PENDAHULUAN
masih dibawah 50% dari jumlah pasien yang menjalani operasi. Hasil
tindakan kedokteran1.
dan memeliki dampak luar biasa kepada pasien dan rumah sakit,
16
tindakan medik. Dokter dan dokter gigi sangat mengerti tentang risiko
untuk melindungi dokter dari gugatan dan tuntutan dari pasien sangat
akan memberatkan bagi dokter dan atau dokter gigi yang terbukti
dipertanyakan.
17
obsgyn yang memberikan persetujuan secara tertulis, lebih dari 50%
terbalik dengan sisi etika, dokter dan dokter gigi sering melupakan hak
otonomi pasien terkait dengan hak pasien yang hakiki, sehingga dokter
18
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Persetujuan
dokter dan dokter gigi yaitu terkait tentang penganiayaan. Sanksi dalam
tersebut adalah, orang (baca: Pasien) itu setuju dengan tindakan medis
satu indikasi medik dan ditujukan untuk satu tujuan yang nyata dan
19
memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kepada pasien.
sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki sikap dan perilaku
pelayanan.
setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
kesehatan.
20
secara paripurna4. Pelayanan paripurna kepada pasien sangat
masyarakat.
perbuatannya baik secara etik dan hukum. Begitu pula dari pihak
pasien, mereka tidak bisa langsung menuntut apabila terjadi hal hal
21
diluar dugaan karena harus ada bukti-bukti yang menunjukkan adanya
persetujuan dari pasien dan atau keluarga terdekat. Hal ini dilakukan
dan lain-lain. Selain itu tindakan medik mengandung risiko, atau bahkan
menyenangkan.
obat dosis tinggi dan harga yang mahal dan penentuan administrasi.
22
bisa diterima oleh pasien dan atau keluarga terdekatnya. Dokter harus
oleh dokter itu sendiri dan tidak boleh di delegasikan kepada perawat.
Hal ini juga akan membahayakan bagi dokter itu sendiri karena pada
23
Keperawatan bahwa tenaga keperawatan diberikan wewenang secara
delegatif oleh tenaga medis (dokter dan dokter gigi) untuk melakukan
kepada pasien.
8 Observasi penulis di ruang rawat inap Ruang Mangga, RS Panti Rahayu Purwodadi,
tanggal 6 s/d 27 Juli 2016.
24
budaya, dapat diterima sehingga hukum kesehatan akan berkembang
Lainnya 7.43
Angkutan 8.69
Jasa 4.95
Perdagangan 17.60
Peternakan 1.16
Perikanan 0.11
Perkebunan 2.00
25
dan tingkat kesadaran masyarakat dalam membuat kontrak atau di
11
Ibid.
26
PER/III/2008 STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU
YAKKUM PURWODADI
tentang :
di rumah sakit.
Kanker,
Tindakan Kedokteran.
C. Perumusan Masalah
27
2. Bagaimana rumah sakit mengatur Persetujuan Tindakan Kedokteran
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
praktis.
Manfaat akademis:
28
2. Memberikan sumbangan pengetahuan di bidang hukum pada
Manfaat praktis:
29
F. Kerangka Pemikiran
PELAYANAN
FOKUS
KEPADA
PASIEN
PELAYANAN KESEHATAN
PELAKSANAAN &
PERWUJUDAN HAK
PASIEN
PERATURAN DAN
KODE ETIK PROFESI
PERUNDANGAN
PELAKSANAAN &
PERWUJUDAN
KEWAJIBAN NAKES
PERJANJIAN
TRANSAKSI
DOKTER PASIEN
TERAPEUTIK
INSPANING
VERBINTENIS
HUKUM PIDANA
MASALAH MASALAH
ETIKA HUKUM
MKEK MASALAH HUKUM PERDATA
DISIPLIN
PROFESI
HUKUM ADMINISTRASI
MKDKI
30
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis mendasarkan
perundangan dan kode etik profesi yang benar. Di sisi lain, selain
menyatakan bahwa :
31
(2) Jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
medis sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas
dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.
dokter12.
32
kedokteran disebut Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
pasien dan atau keluarga pasien kepada aparat penegak hukum atas
Purwodadi.
jalan.
33
Gambar 2. Bagan Alir Proses Persetujuan Tindakan Kedokteran
PASIEN DATANG
RAWAT
IGD
JALAN
TRIAGE DIAGNOSE
LIFE
YA TIDAK RISTI?
SAVING ?
TIDAK YA
PERSETUJUAN
TINDAKAN TINDAKAN
RISTI? TIDAK
MEDIS KEDOKTERAN
YA
PERSETUJUAN
TINDAKAN
KEDOKTERAN
PERSETUJUAN
TINDAKAN
KEDOKTERAN
TIDAK
YA
RANAP?
RISTI?
RAWAT INAP YA
ADMINISTRASI TIDAK
PASIEN
PULANG
34
Gawat Darurat (IGD) atau dari Klinik Rawat Jalan. Pasien yang datang
tindakan kedokteran.
lainnya.
G. Metode Penelitian
35
variabel, pengumpulan data, pembuatan disain analisis dan berakhir
dengan kesimpulan13.
1. Metode Pendekatan
terjadi
2. Spesifikasi Penelitian.
13 Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta :
Ghalia Indonesia, hlm. 34 - 35
14 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, 2002, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar
Maju, hlm.23.
36
3. Objek Penelitian
dilakukan.
37
Pimpinan Rumah Sakit (Direktur) terkait dengan tanggungjawab
38
3) PTK Tidak ada, maka wawancara tidak dilakukan
b) Studi Pustaka
Kedokteran.
39
12) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012
Purwodadi.
c) Observasi
16 Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung :
CV. Pustaka Setia, hal. 138
40
d) Wawancara
No Identitas Status
1. dr. S, M.Kes Pimpinan rumah sakit
2. dr. YBJ, Sp.B Dokter ahli bedah
3. dr. A.H, Sp.B Dokter ahli bedah
4. dr. A, Sp.OG Dokter ahli kandungan dan kebidanan
5. dr. S, Sp. An Dokter ahli anestesi
6. Bp. W. Pasien/ Keluarga pasien.
7. Bp. M Pasien/ Keluarga pasien.
8. Ny. T Pasien/ Keluarga pasien.
9. Ny. K Pasien/ Keluarga pasien.
10. Bp. SS Pasien/ Keluarga pasien.
11. Bp. WT Pasien/ Keluarga pasien.
12. Ny. SW Pasien/ Keluarga pasien.
41
keluarga pasien (sesuai dengan jadwal operasi di rumah sakit
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
komparasi17.
17 Djam’an Satori & Aan Komariah, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung :
Alfabeta, hlm. 201
42
H. Penyajian Tesis.
BAB I PENDAHULUAN
Tindakan Kedokteran
Rumah Sakit.
43
BAB IV PENUTUP
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran.
44