KIE PASIEN
KASUS 19
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
KIE merupakan gabungan dari 3 kata yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Ketiga kata tersebut adalah:
1. Komunikasi
Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas
penyampaian informbaki serta pembentukan pendapat dan sikap. Memperoleh
tanggapan dari lawan bicara atau apa yang disampaikan dapat diterima oleh lawan
bicara merupakan harapan yang diinginkan saat berkomunikasi/menyampaikan sesuatu
kepada orang lain. Menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain/lawan bicara
dan membaktikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan dapat
dimengerti oleh orang lain adalah tujuan dari berkomunikasi. Komunikasi dapat
dilakukan secara verbal, yaitu dengan kata-kata baik secara lisan maupun tertulis, dan
secara non-verbal, yaitu komunikasi tanpa kata-kata (penampilan, kontak mata,
ekspresi wajah, dan postur tubuh) (Winugroho, 2008).
2. Informbaki
Informbaki merupakan pesan yang disampaikan kepada komunikan dari seorang
komunikator, pesan yang disampaikan dapat berupa fakta maupun data, untuk
dimanfaatkan dan diketahui oleh siapa saja. Sebagai contoh alat cek gula darah (alat
kesehatan) yang membutuhkan pengamanan bagi pemakainya, sehingga dalam
menggunakannya pasien (pemakai) perlu dibekali informbaki yang memadai, agar
terhindar dari kesalahan dalam penggunaan alat kesehatan. Kualitas informbaki akan
mempengaruhi sebuah informbaki yang disampaikan, apakah informbaki tersebut dapat
berguna atau tidak berguna bagi penerimanya. Sebuah informbaki akan berguna jika
kualitasnya baik dan informbaki tidak berguna jika kualitasnya buruk.
Syarat kualitas sebuah informbaki adalah:
a. Ketersediaan (availability)
Tersedianya sebuah informbaki merupakan syarat yang mendasar dari
sebuah informbaki. Sebuah informbaki harus dapat diperoleh bagi orang yang
membutuhkannya.
b. Mudah dipahami (comprehensibility)
Informbaki harus mudah untuk dipahami oleh pembuat/pengambil
keputusan, baik itu keputusan yang bersifat informbaki atau strategis yang
menyangkut pekerjaan.
c. Kesesuaian (relevant)
Informbaki yang dibutuhkan adalah informbaki yang benarbenar sesuai
dengan permbakalahan, tujuan dan misi organisasi (dalam konteks organisasi).
d. Kelengkapan (completeness)
Kelengkapan sebuah informbaki adalah cukup tidaknya sebuah informbaki
yang digunakan untuk membuat sebuah keputusan. Semakin banyak informbaki
yang diperoleh atau dikumpulkan bukan berarti lengkap atau semakin baik.
e. Ketepatan waktu (timeliness)
Ketepatan waktu adalah ketika diperlukan sebuah informbaki untuk
membuat sebuah keputusan, dan saat itu juga yang paling baik untuk memberikan
informbaki, sehingga diperoleh sebuah informbaki yang dibutuhkan.
f. Kemudahan akses (accessibility)
Kemudahan akses adalah kemudahan untuk seseorang dalam memperoleh
sebuah informbaki dan berhubungan erat dengan kelonggaran cara memperoleh
data/informbaki.
g. Akurat (accuracy)
Akurat dapat diartikan sebagai sebuah informbaki yang bersih dari kesalahan atau
kekeliruan, sehingga informbaki yang diperoleh cukup jelas dan mencerminkan
makna yang terkandung dari data pendukungnya.
h. Konsisten (consistent)
Konsisten dapat diartikan sebagai sebuah informbaki yang tidak mengandung
kontradiksi di dalam penyajiannya dan lebih mengacu pada jumlah informbaki yang
ditampilkan, karena hal tersebut merupakan syarat penting dalam pengambilan
keputusan (Rahayu, 2009).
3. Edukasi
Edukasi merupakan suatu kegiatan untuk mendorong terjadinya perubahan
baik pengetahuan, perilaku, sikap, dan keterampilan seseorang atau suatu kelompok
(mbakyarakat). Edukasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk
memberdayakan mbakyarakat dengan memberikan pengetahuan terkait terapi
pengobatan, dan mengikutsertakan pasien dalam mengambil sebuah keputusan
setelah mendapatkan sebuah edukasi, sehingga pengobatan yang diberikan atau yang
sedang dijalani oleh pasien dapat tercapai secara maksimal (Witjaksono, 2007).
Edukasi yang dapat disampaikan kepada pasien adalah hal-hal yang dapat
menunjang pengobatan yang diberikan, meliputi: cara menggunakan obat yang
benar, lama penggunaan obat, harapan setalah pengobatan, informbaki mengenai
interaksi obat, kapan harus kembali ke dokter, informbaki cara penanganan efek
samping, dan edukasi cara mengetahui obat yang sudah rusak/kadaluarsa serta cara
mengelolanya.
Penyampaian KIE merupakan sebuah tanggung jawab seorang apoteker.
Idealnya seorang apoteker baik diminta atau tidak, harus selalu pro aktif dalam
melaksanakan pelayanan KIE tentang terapi obat yang diberikan, sehingga
terjadinya medication error dapat dicegah (Hidayat, 2014).
B. Pengertian Stroke
Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsi saraf akut yang
disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak
(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.
Faktor risiko stroke yang tak dapat dimodifikasi
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Ras atau etnis
4. Riwayat keluarga
Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi
1. Faktor risiko yang sudah terbukti (intervensi berrmanfaat)
a. Hipertensi
b. Fibrilasi atrium
c. Merokok
d. Diabetes
e. Hiperlipidemia
f. Stenosis karotis
g. Riwayat serangan iskemik sepintas
h. Obesitas
i. Penyakit sel sabit
2. Faktor risiko yang belum terbukti (intervensi belum terbukti bermanfaat)
a. Penyakit jantung
b. Ruptur katup mitral
c. Ateroma arkus aorta
d. Inaktivitas fisik
e. Pola diet buruk
Diagnosis
Untuk mendapatkan diagnosis dan penentuan jenis patologi stroke, segera ditegakkan
dengan:
1. Algoritma Stroke
2. Pemeriksaan Penunjang
Untuk membedakan jenis stroke iskemik dengan stroke perdarahan dilakukan
pemeriksaan radiologi CT-Scan kepala. Pada stroke hemoragik akan terlihat adanya
gambaran hiperdens, sedangkan pada stroke iskemik akan terlihat adanya gambaran
hipodens.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang cepat, tepat, dan cermat memegang peranan besar dalam
menentukan hasil akhir pengobatan. Betapa pentingnya pengobatan stroke sedini mungkin,
karena ‘jendela terapi’ dari stroke hanya 3-6 jam. Hal yang harus dilakukan adalah:
Stabilitas pasien dengan tindakan ABC (Airway, breathing, Circulation)
Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas
Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin normal 0,9 % dengan kecepatan
20 ml/jam, jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air dan
salin 0, 45 %, karena dapat memperhebat edema otak
Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung
Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut
Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan lakukan foto rontgen toraks
Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan
trombosit, kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum, dan kreatinin), mbaka
protrombin, dan mbaka tromboplastin parsial
Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas darah
arteri, dan skrining toksikologi
Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
CT Scan atau resonansi magnetik bila alat tersedia
Terapi Pencegahan Stroke :
a. Terapi Antiplatelet
Antiplatelet dapat diberikan secara oral contohnya aspirin, memiliki
mekanisme aksi menghambat sintesis tromboksan yaitu senyawa yang
berperan dalam proses pembekuan darah. Apabila aspirin gagal maka dapat
diganti dengan pemberian klopidogrel atau tiklopidin (Ikawati, 2014)
b. Terapi Antikoagulan
Terapi antikoagulan sebagai pencegahan mbakih dalam penelittian. Antikoagulan
diperkirakan efektif untuk pencegahan emboli jantung pada pasien stroke yang
mengalami fibrilasi artrial dan memiliki riwayat transient ischemic attack (TIA)
(Saxena, 2004).
c. Terapi Antihipertensi
INFORMBAKI OBAT
1. FARMADRAL 10 mg
Kategori : Hipertensi
Efek Samping : Hati-hati dengan riwayat anafilaksis berat terhadap alergen; pasien
yang menggunakan beta-blocker menjadi lebih sensitif terhadap kekambuhan. Pengobatan
anafilaksis (misalnya, epinefrin) pada pasien yang menggunakan beta-blocker mungkin tidak
efektif atau menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Kategori : Jantung
Dosis : Angina / penyakit arteri koroner Oral: 2,5-9 mg 2-4 kali / hari
(hingga 26 mg 4 kali / hari). Sublingual: 0,2-0,6 mg setiap 5 menit untuk maksimum 3 dosis
dalam 15 menit; dapat juga menggunakan profilaksis 5-10 menit sebelum aktivitas yang dapat
memicu serangan. (Sec. DIH)
Indikasi Umum : Sebagai obat anti trombotik terutama pada pencegahan dan pengobatan
berbagai keadaan trombosis atau agregasi platelet (pembekuan darah) yang terjadi pada tubuh
terutama pada saat mengalami serangan jantung atau pada penyakit jantung dan pasca stroke.
Komposisi : Acetosal 80 mg
Dosis : Stroke iskemik akut: Oral: 150-325 mg sekali sehari, dimulai dalam
waktu 48 jam (pada pasien yang bukan kandidat alteplase dan tidak menerima antikoagulasi
sistemik).
Efek Samping : Pasien dengan sensitivitas terhadap pewarna tartrazin, polip hidung,
dan asma mungkin memiliki peningkatan risiko sensitivitas salisilat dan hentikan penggunaan
jika tinnitus atau gangguan pendengaran terjadi.
Kasus 19
Di apotek datang seorang pasien laki-laki, Tn. Handika (55 th). Pasien membawa resep dari
dokter. Beliau bercerita bahwa sebulan yang lalu sempat dirawat di rumah sakit karena terkena
serangan stroke. Setelah menyiapkan obatnya, berikan KIE kepada pasien berkaitan dengan
obat yang diterimanya dan cara penggunaan obat tersebut.
Skrining Resep
a. Skrining Administratif
PADA RESEP
NO URAIAN
ADA TIDAK ADA
1 INSCRIPTIO
Identitas dokter √
Nama √
SIP √
Alamat praktek √
Nomor telepon √
Tempat penulisan resep √
Tanggal penulisan resep √
2 INVOCATIO
Tanda penulisan resep (R/) √
3 PRESCRIPTIO/ORDONATIO
Nama obat √
Bentuk sediaan √
Kekuatan obat √
Jumlah obat √
4 SIGNATURA
Aturan pakai obat √
5 SUBSCRIPTIO
Tanda tangan/paraf dokter √
6 PRO
Nama √
BB √
Umur √
Alamat √
b. Skrining Farmbaketis
Menurunkan efek
antihipertensi, jika
dikonsumsi
dengan OAINS.
Meningkatkan kadar
propranolol dalam darah
dan berisiko menimbulkan
perdarahan, jika
dikonsumsi bersama
dengan warfarin.
Menurunkan efek
menurunkan gula darah,
jika digunakan dengan
obat antidiabetes
atau insulin.
Meningkatkan risiko
hipotensi, jika digunakan
dengan obat bius.
Nitrokaf retard Hipertensi ortostatik, Anemia berat, trauma Potensi interaksi obat
reflex takikardi sakit kepala, pendarahan terjadi ketika digunakan
kepala, mengantuk, otak, glaucoma, bersamaan dengan obat
kemerahan pada kulit hipotensi, hamil, lain sehingga dapat
mengubah cara kerja obat.
Sebagai akibatnya, risiko
efek samping dapat
meningkat, obat
tidak bekerja, atau bahkan
menimbulkan efek
beracun yang
membahayakan
tubuh. Oleh sebab
itu, penting untuk
mengetahui obat apa saja
yang Anda konsumsi dan
beritahukan kepada
dokter.
Pasien Iya selamat siang mbak, saya mau menebus resep obat
Apoteker Baik pak kalo begitu saya boleh minta waktunya sebentar
untuk saya memberikan informasi mengenai obatnya?
Pasien Sudah mbak. Katanya saya dapat obat stroke karena memang
sebulan yang lalu saya sempat di rawat di rumah sakit karena
serangan stroke
Apoteker Baik pak jadi ini bapak mendapatkan 3 obat ya. Obat pertama
farmadral ini kandungannya propanolol HCl di minum sehari
1x 1 tablet 2 jam sesudah makan dan sebelum obat yang lain
ya pak, untuk obat yang ke dua Nitrokaf isinya gliserin
trinitrat di minum sehari 1x 1 tablet ya pak 2 jam sesudah
obat yang pertama untuk yang thrombo aspilet yang isinya
asetosal juga sama di minum 2 jam setelah obat yang pertama
sehari 1x 1 tablet
Apoteker Iya benar sekali, saya rasa bapak sudah cukup paham cara
penggunaan obatnya. Oh iya sebaikknya bapak perbanyak
minum air putih, makanan berserat, banyak istirahat
dan kalau bias rajin berolahraga ya pak