Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER T.A.

2022/2023
MLR 132 : MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT S2 IKM DHDT (SABTU 5 NOPEMBER 2022/
Jam 10.15 – 12.30 WIB)
DOSEN : Prof.Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS. Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes
Nama : Eninta Sri Ukur
NPM 21.15.061

1. Apabila dalam suatu kelurahan di duga terdapat virus covid-19 sehubungan dengan banyaknya
tempat-tempat orang kumpul-kumpul tanpa protokol kesehatan di daerah X maka untuk
mencegah timbulnya penularan virus covid-19 tersebut upaya-upaya apa yang perlu dilakukan
jelaskan! Jelaskan peranan Rumah sakit (dimulai dari manajemen pelayanan kesehatan
masyarakat terhadap kejadian penyakit, program pencegahan dan penanggulangan covid-19,
analisa situasi, serta applikasikan dalam teori simpul).
2. Jelaskan mengapa Audit Lingkungan perlu dilakukan
3. Beberapa waktu yang lalu di DEPOK Virus Hepatitis A sedang mewabah. Bahkan jumlah
penderita juga semakin bertambah dengan cepat.
a. Jelaskan anda sebagai seorang calon Magister di bidang Kesehatan Masyarakat, peminatan
ARS, Apa yang dapat anda programkan dengan
pendekatan peduli lingkungan kepada masyarakat dan Pemerintah dalam menurunkan wabah
hepatitis tersebut.
b. Jelaskan pengendalian apa yang paling tepat dari aspek sanitasi makanan dan minuman,
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
c. Sebutkan hal-hal yang sangat penting dan sesegera mungkin dalam perencanaan pengendalian
hepatitis A di DEPOK tersebut.
4. Pada saat ini kita sudah mendengar juga kasus gagal ginjal yang menimpa anak-anak yang
mengkomsumsi obat syrup bahkan berdasarkan data yang meninggal sekitar 131 orang yang
tersebar di 14 Provinsi di Indonesia. Pertanyaannya adalah anda sebagai ahli kesehatan
masyarakat:
a. Strategi apa yang akan anda lakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang
b. Apa penyebab dari gagal ginjal tersebut dan jelaskan gejalanya
c. Kebijakan kesehatan apa yang dapat dibuat oleh si pengambil keputusan
anggap anda sebagai orang yang membuat kebijakan.
5. Tentang Pengelolan Limbah Rumah , Pertanyaan : Bagaimana cara pengelolaan limbah padat
medis dan non medis? Kemudian kita tahu bahwa limbah medis penanganan Covid- 19
merupakan Limbah Bahan Berbahaya beracun (LB3), Bagaimana cara pencegahan yang
dilakukan?

Jawaban
1.Protokol kesehatan 5M terdiri dari :
-Mencuci Tangan
Rutin mencuci tangan hingga bersih adalah salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif
untuk mencegah penularan COVID-19. Untuk hasil yang maksimal, cucilah tangan setidaknya
selama 20 detik beberapa kali sehari, terutama saat:

Sebelum memasak atau makan;


Setelah menggunakan kamar mandi;
Setelah menutup hidung saat batuk, atau bersin.
Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya, gunakan sabun dan air atau pembersih
tangan dengan alkohol setidaknya dengan kadar 60 persen.

- Memakai Masker

Pada awal pandemi COVID-19 tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa
penggunaan masker hanya direkomendasikan untuk orang sakit, bukannya orang sehat. Namun,
virus corona jenis SARS-CoV-2 benar-benar baru, sehingga protokol kesehatan bisa berubah-ubah
seiring bergulirnya waktu.

Beberapa waktu selang kebijakan WHO di atas, WHO akhirnya mengeluarkan imbauan agar
semua orang (baik yang sehat atau sakit) agar selalu menggunakan masker saat beraktivitas di
luar rumah.

Protokol kesehatan virus corona terkait masker pun semakin digalakkan di beberapa negara. Di
Amerika Serikat (AS), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), memperbarui pedoman
terkait penggunaan masker. CDC mengimbau masyarakat AS harus memakai masker meski
berada di dalam rumah pada kondisi tertentu. Menurut CDC, penggunaan masker di dalam
rumah perlu dilakukan ketika:

Terdapat anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19.


Terdapat anggota keluarga yang berpotensi terkena COVID-19 karena aktivitas di luar rumah.
Merasa terjangkit atau mengalami gejala COVID-19.
Ruangan sempit.
Tidak bisa menjaga jarak minimal dua meter.
- Menjaga Jarak

Protokol kesehatan lainnya yang perlu dipatuhi adalah menjaga jarak. Protokol kesehatan ini
dimuat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI dalam “Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di
Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.”

Di sana disebutkan, menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplets dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian,
dan berdesakan. Bila tidak memungkinkan melakukan jaga jarak, maka dapat dilakukan berbagai
rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan
sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan
jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya.

-. Menjauhi Kerumunan

Selain tiga hal di atas, menjauhi kerumunan merupakan protokol kesehatan yang juga harus
dilakukan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), masyarakat diminta untuk menjauhi
kerumunan saat berada di luar rumah. Ingat, semakin banyak dan sering kamu bertemu orang,
maka kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi.

Oleh sebab itu, hindari tempat keramaian terutama bila sedang sakit atau berusia di atas 60
tahun (lansia). Menurut riset lansia dan pengidap penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi
terserang virus corona.

-. Mengurangi Mobilitas

Virus corona penyebab COVID-19 bisa berada di mana saja. Jadi, semakin banyak dirimu
menghabiskan waktu di luar rumah, maka semakin tinggi pula terpapar virus jahat ini. Oleh sebab
itu, bila tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah.

Menurut Kemenkes, meski sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu dirimu pulang ke
rumah dengan keadaan yang masih sama. Pasalnya, virus corona dapat menyebar dan
menginfeksi seseorang dengan cepat.

Selain itu diharapkan seluruh masyarakat ikut mendukung program vaksinasi dengan mengikuti
vaksinasi yang ada. Vaksinasi berfungsi menciptakan imunitas tubuh sehingga mampu melawan
infeksi virus penyebab Covid-19. Dengan imunitas yang terbentuk, maka seseorang tidak akan
jatuh pada kesakitan yang parah, dan pada gilirannya menurunkan angka kematian.

2.Audit lingkungan merupakan suatu instrumen untuk menguji pentaatan suatu kegiatan rumah
sakit terhadap per-UU dan peraturan lingkungan, standar dan baku mutu lingkungan misalnya:
standar emisi udara, limbah cair, dan penanganan limbah infeksius, serta prosedur- prosedur
yang telah ditetapkan oleh rumah sakit atau standar operasional lainnya yang berhubungan
seperti pentaatan terhadap hasil dan rekomendasi AMDAL ( Rencana Pengelolaan Lingkungan
dan Rencana Pemantauan Lingkungan ).
Audit lingkungan juga merupakan suatu instrumen untuk mendapatkan informasi sejauh mana
potensi permasalahan ketidak-taatan (non-compliance) yang ada pada suatu rumah sakit.
Informasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah tanggung jawab perdata maupun
pidana sebagai konsekuensi dari ketidaktaatan. Berbagai bentuk konsekuensi hukum dari
pelanggaran lingkungan mulai diperkenalkan dan ditegakkan dalam berbagai peraturan per-
UUan, seperti sanksi perdata, pidana, kewajiban memperbaiki dan memulihkan lingkungan yang
tercemar dan rusak (remedy requirements) dan kewajiban membayar kompensasi (compensation
requirements).
Kegiatan lain dari audit lingkungan adalah memeriksa dan mengidentifikasi resiko-resiko
lingkungan

3. pertama, penyelidikan epidemiologi dan surveilans. Penyelidikan epidemiologi dilakukan


untuk mengetahui faktor penyebab KLB sehingga dapat memutus mata rantai penularan dengan
cepat, mengurangi terjadinya kasus dan mencegah penyebaran ke daerah lain. Selain itu,
penguatan surveilans dilakukan secara sistematis dan terus menerus untuk mengetahui
perkembangan penyakit.
Kedua, penatalaksanaan
penderita meliputi penemuan kasus, pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Penatalaksanaan
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. Bagi pasien yang
sudah diizinkan pulang dari fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan pengecekan berkala
supaya tidak menularkan ke anggota keluarga
Ketiga, pencegahan dan pengebalan. Tindakan ini dilakukan terhadap orang yang memiliki risiko
terkena penyakit. Pencegahan dan pengebalan yang cukup efektif dilakukan dengan cara
pemberian vaksin. Vaksinasi hepatitis A mampu memberikan perlindungan selama 5-10 tahun.
Keempat, pemusnahan penyebab penyakit. Pemusnahan penyebab penyakit hepatitis A yaitu
dengan pemberian klorin untuk pengelolaan air bersih. Pemusnahan penyebab penyakit
termasuk dalam pengendalian faktor risiko. Pengendalian faktor risiko juga dapat dilakukan
melalui mencuci tangan menggunakan sabun, pengolahan makanan dengan benar, menyimpan
makanan di suhu yang aman dan sesuai serta menggunakan air bersih.
Kelima, penyuluhan kepada masyarakat melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan proakif
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menekan kasus dengan cara sosialisasi dan intervensi
perubahan perilaku.

4.
a.untuk meningkatkan kewaspadaan dini sekaligus sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan
kesehatan dalam memberikan penanganan medis kepada pasien gagal ginjal akut.Sejumlah
antisipasi telaha lakukan termasuk melakukan fasilitasi dengan menyusun pedoman
penatalaksanaan Gagal Ginjal Akut pada AnakSalah satunya dengan melaporan penyakit gagal
ginjal akut pada anak maupun penyakit menular lainnya melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon Event Baeed Surveillance (SKDREBS)/ Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) di
https://skdr.surveilans.org dalam waktu kurang dari 24 ja

b.Penyebab gagal ginjal akut terbagi menjadi tiga faktor antara lain faktor prerenal yaitu faktor
yang menyebabkan perburukan fungsi ginjal sebelum organ ginjal dan penyebab yang paling
umum adalah syok hipovolemik, suatu kondisi kekurangan cairan yang menyebabkan aliran darah
ke ginjal berkurang. Faktor renal yaitu gagal ginjal terjadi akibat kerusakan yang terjadi kerusakan
yang terjadi pada ginjal dan beberapa gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal
secara langsung adalah toksin, methanol dan infeksi. Faktor post renal yaitu suatu keadaan
dimana ginjal dapat membentuk urine dengan cukup baik, namun alirannya dalam saluran kemih
terhambat, hal ini dapat dijumpai pada tumor daerah perut bawah yang menyebabkan urine
terbendung dan menyebabkan kerusakan ginjal.gejala yang mengarah pada penyakit ginjal akut,
seperti:

1. Diare
2. Muntah
3. Demam selama 3 – 5 hari
4. Batuk & Pilek
5. Jumlah air seni yang semakin sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali

c.pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang
menyebabkan gangguan ginjal akut.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien,
sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan AKI. Kemenkes dan BPOM
menelusuri dan meneliti secara komprehensif termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.

Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan,tenaga kesehatan pada


fasilitas pelayanan kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk
sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas
dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

5.
Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi,
limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
container bertekanan, dan limbah kandungan logam berat yang tinggi (Kepmenkes
1204/SK/X/Menkes/2004).
Untuk itu perlu prosedur dalam menanganinya, antara lain :
a. Pewadahan yang tepat
b. Mencegah terjadinya kontak fisik dengan limbah
c. Menggunakan alat keselamatan (sarung tangan, masker, kacamata
(Googles) dan lain - lain)
d. Membatasi jumlah petugas yang menangani limbah
e. Menghindari tumpahan dan kemungkinan kecelakaan penanganan
pengelolaan sampah medis menjadi empat pengelompokan yaitu :
a. Limbah cair
b. Limbah padat atau domestik
c. Limbah gas
d. Limbah B3 (baik cair maupun padat) dibagi menjadi :
1. 2. 3.
Infectious waste
Pathological waste
Medical hazardous waste seperti limbah radioaktif, genotoksik, kimiawi, farmasi.

Anda mungkin juga menyukai