TINJAUAN PUSTAKA
Response time adalah kecepatan melayani dan melakukan tindakan secara cepat
kepada pasien gawat darurat.(Musthofa et al., 2021). Response time merupakan pelayanan
dalam memberikan indikator utama, sebagai waktu pemberitahuan suatu kejadian dan
Response time adalah saat pasien datang untuk tindakan darurat awal sampai tindakan
daurat selesai. Respon time yang baik untuk pasien kurang dari 5 menit. (K. Insan, 2021).
Kematian pada pasien gawat darurat merupakan suatu hal yang bisa saja dicegah
apabila dalam penanganan pasien dilakukan dengan cepat dan efisien, waktu
waktu pemberitahuan suatu kejadian dan kedatangan ambulans pada tempat kejadian.
(Ricardo et al., 2018a). Waktu tanggap (Response Time) pada sistem realtime di definisikan
sebagai waktu pada saat kejadian (internal dan eksternal) sampai dengan instruksi
pertama rutin layanan yang di maksud di eksekusi, disebut dengan event Response
time. Sasaran dari penjadwalan ini adalah meminimalkan response time angka
keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat/ emergency response time rate. (Rahman
et al., 2019).
Pada penelitian ini peneliti membagi Respon time menjadi 2 yakni response time
perawat dalam tindakan mandiri dan respon time perawat dalam tindakan kolaboratif.
Waktu yang diperlukan oleh perawat dalam tindakan mandiri yaitu waktu yang di
1
perlukan oleh perawat untuk melakukan tindakan mandiri seperti pengecekan tanda-
tanda vital yang di mulai saat pasien datang hingga waktu penanganan, apabila di
Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pasien gawat darurat harus terlayani paling
lama 5 (lima) menit setelah sampai di gawat darurat, begitu juga dalam Keputusan
Minimal Rumah Sakit di sebutkan response time pelayanan di IGD adalah ≤ 5 (lima)
2.1.3. Klasifikasi
Salah satu faktor keberhasilan dalam penanganan medis bagi pasien gawat
pasien gawat darurat baik dalam situasi rutin sehari-hari maupun saat kejadian
bencana. Keberhasilan response time sanggat tergantung pada kecepatan dan kualitas
bantuan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah kecacatan sejak saat kejadian,
dalam perjalanan menuju rumah sakit. Waktu respon atau ketepatan waktu yang di
berikan oleh pasien yang datang memerlukan standar sesuai kompetensi dan
waktu merespon penanganan yang cepat dan tepat. (Saktiawati et al., 2021).
2
2.1.4. Faktor yang mempengaruhi Response Time
A. Faktor Internal
Dalam memberikan response time secara cepat akan tercapai apabila ada
pengaruh dari faktor internal. Faktor internal terdapat dalam diri seorang perawat
atau petugas yang lainnya seperti perawat yang melakukan tindakan keperawatan
dengan mahir, triase, dan kecepatan dalam menanggapi pasien. (Akhirul &
Fitriana, 2019).
a. Usia
Dalam teori (Said & Mappanganro, 2018), mengatakan bahwa usia juga
bertambah usia akan semakin bertambah pula daya tangkap dan pola berfikir
lihat secara langsung secara objektif dengan periode umur, sehingga berbagai
dengan bertambahnya umur individu, umur yang lebih tua cenderung akan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dilihat
dari kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih di percaya dari
hidup secara normal dikategorikan bahwa semakin lama sesorang hidup maka
3
tindakan keputusan response time, karena kecepatan dalam bertindak juga
dipengaruhi oleh pengetahuan dan juga tindakan yang sesuai dengan standar.
b. Pendidikan
Menurut (Mudatsir et al., 2020) Pendidikan adalah salah satu unsur yang
segera.
tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan response
time. Perawat dan pendidikan diploma maupun Ners mempunyai peluang yang
sama dalam memberikan response time yang cepat pada pasien yang datang di rumah
sakit. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh (Mudatsir et al., 2020) meneliti
sampel sebanyak
yang ada di sekitar kita. Selain itu tingkat pendidikan sangat mempengaruhi
telah lama bekerja dalam suatu organisasi akan memperoleh banyak pengalaman
yang lebih banyak sehingga kinerjanya akan lebih bagus. Masa kerja akan
berkaitan dengan lamanya bekerja, semakin lama seseorang bekerja maka akan
stress kerja merupakan masalah terbesar dan yang paling terpenting dalam
kehidupan. Beberapa hal yang menjadi faktor penyebab stress perawat yaitu
tempat tinggal dari tempat kerja. Tuntutan kerja yang tinggi dapat menghabiskan
Menurut asumsi peneliti, masih ada responden dengan masa kerja yang lama,
namun memiliki waktu respon yang kurang tepat. Hal ini terjadi karena
pengalaman kerja yang lebih lama tidak menjamin perawat senior akan
merespon lebih tepat waktu dibandingkan dengan perawat junior, oleh karena
B. Faktor eksternal
gawat darurat sehingga pasien yang tidak dalam keadaan gawat darurat tidak di
utamakan, atau tenaga kesehatan yang kurang, perawat yang harus mengantar
pasien ke ruangan yang lain, kerana tidak memiliki petugas khusus untuk
5
a. Beban Kerja
dalam beban kerja perawat adalah jumlah pasien yang tidak sebanding dengan
pasien yang di rawat, aktivitas keperawatan baik secara langsung atau tidak
Faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah dimana kondisi pasien
yang selalu berubah dan rata-rata jumlah jam perawatan yang dibutuhkan
dapat memberikan pelayanan langsung pada pasien. Demikian juga beban kerja
apabila tugas terlalu banyak maka tidak sebanding dengan kemampuan baik
secara fisik, keahlian, dan waktu yang tersedia. Menurut (M. K. Insan et al.,
2021)
akan timbul emosi perawat yang tidak sesuai dengan harapan pasien, beban kerja
keadaan atau perilaku obyek sasaran (Verawati, 2019). Response time juga diukur
dengan cara yang identik seuai dengan interval Response time. Sebuah komponen
penting dalam waktu respon, yang di sebut dengan waktu tunggu, juga dicatat
6
untuk setiap respon.
7
Waktu tunggu didefinisikan dan diukur sebagai interval waktu antara insiden
dalam proses pengiriman pusat kendali darurat yang siap untuk dialokasikan ke
tidak ada dalam kondisi ketersediaan kendaraan tinggi, atau sedang hingga
Pre hospital care adalah perawatan medis darurat yang diberikan kepada
pasiezn sebelum tiba di rumah sakit setelah aktivitas layanan medis darurat. Ini secara
dan transfer layanan medis darurat wajib. Konsep perawatan baru termasuk paramedis
komunitas, perawatan baru seperti praktisi perawatan darurat, dan obat darurat pre
hospital yang diberikan oleh dokter mendefinisikan kembali ruang lingkup perawatan
korban kecelakaan lalu lintas melalui simulasi berupa pengetahuan dan pemahaman
keadaan, periksa pernafasan, periksa tanda pendarahan dan peredaran darah, periksa
dalam melakukan tahap penatalaksanaan trauma akut terdapat pada keraguan perawat
8
saat melakukan penilaian lingkungan dan hasil penilaian status klinis pasien.
Permasalahan ini dapat berupa saat ambulans tiba ditempat kejadian perawat memiliki
Lama pre hospital care yaitu waktu untuk pasien bisa ditangani, diantara terjadinya
trauma hingga pasien bisa tiba di rumah sakit. Terjadiya trauma yaitu saat pasien
mengalami suatu hal seperti jatuh atau kecelakaan lalu lintas. Penanganan fase
prehospital bisa jadi penentu dari tingkat keparahan kondisi pasien. Bisa juga
dikatakan dengan penanganan pertama agar tidak semakin parah cedera yang dialami
oleh pasien. Perawatan pre hospital yang cepat dan tepat dapat menurunkan resiko
kematian atau kecacatan dari pasien. Pengaruh dari lama pre hospital ini sangat