sosial dan budaya
tempat pasien tempat dan bekerja. Dalam mengatasi masalah pasiennya, dokter gigi
keluarga harusnya tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan
sebaliknya.

2.6 Karakteristik dokter gigi keluarga


1. Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.
2. Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan keluarganya
dalam menyelenggarakan setiap pelayanan kesehatan.
3. Mempunyai kemampuan dan keterampilan diagnosa, serta kemampuan merujuk
disertai epidemiologi untuk menemukan pola penyakit gigi dan mulut yang handal
pengetahuan banyak diderita masyarakat, dan juga dapat mengelola berbagai penyakit
gigi mulut secara komprehensif.
4. Dokter gigi keluarga memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal balik faktor
biologis, sosial dan emosional dengan penyakit yang dihadapi, serta menguasai teknik
pemecahan masalah untuk mengatasi berbagai penyakit gigi dan mulut.

2.7 Manfaat pelayanan dokter gigi keluarga


1. Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan layanan kesehatan gigi.
Pada pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan kedokteran gigi yang dapat dipenuhi
berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien beserta segenap anggota
keluarganya. Dimana setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dan tuntutan
kesehatan yang berbeda.
2. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
Pada pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan kedokteran gigi, yang menyebabkan
pemanfaatan pelayanan akan lebih mudah dilakukan
3. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
Diselenggarakan secara terpadu, menyebabkan kemungkinan terjadinya tumpang
tindih pelayanan kedokteran gigi sangat berkurang.
4. Mutu pelayanan akan lebih meningkat
Perhatian utama pelayanan ini adalah pada klien sebagai manusia mampu seutuhnya,
serta pendekatan bersifat holistik, sehingga menyelesaikan pelbagai masalah kesehatan
yang ditemukan, dengan demikian penerima dan pemberi pelayanan akan merasa lebih
puas.
5. Bagi penyelenggara pelayanan : Kedokteran gigi keluarga merupakan alternatif lahan
praktek dan penghasilan. Ada kepastian biaya pelayanan kesehatan gigi sehingga
dokter gigi keluarga dapat merencanakan pelayanan kesehatan pesertanya

2.8 Ruang Lingkup Pelayanan


Pelayanan kedokteran gigi keluarga dilaksanakan dengan pola pelayanan berlapis melalui
sistem rujukan berjenjang (Level of Care) dengan pendekatan Primary Health Care. Tujuan
pelayanan ini untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dengan tingkat-tingkat
pelayanan yang dikaitkan dengan sumber daya yang ada dimasyarakat.
Upaya tersebut diatas dimaksudkan untuk menjaga fungsi gigi dan mulut sebagai bagian
dari sistem cerna yang sangat penting untuk kesehatan seseorang, sebagai bagian dari sistem
bicara, dan sebagai bagian dari pembentukan estetika wajah. Disamping itu, menjaga kondisi
gigi dan mulut agar tidak menjadi sumber penyakit (focal infection) bagi organ lainnya, dan
untuk deteksi dini penyakit sistemik yang bermanivestasi di dalam rongga mulut.
1. Ruang lingkup kerja dokter gigi:
a. Pelayanan Darurat / Basic Emergency Care yang terdiri dari:
1) Basic Life support/Pertolongan pertama pada keadaan darurat dan gawat darurat
untuk selanjutnya dilakukan rujukan bila diperlukan.
2) Mengurangi rasa sakit dan atau eliminasi infeksi/pertolongan pertama pada
gigi/mulut karena penyakit/ cedera.
3) Reposisi dislokasi sendi rahang
4) Replantasi gigi
5) Penyesuaian oklusi (akut)
b. Pelayanan Pencegahan / Preventive Care yang terdiri dari:
1) Pendidikan kesehatan gigi (individu/kelompok)
2) Menghilangkan kebiasaan jelek/buruk
3) Tindakan perlindungan khusus
4) Tindakan penanganan dini (early detection & prompt treatment)
5) Memberi advokasi untuk menanggulangi kelainan saliva dan masalah nutrisi
gizi/diet
c. Pelayanan Medik Gigi Dasar/Simple Care meliputi:
1) Tumpatan gigi (glass ionomer/komposit resin/tumpatan kombinasi (open/closed
sandwich)
2) Ekstraksi gigi (gigi sulung persistensi/gigi tetap karena penyakit/keperluan
orthodonti/pencabutan serial gigi sulung)
3) Perawatan pulpa (pulp capping/pulpotomi/perawatan saluran akar gigi anterior)
4) Perawatan/pengobatan abses
5) Penanganan dry socket
6) Mengobati ulkus rekuren (aphtosa)
7) Pengelolaan halitosis
d. Pelayanan Medik Gigi Khusus/Moderate Care meliputi
1) Konservasi gigi
2) Pedodonsi
3) Periodonsia
4) Bedah mulut
5) Orthodonti
6) Prostodonsia
7) Oral medicine

2.9 Upaya dan Azaz Pelayanan Dokter Gigi Keluarga


2.9.1 Upaya Pelayanan Dokter Gigi Keluarga
Upaya pelayanan wajib adalah paket dasar. Upaya yang harus dilakukan untuk
mengatasikebutuhan kesehatan gigi dan mulut adalah emergency care, preventive care dan
simple care, moderate care. Upaya pelayanan pengembangan adalah paket tambahan. Upaya
yang dilakukan berdasarkan permasalahan kesehatan gigi dan mulut disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan dokter gigi keluarga

2.9.2 Azaz Pelayanan Dokter Gigi Keluarga


1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Dokter gigi keluarga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya. Setiap dokter gigi keluarga membina 400 hingga 500 Kartu Keluarga.
2. Azas pemberdayaan masyarakat peran aktif perorangan, keluarga & masyarakat
3. Azas rujukan
a. Rujukan medis
b. Rujukan kesehatan masyarakat

2.10 Model Pelayanan


Pelayanan dokter gigi keluarga dapat berkembang dari beberapa model yaitu:
1. Dokter gigi keluarga praktik perorangan/praktik solo
Pelayanan dokter gigi keluarga yang dikembangkan atas inisiatif dokter gigi
dan perawat gigi dan sesuai dengan standar perijinan yang telah ditetapkan, serta
memiliki sertifikat bahwa telah mengikuti melalui program Pendidikan kedokteran
gigi keluarga (PKGK) atau melalui diklat khusus untuk melatih dokter gigi menjadi
dokter gigi keluarga sesuai kompetensi yang diharapkan.
2. Dokter gigi keluarga praktik berkelompok
Dokter gigi keluarga beserta tim yang melaksanakan praktik untuk pelayanan
keluarga binaannya sebagai mitra kerja tergabung dalam sistem pelayanan dokter
keluarga/dokter gigi keluarga sehingga standar klinik dan asuransi kesehatan yang
digunakan sesuai dengan konsep dokter gigi keluarga.

2.11 Peningkatan SDM


1. Dalam pelayanan kedokteran gigi keluarga diperlukan tenaga yaitu dokter gigi
keluarga , perawat gigi, dan tenaga lainnya sesuai dengan kebutuhan dan peraturan
yang ada. Kebutuhan sumberdaya manusia yang tepat harus disusun berdasarkan
jumlah keluarga atau penduduk di Indonesia . Rasio dokter gigi keluarga beserta
timnya terhadap keluarga binaannya idealnya adalah 1 500 keluarga atau 2500
penduduk, dan semua tenaga kesehatan bekerja secara aktif di pelayanan kedokteran
gigi keluarga, baik yang memiliki pendidikan kedokteran gigi keluarga maupun yang
mendapatkan pelatihan pelayanan kedokteran gigi keluarga.
2. Pelatihan dan pendidikan dokter gigi keluarga diselenggarakan bekerjasama antara
Departemen Kesehatan RI , Institusi Pendidikan ( FKG ) dan Organisasi Profesi (
PDGI ).
2.12 Sistem Pembiayaan
Bentuk pokok pembiayaan UKP (Upaya Kesehatan perorangan) sebagaimana tercantum
dalam sistem kesehatan nasional (SKN) adalah sebagai berikut:
1. Dana untuk UKP dari individu dalam kesatuan keluarga melalui JPK (Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan) wajib dan JPK sukarela
2. Dana untuk UKP masyarakat rentan dan keluarga miskin dari pemerintah melalui JPK
wajib.
3. Dana dari masyarakat (dana sehat dan dana sosial keagamaan) digunakan untuk UKM
dan UKP.
Dalam SKN dinyatakan pula bahwa jika sistem jaminan kesehatan telah berjalan, secara
bertahap UKP strata satu akan diselenggarakan dengan penetapan konsep dokter gigi keluarga,
kecuali untuk daerah sangat terpencil masih akan dilakukan oleh puskesmas.
Pada dasarnya pembiayaan pada pelayanan dokter gigi keluarga haruslah cukup, dikelola
efisien, adil dan berkelanjutan serta transparan dan akuntabel Kondisi ini dapat tercapai bila
pelayanan dokter gigi keluarga itu diselenggarakan dimana kepesertaan yang menjadi
tanggung jawabnya terlindungi dalam satu sistem jaminan, sehingga terpenuhi kebutuhan
dasarnya akan kesehatan melalui penyelenggaraan kesehatan yang terkendali, baik mutu
maupun biayanya. Sisi lain dari jaminan kesehatan ini adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam memperoleh dan membiayai pemeliharaan kesehatan serta pembentukan
budaya perilaku hidup sehat.
Pada sistem jaminan kesehatan, dengan pembayaran pra-upaya yang diterima dari badan
penyelenggara JPK dokter gigi keluarga sebagai pemberi pelayanan kesehatan (PPK) akan
menekankan pada upaya promotif dan preventif, serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan. Dokter gigi keluarga sangat dihargai, hal ini mengingat
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dia mampu mendiagnosa dan
mengobati penyakit sebagian pesertanya, bertindak sebagai “gatekeeper”, manajer, dan
koordinator dalam pelayanan rujukan.
BAB III
ANALISIS REKAM MEDIS DOKTER GIGI KELUARGA

3.1 Data Pasien dan Keluarga


Keluarga anak “M” tinggal di Kabupaten Malang, Kecamatan Bululawang, Desa
Sidomukti RT 01 RW 01. Anggota keluarga anak “A” terdiri dari 6 orang, yaitu ayah “N”
selaku kepala keluarga, ibu “S” selaku istri, kakak “O” selaku anak perempuan ketiga dan anak
“M” selaku anak perempuan keempat. Berdasarkan hasil community assessment yang
mendapatkan karies pada anak sebagai topik pembahasan, anak “M” mengalami karies.

3.2 Data Anggota Keluarga


1. Nama Pasien : Moch. Nuriadi
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Penjual keliling
2. Nama Pasien : Sukarti
Usia : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Buruh
3. Nama Pasien : Oktavia Rahma
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Siswi SMA
4. Nama Pasien : Meta Wahyu Setia Ningrum
Usia : 11 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : TK/Paud
Pekerjaan : Siswi SD

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Anggota Keluarga Anak “A”

Riwayat Penyakit
Nama Status Kesehatan Faktor Resiko
Sekarang
Ayah “N” KU: compos mentis Hipertensi - Meminum kopi
TD: 175/106 mm/Hg - Merokok setiap hari
Nadi: 97 /menit
RR: 20 /menit
BB: 65,6 kg
TB: 150 cm
Rambut: hitam
Bentuk kepala: normal
Bentuk wajah: oval
Mata: simetris
Hidung: simetris
Bibir: simetris
Ibu “S” KU: compos mentis - Periodontitis kronis
TD: 140/93 mm/Hg - Nekrosis pulpa 12
Nadi: 82 /menit 13
RR: 20 /menit
BB: 60,8 kg
TB: 152 cm
Rambut: hitam
Bentuk kepala: normal
Bentuk wajah: oval
Mata: simetris
Hidung: simetris
Bibir: simetris
Kakak “O” KU: compos mentis - Hipertensi Sering makan makanan asin
TD: 154/119 mm/Hg
Nadi: 107 /menit - Pulpitis reversible
RR: 20 /menit gigi 11 21
BB: 57 kg
TB: 148 cm
Rambut: hitam
Bentuk kepala: normal
Bentuk wajah: oval
Mata: simetris
Hidung: simetris
Bibir: simetris
Anak “M” KU: compos mentis - Nekrosis pulpa 36 -
TD: 125/73 mm/Hg - Pulpitis reversible
Nadi: 92 /menit 46
RR: 25 /menit - Terdapat karang
BB: 37,9 kg gigi di semua regio
TB: 145 cm
Rambut: hitam
Bentuk kepala: normal
Bentuk wajah: oval
Mata: simetris
Hidung: simetris
Bibir: simetris

3.3 Silsilah Keluarga

Gambar 3.1 Silsilah Keluarga Anak A


3.4 Hasil Eksplorasi
3.4.1 Eksplorasi Faktor Lingkungan

Tabel 3.2 Hasil Eksplorasi Faktor Lingkungan Keluarga Anak “A”

Lingkungan Fisik

1. Rumah Dinding rumah terbuat dari batu bata, tembok


kuat. Dalam rumah di cat berwarna putih-hijau
dan di luar rumah tidak di cat (hanya semen).
Atap rumah dari genteng.
Pencahayaan dan ventilasi di dalam rumah sudah
cukup.
2. Luas Bangunan 120 m2
3. Luas Tanah 90 m2
4. Dinding Batu bata dilapisi semen
5. Lantai Semen
6. Sumber Penerangan Lampu
Utama
7. Ventilasi Ada, cukup banyak di dalam rumah
8. Dapur Ada, menggunakan kompor gas
9. Sarana MCK Terdapat kamar mandi menggunakan air PDAM
10. Sumber Air Minum Air rebusan
11. Pembuangan Sampah Sampah diletakkan di luar rumah dan diambil
rutin setiap hari
Lingkungan Sosial
1. Kehidupan Sosial Ayah N kesehariannya bekerja sebagai penjual
makanan keliling. Ibu S kesehariannya bekerja
sebagai buruh pabrik. Ayah N dan Ibu S
memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan
sekitar. Anak pertama dan kedua sudah tidak
tinggal bersama karena merantau dan telah
berkeluarga. Kakak “O” bersekolah di SMA
Terbuka Kepanjen. Anak A bersekolah di SDN
Krebetsenggrong 02. Anak A aktif di sekolah,
namun disekitar rumah anak A jarang bermain
dikarenakan lingkungan tempat tinggal yang
sering dilewati kendaraan besar.
Lingkungan Ekonomi
1. Pendapatan Keluarga Sekitar Rp1.000.000/ bulan
Lingkungan Budaya
1. Pelayanan Kesehatan Anggota keluarga masih jarang melakukan
pemeriksaan rutin di tempat pelayanan sekitar
dan anaknya belum pernah menggunakan
fasilitas kesehatan gigi dimanapun.
2. Pemeliharaan Kesehatan Belum pernah melakukan pemeliharaan
Anggota Keluarga kesehatan.
3. Pelayanan Pengobatan Rumah cukup jauh dari Puskesmas Bululawang.

3.5 Diagnosis
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, diagnosis utama dari keluarga
sasaran yaitu Anak “M” adalah karies gigi.
Diagnosis Keluarga:
1. Bapak “N” dengan hipertensi tidak terkontrol dan kebiasaan buruk mengonsumsi
kopi dan merokok 5 batang rokok setiap harinya.
2. Ibu “S” dengan hipertensi tidak terkontrol mengalami periodontitis kronis pada
region rahang atas dan nekrosis pulpa pada gigi 12 dan 13
3. Kakak “O” dengan hipertensi tidak terkontrol mengalami pulpitis reversible pada
gigi 11 21
4. Anak “M” mengalami nekrosis pulpa pada gigi 36 dan pulpitis reversible pada 46
disertai karang gigi pada semua regio.
3.6 Rencana Intervensi
Tabel 3.3 Rencana Intervensi Keluarga Anak “A”

No Masalah Intervensi
1. Pulpitis Reversible a. Memberikan edukasi tentang definisi, penyebab
dan gejala, pencegahan serta perawatan
perawatan pulpitis reversible
b. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya
menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut,
frekuensi dan waktu yang tepat untuk menyikat
gigi serta memperagakan cara menyikat gigi yang
baik dan benar.
c. Memberikan motivasi dan edukasi untuk rutin
memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya ke
puskesmas, rumah sakit atau dokter gigi setiap 6
bulan sekali.
d. Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya
merawat pulpitis reversible segera serta
dampaknya apabila tidak dilakukan penanganan
segera.
e. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
pentingnya mempertahankan gigi dalam rongga
mulut untuk fungsi pengunyahan.
2. Nekrosis Pulpa a. Memberikan edukasi tentang definisi, penyebab
dan gejala, pencegahan serta perawatan nekrosis
pulpa.
b. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya
menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut,
frekuensi dan waktu yang tepat untuk menyikat
gigi serta memperagakan cara menyikat gigi yang
baik dan benar.
c. Memberikan motivasi dan edukasi untuk rutin
memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya ke
puskesmas, rumah sakit atau dokter gigi setiap 6
bulan sekali.
d. Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya
merawat nekrosis pulpa segera serta dampaknya
apabila tidak dilakukan penanganan segera.
3. Periodontitis Kronis e. Memberikan edukasi tentang definisi, penyebab
dan gejala, pencegahan serta perawatan
periodontitis kronis.
f. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya
menjaga kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut,
frekuensi dan waktu yang tepat untuk menyikat
gigi serta memperagakan cara menyikat gigi yang
baik dan benar.
g. Memberikan motivasi dan edukasi untuk rutin
memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya ke
puskesmas, rumah sakit atau dokter gigi setiap 6
bulan sekali.
h. Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya
merawat periodontitis kronis segera serta
dampaknya apabila tidak dilakukan penanganan
segera.
4. Hipertensi a. Memberikan penyuluhan mengenai definisi,
penyebab, gejala, pencegahan dan pengobatan
untuk hipertensi.
b. Memberikan edukasi mengenai dampak dan
bahaya dari hipertensi apabila tidak dirawat.
c. Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai
pentingnya menerapkan gaya hidup yang sehat
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Kebiasaan Buruk a. Memberikan edukasi tentang dampak konsumsi
Mengonsumsi Kopi kopi berlebihan terhadap kesehatan gigi dan
mulut.
Setiap Hari b. Memberikan penyuluhan mengenai cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik.

6. Kebiasaan Buruk a. Memberikan edukasi tentang dampak merokok


terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Merokok
b. Memberikan penyuluhan mengenai cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut yang baik pada perokok
aktif.
BAB IV
RENCANA KEGIATAN INTERVENSI DOKTER GIGI KELUARGA

Tabel 4.1 Daftar Rencana Kegiatan Intervensi Dokter Gigi Keluarga Anak “M”

Rencana Intervensi Jangka Pendek

No Rencana Tujuan Lokasi Waktu Sasaran Metode Indikator Metode


Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Keberhasilan Evaluasi
1. Pemeriksaan Mengetahui Rumah pasien, Selasa, 11 Pasien dan Wawancara Mendapatkan Melaksanakan
lingkungan kondisi Kec. oktober 2022 keluarga masalah- dokter gigi
rumah, sosial, lingkungan Bululawang sasaran masalah yang keluarga
ekonomi, rumah, Kel. Lumbang dokgikel ada di
budaya dan sosial, Sari RT. 1 lingkungan dan
riwayat ekonomi, RW. 1 Desa riwayat
kesehatan budaya dan Sidomukti kesehatan umum
umum seluruh riwayat anggota
anggota kesehatan keluarga.
keluarga. umum
anggota
keluarga

2. Melakukan Mengetahui Rumah pasien, Selasa, 11 Pasien dan Pemeriksaan Mendapatkan Melaksanakan
pemeriksaan keadaan Kec. oktober 2022 keluarga TD, RR, TB, hasil dokter gigi
umum seluruh umum Bululawang sasaran dan BB pemeriksaan keluarga
anggota seluruh Kel. Lumbang dokgikel lengkap, yang
keluarga, anggota Sari RT. 1 mencakup TD,
seperti keluarga. RW. 1 Desa RR, TB,
pemeriksaan Serta Sidomukti dan BB.
TD, RR, TB, mengetahui
dan BB. TD, RR, TB,
dan BB
angota
keluarga.

3. Pemeriksaan Mengetahui Rumah pasien, Selasa, 11 Pasien dan Pemeriksaan Mengetahui Melaksanakan
kesehatan gigi kesehatan Kec. oktober 2022 keluarga rongga mulut kondisi gigi dan dokter gigi
dan mulut gigi mulut Bululawang sasaran mulut pasien dan keluarga
seluruh seluruh Kel. Lumbang dokgikel keluarga dan
anggota anggota Sari RT. 1 menentukan
keluarga. keluarga RW. 1 Desa diagnosis
serta Sidomukti penyakit gigi dan
menentukan mulut anggota
diagnosis keluarga sasaran.
penyakit gig
dan mulut
angota
keluarga
sasaran.

4. Melakukan Keluarga Rumah pasien, Rabu, 12 Pasien dan Penyuluhan Terdapat Keluarga pasien
penyuluhan pasien Kec. oktober 2022 keluarga menggunakan peningkatan mendapat
mengenai memahami Bululawang sasarana PPT, poster pengetahuan pengetahuan
definisi, tentang Kel. Lumbang dokgikel dan leaflet keluarga pasien yang lebih
penyebab, definisi, Sari RT. 1 mengenai mengenai materi setelah
gejala, penyebab, RW. 1 Desa karies untuk penyuluhan yang dilakukan
dampak, serta gejala, Sidomukti mencegah disampaikan. edukasi dan
pencegahan dampak terjadinya penyuluhan
keadaan serta karies. dibandingkan
karies. pencegahan dengan sebelum
dari keadaan edukasi dan
karies. penyuluhan.

5. Melakukan Keluarga Rumah pasien, Rabu, 12 Pasien dan Penyuluhan Terdapat Keluarga pasien
penyuluhan pasien Kec. oktober 2022 keluarga menggunakan peningkatan mendapat
mengenai memahami Bululawang PPT, poster pengetahuan pengetahuan
keadaan tentang Kel. Lumbang sasarana dan leaflet keluarga pasien yang lebih
patologis keadaan Sari RT. 1 dokgikel mengenai mengenai materi setelah edukasi
dalam rongga patologis RW. 1 Desa karies, penyuluhan yang dan penyuluhan
mulut dan rongga Sidomukti hipertensi dan disampaikan. dibandingkan
keadaan mulut dan kebiasaan dengan
sistemik serta keadaan buruk bapak sebelumedukasi
kebiasaan sistemik N dalam dan
buruk pada serta merokok dan penyuluhan
anggota kebiasaan konsumsi
keluarga buruk pada kopi setiap
sasaran. keluarga hari.
pasien.

6. Melakukan Keluarga Rumah pasien, Rabu, 19 Pasien dan Penyuluhan Terdapat Keluarga pasien
penyuluhan pasien dapat Kec. oktober 2022 keluarga menggunakan peningkatan mendapat
dan intervensi me-mahami Bululawang sasarana poster dan pengetahuan pengetahuan
bersama cara yang Kel. Lumbang dokgikel pamflet keluarga pasien yang lebih
dokter gigi baik dan Sari RT. 1 mengenai mengenai materi setelah edukasi
puskesmas benar untuk RW. 1 Desa karies untuk penyuluhan yang dan penyuluhan
dan perawat menjaga Sidomukti mencegah disampaikan dan dibandingkan
desa tentang kebersihan terjadinya kesadaran akan dengan sebelum
cara menjaga rongga karies serta menjaga edukasi dan
kebersihan mulut. Serta pengukuran kesehatan. penyuluhan.
dan kesehatan mengetahui tekanan darah Serta
gigi dan pola hidup tinggi oleh mengimplement
mulut. Serta sehat untuk perawat desa. asikan dalam
pola hidup penderita kehidupan
sehat untuk hipertensi. sehari-hari.
penderita
hipertensi

7. Melakukan Keluarga Rumah pasien, Rabu, 19 Pasien dan Penyuluhan Terdapat Keluarga pasien
demo cara pasien dapat Kec. oktober 2022 keluarga menggunakan peningkatan mendapat
menyikat gigi memahami Bululawang sasarana phantom dan pengetahuan pengetahuan
yang baik dan cara Kel. Lumbang dokgikel sikat gigi keluarga pasien cara menyikat
benar serta menyikat Sari RT. 1 peraga untuk mengenai materi gigi yang baik
waktu yang gigi yang RW. 1 Desa mendemonst penyuluhan yang dan benar
tepat untuk baik dan Sidomukti rasikan cara disampaikan dibandingkan
menggosok benar dan menyikat gigi sebelum
gigi. waktu yang yang baik dan penyuluhan.
tepat untuk benar
menggosok
gigi.

8. Melakukan Mengetahui Rumah pasien, Kamis, 20 Pasien dan Wawancara Terdapat Hasil evaluasi
monitoring perbedaan Kec. oktober 2022 keluarga dan post test peningkatan pengetahuan
dan evaluasi sebelum dan Bululawang sasarana menggunaka pengetahuan tentang karies
pada anggota sesudah Kel. Lumbang dokgikel n lembar post tentang karies dan cara
keluarga dilakukan Sari RT. 1 test dan alat dan cara menjaga menjaga
sasaran. edukasi dan RW. 1 Desa tulis. kesehatan gigi kesehatan gigi
intervensi Sidomukti dan mulut. Serta dan mulut.
pada pola hidup yang Serta
anggota sehat untuk pengetahuan
keluarga hipertensi serta tentang
sasaran. menggurangi hipertensi dan
kebiasaan buruk. cara
menurunkan
hipertensi.

Rencana Intervensi Jangka Panjang


No Rencana Tujuan Lokasi Waktu Sasaran Metode Indikator Metode
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Keberhasilan Evaluasi
1. Membiasakan Menghilan Rumah pasien, Setiap hari Pasien dan Edukasi dan Keluarga telah Observasi
mengurangi gkan faktor- Kec. keluarga intervensi membiasakan
konsumsi faktor resiko Bululawang sasarana pola hidup sehat
makanan asin penyebab Kel. Lumbang dokgikel seperti
dan minuman Sari RT. 1 mengurangi
manis serta karies dan RW. 1 Desa konsumsi
mengurangi hipertensi. . Sidomukti makanan asin
kebiasaan dan minuman
merokok manis, serta
mengurangi
kebiasaan
merokok.

2. Membiasakan Menghilan Rumah pasien, Setiap hari Pasien dan Edukasi Keluarga telah Observasi
sikat gigi dua gkan faktor- Kec. keluarga membiasakan
kali sehari, faktor resiko Bululawang sasarana untuk sikat gigi 2
pagi setelah penyebab Kel. Lumbang dokgikel kali sehari, pagi
sarapan dan gangguan Sari RT. 1 setelah sarapan
malam kesehatan RW. 1 Desa dan malam
sebelum tidur gigi dan Sidomukti sebelum tidur
mulut, seperti
karies dan
keadaan
patologis gigi
dan mulut
lainnya.

3. Membiasakan Menghilan Rumah pasien, Setiap hari Pasien dan Edukasi dan Keluarga telah Observasi
menyikat gigi gkan faktor- Kec. keluarga tell show do membiasakan
dengan teknik faktor resiko Bululawang sasarana cara menyikat untuk menyikat
dan cara yang penyebab Kel. Lumbang dokgikel gigi yang gigi dengan baik
baik dan gangguan Sari RT. 1 baik dan dan benar
benar. kesehatan RW. 1 Desa benar
gigi dan Sidomukti
mulut, seperti
karies dan
keadaan
patologis gigi
dan mulut
lainnya.
4. Melakukan Melakukan Puskesmas Setiap 6 bulan Pasien dan Edukasi Keluarga rutin Observasi
pemeriksaan pemeriksaan Bululawang sekali keluarga memeriksakan
rutin rutin minimal sasarana kesehatan gigi
kesehatan gigi 6 bulan sekali dokgikel dan mulut di
dan mulut di puskesmas
Puskesmas . setiap 6 bulan
sekali.

5. Melakukan Melakukan Posyandu Setiap bulan Pasien dan Edukasi dan Keluarga rutin Observasi
pemeriksaan pemeriksaan Desa sekali keluarga intervensi memeriksakan
rutin terkait rutin 1 bulan sasarana tekanan
tekanan darah sekali ke dokgikel darahnya di
tinggi di posyandu dan posyandu dan
posyandu dan puskesmas . puskesmas 1
puskesmas . bulan sekali.
BAB V
HASIL, KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Hasil dan Kesimpulan


1. Melakukan anamnesis (tanya jawab) dan pemeriksaan ke keluarga sasaran
untuk mengetahui kebiasaan serta pola hidup terkait kesehatan gigi dan mulut
serta kesehatan umum tiap anggota keluarga.
2. Melakukan intervensi dan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut serta
kesehatan umum kepada keluarga sasaran. Anggota keluarga sasaran tampak
antusias dan kooperatif dalam menerima penyuluhan yang ditunjukkan dari
beberapa pertanyaan lanjutan terkait edukasi yang diberikan, anggota keluarga
dapat menjawab dengan baik dan benar.
3. Melakukan demo cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada keluarga
sasaran. Anggota keluarga juga antusias untuk mempraktekkan cara sikat gigi
yang benar ke phantom saat penyuluhan. Dan anggota keluarga sasaran
bersedia untuk mempraktikkan cara menyikat gigi yang baik dan benar
kedepannya.
4. Salah satu anggota keluarga, yaitu Bapak “N” tidak bersedia untuk diperiksa
giginya karena malu.
5. Anggota keluarga saran bersedia untuk melakukan perawatan gigi ke pelayanan
kesehatan terdekat.

5.2 Saran
1. Diperlukan evaluasi secara berkala pada keluarga yang telah diedukasi untuk
mengetahui penerapan edukasi yang telah dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI., 2005., Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1415/Menkes/SK/X/2005 tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi Indonesia.
Kemenkes RI., 2007., Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Indonesia.
Ozdemir D. Dental caries and preventive strategies. Journal of education and instructional studies in the
world. 2014;4(4).20
Septiani, D., Sughesti, D., Susanti, D., Sihombing, M.T.P. and Novitasari, S., 2021. Pentingnya
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut di Era Pandemi COVID'19, Demi Kelangsungan Aktivitas
Usaha.Dedikasi PKM, 3(1), pp.56-66.
LAMPIRAN
Foto Kegiatan Intervensi
Kegiatan Dokter Gigi Keluarga (Selasa, 11 Oktober 2022)
Kondisi Rumah Tampak Depan Kondisi Gudang

Kondisi Ruang Tamu Kondisi Ruang Tengah

Kondisi Kamar 1 Kondisi Kamar 2


Kondisi Kamar 3 Kondisi Tempat Ibadah

Kondisi Teras Rumah Kondisi Dapur

Pemeriksaan IO Anak M Pemeriksaan IO Anak M


Pemeriksaan IO Anak M Pemeriksaan EO Anak M

Pemeriksaan IO Ibu S Pemeriksaan IO Ibu S

Pemeriksaan IO Ibu S Pemeriksaan EO Ibu S


Pemeriksaan IO Kakak O Pemeriksaan IO Kakak O

Pemeriksaan BB Anggota Keluarga Pemeriksaan IO Ibu S

Pemeriksaan TD Anggota Keluarga Pemeriksaan IO Anak M


Wawancara dengan Ibu S Pemeriksaan TB Anggota Keluarga

Edukasi dan demo cara menyikat gigi Edukasi mengenai keadaan patologis rongga
dengan baik dan benar. mulut dan keadaan sistemik lainnya.

Sesi foto bersama anggota keluarga sasaran Melakukan intervesi bersama perawat desa
setelah dilakukan edukasi. mengenai hipertensi keluarga sasaran.
Melakukan edukasi mengenai merawat Sesi foto besama setelah intervensi bersama
karies dan pola hidup sehat pada hipertensi. perawat desa dan drg. Halida.

Melakukan intervensi sekaligus evaluasi Menanam seledri bersama bapak N sebagai


hari ke-2 bersama kader dan perawat desa. tumbuhan penurun hipertensi.

Memberikan buah-buahan kepada keluarga Sesi foto bersama kader, perawat desa, dan
sasaran. keluarga sasaran setelah dilakukan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai