Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH DIMENSI MUTU DENGAN RESPON TIME

PELAYANAN DI IGD RS SITI HAJAR MEDAN TAHUN 2023

PROPOSAL

OLEH

ENINTA SRI UKUR

NPM 21.15.061

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM

MAGISTER FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

TAHUN 2023

PEMBIMBING 1 :DR. dr. Felix Kasim, M.Kes


PEMBIMBING 2 : Ns. Heri Nopita Tarigan, M. kep
BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

• Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan


kesehatan yang sesuai standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara
wajar, efisien, dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta masyarakat konsumen.
LATAR BELAKANG

• Mutu pelayanan sangat penting diperhatikan karena menyangkut


dengan pelayanan yang akan diberikan kepada pasien. Pasien
mempunyai peranan penting dalam penilaian terhadap mutu pelayanan
yang diberikan oleh rumah sakit. Pelayanan yang baik dan berkualitas
dengan sendirinya akan mendatangkan kepuasan pasien dan sekaligus
akan memberikan keuntungan bagi pihak rumah sakit
LATAR BELAKANG
Kompetensi

akses

efektivitas
Respon Time
IGD RS Siti
imensi Mutu efisiensi Hajar

kesinambungan

kenyamanan

keamanan
LATAR BELAKANG

RS Siti hajar merupakan RS tipe D milik swasta yang berlokasi di Jalan jamin ginting rata rata

kunjungan pasien IGD pada periode bulan juli sampai September 2022 adalah 433 pasien

Belajar dari temuan data diatas, Peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian

tentang Pengaruh dimensi Mutu dengan respon time pelayanan di IGD RS Siti Hajar Medan

Tahun 2023. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aspek

dimensi mutu terhadap respon time pelayanan di IGD Rumah sakit.


LATAR BELAKANG

• Mutu pelayanan sangat penting diperhatikan karena menyangkut dengan


pelayanan yang akan diberikan kepada pasien. Pasien mempunyai peranan
penting dalam penilaian terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit. Pelayanan yang baik dan berkualitas dengan sendirinya akan
mendatangkan kepuasan pasien dan sekaligus akan memberikan keuntungan
bagi pihak rumah sakit
LATAR BELAKANG

• Satu standar pelayanan gawat darurat rumah sakit adalah pengendalian mutu pelayanan
diantaranya yaitu berupa respon time (waktu tanggap) 70% (kemenkes RI, 2011).
Ergency response time merupakan sebuah prinsip penanganan pasien dalam keadaan
gawat darurat di instalasi gawat darurat rumah sakit yang dinilai dari pasien datang
sampai pasien mendapatkan bantuan medis dari tim medis. Penanganan memiliki peranan
sangat penting dalam prinsip penyelamat pasien, perlu juga dipertimbangkan dalam
penanganannya bagaimana penyakit pernyerta pasien dan derajat keparahan penyakit atau
cidera pasien. Dalam penanganan kasus gawat darurat perlu dilakukannya klasifikasi
prioritas sehingga dapat segera dilakukan pertolongan pasien dalam emergensi.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Pengaruh dimensi mutu


pelayanan dengan respon time petugas di
IGD RS Siti Hajar Medan Tahun 2023
Tujuan Penelitian

MENGETAHUI PENGARUH DIMENSI MUTU


PELAYANAN DENGAN RESPON TIME PETUGAS DI IGD
RS SITI HAJAR MEDAN TAHUN 2023
Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti

Picture

Bagi Ilmu Pengetahuan

Bagi Institusi
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN TENTANG MUTU PELAYANAN
KESEHATAN

 Mutu pelayanan kesehatan mempunyai keunikan mengingat dari kompleksitas


pelayanan kesehatan, tidak hanya karena pelayanan kesehatan merupakan
bundle antara barang dan jasa, akan tetapi juga karena perbedaan hubungan
antara pasien dan pemberi pelayanan, perbedaan persepsi sehat dan sakit
antara pasien dan dokter, di samping adanya asimetri dalam hubungan
pelayanan kesehatan
TINJAUAN TENTANG MUTU PELAYANAN
KESEHATAN

• WHO mengembangkan kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan melalui pendekatan


dimensi mutu pelayanan kesehatan, yaitu layanan kesehatan yang efektif, efisien,
mudah diakses, dapat diterima/fokus kepada pasien, adil serta aman. Dimensi mutu
pelayanan kesehatan ini kemudian berkembang menjadi tujuh dimensi, yaitu efektif
(effective), keselamatan (safe), berorientasi kepada pasien/pengguna layanan (people-
centred), tepat waktu (timely), efisien (efficient), adil (equitable) dan terintegrasi
(integrated).
TINJAUAN TENTANG MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
Dimensi mutu pelayanan kesehatan di indonesia disepakati mengacu pada tujuh dimensi
yang digunakan oleh WHO dan lembaga internasional lain, yaitu sebagai berikut:
• Efektif: menyediakan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti kepada masyarakat.
• Keselamatan: meminimalkan terjadinya kerugian (harm), termasuk cedera dan
kesalahan medis yang dapat dicegah, pada pasien-masyarakat yang menerima
pelayanan.
• Berorientasi pada pasien/pengguna layanan (people-centred): menyediakan pelayanan
yang sesuai dengan preferensi, kebutuhan dan nilai-nilai individu.
TINJAUAN TENTANG MUTU PELAYANAN
KESEHATAN
• Tepat waktu: mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan
kesehatan.
• Efisien: mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mencegah
pemborosan termasuk alat kesehatan, obat, energi dan ide.
• Adil: menyediakan pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis kelamin, suku,
etnik, tempat tinggal, agama, dan status sosial ekonomi.
• Terintegrasi: menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas pelayanan
kesehatan dan pemberi pelayanan, serta menyediakan
DIMENSI MUTU

KBBI
• mutu adalah ukuran, derajat, atau taraf tentang baik buruknya suatu produk barang atau jasa.

Erwin Suryatama (2014)


• mutu adalah gambaran karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui dari segi bentuk, penampilan,
performa suatu produk, dan juga bisa dilihat dari segi fungsinya serta segi estetisnya

(Bustami, 2011).
•Mutu adalah perpaduan sifat-sifat dan karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau pelanggan
DIMENSI MUTU
1. Sehubungan dengan proses pemberian pelayanan, maka terdapat beberapa dimensi atau ukuran yang dapat
dilihat melalui kacamata mutu. Ukuran-ukuran inilah yang kemudian menjadi karakteristik dari mutu
pelayanan

2. Ada beberapa tujuh dimensi mutu menurut permenkes tahun 2022 yakni :
• Kompetensi teknik (technical competence),
• Akses terhadap pelayanan (access to serviceefektivitas
• (effectiveness)
• Efisiensi (efficiency.
• Kesinambungan pelayanan (continuity of service),
• Kenyamanan (amenity),
• kenyamanan)
• Keamanan (safety),
DIMENSI MUTU

keamanan

Akses
Kenyaman
terhadap
an pelayanan

Kompetensi
teknik
Kesinambu
ngan Efisiensi
pelayanan

(effectivenes
s
• Tepat waktu: mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan
kesehatan.
• Efisien: mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mencegah
pemborosan termasuk alat kesehatan, obat, energi dan ide.
• Adil: menyediakan pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis kelamin, suku,
etnik, tempat tinggal, agama, dan status sosial ekonomi.
• Terintegrasi: menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas pelayanan
kesehatan dan pemberi pelayanan, serta menyediakan
INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

1. Instalasi gawat daurat (IGD) merupakan


adalah bagian/ unit dirumah sakit yang
menyediakan penanganan
kegawatdaruratan bagi pasien menderita
sakit dan cedera, yang dapat
membahayakan kelangsungan hidupnya
PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

Fungsi IGD rumah sakit memberikan pelayanan keperawatan bagi pasien kondisi
kritis dan membahayakan jiwa dengan memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar dan kode etik keperawatan. Adapun salah satu parameter kualitas
pelayanan di IGD adalah waktu tanggap (response time)). Response time yang cepat
kepada pasien dengan kondisi kristis dalam pelayanan keperawatan di IGD salah satu
penentu kepuasan pasien dalam servis di rumah sakit
Respon Time

Response time adalah kecepatan melayani dan melakukan tindakan secara cepat
kepada pasien gawat darurat.(Musthofa et al., 2021). Response time merupakan
pelayanan dalam memberikan indikator utama, sebagai waktu pemberitahuan suatu
kejadian dan kedatangan ambulans pada tempat kejadian
Respon Time

1. Response time merupakan pelayanan dalam memberikan indikator utama, sebagai


waktu pemberitahuan suatu kejadian dan kedatangan ambulans pada tempat
kejadian. (Ricardo et al., 2018a). Waktu tanggap (response time) pada sistem
realtime di definisikan sebagai waktu pada saat kejadian (internal dan eksternal)
sampai dengan instruksi pertama rutin layanan yang di maksud di eksekusi,
disebut dengan event response time. Sasaran dari penjadwalan ini adalah
meminimalkan response time angka keterlambatan pelayanan pertama gawat
darurat/ emergency response time rate.
Respon Time

• Klasifikasi respon time


• Salah satu faktor keberhasilan dalam penanganan medis bagi pasien gawat darurat
adalah kecepatan dalam memberikan pertolongan yang memadai kepada pasien
gawat darurat baik dalam situasi rutin sehari-hari maupun saat kejadian bencana.
Keberhasilan
• response time
Waktu respon atau ketepatan waktu yang di berikan oleh pasien yang datang
memerlukan standar sesuai kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin
penanganan gawat darurat dengan waktu merespon penanganan yang cepat
HIPOTESA PENELITIAN

Ada pengaruh dimensi mutu terhadap


kecepatan respon time pelayanan IGD di
Rumah Sakit Umum Siti Hajar kota Medan
tahun 2023.
Kerangka Konsep

Dimensi mutu
1. Kompentensi
2. Akses Respon
3. Efektivitas time
4. Efisiensi pelayanan
5. Kesinambungan IGD
6. Kenyamanan
7. Keamanan
 
HIPOTESA PENELITIAN

• HIPOTESA DALAM PENELITIAN INI ADALAH ADA PENGARUH DIMENSI MUTU


TERHADAP KECEPATAN RESPON TIME PELAYANAN IGD DI RUMAH SAKIT UMUM
SITI HAJAR KOTA MEDAN TAHUN 2023.
BAB 3

METODOLOGI
PENELITIAN
Desain Penelitian

Penelitian
kuantitatif
dengan desain
cross sectional
Lokasi dan Waktu Penelitian

RSU SITI HAJAR Maret 2023


MEDAN
Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti untuk menarik kesimpulan (Notoatmodjo, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Rumah sakit

umum siti hajar di bulan maret.


Sampel Penelitian
maka pengambilan sampel
keseluruhan dari total populasi,
sehingga sampel yang diambil dari
penelitian ini adalah seluruh
populasi (total populasi).
Dalam penelitian ini sampel yang
akan diambil oleh peneliti adalah
yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi
Cara Pengambilan Sampel

• Total Sampling
Kriteria

• Responden yang Kooperatif


Kriteria inklusi • Responden masih Produktif (Usia 15-64 Tahun)
• Bersedia menjadi responden

• Responden yang tidak Koperatif


Kriteria eksklusi • Responden dengan Kebutuhan Khusus (Gangguan Pendengaran dan
• Penglihatan)
VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

• Variabel dependen
dalam penelitian ini
Dependen adalah respon time
pasien rumah sakit
siti hajar medan,

Variabel
penelitian

• Variabel independen
dalam penelitian ini
adalah dimensi mutu
Independen
pelayanan IGD
rumah sakit siti hajar
medan.
Definisi Operasional
N Variabe Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
o l

1. Dimensi Prinsip atau tujuan prioritas Kuesioner 1.Tidak Puas Interval


mutu dalam memberikan pelayanan 2.Cukup Puas
meliputi efektif, keselamatan, 3. Puas
berorientasi kepada 4. Sangat Puas
pasien/pengguna layanan

2 Respon kecepatan melayani dan Kuesioner 1. Lambat Ordinal


time melakukan tindakan secara 2. Cepat
cepat kepada pasien gawat
darurat
ASPEK PENGUKURAN

• Aspek pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dimensi mutu pelayanan
rumah sakit pada kuesioner ini terdapat 22 pertanyaan YANG TERDIRI DARI KATEGORI TIDAK
PUAS, CUKUP PUAS, PUAS DAN SANGAT PUAS. DENGAN NILAI MEDIANNYA MAKA
HASIL UKUR DARI DIMENSI MUTU ADALAH :
• BENAR = 2 ; SALAH =1
• 11 – 25 : TIDA PUAS
• 26 – 35 : CUKUP PUAS
• 36 – 40 : PUAS
• 41 – 44 : SANGAT PUAS
Metode
Pengumpulan Data

Data Primer • Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden. Data yang dikumpulkan
adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden melalui observasi, dengan
melakukan pemberian intervensi secara langsung kepada responden.

• Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain. Hasil data sekunder didapatkan
Data sekunder dari data dokumenatau catatn yang diperoleh dari tempat penelitian sebagai bukti
konkret dikenal dengan analisis dokumen
PENGOLAHAN DATA

Editing

cleaning koding

processiin
g
PENGOLAHAN DATA

• Editing
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan
kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir dan kuesioner tersebut.
• Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kode”an atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
• Processing
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer.
• Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya dilakukan pembetulan atau koreksi.
KODE ETIK PENELITIAN

• INFORMEND CONCENT
• ANONYMITY (TANPA NAMA)
• CONFIDENTIALITY (KERAHASIAAN)
Analisis Data

UNIVARIAT BIVARIAT
Prosedur Kerja

Meminta surat persetujuan penelitian ke Institut


Kesehatan Deli Husada Deli Tua



Mengurus surat persetujuan ke bagian pusat
penelitian RS Siti Hajar Medan

pengumpulan data dengan menjelaskan
kepada responden tentang tujuan dan Pengambilan data dengan
manfaat serta prosedur pelaksanaan 4
wawancara dengan memberikan
penelitian kuesioner yang dilakukan peneliti
kepada Responden

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai