Anda di halaman 1dari 9

Lex Crimen Vol. IV/No.

2/April/2015

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM PENDAHULUAN


PEMBUKTIAN PERKARA MALPRAKTEK DI A. Latar Belakang Masalah
BIDANG KEDOKTERAN1 Peradaban zaman terus berkembang seiring
Oleh: Eko Yudhi Haryanto2 dengan kecanggihan penemuan manusia dalam
bidang teknologi. Ini menjadi bukti bahwa
ABSTRAK memang teknologi sudah menjadi kebutuhan
Tujuan dilakuaknnya penelitian ini adalah untuk dan merata di sektor kehidupan manusia.3
mengetahui bagaimanakah hak pasien atas Besarnya arti teknologi bagi masyarakat
rekam medis dan bagaimanakah kekuatan Indonesia ditandai dengan semakin banyaknya
hukum rekam medis dalam pembuktian perkara perubahan yang terjadi pada masyarakat
malpraktek di bidang kedokteran berdasarkan sebagai wujud cerminan dari modernisasi
KUHAP. Metode penelitian yang digunakan zaman terutama pada perkembangan teknolog
dalam penelitian ini adalah metode penelitian dunia kedokteran. Seiring dengan kemajuan
yuridis normatif dan dapat disimpulkan : 1. Hak perkembangan dunia kedokteran, maka banyak
akses pasien terhadap materi rekam medis rumah sakit tempat dilakukannya pelayanan
diberikan mengingat isi dari rekam medis medis.2
merupakan rahasia milik pasien karena Selain memperluas wawasan serta
berkenaan dengan jenis penyakit serta memudahkan aktivitas masyarakat. Beragam
rangkaian tahapan yang telah dijalani pasien kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan Dan
sebagai upaya penyembuhan. Materi rekam Teknologi ( IPTEK ) tersebut ternyata juga
medis yang boleh diakses tidak meliputi semua mempengaruhi upaya masyarakat dalam rangka
catatan yang telah dibuat oleh tenaga mempertahankan kondisi kesehatannya.
kesehatan dalam rangka mengobati pasien, Dengan Kemajuan teknologi mutakhir, maka
melainkan hanya catatan-catatan yang dibuat pencatatan atau rekam medis tidak hanya
oleh tenaga kesehatan yang bersangkutan, dicatat dalam kertas, namun telah dapat
diperolehnya, dan hanya berkaitan dengan dilakukan pula dalam komputer, mikrofilm, pita
pasien itu sendiri. Pada prakteknya, hak akses suara, dan lain sebaginya.3
pasien terhadap materi rekam medis hanya Kesehatan sebagai salah satu unsur
dapat terwujud dengan memberikan fotocopy kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui
atas biaya pasien sendiri. Hak pasien atas berbagai upaya kesehatan dalam rangka
kerahasiaan rekam medis tidak bersifat mutlak, pengembangan kesehatan secara menyeluruh
dalam arti tenaga kesehatan boleh dan terpadu yang didukung oleh suatu sistem
mengungkapkannya dengan alasan pasien kesehatan nasional.4 Dengan kesehatan orang
sebagai pemilik rahasia telah memberikan izin dapat berpikir dengan baik dan maksimal. Oleh
serta adanya kepentingan umum yang lebih karena itu setiap orang akan selalu berusaha
tinggi. 2. Rekam medis dapat digolongkan dalam kondisi yang sehat. Upaya penyembuhan
sebagai alat bukti keterangan ahli sekaligus tidak akan terwujud jika tidak didukung dengan
sebagai alat bukti surat. Dalam kedudukannya pelayanan yang baik pula dari suatu sarana
sebagai alat bukti ini, rekam medis tidak pelayanan kesehatan, dan kriteria pelayanan
mempunyai kekuatan pembuktian yang kesehatan yang baik, tidak cukup ditandai
mengikat, melainkan mempunyai nilai kekuatan dengan terlibatnya banyak tenaga ahli atau
pembuktian yang bebas. Kenyataannya hakim yang hanya memungut biaya murah, melainkan
masih sangat berperan dalam memutuskan ada harus didasari dengan suatu sistem pelayanan
atau tidaknya kesalahan terdakwa berdasarkan
rekam medis.
3
Kata kunci: Rekam medis, pembuktian, www.artikelbagus.com
2
H. Syahrul Machmud. Penegakan Hukum dan
malpraktek, kedokteran.
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan
Medikal Malpraktek. Karya Putra Darmawati, Bandung.
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Donald A. 2012, hlm. 218.
3
Rumokoy, SH.,MH; Tonny Rompis, SH.,MH; Daniel Fransel Ibid, hlm. 219.
4
Aling, SH.,MH. Cecep Triwibowo. Etika & Hukum Kesehatan. Nuha
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Sam Medika, Yogyakarta. 2004, hlm. 13.
Ratulangi, Manado. NIM. 110711632

151
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

medis yang baik pula dari sarana pelayanan pelayanan medis.9 Dengan kata lain
kesehatan tersebut.5 penyampaian informasi dari pasien tentang
Salah satunya adalah dengan mencatat penyakitnya dapat mempengaruhi perawatan
segala hal tentang riwayat penyakit pasien, pasien.
dimulai ketika pasien datang, hingga akhir tahap Informasi tentang penyakit pasien itu
pengobatan di suatu sarana pelayanan diberikan antara lain dengan mengumpulkan
kesehatan. Dalam dunia kesehatan, catatan- catatan mengenai gangguan kesehatan yang
catatan tersebut dikenal dengan istilah rekam pernah dialami oleh pasien (rekam medis).10
medis.6 Dari rekam medis itu, dokter dapat mengetahui
Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen. Catatan yang dimaksut
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, merupakan uraian tentang identitas pasien,
pemeriksa, pengobatan, tindakan, dan diagnosis, pengobatan, sehingga ini dapat
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien menentukan tahap pengobatan yang baik serta
selama menjalani suatu sarana pelayanan akibat yang mungkin timbul untuk kemudian
kesehatan.7 diinformasikan kepada pasien. Rekam medis
Di setiap sarana pelayanan kesehatan, rekam juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
medis harus ada untuk mempertahankan mengetahui pengobatan atau terapi-terapi yang
kualitas pelayanan profesional yang tinggi, telah diberikan kepada pasien, sehingga
untuk melengkapi / kebutuhan informasi perawatan untuk pasien dapat diteruskan.11
sebagai pendahuluan mengenai "informed Sebaliknya, seorang pasien yang menjalani
concent locum tenens", untuk kepentingan perawatan di suatu sarana pelayanan kesehatan
dokter pengganti yang meneruskan perawatan berhak mutlak untuk mengetahui penyakit yang
pasien, untuk referensi masa datang, serta diderita serta tahap-tahap pengobatan yang
diperlukan karena adanya hak untuk melihat sudah dia jalani, dalam kaitannya juga dengan
dari pasien.8 sejumlah uang yang harus dibayar oleh pasien
Dalam pelaksanaan pelayanan medis kepada maupun keluarganya sebagai biaya perawatan
pasien, informasi memegang peranan yang yang telah dijalani oleh pasien. Untuk itu dokter
sangat penting. Informasi tidak hanya penting atau dokter gigi dapat memberitahukan isi
bagi pasien, tetapi juga bagi dokter agar dapat rekam medis tersebut untuk kepentingan
menyusun dan menyampaikan informasi pasien.12
kedokteran yang benar kepada pasien demi Upaya pelayanan kesehatan tidak selalu
kepentingan pasien itu sendiri. Peranan diakhiri dengan kesembuhan pasien, melainkan
informasi dalam hubungan pelayanan sering kali pasien mengalami kerugian akibat
kesehatan mengandung arti bahwa pentingnya tindakan kelalaian, kesalahan, atau kurangnya
peranan informasi harus dilihat dalam kemampuan dokter dalam menangani seorang
hubungannya dengan kewajiban pasien selaku pasien sehingga menyebabkan terjadinya hasil
individu yang membutuhkan pertolongan untuk yang buruk terhadap pasien.13
mengatasi keluhan mengenai kesehatannya. Dalam profesi medik, perbuatan tanpa asas
Sehingga, harus diakui masyarakat Indonesia akan berdampak pada praktek kedokteran yang
masih belum terbiasa untuk secara aktif menyimpang, yang kemudian dikenal dengan
mendapatkan informasi dalam penggunaan malpraktek. Banyak persoalan malpraktek, atas

9
5
H. Syahrul Machmud. Penegakan Hukum dan Bhekti Suryani. Panduan Yuridis Penyelengaraan Praktik
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Kedokteran. Dunia Cerdas, Jakarta. 2013, hlm107.
10
Medikal Malpraktek. Karya Putra Darmawati, Bandung. Veronica Komalawati. Peranan Informed Concent Dalam
2012, hlm. 165. Transaksi Terapeutik Suatu Tinjauan Yuridis Persetujuan
6
Ibid, hlm. 215. Dalam Hubungan Dokter dan Pasien. P.T. Citra Aditya
7
Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang Bakti, Bandung. 1999, hlm.61.
11
Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta. Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang
2013, hlm. 31. Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta.
8
Oemar Seno Adji. Etika Profesional dan Hukum 2013, hlm
12
Pertanggungjawaban Pidana Dokter Profesi Dokter. Ibid, hlm. 35.
13
Erlangga, Jakarta. 1991, hlm. 131. Ibid, hlm. 99.

152
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

kesadaran hukum pasien, diangkat menjadi sarana pelayanan kesehatan yang dalam hal ini
masalah pidana.14 sebagai pihak tergugat, dari segala tuntutan
Malpraktek tidak hanya dapat dilakukan oleh hukum. Pemeriksaan kasus malpraktek
tenaga kesehatan saja, melainkan kaum kedokteran ini harus dilakukan melalui tahapan-
profesional dalam bidang lainnya yang tahapan penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
menjalankan prakteknya secara buruk, misalnya serta pemeriksaan di sidang pengadilan untuk
profesi pengacara, profesi notaris. Hanya saja membuktikan ada/ tidaknya kesalahan
istilah malpraktek pada umumnya lebih sering (kesengajaan/kealpaan) tenaga kesehatan
digunakan di kalangan profesi di bidang maupun sarana pelayanan kesehatan tempat
kesehatan/ kedokteran. Begitu pula dengan mereka bekerja.18
istilah malpraktek yang digunakan dalam skripsi Untuk membuktikan kesalahan
ini juga dititik beratkan pada malpraktek bidang (kesengajaan/ kealpaan) tenaga kesehatan
kedokteran, karena inti yang akan dibahas ataupun sarana pelayanan kesehatan tempat
dalam skripsi ini adalah mengenai kedudukan mereka bekerja dalam dugaan kasus malpraktek
rekam medis dalam pembuktian perkara kedokteran ini, hakim di pengadilan dapat
pidana.15 Agar lebih terfokus serta tetap menjadikan rekam medis pasien sebagai salah
memiliki keterkaitan dengan rekam medis, satu sumber atau bukti yang dapat diteliti.
maka dilakukan pengkhususan terhadap jenis Bertolak dari permasalahan-permasalahan di
perbuatan pidana yang dimaksud dalam tema atas, maka penulis merasa tertarik untuk
skripsi ini, yaitu malpraktek di dalam bidang menyusun skripsi yang berjudul: "Kedudukan
kedokteran. Rekam Medis Dalam Pembuktian Perkara
Berkenaan dengan kerugian yang sering Malpraktek Di Bidang Kedokteran ".
diderita pasien akibat kesalahan (kesengajaan/
kealpaan) para tenaga kesehatan karena tidak B. Rumusan Masalah
menjalankan praktek sesuai dengan standar 1. Bagaimanakah hak pasien atas rekam
profesinya,16 saat ini masyarakat telah medis?
memenuhi pengetahuan serta kesadaran yang 2. Bagaimanakah kekuatan hukum rekam
cukup terhadap hukum yang berlaku, sehingga medis dalam pembuktian perkara
ketika pelayanan kesehatan yang mereka malpraktek di bidang kedokteran
terima dirasa kurang optimal bahkan berdasarkan KUHAP?
menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan atau
dianggap telah terjadi malpraktek kedokteran, C. Metode Penelitian
masyarakat akan melakukan gugatan baik Pendekatan yang digunakan dalam
kepada sarana pelayanan kesehatan maupun penelitian ini adalah pendekatan normatif,
kepada tenaga kesehatan yang bekerja di artinya permasalahan yang ada diteliti
dalamnya atas kerugian yang mereka derita.17 berdasarkan peraturan perundang-undangan
Demi mewujudkan keadilan, memberikan yang ada.
perlindungan, serta kepastian hukum bagi
semua pihak. Dugaan kasus malpraktek PEMBAHASAN
kedokteran ini harus diproses secara hukum. A. Hak-hak Pasien Atas Rekam Medis
Proses ini tidak mutlak menjamin akan Seiring dengan berjalannya waktu, hak
mengabulkan tuntutan dari pihak pasien atau pasien tidak lagi menjadi hal asing dalam
keluarganya secara penuh, atau sebaliknya peraturan perundang-undangan di Indonesia.
membebaskan pihak tenaga kesehatan maupun Pernyataan ini dapat dibuktikan dari ketentuan
14
UU No. 23 Tahun 1992 (sebagaimana telah
Eka Julianti Wahjoepamono. Konsekuens Hukum dirubah dengan UU No. 36 Tahun 2009) yaitu di
Dalam Profesi Medik. Karya Putra Darwanti, Bandung.
2012, hlm. 81.
dalam Pasal 53 yang menegaskan tentang
15
Danny Wiradharma. Hukum Kedokteran. Binarupa kewajiban tenaga kesehatan untuk
Aksara. 2013, hlm. 97. menghormati hak-hak pasien dan dari
16
Cecep Triwibowo. Etika & Hukum Kesehatan. Nuha ketentuan UU No. 29 Tahun 2004 pasal 52. Di
Medika, Yogyakarta. 2004, hlm. 261.
17
Rianto Suryadhirmata. Hukum Malapraktik Kedokteran.
18
Total Media, Yogyakarta. 2011, hlm. 216. Ibid, hlm. 53-62.

153
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

samping itu, pemerintah Indonesia telah dideritanya oleh pasien kepada dokternya.
mengeluarkan PP No. 10 Tahun 1966, Oleh karena itu pasien pun berhak untuk
PERMENKES RI No. 749 a Tahun 1989, memperoleh informasi untuk mengetahui
PERMENKES No. 585 Tahun 1989 sebagai apa-apa saja yang telah dilakukan terhadap
peraturan-peraturan pelaksanaan yang juga dirinya dalam rangka penyembuhannya.
merupakan bukti jaminan pemenuhan atas hak- b. Hubungan hukum yang ada antara pasien
hak yang dimiliki pasien.4 dan dokter untuk berusaha menyembuhkan
Di antara keseluruhan hak-hak pasien yang (inspanningsverbintenis). Untuk mengetahui
telah dijabarkan di atas, terdapat hak-hak usaha dokter tersebut, pasien dapat melihat
pasien yang apabila dibatasi dalam lingkup yang berkas rekam medisnya. Di dalam
lebih sempit, dapat dikelompokkan sebagai hak- prakteknya hak akses pasien terhadap
hak pasien atas rekam medis.Hak-hak pasien rekam medisnya hanya dapat terwujud
atas rekam medis ini muncul karena pasien dengan memberikan fotocopynya.
adalah pemilik dari rekam medis yang telah c. Kelanjutan dari hak-hak asasi manusia. Hak
diisi.5 Pada saat masa pengobatan pasien di akses pasien terhadap medical record adalah
suatu sarana pelayanan kesehatan telah selesai, sebagai kelanjutan dari kewajiban dokter
pasien tersebut berhak atas informasi mengenai untuk memberi informasi kepada pasien.
rekam medisnya, dan dari segi praktis hal ini Apabila pasien boleh mengetahui apa yang
memberikan hak untuk memeriksa dan dideritanya, maka pasien itu pun boleh
membuat fotocopy.6 Walaupan pasien telah mengetahui pengobatannya.
menerima informasi mengenai rekam d. Dokter berkewajiban untuk menyerahkan
medisnya, pihak sarana pelayanan kesehatan berkas rekam medis yang telah diisi pada
tetap wajib menjaga kerahasiaan rekam medis petugas rumah sakit bagian rekam medis.
pasien, mengingat rekam medis merupakan Dalam proses pelaksanaan upaya
unsur dari kerahasiaan kedokteran. pengobatan terhadap seorang pasien di sarana
Agar menjadi lebih jelas, hak-hak pasien atas pelayanan kesehatan, hubungan hukum antara
rekam medis akan diulas lebih lanjut dalam tenaga kesehatan dan pasien merupakan suatu
uraian seperti yang diatur dalam undang- hubungan berdasarkan usaha yang maksimal
undang praktek kedokteran di bawah ini:7 (inspanningsverbintenis). Usaha maksimal itu
Ad.1. Hak Akses Pasien Terhadap Isi Rekam dapat diwujudkan dengan melakukan tindakan
Medis berdasarkan keahlian sesuai dengan standar
Hak akses pasien terhadap isi dari rekam profesi medis.9
medisnya merupakan kalanjutan dari hak atas Oleh karena segala tindakan tersebut
badan sendiri. Hak akses ini memastikan berkaitan dengan jiwa seorang pasien, maka
wewenang pasien untuk melihat atau jelas bahwa pasien berhak untuk mengetahui
mengcopy data (sic!) rekam medisnya sendiri. segala tindakan serta pengobatan apa saja yang
Menurut J. Guwandi, dasar dari hak akses telah dilakukan dan diberikan kepadanya. Hal
pasien terhadap rekam medisnya adalah:8 ini berkaitan juga dengan dengan kewajiban
a. Data (sic!) medik yang tercantum di dalam pasien untuk membayar biaya perawatan yang
berkas rekam medis adalah data-data pada umumnya ditentukan berdasarkan
pribadi pasien yang merupakan tindak lanjut banyaknya obat-obatan yang dikonsumsi oleh
dari pengungkapan penayakit yang pasien, jumlah dokter yang menangani, terapi-
terapi yang sudah dijalani, juga lamanya
10
4
Bekti Suryani. Paduan Yuridis Penyelenggeraan Praktek perawatan. Keseluruhan data tersebut dicatat
Kedokteran. Dunia Cerdas. Yogyakarta, 2013. Hlm, 117.
5
secara lengkap di dalam berkas rekam medis.
Danny Wiradharma. Hukum Kedokteran. Binarupa Oleh karena itu, kepada pasien diberikan hak
Aksara. Jakarta, 2013. Hlm, 68.
6
J. Guwandi. Hukum Medik. Fakultas Kedokteran
untuk mengakses materi/ data (sic!) rekam
Universitas Indonesia, Jakarta. 2004, hlm. 232.
7 9
Eka Julianta Wahjoepramono. Konsekuensi Hukum Bekti Suryani. Paduan Yuridis Penyelenggeraan Praktek
Dalam Proses Medik. Karya Putra Darwati. Bandung, 2012. Kedokteran. Dunia Cerdas. Yogyakarta, 2013. Hlm, 107.
10
Hlm, 117. Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang
8
J. Guwandi. Hukum Medik. Fakultas Kedokteran Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta.
Universitas Indonesia, Jakarta. 1992, hlm. 51-52. 2013, hlm. 33.

154
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

medis, sehingga tidak akan ada keraguan yang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.14
timbul mengenai tindakan-tindakan medis yang Kewajiban untuk menjaga rahasia penyakit
telah diterimanya serta besarnya biaya pasien diatur dalam PP No. 26 Tahun 1960,
perawatan yang dibebankan kepadanya. KODEKI. UU No. 36 Tahun 2009, dan KUHP.
Pengaturan kewajiban menjaga rahasia
Ad.2. Hak Atas Kerahasiaan Rekam Medis penyakit pasien di dalam peraturan perundang-
Salah satu hak sekunder dalam bidang undangan di Indonesia tersebut merupakan
kesehatan adalah hak atas privacy.Inti dari hak jaminan atas hak pasien atas kerahasiaan rekam
ini adalah suatu kewenangan untuk tidak medis. Meskipun telah diatur seeara formal,
diganggu. Setiap orang berhak untuk tidak hak pasien atas kerahasiaan rekam medis tidak
dicampuri urusan pribadinya oleh orang lain bersifat mutlak.15 Ada beberapa alasan
tanpa persetujuannya. Termasuk juga bebas pengecualian yang membolehkan dibukanya
dari penderitaan yang tidak dikehendakinya.11 rahasia atas rekam medis pasien, yaitu:
Hak atas privacy ini melahirkan hak atas rahasia 1. Izin dari pasien
kedokteran. Rahasia kedokteran secara singkat Dasar pembenaran yang terpenting dalam
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang pengungkapan rekam medis pasien oleh
menyangkut keadaan diri pasien berkaitan dokter adalah adanya izin dari pasien
dengan penyakitnya yang disadari atau tidak sebagai pemilik isi darirekam medis. Oleh
disampaikan kepada dokter, atau dapat juga karena itu seorang pasien berhak untuk
diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui memutuskan memberi izin kepada rahasia
oleh dokter dalam rangka mengobati atau untuk mengungkapkan.16 Apabila pasien
merawat pasien.12 telah memberi izin, maka dokter dibebaskan
Pada dasarnya, hubungan yang terjadi dari kewajiban untuk berdiam. Izin tersebut
antara dokter dan pasien didasarkan atas sikap dapat dinyatakan secara jelas, baik tertulis,
saling percaya antara keduanya, sehingga lisan, maupun tersurat.17 Pemberian izin
apabila pasien mengungkapkan keluhan- secara tersirat dapat terjadi ketika pasien
keluhan penyakitnya kepada dokter maupun manjalani rawat inap di suatu sarana
tenagakesehatan lainnya, dengan sendirinya pelayanan kesehatan. Dalam kondisi
pasien berharap agar segala sesuatu itu tersebut, pasien di anggap telah
disimpan sebagai rahasia oleh tenaga kesehatan memberikan izinnya kepada dokter yang
yang merawamya dan tidak diberikan kepada merawatnya untuk mengadakan konsultasi
pihak-pihak lain.13 Oleh karena segala sesuatu dengan dokter ahli, memberitahukan
yang berkaitan dengan penyakit pasien serta penyakitnya kepada para asistensi dan para
upaya penyembuhan yang telah dijalaninya di perawat, ataupun menitipkan berkas rekam
suatu sarana pelayanan kesehatan dicatat medis kepada sarana pelayanan
18
dalam berkas rekam medis, maka dapat kesehatan.
dipastikan bahwa pasien berhak atas 2. Adanya kepentingan umum yang lebih tinggi
kerahasiaan rekam medisnya. Pihak-pihak yang Dalam hubungan pelayanan kesehatan, ada
diwajibkan menjaga kerahasiaan rekam medis kalanya seorang dokter (tenaga kesehatan)
pasien adalah seperti yang disebutkan dalam terbentur kepentingan-kepentingan yang
Pasal 3 PP No. 10 Tahun 1966, yaitu: Tenaga berlawanan, di mana di suatu pihak dokter
kesehatan; Mahasiswa kedokteran, murid yang wajib menjaga kerahasiaan rekam medis
bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pasien, tetapi di lain pihak dokter tersebut
pengobatan, dan/ atau perawatan dan orang
14
Lihat Pasal 3 PP No. 10 Tahun 1966.
11 15
Freddy Tengker. Hukum Kesehatan Kini dan Disini. Lihat PP No. 26 Tahun 1960. KODEKI. UU No. 36 Tahun
Mandar Maju. Bandung, 2010. Hlm, 75. 2009, dan KUHP.
12 16
Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang Danny Wiradharma. Hukum Kedokteran. Binarupa
Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta. Aksara. Jakarta, 2013. Hlm, 77.
17
2013, hlm. 35. Syahrul Machmud. Penegakan Hukum Dan Perlindungan
13
Syahrul Machmud. Penegakan Hukum Dan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Medikal
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Malprakter. Karya Putra Darwati. Bandung, 2012. Hlm,
Medikal Malprakter. Karya Putra Darwati. Bandung, 2012. 112.
18
Hlm, 119. Ibid, hlm. 113.

155
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

harus mengungkapkan penyakit pasien dari menuntut gantikerugian berdasarkan Pasal


kepentingan umum yang lebih tinggi.19 1365, Pasal 1366, dan Pasal 1367
Dalam hal ini, dokter diperbolehkan untuk KUHPerdata.24
mengungkapkan rahasia penyakit pasien Dengan adanya ketentuan-ketentuan
selama alasan pengungkapannya diatur di tersebut, diharapkan tidak ada kasus-kasus
dalam undan-gundang. malpraktek yang lolos dari jeratan hukum.
Peraturan perundang-undangan yang Mengingat perjanjian yang terjadi antara
memungkinkan pelanggaran rahasia tenaga kesehatan dan pasien adalah
kedokteran antara lain Pasal 48 KUHP inspanningsverbintenis yaitu berdasarkan pada
mengenai keadaan memaksa, Pasal 50 KUHP, usaha yang maksimal, maka apabila pasien
yaitu karena menjalankan ketentuan menuntut tenaga kesehatan atas kerugian yang
perundang-undangan, dan Pasal 51 KUHP dideritanya,pasien yang bersangkutan itulah
karena perintah jabatan yang sah.20 (penggugat) yang harus mengajukan bukti-bukti
agar dapat diketahui ada atau tidaknya
B. Kedudukan Hukum Rekam Medis Dalam kesalahan tenaga kesehatan sebagai pihak
Pembuktian Perkara Malpraktek di Bidang tergugat.25 Salah satu bukti yang dapat diajukan
Kedokteran Berdasarkan KUHAP oleh pasien adalah rekam medis.Dari rekam
Pada saat bentuk-bentuk malpraktek dari medis pasien dapat diketahui apakah tindakan
sudut etik kedokteran seperti yang medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dikemukakan di atas benar-benar terjadi, maka telah sesuai dengan standar profesi medis,
apabila dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan ataukah justru memenuhi unsur-unsur
26
normatif yang berlaku, maka tenaga kesehatan kesalahan.
yang terbukti melakukan malpraktek Dapat dijadikannya rekam medis sebagai alat
kedokteran dapat dikenakan sangsi sebagai pembuktian dalam perkara malpraktek
berikut: kedokteran dikarenakan rekam medis memuat
a. Apabila malpraktek yang dilakukan oleh catatan-catatan mengenai hasil pemeriksaan
tenaga kesehatan masih dalam taraf fisik, seluruh tindakan medis, serta pengobatan
pelangaran etik, maka tenaga kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
tersebut akan dikenakan sanksi administratif berdasarkan persetujuan yang diberikan oleh
berdasarkan Pasal 54 ayat (1) UU No. 36 pasien selama pasien menjalani perawatan di
Tahun 2009.21 sarana pelayanan kesehatan, di mana
b. Apabila malpraktek yang dilakukan oleh kesemuanya itu ditulis oleh tenaga kesehatan
tenaga kesehatan mengakibatkan kematian berdasarkan apa yang diketahuinya sesuai
pasien, maka tenaga kesehatan tersebut pengetahuan dan keahlian yang dimiliki dalam
dapat dikenai sangsi berdasarkan Pasal 359 menjalankan profesinya. Untuk menunjang
KUHP.22 fungsinya sebagai alat bukti, dalam pengisian
c. Apabila malpraktek dilakukan oleh tenaga rekam medis, tenaga kesehatan diwajibkan
kesehatan mengakibatkan luka-luka berat untuk mengisi selengkap-lengkapnya dan
bagi pasien, maka tenaga kesehatan membubuhkan tanda tangan demi menjamin
tersebut dapat dikenai sangsi berdasarkan keakuratan suatu rekam medis yang dibuat.
Pasal 360 KUHP.23 Apabila uraian-uraian di atas dikaitkan dengan
d. Apabila malpraktek yang dilakukan oleh Pasal 184 ayat (1) tentang macam-macam alat
tenaga kesehatan mengakibatkan kerugian bukti, yaitu yang terdiri dari keterangan saksi,
bagi pasien dan walaupun tidak sampai keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan
mengakibatkan kematian maupun luka
berat, akan tetapi pasien tersebut berhak 24
Lihat Pasal 1365, Pasal 1366, dan Pasal 1367 KUH
Perdata.
19 25
Danny Wiradharma Hukum Kedokteran. Binarupa Danny Wiradharma. Hukum Kedokteran. Binarupa
Aksara. Jakarta, 2013. Hlm, 78. Aksara. Jakarta, 2013. Hlm, 98.
20 26
Lihat Pasal 48 KUHP, Pasal 50 KUHP, dan Pasal 51 KUHP. H. Syahrul Machmud. Penegakan Hukum dan
21
Lihat Pasal 54 Ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009. Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan
22
Lihat Pasal 359 KUHP. Medikal Malpraktek. Karya Putra Darmawati, Bandung.
23
Lihat Pasal 360 KUHP. 2012, hlm. 316.

156
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

terdakwa, maka dapat diketahui bahwa rekam serta rangkaian tahapan yang telah dijalani
medis memiliki fungsi ganda dalam pasien sebagai upaya penyembuhan.
kedudukannya sebagai alat bukti.27 Rekam Materi rekam medis yang boleh diakses
medis dapat dianggap sebagai alat bukti tidak meliputi semua catatan yang telah
keterangan ahli sekaligus sebagai alat bukti dibuat oleh tenaga kesehatan dalam rangka
surat. Sebagai alat bukti keterangan ahli, rekam mengobati pasien, melainkan hanya
medis dapat diberikan atas permintaan penyidik catatan-catatan yang dibuat oleh tenaga
pada taraf penyidikan.Permintaan penyidik kesehatan yang bersangkutan,
yang dimaksud tentunya disertai dengan kuasa diperolehnya, dan hanya berkaitan dengan
tertulis dari pasien. Atas permintaan penyidik pasien itu sendiri.Pada prakteknya, hak
ini, tenaga kesehatan yang bertanggung jawab akses pasien terhadap materi rekam medis
atas rekam medis seorang pasien tertentu hanya dapat terwujud dengan memberikan
dapat memberikan fotocopy rekam medis fotocopy atas biaya pasien sendiri. Hak
pasien tersebut atau membuat laporan tertulis pasien atas kerahasiaan rekam medis tidak
berupa resume dari apa yang tercantum dalam bersifat mutlak, dalam arti tenaga
rekam medis.28 Baik rekam medisnya sendiri kesehatan boleh mengungkapkannya
maupun resume atas rekam medis tersebut dengan alasan pasien sebagai pemilik
telah dibuat oleh tenaga kesehatan dengan rahasia telah memberikan izin serta adanya
mengingat sumpah pada waktu tenaga kepentingan umum yang lebih tinggi.
kesehatan tersebut menerima jabatan. 2. Dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP disebutkan
Dengan tata cara dan bentuk laporan tenaga 5 (lima) macam alat bukti yang sah
kesehatan yang demikian tersebut, yaitu menurut undang-undang yaitu keterangan
keterangan yang dituangkan dalam rekam saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan
medis maupun resumenya, telah mempunyai keterangan terdakwa.Oleh karena rekam
sifat dan nilai sebagai alat bukti yang sah medis berisi catatan-catatan mengenai
menurut undang-undang. Rekam medis juga penyakit pasien yang dibuat oleh tenaga
dapat dianggap sebagai alat bukti yang sah kesehatan berdasarkan keahlian yang
karena rekam medis memenuhi syarat-syarat dimilikinya dan dibuat di atas sumpah- pada
untuk dapat disebut sebagai surat menurut waktu tenaga kesehatan tersebut, maka
Pasal 187 KUHAP, di antaranya dibuat di atas dapat disimpulkan bahwa rekam medis
sumpah jabatan.29 dapat digolongkan sebagai alat bukti
Sesuai dengan sistem pembuktian yang keterangan ahli sekaligus sebagai alat bukti
berlaku di Indonesia, yaitu sistem pembuktian surat.Dalam kedudukannya sebagai alat
menurut undang-undang secara negatif, rekam bukti ini, rekam medis tidak mempunyai
medis dalam kedudukannya sebagai alat bukti kekuatan pembuktian yang mengikat,
(baik sebagai alat bukti keterangan ahli maupun melainkan mempunyai nilai kekuatan
sebagai alat bukti surat), tidak mempunyai nilai pembuktian yang bebas. Kenyataannya
kekuatan pembuktian yang mengikat. Hakim hakim masih sangat berperan dalam
bebas menilainya dan tidak terikat kepadanya. memutuskan ada atau tidaknya kesalahan
Atau dengan kata lain rekam medis mempunyai terdakwa berdasarkan rekam medis itu.
nilai kekuatan pembuktian yang "bebas".
B. Saran
PENUTUP 1. Pencatatan segala sesuatu mengenai
A. Kesimpulan penyakit pasien dalam berkas rekam medis
1. Hak akses pasien terhadap materi rekam seringkali dianggap sebagai hal yang remeh
medis diberikan mengingat isi dari rekam bagi sebagian tenaga kesehatan, padahal
medis merupakan rahasia milik pasien rekam medis dapat dijadikan alat yang
karena berkenaan dengan jenis penyakit dapat memberikan perlindungan hukum
bagi tenaga kesehatan itu sendiri. Di
27
Lihat Pasal 184. Ayat (1) KUHP samping itu, berkaitan dengan rekam medis
28
J. Guwandi. Hukum Medik. Fukulas Kedokteran
itu sendiri, terdapat beberapa hak pasien
Universitas Indonesia. Jakarta, 2004. Hlm, 232.
29
Lihat Pasal 187 KUHP yang harus diwujudkan karena telah

157
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

dijamin pemerintah dalam peraturan Poernomo, Bambang,Azas-azas Hukum Pidana,


perundang-undangan. Jakarta, Ghalia Indonesia, 1984.
2. Atas dasar kepentingan-kepentingan di Seno Adji,Oemar., Etika Profesional dan Hukum
atas, tenaga kesehatan hendaknya lebih Pertanggungjawaban Pidana Dokter, Profesi
teliti dalam membuat/ mengisi rekam Dokter, Erlangga, Jakarta, 1991.
medis, dan agar mengusahakan untuk Sjarif, Amiroedin.,Perundang-undangan, Dasar,
mengisi rekam medis dengan selengkap- Jenis, dan TeknikMembuatnya, Rineka Cipta.
lengkapnya supaya rekam medis dapat Jakarta. 1997.
benar-benar memenuhi fungsi-fungsinya, Soekanto, Soerjono., Aspek Hukum Kesehatan
terlebih lagi apabila diperlukan sebagai alat (Suatu Kumpulandan Catatan)1IND-HILL-CO,
bukti di pengadilan dan juga nilai kekuatan Jakarta 1989.
rekam medis sebagai alat bukti harus Soeprapto, Maria Farida Indrati.,Ilmu
mengikat hakim dalam mengambil Perumdang-undangan, Kanisius, Yogyakarta,
keputusan. 1998.
Supriadi, Wila Chandrawila.,Hukum Kedokterun,
DAFTAR PUSTAKA C.V. Mandar Maju, Bandung, 2001
Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Suryadhimirtha, Rianto.,Hukum Malpraktek
Kumpulan Karya Tulis BidangHukum, Kedokteran, Total Media, Yogyakarta, 2011.
Jakarta, 1993. Suryani, Bhekti.,Paduan Yuridis Penyelengaraan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Praktik Kedokteran, Dunia Cerdas,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Yogyakarta, 2013.
Pedoman PengelolaanRekam Medis Rumah Syahrizal, Darda dan Senja, Nilasari., Undang-
Sakit di Indonesia, Jakarta, 1997. Undang Praktik Kedokteran dan Aplikainya,
Guwandi, J., Trilogi RahasiaKedokteran, Balai Dunia Cerdas, Jakarta, 2013.
Penerbit FKUI, Jakarta, 1992. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
------------.,Tindakan Medik dan Tanggung Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Jawab Produk Medik, Balai Penerbit FKUI, Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
Jakarta, 1992. 1991.
Hanafiah, M. Jusuf dan Amir, Amri.,Etika Tengker, Freddy.,Hukum Kesehatan Kini Dan
Kedokteran dan Hukum Kesehatan, EGC, Disini, Mandar Maju, Bandung, 2010.
Jakarta, 1999. Triwibowo, Cecep., Etika dan Hukum
Harahap, M. Yahya.,Pembahasan Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta, 2014.
Permasalahan dan PenerapanKUHAP,Sinar Wahjoepramono, Eka Julianta., Kosekuensi
Grafika, Jakarta, 2000. Hukum Dalam Profesi Medik, Karya Putra
Koeswadji, Hermien Hediati.,Hukum Darwanti, Bandung, 2012.
KedokteranlCitra Aditya Bakti, Bandung, Wiradharma, Danny.,Hukum Kedokteran,
1998. Binarupa Aksara, Jakarta, 1995.
Komalawati, Veronica., Peranan Informed Wiradharma, Danny.,Hukum Kedokteran,
Concent Dalam Transaksi Terapeutik, Suatu Binarupa Aksara. Jakarta, 2013.
Tinjauan Yuridis Persetujuan Dalam
Persetujuan Dokter dan Pasien, P.T. Citra Peraturan Perundang-undangan :
Aditya Bakti. Bandung. 1999. Staatsblad 1847 Nomor 23 Tentang
Machmud, Syahrul.,Penegakan Hukum Dan Pemberlakuan BW Nederland di Indonesia.
Perlindungan Bagi Dokter Yang Diduga Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Melakukan Medikal Malpraktek, Karya Putra Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum
Darwati, Bandung, 2012. Pidana (KUHP).
Mariyanti, Ninik.,Malapraktik Kedokteran Dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Segi Hukum Pidana dan Perdata, Bina Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang
Aksara, Jakarta, 1998. Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Moeljatno,Azaz-Azaz Hukum Pidana, PT Bina Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Aksara, Jakarta, 1991. Tahun 1992 Tentang Kesehatan.

158
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 29


Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1966 Tentang Wajib
Simpan Rahasia Kedokteran.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 585/ Men.Kes/ Per/ IX/
1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 749 a/ Men.Kes/ Per/ XIl/
1989 Tentang Rekam Medis/ Medical
Record.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 438/ Men.Kes/ SK/ X/
1983 Tentang Berlakunya Kode Etik
Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di
Indonesia.

159

Anda mungkin juga menyukai