2/April/2015
151
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
medis yang baik pula dari sarana pelayanan pelayanan medis.9 Dengan kata lain
kesehatan tersebut.5 penyampaian informasi dari pasien tentang
Salah satunya adalah dengan mencatat penyakitnya dapat mempengaruhi perawatan
segala hal tentang riwayat penyakit pasien, pasien.
dimulai ketika pasien datang, hingga akhir tahap Informasi tentang penyakit pasien itu
pengobatan di suatu sarana pelayanan diberikan antara lain dengan mengumpulkan
kesehatan. Dalam dunia kesehatan, catatan- catatan mengenai gangguan kesehatan yang
catatan tersebut dikenal dengan istilah rekam pernah dialami oleh pasien (rekam medis).10
medis.6 Dari rekam medis itu, dokter dapat mengetahui
Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen. Catatan yang dimaksut
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, merupakan uraian tentang identitas pasien,
pemeriksa, pengobatan, tindakan, dan diagnosis, pengobatan, sehingga ini dapat
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien menentukan tahap pengobatan yang baik serta
selama menjalani suatu sarana pelayanan akibat yang mungkin timbul untuk kemudian
kesehatan.7 diinformasikan kepada pasien. Rekam medis
Di setiap sarana pelayanan kesehatan, rekam juga dapat digunakan sebagai sarana untuk
medis harus ada untuk mempertahankan mengetahui pengobatan atau terapi-terapi yang
kualitas pelayanan profesional yang tinggi, telah diberikan kepada pasien, sehingga
untuk melengkapi / kebutuhan informasi perawatan untuk pasien dapat diteruskan.11
sebagai pendahuluan mengenai "informed Sebaliknya, seorang pasien yang menjalani
concent locum tenens", untuk kepentingan perawatan di suatu sarana pelayanan kesehatan
dokter pengganti yang meneruskan perawatan berhak mutlak untuk mengetahui penyakit yang
pasien, untuk referensi masa datang, serta diderita serta tahap-tahap pengobatan yang
diperlukan karena adanya hak untuk melihat sudah dia jalani, dalam kaitannya juga dengan
dari pasien.8 sejumlah uang yang harus dibayar oleh pasien
Dalam pelaksanaan pelayanan medis kepada maupun keluarganya sebagai biaya perawatan
pasien, informasi memegang peranan yang yang telah dijalani oleh pasien. Untuk itu dokter
sangat penting. Informasi tidak hanya penting atau dokter gigi dapat memberitahukan isi
bagi pasien, tetapi juga bagi dokter agar dapat rekam medis tersebut untuk kepentingan
menyusun dan menyampaikan informasi pasien.12
kedokteran yang benar kepada pasien demi Upaya pelayanan kesehatan tidak selalu
kepentingan pasien itu sendiri. Peranan diakhiri dengan kesembuhan pasien, melainkan
informasi dalam hubungan pelayanan sering kali pasien mengalami kerugian akibat
kesehatan mengandung arti bahwa pentingnya tindakan kelalaian, kesalahan, atau kurangnya
peranan informasi harus dilihat dalam kemampuan dokter dalam menangani seorang
hubungannya dengan kewajiban pasien selaku pasien sehingga menyebabkan terjadinya hasil
individu yang membutuhkan pertolongan untuk yang buruk terhadap pasien.13
mengatasi keluhan mengenai kesehatannya. Dalam profesi medik, perbuatan tanpa asas
Sehingga, harus diakui masyarakat Indonesia akan berdampak pada praktek kedokteran yang
masih belum terbiasa untuk secara aktif menyimpang, yang kemudian dikenal dengan
mendapatkan informasi dalam penggunaan malpraktek. Banyak persoalan malpraktek, atas
9
5
H. Syahrul Machmud. Penegakan Hukum dan Bhekti Suryani. Panduan Yuridis Penyelengaraan Praktik
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Kedokteran. Dunia Cerdas, Jakarta. 2013, hlm107.
10
Medikal Malpraktek. Karya Putra Darmawati, Bandung. Veronica Komalawati. Peranan Informed Concent Dalam
2012, hlm. 165. Transaksi Terapeutik Suatu Tinjauan Yuridis Persetujuan
6
Ibid, hlm. 215. Dalam Hubungan Dokter dan Pasien. P.T. Citra Aditya
7
Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang Bakti, Bandung. 1999, hlm.61.
11
Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta. Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang
2013, hlm. 31. Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta.
8
Oemar Seno Adji. Etika Profesional dan Hukum 2013, hlm
12
Pertanggungjawaban Pidana Dokter Profesi Dokter. Ibid, hlm. 35.
13
Erlangga, Jakarta. 1991, hlm. 131. Ibid, hlm. 99.
152
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
kesadaran hukum pasien, diangkat menjadi sarana pelayanan kesehatan yang dalam hal ini
masalah pidana.14 sebagai pihak tergugat, dari segala tuntutan
Malpraktek tidak hanya dapat dilakukan oleh hukum. Pemeriksaan kasus malpraktek
tenaga kesehatan saja, melainkan kaum kedokteran ini harus dilakukan melalui tahapan-
profesional dalam bidang lainnya yang tahapan penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
menjalankan prakteknya secara buruk, misalnya serta pemeriksaan di sidang pengadilan untuk
profesi pengacara, profesi notaris. Hanya saja membuktikan ada/ tidaknya kesalahan
istilah malpraktek pada umumnya lebih sering (kesengajaan/kealpaan) tenaga kesehatan
digunakan di kalangan profesi di bidang maupun sarana pelayanan kesehatan tempat
kesehatan/ kedokteran. Begitu pula dengan mereka bekerja.18
istilah malpraktek yang digunakan dalam skripsi Untuk membuktikan kesalahan
ini juga dititik beratkan pada malpraktek bidang (kesengajaan/ kealpaan) tenaga kesehatan
kedokteran, karena inti yang akan dibahas ataupun sarana pelayanan kesehatan tempat
dalam skripsi ini adalah mengenai kedudukan mereka bekerja dalam dugaan kasus malpraktek
rekam medis dalam pembuktian perkara kedokteran ini, hakim di pengadilan dapat
pidana.15 Agar lebih terfokus serta tetap menjadikan rekam medis pasien sebagai salah
memiliki keterkaitan dengan rekam medis, satu sumber atau bukti yang dapat diteliti.
maka dilakukan pengkhususan terhadap jenis Bertolak dari permasalahan-permasalahan di
perbuatan pidana yang dimaksud dalam tema atas, maka penulis merasa tertarik untuk
skripsi ini, yaitu malpraktek di dalam bidang menyusun skripsi yang berjudul: "Kedudukan
kedokteran. Rekam Medis Dalam Pembuktian Perkara
Berkenaan dengan kerugian yang sering Malpraktek Di Bidang Kedokteran ".
diderita pasien akibat kesalahan (kesengajaan/
kealpaan) para tenaga kesehatan karena tidak B. Rumusan Masalah
menjalankan praktek sesuai dengan standar 1. Bagaimanakah hak pasien atas rekam
profesinya,16 saat ini masyarakat telah medis?
memenuhi pengetahuan serta kesadaran yang 2. Bagaimanakah kekuatan hukum rekam
cukup terhadap hukum yang berlaku, sehingga medis dalam pembuktian perkara
ketika pelayanan kesehatan yang mereka malpraktek di bidang kedokteran
terima dirasa kurang optimal bahkan berdasarkan KUHAP?
menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan atau
dianggap telah terjadi malpraktek kedokteran, C. Metode Penelitian
masyarakat akan melakukan gugatan baik Pendekatan yang digunakan dalam
kepada sarana pelayanan kesehatan maupun penelitian ini adalah pendekatan normatif,
kepada tenaga kesehatan yang bekerja di artinya permasalahan yang ada diteliti
dalamnya atas kerugian yang mereka derita.17 berdasarkan peraturan perundang-undangan
Demi mewujudkan keadilan, memberikan yang ada.
perlindungan, serta kepastian hukum bagi
semua pihak. Dugaan kasus malpraktek PEMBAHASAN
kedokteran ini harus diproses secara hukum. A. Hak-hak Pasien Atas Rekam Medis
Proses ini tidak mutlak menjamin akan Seiring dengan berjalannya waktu, hak
mengabulkan tuntutan dari pihak pasien atau pasien tidak lagi menjadi hal asing dalam
keluarganya secara penuh, atau sebaliknya peraturan perundang-undangan di Indonesia.
membebaskan pihak tenaga kesehatan maupun Pernyataan ini dapat dibuktikan dari ketentuan
14
UU No. 23 Tahun 1992 (sebagaimana telah
Eka Julianti Wahjoepamono. Konsekuens Hukum dirubah dengan UU No. 36 Tahun 2009) yaitu di
Dalam Profesi Medik. Karya Putra Darwanti, Bandung.
2012, hlm. 81.
dalam Pasal 53 yang menegaskan tentang
15
Danny Wiradharma. Hukum Kedokteran. Binarupa kewajiban tenaga kesehatan untuk
Aksara. 2013, hlm. 97. menghormati hak-hak pasien dan dari
16
Cecep Triwibowo. Etika & Hukum Kesehatan. Nuha ketentuan UU No. 29 Tahun 2004 pasal 52. Di
Medika, Yogyakarta. 2004, hlm. 261.
17
Rianto Suryadhirmata. Hukum Malapraktik Kedokteran.
18
Total Media, Yogyakarta. 2011, hlm. 216. Ibid, hlm. 53-62.
153
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
samping itu, pemerintah Indonesia telah dideritanya oleh pasien kepada dokternya.
mengeluarkan PP No. 10 Tahun 1966, Oleh karena itu pasien pun berhak untuk
PERMENKES RI No. 749 a Tahun 1989, memperoleh informasi untuk mengetahui
PERMENKES No. 585 Tahun 1989 sebagai apa-apa saja yang telah dilakukan terhadap
peraturan-peraturan pelaksanaan yang juga dirinya dalam rangka penyembuhannya.
merupakan bukti jaminan pemenuhan atas hak- b. Hubungan hukum yang ada antara pasien
hak yang dimiliki pasien.4 dan dokter untuk berusaha menyembuhkan
Di antara keseluruhan hak-hak pasien yang (inspanningsverbintenis). Untuk mengetahui
telah dijabarkan di atas, terdapat hak-hak usaha dokter tersebut, pasien dapat melihat
pasien yang apabila dibatasi dalam lingkup yang berkas rekam medisnya. Di dalam
lebih sempit, dapat dikelompokkan sebagai hak- prakteknya hak akses pasien terhadap
hak pasien atas rekam medis.Hak-hak pasien rekam medisnya hanya dapat terwujud
atas rekam medis ini muncul karena pasien dengan memberikan fotocopynya.
adalah pemilik dari rekam medis yang telah c. Kelanjutan dari hak-hak asasi manusia. Hak
diisi.5 Pada saat masa pengobatan pasien di akses pasien terhadap medical record adalah
suatu sarana pelayanan kesehatan telah selesai, sebagai kelanjutan dari kewajiban dokter
pasien tersebut berhak atas informasi mengenai untuk memberi informasi kepada pasien.
rekam medisnya, dan dari segi praktis hal ini Apabila pasien boleh mengetahui apa yang
memberikan hak untuk memeriksa dan dideritanya, maka pasien itu pun boleh
membuat fotocopy.6 Walaupan pasien telah mengetahui pengobatannya.
menerima informasi mengenai rekam d. Dokter berkewajiban untuk menyerahkan
medisnya, pihak sarana pelayanan kesehatan berkas rekam medis yang telah diisi pada
tetap wajib menjaga kerahasiaan rekam medis petugas rumah sakit bagian rekam medis.
pasien, mengingat rekam medis merupakan Dalam proses pelaksanaan upaya
unsur dari kerahasiaan kedokteran. pengobatan terhadap seorang pasien di sarana
Agar menjadi lebih jelas, hak-hak pasien atas pelayanan kesehatan, hubungan hukum antara
rekam medis akan diulas lebih lanjut dalam tenaga kesehatan dan pasien merupakan suatu
uraian seperti yang diatur dalam undang- hubungan berdasarkan usaha yang maksimal
undang praktek kedokteran di bawah ini:7 (inspanningsverbintenis). Usaha maksimal itu
Ad.1. Hak Akses Pasien Terhadap Isi Rekam dapat diwujudkan dengan melakukan tindakan
Medis berdasarkan keahlian sesuai dengan standar
Hak akses pasien terhadap isi dari rekam profesi medis.9
medisnya merupakan kalanjutan dari hak atas Oleh karena segala tindakan tersebut
badan sendiri. Hak akses ini memastikan berkaitan dengan jiwa seorang pasien, maka
wewenang pasien untuk melihat atau jelas bahwa pasien berhak untuk mengetahui
mengcopy data (sic!) rekam medisnya sendiri. segala tindakan serta pengobatan apa saja yang
Menurut J. Guwandi, dasar dari hak akses telah dilakukan dan diberikan kepadanya. Hal
pasien terhadap rekam medisnya adalah:8 ini berkaitan juga dengan dengan kewajiban
a. Data (sic!) medik yang tercantum di dalam pasien untuk membayar biaya perawatan yang
berkas rekam medis adalah data-data pada umumnya ditentukan berdasarkan
pribadi pasien yang merupakan tindak lanjut banyaknya obat-obatan yang dikonsumsi oleh
dari pengungkapan penayakit yang pasien, jumlah dokter yang menangani, terapi-
terapi yang sudah dijalani, juga lamanya
10
4
Bekti Suryani. Paduan Yuridis Penyelenggeraan Praktek perawatan. Keseluruhan data tersebut dicatat
Kedokteran. Dunia Cerdas. Yogyakarta, 2013. Hlm, 117.
5
secara lengkap di dalam berkas rekam medis.
Danny Wiradharma. Hukum Kedokteran. Binarupa Oleh karena itu, kepada pasien diberikan hak
Aksara. Jakarta, 2013. Hlm, 68.
6
J. Guwandi. Hukum Medik. Fakultas Kedokteran
untuk mengakses materi/ data (sic!) rekam
Universitas Indonesia, Jakarta. 2004, hlm. 232.
7 9
Eka Julianta Wahjoepramono. Konsekuensi Hukum Bekti Suryani. Paduan Yuridis Penyelenggeraan Praktek
Dalam Proses Medik. Karya Putra Darwati. Bandung, 2012. Kedokteran. Dunia Cerdas. Yogyakarta, 2013. Hlm, 107.
10
Hlm, 117. Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang
8
J. Guwandi. Hukum Medik. Fakultas Kedokteran Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta.
Universitas Indonesia, Jakarta. 1992, hlm. 51-52. 2013, hlm. 33.
154
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
medis, sehingga tidak akan ada keraguan yang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.14
timbul mengenai tindakan-tindakan medis yang Kewajiban untuk menjaga rahasia penyakit
telah diterimanya serta besarnya biaya pasien diatur dalam PP No. 26 Tahun 1960,
perawatan yang dibebankan kepadanya. KODEKI. UU No. 36 Tahun 2009, dan KUHP.
Pengaturan kewajiban menjaga rahasia
Ad.2. Hak Atas Kerahasiaan Rekam Medis penyakit pasien di dalam peraturan perundang-
Salah satu hak sekunder dalam bidang undangan di Indonesia tersebut merupakan
kesehatan adalah hak atas privacy.Inti dari hak jaminan atas hak pasien atas kerahasiaan rekam
ini adalah suatu kewenangan untuk tidak medis. Meskipun telah diatur seeara formal,
diganggu. Setiap orang berhak untuk tidak hak pasien atas kerahasiaan rekam medis tidak
dicampuri urusan pribadinya oleh orang lain bersifat mutlak.15 Ada beberapa alasan
tanpa persetujuannya. Termasuk juga bebas pengecualian yang membolehkan dibukanya
dari penderitaan yang tidak dikehendakinya.11 rahasia atas rekam medis pasien, yaitu:
Hak atas privacy ini melahirkan hak atas rahasia 1. Izin dari pasien
kedokteran. Rahasia kedokteran secara singkat Dasar pembenaran yang terpenting dalam
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang pengungkapan rekam medis pasien oleh
menyangkut keadaan diri pasien berkaitan dokter adalah adanya izin dari pasien
dengan penyakitnya yang disadari atau tidak sebagai pemilik isi darirekam medis. Oleh
disampaikan kepada dokter, atau dapat juga karena itu seorang pasien berhak untuk
diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui memutuskan memberi izin kepada rahasia
oleh dokter dalam rangka mengobati atau untuk mengungkapkan.16 Apabila pasien
merawat pasien.12 telah memberi izin, maka dokter dibebaskan
Pada dasarnya, hubungan yang terjadi dari kewajiban untuk berdiam. Izin tersebut
antara dokter dan pasien didasarkan atas sikap dapat dinyatakan secara jelas, baik tertulis,
saling percaya antara keduanya, sehingga lisan, maupun tersurat.17 Pemberian izin
apabila pasien mengungkapkan keluhan- secara tersirat dapat terjadi ketika pasien
keluhan penyakitnya kepada dokter maupun manjalani rawat inap di suatu sarana
tenagakesehatan lainnya, dengan sendirinya pelayanan kesehatan. Dalam kondisi
pasien berharap agar segala sesuatu itu tersebut, pasien di anggap telah
disimpan sebagai rahasia oleh tenaga kesehatan memberikan izinnya kepada dokter yang
yang merawamya dan tidak diberikan kepada merawatnya untuk mengadakan konsultasi
pihak-pihak lain.13 Oleh karena segala sesuatu dengan dokter ahli, memberitahukan
yang berkaitan dengan penyakit pasien serta penyakitnya kepada para asistensi dan para
upaya penyembuhan yang telah dijalaninya di perawat, ataupun menitipkan berkas rekam
suatu sarana pelayanan kesehatan dicatat medis kepada sarana pelayanan
18
dalam berkas rekam medis, maka dapat kesehatan.
dipastikan bahwa pasien berhak atas 2. Adanya kepentingan umum yang lebih tinggi
kerahasiaan rekam medisnya. Pihak-pihak yang Dalam hubungan pelayanan kesehatan, ada
diwajibkan menjaga kerahasiaan rekam medis kalanya seorang dokter (tenaga kesehatan)
pasien adalah seperti yang disebutkan dalam terbentur kepentingan-kepentingan yang
Pasal 3 PP No. 10 Tahun 1966, yaitu: Tenaga berlawanan, di mana di suatu pihak dokter
kesehatan; Mahasiswa kedokteran, murid yang wajib menjaga kerahasiaan rekam medis
bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pasien, tetapi di lain pihak dokter tersebut
pengobatan, dan/ atau perawatan dan orang
14
Lihat Pasal 3 PP No. 10 Tahun 1966.
11 15
Freddy Tengker. Hukum Kesehatan Kini dan Disini. Lihat PP No. 26 Tahun 1960. KODEKI. UU No. 36 Tahun
Mandar Maju. Bandung, 2010. Hlm, 75. 2009, dan KUHP.
12 16
Darda Syahrizal & Senja Nilasari. Undang-Undang Danny Wiradharma. Hukum Kedokteran. Binarupa
Praktek Kedokteran & Aplikasinya. Dunia Cerdas, Jakarta. Aksara. Jakarta, 2013. Hlm, 77.
17
2013, hlm. 35. Syahrul Machmud. Penegakan Hukum Dan Perlindungan
13
Syahrul Machmud. Penegakan Hukum Dan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Medikal
Perlindungan Hukum Bagi Dokter Yang Diduga Melakukan Malprakter. Karya Putra Darwati. Bandung, 2012. Hlm,
Medikal Malprakter. Karya Putra Darwati. Bandung, 2012. 112.
18
Hlm, 119. Ibid, hlm. 113.
155
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
156
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
terdakwa, maka dapat diketahui bahwa rekam serta rangkaian tahapan yang telah dijalani
medis memiliki fungsi ganda dalam pasien sebagai upaya penyembuhan.
kedudukannya sebagai alat bukti.27 Rekam Materi rekam medis yang boleh diakses
medis dapat dianggap sebagai alat bukti tidak meliputi semua catatan yang telah
keterangan ahli sekaligus sebagai alat bukti dibuat oleh tenaga kesehatan dalam rangka
surat. Sebagai alat bukti keterangan ahli, rekam mengobati pasien, melainkan hanya
medis dapat diberikan atas permintaan penyidik catatan-catatan yang dibuat oleh tenaga
pada taraf penyidikan.Permintaan penyidik kesehatan yang bersangkutan,
yang dimaksud tentunya disertai dengan kuasa diperolehnya, dan hanya berkaitan dengan
tertulis dari pasien. Atas permintaan penyidik pasien itu sendiri.Pada prakteknya, hak
ini, tenaga kesehatan yang bertanggung jawab akses pasien terhadap materi rekam medis
atas rekam medis seorang pasien tertentu hanya dapat terwujud dengan memberikan
dapat memberikan fotocopy rekam medis fotocopy atas biaya pasien sendiri. Hak
pasien tersebut atau membuat laporan tertulis pasien atas kerahasiaan rekam medis tidak
berupa resume dari apa yang tercantum dalam bersifat mutlak, dalam arti tenaga
rekam medis.28 Baik rekam medisnya sendiri kesehatan boleh mengungkapkannya
maupun resume atas rekam medis tersebut dengan alasan pasien sebagai pemilik
telah dibuat oleh tenaga kesehatan dengan rahasia telah memberikan izin serta adanya
mengingat sumpah pada waktu tenaga kepentingan umum yang lebih tinggi.
kesehatan tersebut menerima jabatan. 2. Dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP disebutkan
Dengan tata cara dan bentuk laporan tenaga 5 (lima) macam alat bukti yang sah
kesehatan yang demikian tersebut, yaitu menurut undang-undang yaitu keterangan
keterangan yang dituangkan dalam rekam saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan
medis maupun resumenya, telah mempunyai keterangan terdakwa.Oleh karena rekam
sifat dan nilai sebagai alat bukti yang sah medis berisi catatan-catatan mengenai
menurut undang-undang. Rekam medis juga penyakit pasien yang dibuat oleh tenaga
dapat dianggap sebagai alat bukti yang sah kesehatan berdasarkan keahlian yang
karena rekam medis memenuhi syarat-syarat dimilikinya dan dibuat di atas sumpah- pada
untuk dapat disebut sebagai surat menurut waktu tenaga kesehatan tersebut, maka
Pasal 187 KUHAP, di antaranya dibuat di atas dapat disimpulkan bahwa rekam medis
sumpah jabatan.29 dapat digolongkan sebagai alat bukti
Sesuai dengan sistem pembuktian yang keterangan ahli sekaligus sebagai alat bukti
berlaku di Indonesia, yaitu sistem pembuktian surat.Dalam kedudukannya sebagai alat
menurut undang-undang secara negatif, rekam bukti ini, rekam medis tidak mempunyai
medis dalam kedudukannya sebagai alat bukti kekuatan pembuktian yang mengikat,
(baik sebagai alat bukti keterangan ahli maupun melainkan mempunyai nilai kekuatan
sebagai alat bukti surat), tidak mempunyai nilai pembuktian yang bebas. Kenyataannya
kekuatan pembuktian yang mengikat. Hakim hakim masih sangat berperan dalam
bebas menilainya dan tidak terikat kepadanya. memutuskan ada atau tidaknya kesalahan
Atau dengan kata lain rekam medis mempunyai terdakwa berdasarkan rekam medis itu.
nilai kekuatan pembuktian yang "bebas".
B. Saran
PENUTUP 1. Pencatatan segala sesuatu mengenai
A. Kesimpulan penyakit pasien dalam berkas rekam medis
1. Hak akses pasien terhadap materi rekam seringkali dianggap sebagai hal yang remeh
medis diberikan mengingat isi dari rekam bagi sebagian tenaga kesehatan, padahal
medis merupakan rahasia milik pasien rekam medis dapat dijadikan alat yang
karena berkenaan dengan jenis penyakit dapat memberikan perlindungan hukum
bagi tenaga kesehatan itu sendiri. Di
27
Lihat Pasal 184. Ayat (1) KUHP samping itu, berkaitan dengan rekam medis
28
J. Guwandi. Hukum Medik. Fukulas Kedokteran
itu sendiri, terdapat beberapa hak pasien
Universitas Indonesia. Jakarta, 2004. Hlm, 232.
29
Lihat Pasal 187 KUHP yang harus diwujudkan karena telah
157
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
158
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
159