1. Sebutkan dan jelaskan kewajiban serta tanggung jawab dokter gigi menurut UU
Praktik Kedokteran! (Min. 10) sisco,icha,oyas,dipta,rio
Tambahan : oyas
Dalam Pasal 51 UU No. 29/2004 menerangkan bahwa ada 5 kewajiban yang harus
dilakukan oleh Dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran, yaitu:
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
Bentuk kewajiban ini mengandung tiga unsur, yaitu pelayanan medis harus sesuai dengan
standar profesi, standar prosedur operasional dan kebutuhan medis pasien. Ketiga unsur
tersebut harus dilakukan oleh seorang dokter secara kumulatif. Pasal 50 UU No. 29/2004
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “standar profesi” adalah batasan kemampuan
(knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang
individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri
yang dibuat oleh organisasi profesi. Sedangkan yang dimaksud dengan “standar prosedur
operasional” adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. Mengenai unsur pelayanan medis yang
sesuai dengan kebutuhan medis pasien, dapat diartikan sebagai berikut:15 1) kepentingan
pasien harus menjadi tujuan utama dari pelayanan medis; 2) dokter tidakdapat dibenarkan,
bila dalam pilihan metode pelayanan semata-mata berdasakan pertimbangan pada
pembayaran prestasi; 3) langkah yang diambil dokter harus pada langkah yang
mengandung risiko yang paling kecil dari sekian kemungkinan risiko; 4) langkah yang
diambil dokter adalah langkah yang sudah cukup bagi kepentingan pasien dan tidak
mengambil langkah yang lebih berisiko dengan pertimbangan yang tidak sesuai dengan
etika dan moral,walaupun dengan harapan menguntungkan pasien.
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan;
Pelayanan medis tidak dibenarkan atas dasar coba-coba atau dasar menyepelekan
penyakit. Tidak merujuk pada dokter lain yang lebih ahli dan lebih memilih menangani
sendiri merupakan pelanggaran kode etik kedokteran. Tidak mungkin ada dokter yang
memiliki semua keahlian di bidang kedokteran. Pelanggaran kode etik berpotensi menjadi
malpraktik medik apabila pelayanan medis membawa kerugian.
Tambahan Rio :
Tambahan Dipta :
Pasal 51 :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan;
Tambahan: Icha
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
2. Sebutkan dan jelaskan teknologi di bidang kedokteran gigi terkini (diatas tahun 2015)
yang dapat menyebabkan adanya pelanggaran etika kedokteran gigi! (min. 5)
marcel,samba,riris,adel,aldy
Tambahan: Riris (nanti pas pleno jgn pake jawabanku ya, ini teknologinya gak baru2
banget)
Digitalisasi dalam kedokteran gigi ( Big Data and Internet and Communication
Technologies (ICT) Electronic Health Records (EHRs), mHealth dan
Teledentistry, dll)
Artifical Intelligence
Sumber: Big Data and Digitalization in Dentistry: A Systematic Review of the Ethical
Issues Int J Environ Res Public Health. 2020 Apr; 17(7): 2495.
Tambahan : Samba
Telemedicine/Teledentistry
Teledentistry merupakan layanan kesehatan gigi berupa saran atau perawatan
melalui perantara teknologi informasi dibanding melalui kontak secara langsung
dengan pasien, termasuk kedokteran gigi preventif, ortodontik, periodontologi, bedah
oral, oral medicine, edukasi pasien. Beberapa contoh diantaranya: diagnosis jarak
jauh penyakit oral, penilaian bedah periodontal, skrining anak usia sekolah untuk
tanda-tanda karies dini, penilaian kasus ortodontik, atau edukasi pasien ortodontik
yang berhubungan dengan kegawatdaruratan minor selama perawatan.
Teledentistry diakui sebagai alat yang mudah diakses untuk menurunkan perbedaan
dan menjamin kesetaraan dalam menyediakan pelayanan kesehatan oral. Akan
tetapi dikarenakan kesalahpahaman konsep, beberapa masalah etika muncul.
Contohnya perawatan ortodontik yang dilakukan sendiri (Do-it-yourself/DIY)
menyatakan dapat memperbaiki estetika dan fungsionalitas untuk pasien dan
senyum yang bagus dengan pengurangan pengeluaran finansial dapat dilakukan di
rumah. Setelah menjawab beberapa pertanyaan dan mengirimkan tanggapan, clear
aligners disediakan dan pasien dimonitor oleh dokter gigi umum atau orthodontis
melalui teledentistry. Tanpa evaluasi yang seksama oleh tenaga ahli kedokteran gigi,
aplikasi perawatan dapat berbahaya terhadap permasalahan gigi yang ada.
Contohnya, karies atau penyakit periodontal yang dapat bertambah parah dengan
menggunakan DIY aligners.
Untuk mengatasi tantangan etika ini, regulasi dan protokol dikeluarkan oleh
American Dental Association (ADA). Pertama-tama, perawatan pasien yang
menerima pelayanan melalui teledentistry harus didokumentasikan dengan baik.
Selain itu, dokter gigi yang mengirimkan pelayanan melalui teledentistry harus
membuat protokol
Tambahan : Aldy
Penggunaan teknologi berbasis laser dalam kedokteran gigi (Laser-based
Technologies) (ini teknologi laser agak lama juga, nanti tlg jgn pake jwbanku ya
pas pleno)
Perangkat laser bervariasi dalam potensi emisi energi cahaya dari perangkat
genggam atau terintegrasi berdaya rendah, hingga unit bertenaga tinggi yang
mampu memotong dan mengikis (menablasi) jaringan dan material. Pelanggaran
etika yang dapat terjadi ketika praktisi melibatkan dengan mengabaikan risiko
terhadap paparan laser, yang dimana sangat penting bahwa setiap paparan memiliki
potensi manfaat bagi pasien terhadap kemungkinan efek detrimental (kerusakan)
Risiko dapat saja terjadi, Misalnya -> Dinamika sinar energi laser (laser beam)
menimbulkan risiko umum terhadap paparan jaringan non-oral dan lingkungan
terdekat yang didapatkan dari paparan langsung atau tersebar. Oleh karena
intensitas pancaran output dan konsentrasi daya optik yang tinggi pada jarak yang
cukup jauh, laser dapat menyebabkan cedera serius pada mata dan kulit.
Masalah didapat jika semua keputusan pengobatan yang berisiko tersebut tidak
tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip etika, termasuk autonomy, beneficence,
nonmaleficence, justice dan veracity dan informed consent. Untuk informed consent
menjadi otonomi pasien yang valid sangat penting. Otonomi mengacu pada hak
pasien untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri mengenai pilihan
pengobatannya, setelah diberikan semua informasi yang diperlukan dan relevan.
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap pasien, kita perlu mendapatkan
persetujuan dan persetujuan mereka. Pasien harus diinformasikan sepenuhnya
tentang penggunaan teknologi laser dan risiko serta manfaatnya yang
memungkinkan penilaian yang beralasan dari opsi perawatan yang diusulkan.
Sumber : Naidoo, S., & Mulder, R. (2015). The use of Laser-based Technologies in
dentistry: Ethical issues and safety considerations. The South African Dental Journal,
70(10), 464–466.
tambahan: adel
- Augmented Reality in Dentistry
Augmented reality bertujuan untuk meningkatkan praktik klinis di bidang kedokteran
gigi karena informasi klinis yang dihasilkan dapat langsung ditampilkan pada pasien,
menggabungkan dunia nyata dengan dunia digital. Penggunaan utama augmented
reality ini terdiri dari penggunaan informasi digital untuk meningkatkan realitas, yang
memungkinkan komunikasi antara pasien dan dokter gigi lebih efektif melalui
penggunaan video, gambar, dan model tiga dimensi. Teknologi ini memfokuskan
pada penggunaan digital yaitu menampilkan kondisi mulut atau gigi pasien secara
visual, dengan begitu nantinya dokter gigi akan lebih mudah untuk melakukan
perawatan. Meskipun penggunaannya terbilang efektif, teknologi ini memiliki
beberapa kelemahan, yaitu ketidaksesuaian objek asli dengan virtual dan gambar
yang dihasilkan kurang menyeluruh. Terkadang bentuk AR yang dikembangkan juga
memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan objek aslinya. Sehingga kualitas gambar
yang dihasilkan juga terkadang masih belum maksimal. Jika hal ini terjadi, maka
dapat memungkinkan terjadinya kesalahan diagnosis dan menimbulkan perawatan
yang tidak sesuai. Jika dikaitkan dengan pelanggaran etika, dokter gigi dapat
melanggar prinsip non-maleficence karena kesalahan tersebut mungkin akan dapat
membahayakan pasien atau memperburuk keadaan. Untuk mencegah hal tersebut,
disarankan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi khususnya dalam meng-
update software yang digunakan agar nantinya kualitas gambar yang digunakan bisa
lebih baik dan nyata.
Managed Care
Managed Care adalah suatu sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang disusun
berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan kontrol mulai dari perencanaan
pelayanan serta meliputi ketentuan :
a. Ada kontrak dengan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk pelayanan yang
komprehensif.
b. Penekanan agar peserta tetap sehat sehingga utilitasi berkurang.
c. Unit layanan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan.
d. Ada program peningkatan mutu layanan.
Sumber : Henny Djuhaeni (2007). Asuransi Kesehatan Dan Managed Care : MODUL
BELAJAR MENGAJAR, PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG. Available :
pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/asuransi_kesehatan_dan_managed_care.
pdf
BAB III
REKOMENDASI KEBIJAKAN
With so many dental benefit plans available to patients today, it’s important to learn the
differences between them. Some plans require your dental practice to be part of a network,
others limit maximum charges and many have set fees for specific services.
A PPO plan is regular indemnity insurance combined with a network of dentists under
contract to the insurance company to deliver specified services for set fees and according to
the provisions of the contract.
Contracted dentists must usually accept the maximum allowable fee as dictated by the plan,
but non-contracted dentists may have fees either higher or lower than the plan allowance.
Under a DHMO or capitation plan, contracted dentists are “pre-paid” a certain amount each
month for each patient that has been designated or assigned to that dentist. Dentists must then
provide certain contracted services at no-cost or reduced cost to those patients. The plan
usually does not reimburse the dentist or patient for individual services and therefore patients
must generally receive treatment at a contracted office in order to receive a benefit.
3. Indemnity Plans
An indemnity dental plan is sometimes called “traditional” insurance. In this type of plan, an
insurance company pays claims based on the procedures performed, usually as a percentage
of the charges. Generally an indemnity plan allows patients to choose their own dentists, but
it may also be paired with a PPO. Most plans have a maximum allowance for each procedure
referred to as “UCR” or “usual, customary and reasonable” fees.
Benefits in this type of plan are based on dollars spent, rather than on the type of treatment.
Direct
Reimbursement is a self-funded plan that allows patients to go to the dentist of their choice.
Depending on the plan, the patient pays the dentist directly (or the benefit may be directly
assigned to the dental office) and then submits a paid receipt or proof of treatment. The
administrator then reimburses the employee a percentage of the dental care costs. With some
plans there are no insurance claim forms to complete and no administrative processing to be
done by the dental office or an insurance company.
Point of service options are arrangements in which patients with a managed care dental plan
have the option of seeking treatment from an “out-of-network” provider. The reimbursement
to the patient is usually based on a low table of allowances; with significantly reduced
benefits than if the patient had selected an “in network” provider.
Discount or referral plans are technically not insurance plans. The company selling the plan
contracts with a network of dentists. Contracted dentists agree to discount their dental fees.
Patients pay all the costs of treatment at the contracted rate determined by the plan and there
are no dental claim forms to file. Originally these plans were sold to individuals; however,
more and more employers are purchasing these types of plans as the dental plan for the
company’s employees.
Exclusive provider organization plans require that subscribers use only participating dentists
if they want to be reimbursed by the plan. These closed panel groups limit the subscriber’s
choice of dentists and also can severely limit access to care.
These types of plans are indemnity plans that pay a set dollar amount for each procedure,
irrespective of the actual charges. The patient is responsible for the difference between the
carrier’s payment and the charged fee. The plan may also be paired with a PPO that limits
contracted dentists to a maximum allowable charge.
Menurut ADA, terdapat berbagau jenis rencana manfaat gigi yang tersedia untuk pasien saat
ini, dimana penting untuk mempelajari perbedaan di antara mereka. Beberapa paket
mengharuskan praktik gigi menjadi bagian dari jaringan, yang lain membatasi biaya
maksimum dan banyak yang menetapkan biaya untuk layanan tertentu. Berbagai j enis
kategori rencana perawatan gigi dalam asuransi, yaitu :
3. Indemnity Plans
Rencana perawatan gigi ganti rugi kadang-kadang disebut asuransi "tradisional". Dalam jenis
rencana ini, perusahaan asuransi membayar klaim berdasarkan prosedur yang dilakukan,
biasanya sebagai persentase dari biaya. Umumnya rencana ganti rugi memungkinkan pasien
untuk memilih dokter gigi mereka sendiri, tetapi juga dapat dipasangkan dengan PPO.