Anda di halaman 1dari 15

STUDENT PROJECT: ARTICLE REVIEW

EVALUATION OF THE DIFFERENCE IN CARIES EXPERIENCE IN DIABETIC


AND NON DIABETIC CHILDREN - A CASE CONTROL STUDY

PEMBIMBING: drg. Desak Ari Susanti, M.Kes


PENGUJI: dr. Wayan Citra Wulan Sucipta Putri, MPH

KELOMPOK SGD 3

1. Gusti Ayu Arya Dinda Kirana (2002551020)


2. Desy Henria (2002551021)
3. A.A Ayu Riezka Adelia (2002551022)
4. Ida Ayu Narita Narindra Dewi (2002551023)
5. Fernaldy Wiratama (2002551024)
6. Luh Kadek Dian Trisnawati (2002551025)
7. I Dewa Agung Ayu Indraswari Pramesti (2002551026)
8. Ni Putu Natasya Pretty Shintia Mahadewi (2002551027)
9. Ni Made Mahadewi Kusuma (2002551028)

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan student project dari Blok
Pencegahan dan Promosi Kesehatan Gigi Masyarakat (Epidemiologi) dengan judul
“Evaluation of The difference In Caries Experience In Diabetic and Non Diabetic Children.”
Kami menyampaikan terima kasih kepada pembimbing kami, drg. Desak Nyoman Ari
Susanti, M.Kes, yang telah memberikan bimbingan dan arahan demi kelancaran pembuatan
student project ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah memberikan kontribusi dalam
pembuatan student project ini sehingga mendapatkan ilmu, wawasan dan pemahaman baru.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa student project ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
penulisan student project berikutnya akan menjadi semakin baik bagi penulis dan tentunya
bagi pembaca umumnya.

Denpasar, 1 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang......................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian..................................................................................................................2
1.3 Hipotesis...............................................................................................................................2
BAB II
METODE.......................................................................................................................3
2.1 Desain
Studi..........................................................................................................................3
2.3 Pengembangan Profil Studi..................................................................................................3
2.3 Detail Pengumpulan Data.....................................................................................................3
2.4 Kriteria Partisipan................................................................................................................4
2.5 Outcome, Exposure, Variabel Prediktor, Modifikasi Efek..................................................4
2.5.1 Outcome..................................................................................................................4
2.5.2 Exposure..................................................................................................................4
2.5.3 Variabel
Prediktor....................................................................................................5
2.5.4 Modifikasi Efek.......................................................................................................5
2.6 Menentukan Sampel.............................................................................................................5
2.7 Analisis Statistik...................................................................................................................6
BAB III HASIL DAN
DISKUSI................................................................................................7
3.1
Hasil......................................................................................................................................7
3.1.1 Pola Makan dan Oral Hygiene...................................................................................7
3.1.2 Data Karies.................................................................................................................7

ii
3.1.3 Analisis Mikrobiologis...............................................................................................7
3.1.4 Pengukuran PH Plak...................................................................................................8
3.2 Diskusi..................................................................................................................................8
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................................9
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh defisiensi
insulin relatif atau absolut yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak. Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan adalah jumlah, jenis dan
distribusi karbohidrat untuk dimasukkan dalam makanan utama dan makanan ringan
(jika sesuai) di siang hari untuk mendorong pertumbuhan yang optimal dan kontrol
glukosa darah.
Terdapat hubungan antara kesehatan mulut dan penderita diabetes tipe 2.
Namun, pada hubungan diabetes tipe 1 dan kesehatan mulut masih belum tersedia
banyak data. Salah satu masalah kesehatan mulut yang terjadi terkait dengan
terjadinya diabetes mellitus adalah karies gigi. Karies ditandai dengan perubahan
ekologi dalam lingkungan biofilm gigi, didorong oleh seringnya akses ke makanan
karbohidrat yang dapat difermentasi, menyebabkan perpindahan dari populasi
mikroorganisme yang seimbang dengan kariogenitas rendah ke populasi
mikrobiologis dengan kariogenitas tinggi (lebih asam dan asidogenik) dan
peningkatan produksi asam organik. Produksi asam menyebabkan struktur gigi
terdemineralisasi yang nantinya berakhir dengan munculnya kavitas pada gigi.
Diabetes yang tidak seimbang dikaitkan dengan perubahan kariogenik yang
signifikan dalam lingkungan mulut termasuk kurang istirahat dan stimulasi saliva,
kapasitas buffer saliva yang lebih rendah dan pH asam, glukosa saliva yang lebih
tinggi, konsentrasi albumin saliva yang lebih tinggi, proporsi streptokokus dan ragi
mutan saliva yang tinggi. Perubahan mikroflora oral penderita diabetes pada kontrol
glikemik yang buruk dapat secara signifikan mempengaruhi prevalensi gingivitis dan
karies. Terdapat beberapa temuan yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan mengenai kejadian karies antara penderita diabetes tipe 1 dan non diabetes.
Oleh karena itu, perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai hubungan antara diabetes tipe 1
dengan kesehatan gigi dan mulut, khususnya karies, yang masih memiliki prevalensi
tinggi pada populasi anak. Perlu juga diketahui kejadian karies dan variabel terkait
karies antara anak-anak diabetes dan non-diabetes dibandingkan; perbandingan juga
dilakukan di antara anak-anak diabetes menurut status metabolisme mereka.

1
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian evaluation of the difference in caries experience in diabetic and
non-diabetic children bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi karies dan variable
terkait pada anak-anak yang memiliki diabetes tipe 1 dan anak anak non-diabetes
menurut status metabolismenya. Metode penelitian ini dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip Deklarasi Helsinki II. Terdapat 68 anak mengidap diabetes dan 136
anak non-diabetes, sesuai dengan jenis kelamin dan usia (4-14 tahun) terdaftar
menjadi sample penelitian. Pada anak diabetes dibagi menjadi dua kelompok menurut
kontrol metaboliknya yaitu:

a. 20 anak diabetes dengan kontrol metabolik baik (Hb1ac≤7,5)


b. 48 anak diabetes dengan kontrol metabolik buruk (Hb1ac>7,5).

Pada penelitian ini diet dan kebiasaan kebersihan mulut pada sampel diamati,
karies gigi dinilai dengan sistem ICDAS (International Caries Detection and
Assessment System), mikroflora rongga mulut dianalisis menggunakan metode DNA-
DNA hybridisation, dan Plaque acidogenicity dicatat setelah dilakukan pembilasan
dengan sukrosa. Selama peroses pengamatan, pada kelompok diabetes asupan
minuman bergula dan makanan ringan lebih tinggi dibandingkan kelompok non-
diabetes (p = 0,03 dan p = 0,04, masing-masing). Skor bahkan lebih tinggi pada
subjek diabetes dengan kontrol metabolik yang buruk dibandingkan dengan subjek
dengan kontrol metabolik yang baik (p<0,01 untuk minuman bergula dan p = 0,03
untuk makanan ringan). Pada subjek diabetes maupun non-diabetes memiliki
kebiasaan kebersihan mulut yang serupa namun penggunaan adjuvant berfluoride,
lebih tinggi pada anak-anak non-diabetes (p = 0,04). Tidak ada perbedaan signifikan
yang diamati secara statistik mengenai angka karies, tetapi jumlah subjek bebas karies
yang lebih tinggi ditemukan pada subjek diabetes dengan kontrol metabolik yang baik
(p<0,01). Perbedaan yang signifikan untuk bakteri kariogenik utama ditemukan antara
subyek diabetes dan non-diabetes (p<0,05). Nilai pH menunjukkan perbedaan yang
signifikan secara statistik antara subjek diabetes dan non-diabetes dan antara subjek
diabetes dalam kontrol metabolik yang baik dan buruk (p<0,01).

1.3 Hipotesis

2
Hipotesis nol pada jurnal tersebut adalah bahwa tidak ada perbedaan mengenai
pengalaman karies antara anak-anak diabetes dan non-diabetes dan di antara anak-
anak diabetes dengan perbedaan dalam kontrol metabolik akan diamati.
BAB II
METODE

2.1 Desain Studi


Desain percobaan ini yaitu studi kasus kontrol cross-sectional. Dua kategori
subjek yang terdaftar, anak-anak diabetes dan non-diabetes (berusia 4-14 tahun).
Kriteria yang diperlukan untuk pendaftaran ke dalam penelitian ini adalah: diabetes
didiagnosis lebih dari 2 tahun, dalam 14 tahun, tinggal di Sassari dan sekitarnya,
kesehatan umum yang baik selain diabetes, melaporkan untuk membersihkan gigi
setidaknya dua kali sehari. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 204 anak yang
terdiri dari 68 anak dengan diabetes 136 anak tanpa diabetes. Anak-anak diabetes
dibagi menjadi dua sub kelompok menurut data dari grafik medis mereka.

2.2 Pengembangan profil studi


Studi cross-sectional case control dilakukan dengan memenuhi protokol
standar etika setelah memperoleh persetujuan the Ethical Committee of the University
of Sassari, Sassari, Italy [authorisation number 133/2014] dan dilakukan sesuai
dengan prinsip Deklarasi Helsinki II. Penelitian dilakukan dari Januari 2015 sampai
September 2015. Sebuah studi kasus kontrol cross-sectional (tingkat 1:2 cocok untuk
usia dan jenis kelamin) dirancang. Dua kategori subjek terdaftar, anak-anak diabetes
dan non-diabetes (berusia 4-14 tahun).

2.3 Detail pengumpulan data


Power analysis dilakukan sebelum dimulainya penelitian menggunakan
platform OpenepiTM berbasis web (http://openinfo.com), mengingat prevalensi karies
sekitar 50%; ukuran sampel ditingkatkan sebesar 20% mengingat modifikasi dalam
prevalensi karies dan tingginya jumlah non-responden. Jumlah anak diabetes yang
perlu didaftarkan tetap berjumlah 64 dengan actual power 0,95.
Informasi tentang program studi dikirimkan ke 225 orang tua/wali dari 75
anak diabetes dan 150 anak non-diabetes, meminta persetujuan anak mereka untuk
berpartisipasi dalam penelitian. 72 anak diabetes setuju untuk berpartisipasi dan 68

3
terdaftar, sedangkan dari kelompok 150 anak non-diabetes yang dipilih, 136 subjek
non-diabetes, sesuai dengan jenis kelamin dan usia juga terdaftar. Anak-anak diabetes
dibagi menjadi dua sub-kelompok menurut data dari grafik medis mereka:
a) 20 anak dengan kontrol metabolisme yang baik (Hb1ac < 7,5) dan
b) 48 anak dengan kontrol metabolisme yang buruk (Hb1ac > 7,5)

2.4 Kriteria Partisipan


Kriteria partisipan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
(i) Anak berumur 4-14 tahun.
(ii) Menetap di Sassari atau di daerah sekitarnya.
(iii) Terdiagnosis memiliki diabetes selama lebih dari 2 tahun.
(iv) Tidak memiliki riwayat penyakit lainnya selain diabetes.
(v) Dapat melaporkan menggosok gigi setidaknya 2 kali sehari.

2.5 Outcome, Exposure, Variabel Prediktor, Modifikasi Efek


2.5.1 Outcome
Main outcome atau hasil utama adalah oral environment (lingkungan
rongga mulut) pada populasi diabetes lebih rentan terhadap karies jika
dibandingkan dengan populasi non-diabetes walaupun angka resiko karies
tidak terlalu terlihat berbeda secara statistik. Pada kedua kelompok populasi
distribusi karies masih terlihat skewed. Terdapat beberapa penulis
melaporkan prevalensi karies yang lebih rendah pada kelompok diabetes
dibandingkan populasi non-diabetes. Namun dalam penelitian pada artikel
tersebut, angka karies yang lebih tinggi secara statistik diamati pada subjek
diabetes dengan kontrol metabolik yang buruk jika dibandingkan dengan
subjek dengan kontrol metabolik yang baik. Hal tersebut mungkin dapat
dikaitkan dengan beberapa faktor seperti, asupan makanan (snack) dan
minuman bergula yang tinggi, paparan fluorida yang tidak optimal, flora
mikroba yang lebih kariogenik, dan nilai pH pada rongga mulut.
2.5.2 Exposure
Seluruh faktor risiko dari karies yang berhubungan dengan diabetes dan non-
diabetes.
1) Tidak menjaga membersihkan gigi dan mulut.
2) Kurangnya edukasi tentang nutrisi dan life-style counseling.

4
3) Tidak mengontrol glukosa darah dari distribusi karbohidrat.
4) Konsumsi makanan dan minuman tinggi glukosa yang dapat
meningkatkan produksi asam organik. Produksi asam di dekat struktur
gigi menghasilkan demineralisasi email dan dentin dan selanjutnya
dapat berkembang menjadi kavitasi.
5) Perubahan kariogenik yang signifikan di lingkungan mulut termasuk
kurang istirahat dan stimulasi saliva yang tinggi, kapasitas buffer saliva
yang lebih rendah dan pH asam, tingginya glukosa saliva, konsentrasi
albumin saliva yang lebih tinggi, proporsi streptococci mutans dan
yeast yang tinggi.
2.5.3 Variabel Prediktor
`Seluruh faktor risiko dari karies yang berhubungan dengan diabetes
dan non-diabetes.
2.5.4 Modifikasi Efek
Setelah dilakukan analisis, asupan makanan ringan dan minuman
manis yang lebih tinggi tercatat pada anak-anak diabetes dibandingkan
dengan non-diabetes. Perbedaan ini sebagian besar terkait dengan kelompok
diabetes dengan kontrol metabolisme yang buruk.

2.6 Menentukan Sampel


Sampel diambil dari 68 anak yang mengalami diabetes dan 136 anak non-
diabetes sesuai jenis kelamin dan usia. Analisis sampel dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang berisi 19 pertanyaan mengenai frekuensi konsumsi
minuman dan makanan ringan manis dalam jangka waktu tertentu dan frekuensi
penjagaan oral hygiene seperti menyikat gigi, penggunaan bahan ber-flouride seperti
pasta gigi dan kunjungan pemeriksaan gigi.
Penentuan pemeriksaan karies pada pemeriksaan klinis ditentukan berdasarkan
ICDAS. Pemeriksaan oral dilakukan dengan kentuan 1 jam sebelumnya dilarang
menyikat gigi dan mengonsumsi apapun untuk pengambilan sampel saliva.
Pengambilan sampel saliva dilakukan menggunakan paraffin gum yang dikunyah
selama 60 detik dan diludahkan dalam tabung test selama 5 menit. Hasil sampel saliva
dikirimkan ke departement mikrobiologi untuk analisis dan evaluasi mikroflora oral
menggunakan metode DNA-DNA hybridisation. Pengukuran pH dilakukan setelah
pengambilan saliva dengan menggunakan strip indikator pH (range 0,4-7,0) di ruang

5
interproksimal pada 2 lokasi: 1) antara gigi geraham sulung rahang atas pertama dan
kedua kanan dan kiri pada anak-anak yang lebih muda atau 2) antara gigi geraham
sulung ke-2 dan geraham rahang atas ke-1 kanan dan kiri pada anak yang lebih
dewasa. Pada setiap lokasi, dilakukan 3 pengukuran. Pengukuran dilakukan sebelum
(0 menit) dan pada 2, 5, 10, 15, 20 dan 30 menit setelah berkumur dengan sukrosa
10% selama 1 menit.

2.7 Analisis Statistik


Analisis data dilakukan menggunakan software Stata/SE. Pada data kuisioner,
subjek akan memilih 1 dari 7 opsi yang memiliki skordimana skor pada setiap subjek
akan dijumlahkan sebagai skor total konsumsi makanan dan minuman bergula. Data
dari analisis mikrobiologi dikodekan pada skala 0 sampai 5. Rata-rata pH plak,
penurunan pH maksimum dan pH minimum setelah pembilasan sukrosa, kurva pH
sebagai area di bawah pH kritis email (AUC5.7) dan dentin (AUC6.2) dilakukan
perhitungan. Variabel perbandingan yang berbeda dibuat antara subyek diabetes dan
non-diabetes dan antara subyek diabetes dalam kontrol metabolisme yang baik dan
kontrol buruk. Semua data dianalisis secara univariat untuk menggambarkan variabel
dan distribusinya. Uji t antara kedua kelompok dihitung, dan p<0,05 dianggap sebagai
tingkat yang signifikan. Untuk menghindari efek pelemahan variabilitas yang tidak
sama antar kelompok pada nilai t, transformasi akar kuadrat dilakukan ketika variabel
respons adalah hitungan. Analisis varians satu arah (ANOVA) dilakukan untuk
membandingkan rata-rata antara subjek diabetes pada kontrol metabolisme yang baik,
pada kontrol metabolisme yang buruk, dan subjek non-diabetes. Selain itu, analisis
tabel dua arah (chi-square) dilakukan untuk menentukan hubungan antara subyek
diabetes dan non-diabetes dan frekuensi hasil dari kuesioner. Jika sel berisi nilai
kurang dari lima, uji eksak Fisher dihitung.

6
BAB III
HASIL DAN DISKUSI

3.1 Hasil
Distribusi berdasarkan jenis kelamin adalah 33 laki-laki dan 35 perempuan pada
kelompok diabetes dan 136 partisipan pada kelompok non-diabetes.
3.1.1 Pola Makan dan Oral Hygiene
Pengukuran skor minuman manis dan makanan ringan secara statistik
lebih tinggi secara signifikan pada kelompok diabetes dibandingkan dengan
kelompok non-diabetes (p = 0,03 dan p=0,04). Hasil skor lebih tinggi
didapati pada subjek diabetes dengan kontrol metabolik yang buruk
dibandingkan dengan subjek dengan kontrol metabolik yang baik (p<0,01).
Pengukuran oral hygiene dalam hal penggunaan pada pasien diabetes
dan non-diabetes mirip, kecuali pada penggunaan flouride adjuvant (p =
0,04). Terdapat perbedaan signifikan dalam penggunaan pasta gigi ber-
flouride antara subjek diabetes dengan kontrol yang buruk dengan non-
diabetes (p<0,01).
3.1.2 Data Karies
Anak yang bebas dari karies pada subjek diabetes dengan kontrol
metabolik yang buruk sebesar 54% dan 70% pada subjek diabetes dengan
kontrol metabolik yang baik. Secara keseluruhan tidak ada perbedaan
prevalensi karies yang signifikan secara statistik yang diamati antara
kelompok diabetes dan non-diabetes. Ditemukan subyek bebas karies secara
signifikan lebih tinggi pada kelompok diabetes dengan kontrol metabolisme
yang baik dibandingkan dengan kelompok diabetes pada kontrol
metabolisme yang buruk (p<0,01).
3.1.3 Analisis Mikrobiologis
Strain bakteri dikategorikan dalam bakteri kariogenik primer (S.
mutans, S. sobrinus, L. casei, L. fermentum) dan bakteri kariogenik lainnya
(S. sanguinis, S. salivarius, S. mitis, S. gordonii, L. salivarius). Hubungan
yang signifikan antara semua bakteri kariogenik primer kecuali L. casei dan

7
streptokokus mutans lainnya ditemukan pada perbandingan antara subjek
diabetes dan non-diabetes (p= 0,03), antara subjek dengan kontrol
metabolisme yang buruk dan anak-anak non-diabetes (p<0,01) dan antara
subyek diabetes dalam kontrol metabolisme yang baik dan buruk (p = 0,04).
3.1.4 Pengukuran pH Plak
Nilai pH menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik
(AUC6.2 and AUC5.7) antara subjek diabetes dan non-diabetes, antara
subjek diabetes dalam kontrol metabolisme yang baik dan kontrol
metabolisme yang buruk, serta antara diabetes pada kontrol metabolisme
yang buruk dan non-diabetes (p<0,01). Perbandingan antara subyek diabetes
dalam kontrol metabolisme yang baik dan subyek non-diabetes berbeda
signifikan secara statistik (p<0,01) untuk semua nilai pH kecuali untuk
penurunan pH maksimum.
3.2 Diskusi
Hasil penelitian ini terkait dengan beberapa faktor seperti asupan
makanan ringan dan minuman bergula yang lebih tinggi, paparan fluorida
yang tidak optimal, flora mikroba kariogenik yang berlebihan dan nilai pH
plak yang rendah.
Akuisisi awal Streptococcus mutans dianggap sebagai salah satu elemen
kunci dalam pembentukan karies. Mikroorganisme yang berhubungan
dengan karies adalah spesies Lactobacillus. Sesuai dengan hasil studi ini,
streptokokus mutans dianggap sebagai variabel signifikan yang
mempengaruhi pengalaman karies pada anak-anak diabetes. Tidak ada
perbedaan dalam distribusi atau jumlah streptokokus mutans antara anak-
anak diabetes dan non-diabetes.
Hasil ini menggarisbawahi bahwa, bahkan jika sulit untuk memisahkan
efek spesifik dari perubahan yang diinduksi diabetes pada proses karies,
karies dan diabetes mengenali diet sebagai faktor risiko utama dalam
manajemen penyakit. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Subyek diabetes dalam kontrol metabolisme yang baik bahkan mungkin
dianggap berisiko karies rendah, karena mereka menunjukkan lingkungan
mulut yang kurang rentan terhadap risiko karies dibandingkan dengan
populasi non-diabetes. Jika tidak, subjek diabetes dengan kontrol

8
metabolisme yang buruk menunjukkan lingkungan mulut yang lebih buruk
dan beresiko tinggi terkena karies.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh defisiensi
insulin relatif atau absolut yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak. Salah satu masalah kesehatan mulut yang terjadi terkait dengan terjadinya
diabetes mellitus adalah karies gigi. Perubahan mikroflora oral penderita diabetes
pada kontrol glikemik yang buruk dapat secara signifikan mempengaruhi prevalensi
gingivitis dan karies.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian evaluation of the difference in caries experience in diabetic and non-
diabetic children adalah untuk mengevaluasi prevalensi karies dan variable terkait
pada anak-anak yang memiliki diabetes tipe 1 dan anak anak non-diabetes menurut
status metabolismenya. Main outcome pada penelitian ini adalah oral environment
pada populasi diabetes lebih rentan terhadap terjadinya karies bila dibandingkan
dengan populasi non-diabetes walaupun angka resiko karies tidak terlalu terlihat
berbeda secara statistik.
Dari penelitian di atas, maka didapatkan hasil pada pengukuran skor minuman
manis dan makanan ringan secara statistik lebih tinggi secara signifikan pada
kelompok diabetes dengan kontrol metabolik yang buruk. Secara keseluruhan tidak
ada perbedaan prevalensi karies yang signifikan secara statistik yang diamati antara
kelompok diabetes dan non-diabetes. Untuk analisis hubungan mikrobiologis,
hubungan yang signifikan antara semua bakteri kariogenik primer kecuali L. casei dan
S. mutans lainnya ditemukan pada perbandingan antara subjek diabetes dan non-
diabetes. Pada pengukuran nilai pH, menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan
secara statistik antara subjek diabetes dan non-diabetes, antara subjek diabetes dalam
kontrol metabolisme yang baik dan kontrol metabolisme yang buruk, serta antara
diabetes pada kontrol metabolisme yang buruk dan non-diabetes.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Lai, S., Cagetti, M. G., Cocco, F., Cossellu, D., Meloni, G., Campus, G., &
Lingström, P. (2017). Evaluation of the difference in caries experience in diabetic and non-
diabetic children—A case control study. PLOS ONE, 12(11), e0188451.
https://doi.org/10.1371/journal.

11

Anda mungkin juga menyukai