Pembukaan International Border untuk penerbangan langsung dari Luar Negeri ke Bali dalam
new era covid-19. Pemerintah mengurangi berbagai kebijakan seperti tidak adanya karantina
bagi traveling yang sudah menerima full vaksinasi. Dengan kebijakan ini meningkatkan
kunjungan wisata dari luar negeri ke Bali, seiring diadakan dengan pertemuan G-20 yang
akan berlangsung di Bali. Beberapa kemungkinan hal terburuk dapat terjadi. Bagi tenaga
kesehatan hal-hal yang harus diperhatikan adalah tetap mencengah penyebaran dan membuat
penurunan kasus covid 19 dari hulu ke hilir.
Mempersiappkan kemungkinan apa saja yang terjadi dan harus dapat beradaptasi melalui
system travel medicine
- Jelaskan Peran dan tanggung jawab masing-masing profesi dalam pencegahan dan
penyebaran covid 19 saat kedatangan para traveling dari luar negeri saat kedatangan
di Bandara International I Gusti Ngurah Rai Bali.
Beberapa anjuran yang harus dikomunikasikan kepada pasien terkait tindakan pertama di
bandara yang harus dilakukan sebagai Tindakan preventif dan promotive umumnya adalah
1. Edukasi pasien tentang menjaga kesehatan mulut dengan baik, seperti pentingnya
menggunakan obat kumur dan dilanjutkan dengan menyikat gigi dengan pasta gigi
berfluoride, selama 2 menit. Menurut ilmu kedokteran gigi, penggunaan Povidine
Iodonedengan konsentrasi terendah 0,5% selama 15 detik mampu menginaktivasi SARS-
CoV-2 dengan amat baik.
2. Koordinasi dan kolaborasi berbagai peran dari berbagai profesi dengan memberikan
pelayanan yang tepat, oleh tim kesehatan yang tepat, di waktu yang tepat, serta di tempat
yang tepat. Membangun dan mempertahankan kolaborasi tim kesehatan sangat diperlukan
agar dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan optimal.
Kolaborasi dapat berupa memberikan promosi kesehatan seperti kampanye dan penyuluhan
pencegahan Covid-19, dimana bukan hanya tanggung jawab satu profesi, tetapi bersama-
sama.
Kita tahu Wisatawan merupakan kelompok populasi yang penting secara epidemiologi,
karena memiliki mobilitas yang tinggi, cepat berpindah dari satu destinasi wisata ke destinasi
lainnya. Dalam konteks ini Mereka memiliki potensi terpapar penyakit dan kejadian yang
tidak diinginkan di luar tempat asal, sehingga terkadang kasus ringan jarang dilaporkan dan
jarang mencari pengobatan
Beberapa alas an Wisatawan dapat melakukan perjalanan ke negara lain untuk mendapatkan
perawatan Kesehatan, adalah:
• Biaya: Untuk mendapatkan pengobatan atau prosedur yang mungkin lebih murah di negara
lain.
• Budaya: Untuk menerima perawatan dari penyedia layanan kesehatan yang berbagi budaya
dan bahasa pelancong.
• Prosedur yang tidak tersedia atau tidak disetujui: Untuk mendapatkan prosedur atau terapi
yang tidak tersedia atau tidak disetujui di negara tersebut
Di era pencegahan covid-19, Salah satu perawatan traveling medicine yang paling aman bagi
profesi dokter gigi dan pasien adalah pemanfaatan metode Teledentistry yang menjadi cara
tepat untuk menjaga jarak fisik antara Dokter Gigi dengan pasien selama wabah COVID-19.
Pasien mengkonsultasi tentang keluhan rasa sakit / ketidaknyamanan. Hasil konsultasi
pelayanan teledentistry dicatatkan dalam catatan digital atau manual yang dipergunakan oleh
Dokter gigi sebagai dokumen rekam medik dan menjadi tanggung jawab dokter gigi yang
bersangkutan
Namun, bila nyatanya kasus tersebut merupakan kasus Dental emergency yang dimana
berfokus pada manajemen kondisi yang membutuhkan tindakan segera untuk meredakan rasa
sakit yang parah, maka perlu intervensi oleh dokter gigi secara mungkin , misalnya;
Pasien yang datang dalam kondisi darurat sakit atau pada kondisi darurat (urgent phase) ini
kemudian segera ditangani dan dikontrol 1-2 minggu setelah perawatan. Pasien yang datang
dalam kondisi darurat atau urgent phase wajib segera ditindaklanjuti untuk mengurangi
keluhan dan mempercepat proses penyembuhan jaringan rongga mulut dan giginya.